RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menunjukkan contoh perilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Mekah.
Menceritakan sejarah masa remaja kelahiran Nabi Muhammad saw.
Meneladani perjuangan Rasulullah saw. di Mekah.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian Skala Sikap
Penilaian “Membaca dengan Tartil”
Penilaian Diskusi
Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabiul awal tahun gajah yang bertepatan pada tanggal 20 April 571 Masehi. Tahun kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan peristiwa penyerangan oleh Raja Abrahah pada Ka’bah. Peristiwa ini dikisahkan Allah dalam Surah Al-Fil ayat 1 – 5.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya telah meninggal saat beliau berusia 6 bulan dalam kandungan. Ketika masih bayi, Nabi Muhammad diasuh oleh Halimah As-Sa’diyah dari Bani Saat, Kabilah Hawazin. Beliau diasuh hingga berusia 5 tahun.
Beliau ditinggal ibunya wafat saat masih berusia 6 tahun. Lalu diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Beliau mendapat kasih sayang dari kakeknya. Hanya selama 2 tahun, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya karena kakeknya meninggal saat nabi Muhammad berusia 8 tahun. Selanjutnya, beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib hingga beranjak dewasa.
Di situlah Nabi Muhammad diajar untuk menjalani kehidupan. Beliau belajar menggembala kambing milik pamannya. Menginjak remaja, beliau mulai mencari pekerjaan sebagai buruh di usia 10 tahun untuk menghidupi dirinya sendiri. Mulailah menjadi penggembala ternak milik orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas. Beliau sering makan dari tumbuhan liar yang terdapat di gurun.
Di situlah arti kehidupan beliau dapatkan. Perjuangan hidup, tanggungjawab, kesulitan hidup, kesendirian mampu menjadikan dirinya matang dalam menghadapi usianya.
Paman melihat kecerdasan dan kematangan keponakannya Itu.
Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad dikenalkan dengan dunia perdagangan. Masa remaja Nabi Muhammad telah diisi dengan aktivitas berdagang. Beliau belajar dari pamannya. Beliau ikut membawa barang dagangan yang diambil dari majikannya, Siti Khadijah. Nabi Muhammad ikut serta dalam rombongan kafilah dagang hingga ke negeri lain.
Suatu hari, rombongan kafilah dagang mereka sampai ke kota Basra di wilayah Syiria besar. Seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Talib dan mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal itu telah tertulis jelas dalam kitab-kitab kami.” Buhairah selanjutnya menyarankan kepada Abu Thalib, “melindungi anak muda ini dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa dia kembali ke Mekah.” Abu Thalib pun menuruti saran pendeta tersebut.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad mulai berdagang sendiri tanpa bantuan pamannya. Ia mengalami sendiri barang dagangannya dan memasarkannya. Ketika berdagang, Nabi Muhammad saw. sangat jujur, tidak pernah membohongi pembelinya, dan tidak pernah mengurangi timbangan. Nabi tidak pernah mengambil keuntungan yang besar, selalu berkata sopan, ramah dan penuh kasih sayang.
Nabi Muhammad memiliki pribadi yang mulia seperti berikut.
1) Berpendirian teguh
2) Bersemangat kerja yang tinggi
3) Memiliki kejujuran yang luar biasa.
4) Menjunjung tinggi amanah atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5) Mampu menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6) Menyamakan pelayanan terhadap para pembeli
7) Memiliki sifat percaya diri
8)Menampilkan keramahan dan kesopanan, serta kasih sayang kepada siapa saja.
Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun. Adapun Khadijah saat itu telah berusia 40 tahun. Dari pernikahannya dengan Khadijah dikarunia 7 orang anak, dengan 4 orang anak perempuan dan 3 anak laki-laki. Namun, ketiga anak laki-lakinya meninggal saat masih bayi.
Meskipun beliau hidup di tengah kaum kafir Quraisy yang gemar bermaksiat dan menyembah berhala, Nabi Muhammad tidak mengikuti tradisi kaum kafir Quraisy tersebut. Beliau tidak pernah sekalipun ikut menyembah berhala, juga tidak pernah berfoya-foya seperti orang-orang pada zaman itu.
Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad mendapat gelar “Al-Amin” yang artinya orang yang dapat dipercaya. Hal ini terjadi ketika ada peristiwa perbaikan ka’bah. Saat hendak mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya, terjadi perselisihan antar pemuka suku Quraisy yang masing-masing merasa berhak untuk mengembalikannya.
Akhirnya Nabi Muhammad dapat mendamaikan perselisihan tersebut dengan cara meletakkan Hajar Aswad pada sorbannya, lalu para pemuka suku Quraisy diminta bersama-sama mengangkat dan diletakkan ke tempat semula. Semua orang merasa puas dengan keputusan Nabi Muhammad saw..
Post a Comment