BREAKING NEWS

Watsapp

Showing posts with label ARTIKEL. Show all posts
Showing posts with label ARTIKEL. Show all posts

Monday, August 19, 2024

HUKUM MEMAKAN IKAN ASIN, BAGAIMANAKAH...?




Ikan asin yang haram dikonsumsi adalah ikan asin yang tidak dibuang kotorannya. Menurut kitab al-Jawahir antara ikan kecil dan ikan besar hukumnya sama. Namun menurut Imam Nawawi dan Imam Rofi'i boleh memakan ikan kecil yang kotorannya tidak dibuang. 

Catatan:    Ukuran besar dan kecilnya ikan dikembalikan pada kebiasaan masyarakat setempat, meski sampai seukuran dua jari atau lebih.  Menurut Imam Ibnu Hajar, Ibnu Ziyad, Imam Romli dan ulama' lain. Kotoran ikan yang kecil hukumnya suci. Bahkan menurut Imam Romli kotoran ikan yang besar juga suci, Sehingga menurut pendapat ini hukumnya boleh memakan ikan asin secara mutlak. 


Referensi :

ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ؛) ص ١٢ (

ﻭ ﻧﻘﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺠﻮﺍﻫﺮ ﻋﻦ ﺍﻻﺻﺤﺎﺏ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻛﻞ ﺳﻤﻚ ﻣﻠﺢ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻨﺰﻉ ﻣﺎ ﻓﻰ ﺟﻮﻓﻪ ﺍﻯ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺘ…

حاشية البجيرمي على الخطيب (13/ 193)

قَوْلُهُ : ( السَّمَكُ وَالْجَرَادُ ) قَالَ فِي الْمِنْهَاجِ وَلَوْ صَادَهُمَا مَجُوسِيٌّ قَالَ الْمَحَلِّيُّ وَلَا اعْتِبَارَ بِفِعْلِهِ .

وَالسَّمَكُ هُوَ كُلُّ حَيَوَانٍ يَكُونُ عَيْشُهُ فِي الْبَحْرِ عَيْشَ مَذْبُوحٍ وَلَوْ عَلَى صُورَةِ الْخِنْزِيرِ مَثَلًا وَمِنْهُ الْقِرْشُ وَمِنْ السَّمَكِ مَا لَا يُدْرَكُ الطَّرَفُ أَوَّلُهُ وَآخِرُهُ لِكِبَرِهِ وَتَحِلُّ سَمَكَةٌ فِي قَلْبِ سَمَكَةٍ مَا لَمْ تَتَفَتَّتْ وَتَتَغَيَّرْ وَيَحِلُّ مَا طَفَا عَلَى وَجْهِ الْمَاءِ وَانْتَفَخَ مَا لَمْ يَضُرَّ ، وَيَجُوزُ بَلْعُهُ وَقَلْيُهُ حَيًّا وَشَيُّهُ وَلَا يَنْجُسُ الدُّهْنُ بِمَا فِي جَوْفِهِ مِنْ الرَّوْثِ إنْ كَانَ صَغِيرًا وَيَنْبَغِي أَنَّ الْمُرَادَ بِالصَّغِيرِ مَا يَصْدُقُ عَلَيْهِ عُرْفًا أَنَّهُ صَغِيرٌ فَيَدْخُلُ فِيهِ كِبَارُ الْبَسَارِيَةِ الْمَعْرُوفَةِ بِمِصْرَ وَإِنْ كَانَ قَدْرَ أُصْبُعَيْنِ مَثَلًا كَمَا فِي ع ش عَلَى م ر .

لَا إنْ كَانَ كَبِيرًا وَكَذَا يُقَالُ فِي الْجَرَادِ وَمِنْ السَّمَكِ التُّرْسُ وَلَا نَظَرَ لِتَقَوِّيهِ بِنَابِهِ لِأَنَّهُ ضَعِيفٌ وَلَا بَقَاءَ لَهُ فِي غَيْرِ الْبَحْرِ ، بِخِلَافِ التِّمْسَاحِ لِقُوَّتِهِ وَحَيَاتِهِ فِي الْبَرِّ ا هـ .

وَفِي الْبَحْرِ مِنْ الْعَجَائِبِ مَا لَا يُسْتَطَاعُ حَصْرُهُ وَمِنْ أَنْوَاعِهِ الشَّيْخُ الْيَهُودِيُّ قَالَ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدٍ الْقَزْوِينِيُّ فِي عَجَائِبِ الْمَخْلُوقَاتِ : إنَّهُ حَيَوَانٌ وَجْهُهُ كَوَجْهِ الْإِنْسَانِ وَلَهُ لِحْيَه بيضاء وبدنه كبدن الضفدع، وشعره كشعر البقر، وهو في حجم العجل يخرج من البحر ليله السبت فيستمر حتي تغيب الشمس ليله الاحد فيثب كما يثب الضفدع ويدخل الماء 

وحكمه الحل لدخوله في عموم السمك والقرش بكسر القاف واسكان الراء المهمله وبالشين المعجمه في اخره دابه عظيمه من دواب البحر،

حاشية البجيرمي على الخطيب

واعلم أن الفسيخ  وهو ما ملح من سمك وطبق بعضه على بعض نجس نجاسة العين لا يطهر بالغسل لاختلاط أجزائه بصديد أجنبي وذلك في غير الطبقة العليا أما هي فطاهرة وهذا إذا طبق في إناء بخلاف ما إذا جعل في أرض محفورة فإنه طاهر لأن الصديد يغور في الأرض وكذا إذا ذبح السمك حال حياته وجعل فسيخا فإنه طاهر لأن التذكية تزيل الدم أما إذا أفرد السمك عن غيره فطاهر هذا حكم الصديد 

وأما حكم الروث فيعفى عنه في السمك الصغير دون الكبير فلا يجوز أكله إذا لم ينزع ما في جوفه لامتزاج لحمه بفضلاته التي في باطنه بواسطة الملح ويستثنى البطروخ فطاهر لأن بينه وبين الفضلات حائلا فإن ظرف الروث إذا انكسر لا يصل ذلك الروث إلى البطروخ ووصل إلى اللحم وامتزج به والله أعلم 

نهاية الزين ص ٤٣

Tuesday, August 15, 2023

HUKUM MEMINJAM UANG SECARA ONLINE DALAM KOMISI FATWA MUI


Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Abdul Muiz Ali dalam tulisannya Fenomena Pinjaman Online (Pinjol) dalam Telaah Fikih yang dilansir dari laman resmi MUI, Selasa (16/5/2023), menyebutkan bahwa pinjam uang dengan cara online hukumnya boleh.


Serah terima secara hukmiy (legal-formal/non-fisik) dianggap telah terjadi baik secara i'tibâran (adat) maupun secara hukman (syariah maupun hukum positif) dengan cara takhliyah (pelepasan hak kepemilikan di satu pihak) dan kewenangan untuk tasharruf (mengelola/memperjualbelikan/menggunakan di pihak lain), meskipun serah terima secara hissan (fisik barang) belum terjadi.

Dalam ibarat fikih disebutkan,

والعبرة في العقود لمعانيها لا لصور الألفاظ.... وعن البيع و الشراء بواسطة التليفون والتلكس والبرقيات, كل هذه الوسائل وأمثالها معتمدة اليوم وعليها العمل.

Artinya: "Yang dipertimbangkan dalam akad-akad adalah substansinya bukan bentuk lafadznya, dan jual beli via telepon, telegram dan sejenisnya telah menjadi alternatif yang utama dan dipraktekkan". (Syaikh Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Syarh al-Yaqut an-Nafiis, II/22)

Adapun pinjaman-pinjaman lainnya yang diperbolehkan adalah ketika seseorang yang berutang memiliki niat secepatnya untuk melunasi utang tersebut apabila telah mendapat rezeki. Dengan tidak menundanya, maka hukum pinjaman tersebut diperbolehkan.

Sementara itu, bagi peminjam yang secara ikhlas memberikan pinjamannya dan berniat untuk menolong maka pinjaman tersebut juga menjadi diperbolehkan hukumnya.

"Meski transaksi pinjamam online (pinjol) hukumnya boleh, akan tetapi orang atau lembaga yang mempraktikan pinjaman online hendaknya tidak menggunakan praktik ribawi (riba: rentenir). Riba dalam berpiutang adalah sebuah penambahan nilai atau bunga melebihi jumlah pinjaman saat dikembalikan dengan nilai tertentu yang diambil dari jumlah pokok pinjaman untuk dibayarkan oleh peminjam. Larangan (keharaman) praktik riba disebut secara eksplisit (shorih) dalam Al-Quran,

وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ ۚ

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah [2]: 275).

Larangan dan kecaman praktik riba disebut dalam banyak hadis Rasulullah, antara lain,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim).

Secara lebih rinci agar kita tidak terjebak praktik riba, Habib Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin Umar al-Masyhur menjelaskan dalam kitabnya,

إِذِ الْقَرْضُ الْفَاسِدُ الْمُحَرَّمُ هُوَ الْقَرْضُ الْمَشْرُوْطُ فِيْهِ النَّفْعُ لِلْمُقْرِضِ هَذَا إِنْ وَقَعَ فِيْ صُلْبِ الْعَقْدِ فَإِتْ تَوَاطَآ عَلَيْهِ قَبْلَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيْ صُلْبِهِ أَوْ لَمْ يَكُنْ عَقْدٌ جَازَ مَعَ الْكَرَاهَةِ كَسَائِرِ حِيَلِ الرِّبَا الْوَاقِعَةِ لِغَيْرِ غَرَضٍ شَرْعِيٍّ

“Praktek hutang yang rusak dan haram adalah menghutangi dengan adanya syarat memberi manfaat kepada orang yang menghutangi. Hal ini jika syarat tersebut disebutkan dalam akad. Adapun ketika syarat tersebut terjadi ketika sebelum akad dan tidak disebutkan di dalam akad, atau tidak adanya akad, maka hukumnya boleh dengan hukum makruh. Seperti halnya berbagai cara untuk merekayasa riba pada selain tujuan yang dibenarkan syariat.” (Bughyah al-Mustarsyidin, hlm 135)"

"  hukum asal dari utang adalah kembalinya harta sejumlah harta pokok (ra’su al-mal) yang diutang, tanpa tambahan. Jika ada syarat tambahan oleh pemberi utang, maka tidak diragukan lagi bahwa tambahan tersebut merupakan riba.

Hutang yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan itu lewat aplikasi Paylater tersebut bukan termasuk riba yang diharamkan sebab tambahan tersebut hanya bisa diperoleh lewat penggunaan aplikasi. Karena harus memakai aplikasi, maka tambahan itu termasuk bagian dari akad ijarah (sewa jasa aplikasi). Hal ini, berangkat dari qiyas terhadap kaidah berikut:

ولو أقرضه تسعين دينارا بمائة عددا والوزن واحد وكانت لا تنفق في مكان إلا بالوزن جاز وإن كانت تنفق برؤوسها فلا وذلك زيادة لأن التسعين من المائة تقوم مقام التسعين التي أقرضه إياها ويستفضل عشرة

“Seseorang memberi utang orang lain sebesar 90 dinar, namun dihitung 100, karena (harus melalui jasa) timbangan yang satu, sementara tidak ada jalan lain melainkan harus lewat penimbangan itu, maka hukum utangan (terima 90 dihitung 100) itu adalah boleh. Adapun bila 100 itu hanya sekedar digenapkan pada pokok utang (tanpa perantara jasa timbangan) maka tidak boleh sebab hal itu termasuk tambahan (yang haram). Karena bagaimanapun juga, nilai 90 ke 100 adalah menempati maqam 90, sementara 10 lainnya adalah tambahan yang dipinta.”

Aplikasi kedudukannya diqiyaskan dengan timbangan yang mau tidak mau harus dilalui, dan keberadaannya dihitung sebagai jasa (ijarah). Sebagaimana yang berlaku pada timbangan di atas, kedudukannya adalah sebagai jasa (ijarah) yang disewa dengan besaran upah yang ma’lum (diketahui secara jelas) sebesar 10, dan ini sesuai dengan peran aplikasi Grab yang mematok tarif 2000 rupiah per bulan. Lain halnya, bila pinjaman itu tidak dilalui lewat aplikasi, maka angka 2000 per bulan dapat dikategorikan sebagai ziyadah yang diharamkan "

Monday, July 17, 2023

Friday, July 14, 2023

APAKAH ORANG YANG PAKAI GIGI PALSU HARUS DICABUT SAAT MENINGGAL, BAGAIMANAKAH?


MWC.NUGAR.ANZAAY

Assalamualaikumhttps://youtu.be/r297_bLhN50

Mau nanya yai

Apakah orang yg memakai gigi mas ketika meninggal harus di cabut?

Mhn dgn ibarotnya🙏


Jawabannya sebagai berikut dibawah ini


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Bila ahli waris mayat tersebut Ridha tidak dicopotnya gigi palsu yang dibuat dari emas tersebut, maka boleh dikuburkan mayat tersebut tanpa harus mencabutnya terlebih dahulu. Dan tidak dianggap menyia-nyiakan harta karena mempunyai tujuan yang dibolehkan oleh syar'i, yaitu memuliakan mayit. Bahkan menurut pendapat yang kuat tidak boleh mencabutnya, bila sudah bersedaging, yaitu bila dicabut maka akan sampai pada tataran mahzur tayamum. Dan gigi tersebut bukan lagi hak ahli waris dan ghuramak (creditor).


   Namun bila gigi palsu tersebut dicabut tidak sampai pada tataran penyebab yang membolehkan tayamum, maka gigi tersebut adalah hak ahli waris dan hak ghuramak. Oleh karena itu bila mereka menuntut untuk mencabutnya, maka wajib dicabut gigi tersebut walaupun menghilangkan kehormatan mayat, karena hak mereka lebih diutamakan dari pada kehormatan mayat, ini dapat dibuktikan dengan masalah mayat menelan harta orang lain, dimana dalam hal itu wajib dibelah perut mayat tersebut.


- Abdul Hamid Syarwani, Hasyiah syarwani 'ala tuhfatul muhtaj, Dar Al-Fikr, 1997, jilid 3 hal.303 :

SUAMI MIMIK AIR SUSU ISTRINYA

 MWC.NUGAR.ANZAAY



HASIL RUMUSAN

TENTANG SUAMI MIMIK AIR SUSU ISTRINYA

FORUM KAJIAN FIQIH ONLINE

DI TELEGRAM


Deskripsi Masalah :

Ada seorang istri, setelah melahirkan ternyata kesuburan ASI sehingga terkadang diperas/dibuang. Melihat hal itu sang suami merasa eman kalau ASI itu dibuang yang akhirnya dimimiklah ASI oleh sang suami.


Pertanyaan :

1. Bagaimana hukumnya suami mimik ASI?

2. Apabila terjadi thalaq apakah masih ada hubungan atas susuanya?


Jawaban :

1. Boleh dan halal, karena air susu manusia itu suci

2. Tidak ada hubungan nasab susuan (mahram rodlo’/يحرم بالرضاع), karena lebih dari umur 2 tahun


Keterangan :

Syarat-syarat menyusu yang menjadikan mahram rodlo’ (nasab susuan) ada 5 :

1. Usia anak yang menyusu tidak lebih dari 2 tahun Hijriyah.

2. Air susu berasal dari perempuan yang sudah berumur 9 tahun Hijriyah.

3. Keluarnya susu pada waktu masih hidup.

4. Susu yang diminum sampai ke perut besar atau otak si anak.

5. Masuknya air susu di waktu si anak dalam keadaan hidup dan tidak kurang dari lima kali susuan.

Karenanya, bila seorang lelaki dewasa yang minum susu istrinya hal ini tidak berpengaruh terhadap hukum mahram, dalam arti istrinya tidak menjadi ibu susuan. Namun bila suaminya adalah seorang bayi yang kurang dari 2 tahun (mungkin ini belum pernah terjadi, namun tetap sah secara syariat) dan memenuhi syarat di atas maka dia menjadi anak susuan, istrinya menjadi ibu rodho’ dan status pernikahannya batal.

Contoh : seorang anak bayi yang belum genap 2 tahun dinikahkan dengan janda yang baru melahirkan. Kemudian istri menyusui suami kecilnya sampai lima kali susuan maka status pernikahannya batal, status istri berubah menjadi ibu rodlo’, mantan suaminya menjadi ayah rodlo’, dan suami kecilnya menjadi anak rodlo’.


Referensi jawaban soal no. 1 :

متن الغاية والتقريب لأبى شجاع - (ص ٢٤)

(فصل) وإذا أرضعت المرأة بلبنها ولدا صار الرضيع ولدها بشرطين أحدهما أن يكون له دون الحولين والثاني أن ترضعه خمس رضعات متفرقات ويصير زوجها أبا له ويحرم على المرضع التزويج إليها وإلى كل من ناسبها ويحرم عليها التزويج إلى المرضع وولده دون من كان في درجته أو أعلى طبقة منه.


فتح القريب المجيب لابن قاسم الغزي - (ص ١٢٤)

(فصل): في أحكام الرضاع بفتح الراء وكسرها، وهو لغة اسم لمص الثدي وشرب لبنه، وشرعاً وصول لبن آدمية مخصوصة لجوف آدمي مخصوص على وجه مخصوص، وإنما يثبت الرضاع بلبن امرأة حية بلغت تسع سنين قمرية بكراً كانت أو ثيباً، خلية كانت أو مزوجة (وإذا أرضعت المرأة بلبنها ولداً) سواء شرب منها اللبن في حياتها أو بعد موتها، وكان محلوباً في حياتها (صار الرضيع ولدها بشرطين أحدهما أن يكون له) أي الرضيع (دون الحولين) بالأهلة وابتداؤهما من تمام انفصال الرضيع، ومن بلغ سنتين لا يؤثر ارتضاعه تحريماً (و) الشرط (الثاني أن ترضعه) أي المرضعة (خمس رضعات متفرقات) واصلة جوف الرضيع وضبطهن بالعرف، فما قضى بكونه رضعة أو رضعات اعتبر، وإلا فلا فلو قطع الرضيع الارتضاع بين كل من الخمس إعراضاً عن الثدي تعدد الارتضاع (ويصير زوجها) أي المرضعة (أباً له) أي الرضيع (ويحرم على المرضع) بفتح الضاد (التزويج إليها) أي المرضعة (وإلى كل من ناسبها) أي انتسب إليها بنسب أو رضاع (ويحرم عليها) أي المرضعة (التزويج إلى المرضع وولده) وإن سفل ومن انتسب إليه، وإن علا (دون من كان في درجته) أي الرضيع كإخوته الذين لم يرضعوا معه (أو أعلى) أي ودون من كان أعلى (طبقة منه) أي الرضيع كأعمامه، وتقدم في فصل محرمات النكاح ما يحرم بالنسب والرضاع مفصلاً فارجع إليه.


فتح المعين بهامش إعانة الطالبين - (ج ٣ / ص ٣٢٩)

(تنبيه) الرضاع المحرم وصول لبن آدمية بلغت سن حيض، ولو قطرة، أو مختلطا بغيره – وإن قل – جوف رضيع لم يبلغ حولين يقينا خمس مرات يقينا عرفا، فإن قطع الرضيع إعراضا وإن لم يشتغل بشئ آخر أو قطعته المرضعة ثم عاد إليه فيهما فورا فرضعتان، أو قطعه لنحو لهو كنوم خفيف وعاد حالا أو طال والثدي بفمه أو تحول ولو بتحويلها من ثدي لآخر أو قطعته لشغل خفيف ثم عادت إليه فلا تعدد في جميع ذلك، وتصير المرضعة أمه، وذو اللبن أباه. وتسري الحرمة من الرضيع إلى أصولهما وفروعهما وحواشيهما نسبا ورضاعا، وإلى فروع الرضيع – لا إلى أصوله وحواشيه – ولو أقر رجل وامرأة قبل العقد أن بينهما أخوة رضاع وأمكن حرم تناكحهما، وإن رجعا عن الاقرار أو بعده فهو باطل، فيفرق بينهما.


روائع البيان - (ج ١ / ص ٢٧١)

ما هي مدة الرضاع الموجب للتحريم ذهب جمهور الفقهاء مالك والشاعي واحمد الى ان الرضاعة الذي يتعلق به حكم التحريم ويجري به مجرى النسب بقوله عليه السلام يحرم من الرضاع ما يحرم من النسب هو ما كان في حولين واستدلوا بقوله تعالى “والوالدات يرضعن اولادهن حولين كاملين” . وبما روي عن ابن عباس رضي الله عنهما “ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا رضاع الا ما كان في حولين “. وذهب ابو حنيفة الى ان مدة الرضاع المحرم سنتان ونصف لقوله تعالى “وحمله وفصاله ثلاثون شهرا”,.

قال العلامة القرطبي “والصحيح الاول لقوله تعالى حولين كاملين “. وهذا يدل على ان الحكم ان لا حكم لمن ارتضع المولود بعد الحولين ولقوله عليه السلام “لا رضاع الا ما كان في حولين”. وهذا الخبر مع الاية والمعنى ينفي رضاعة الكبير وانه لا حرمة له . وقد روي عن عائشة القول به وبه يقول الليس بن سعد انه يرى رضاع الكبير وروي عنه الرجوع عنه.


روضة الطالبين وعمدة المفتين - (ج ٣ / ص ٢٧٥)

ولو كانت تحته كبيرة فطلقها فنكحت صغيراً وأرضعته بلبن المطلق حرمت على المطلق أبداً كما تحرم على الصغير لأنها زوجة أبيه.ولو نكحت صغيراً ففسخت نكاحه بغيبة ثم نكحت آخر فأرضعت الأول بلبن الثاني انفسخ نكاحها وحرمت عليهما أبداً لأن الأول صار ابناً للثاني فهي زوجة ابن الثاني وزوجة أبي الأول. ولو زوج مستولدته بعبده الصغير فأرضعته بلبن السيد حرمت على السيد والصغير معاً أبداً وحكى ابن الحداد أن المزني نقل عن الشافعي أنها لا تحرم على السيد وأن المزني أنكره على الشافعي وعلى ذلك جرى ابن الحداد والأصحاب فجعلوا نقل المزني غلطاً قال الشيخ أبو علي لكن يمكن تخريج ما نقل على قول في العبد الصغير أنه لا يجوز إجباره على النكاح أو على قول في أن أم الولد لا يجوز تزويجها بحال أو على وجه ذكر أنه لا يجوز للسيد تزويج أمته بعبده بحال فإنا إذا لم نصحح النكاح على أحد هذه.الآراء لم تكن زوجة الإبن فلا تحرم على السيد.ولو أرضعته بلبن غير السيد انفسخ نكاحه لأنها أمة ولا تحرم على السيد لأنه لم يصر ابناً له وكذا لو أرضعت المطلقة الصغير الذي نكحته بغير لبن الزوج انفسخ النكاح ولا تحرم هي على المطلِّق.


روضة الطالبين وعمدة المفتين - (ج ٣ / ص ٢٦٧)

الباب الأول في أركانه وشروطه أما الأركان فثلاثة.: الأول المرضع وله ثلاثة شروط الأول كونه إمرأة فلبن البهيمة لا يتعلق به تحريم فلو شربه صغيران لم يثبت بينهما أخوة ولا يحرم لبن الرجل أيضاً على الصحيح وقال الكرابيسي يحرم ولبن الخنثى لا يقتضي أنوثته على المذهب فلو ارتضعه صغير توقف في التحريم فإن بان أنثى حرم وإلا فلا. الشرط الثاني كونها حية فلو ارتضع ميتة أو حلب لبنها وهي ميتة لم يتعلق به تحريم كما لا تثبت حرمة المصاهرة بوطء الميتة.ولو حلب لبن حية وأوجر الصبي بعد موتها حرم على الصحيح المنصوص. الشرط الثالث كونها محتملة للولادة فلو ظهر لصغيرة دون تسع سنين لبن لم يحرم وإن كانت بنت تسع وإن لم يحكم ببلوغها لأن احتمال البلوغ قائم والرضاع كالنسب فكفى فيه الإحتمال. سواء كانت المرضعة مزوجة أم بكراً أم بخلافهما وقيل لا يحرم لبن البكر والصحيح الأول ونص عليه في البويطي.


الفقه على المذاهب الأربعة - (ج ٤/ ص ٢٢٤)

ولا فرق بين أن يصل اللبن إلى الجوف من طريق الفم بمص الثدي أو بصبه في حلقه أو إدخاله من أنفه، فمتى وصل اللبن إلى معدة الطفل أثناء مدة الحولين المذكورين بالشروط الآتية كان رضاعاً شرعياً عليه التحريم الآتي بيانه، أما إن كان كبيراً زائداً على الحولين ورضع فإن رضاعه لا يعتبر، وذلك لقوله تعالى: {والوالدات يرضعن أولادهن حولين كاملين} فقد دلت الآية الكريمة على أن أكثر مدة الرضاع المعتبرة في نظر الشرع حولان، فلو رضع بعدها ولو بلحظة فلا يعتبر رضاعة ولا يترتب عليه تحريم لقوله صلى الله عليه وسلم "لا رضاع إلا ما فتق الامعاء وكان قبل الحولين" رواه الترمذي وحسنه ومعنى قوله "فتق الامعاء" وصل إليها، ولقوله عليه الصلاة والسلام: "لا رضاع إلا ما كان في الحولين" رواه البيهقي وغيره.


نهاية المطلب في ذراية المذهب - (ج ١٥/ ص ٣٥٣)

وقد قال عز من قائل: {حولين كاملين لمن أراد أن يتم} [البقرة: ٢٣٣]، فأثبت تمام الرضاعة في الحولين، فاقتضى مفهوم الخطاب أن ما بعدهما ليس في حكم الرضاعة؛ إذ ليس بعد التمام أمر معتبر منتظر، ولا يمكن حمل هذا على اعتياد الناس؛ فإنهم على أنحاء مختلفة.


المجموع شرح المهذب - (ج ٢ / ص٥٦٩)

[الشرح] الألبان أربعة أقسام: أحدها لبن مأكول اللحم كالإبل والبقر والغنم والخيل والظباء وغيرها من الصيود وغيرها وهذا طاهر بنص القرآن والأحاديث الصحيحة والإجماع (والثاني) لبن الكلب والخنزير والمتولد من أحدهما وهو نجس بالاتفاق (الثالث) لبن الآدمي وهو طاهر على المذهب وهو المنصوص وبه قطع الأصحاب إلا صاحب الحاوي فإنه حكى عن الأنماطي من أصحابنا أنه نجس وإنما يحل شربه للطفل للضرورة ذكره في كتاب البيوع وحكاه الدارمي في أواخر كتاب السلم وحكاه هناك الشاشي والروياني وهذا ليس بشئ بل هو خطأ ظاهر وإنما حكى مثله للتحذير من الاغترار به وقد نقل الشيخ أبو حامد في تعليقه عقب كتاب السلم إجماع المسلمين على طهارته قال الروياني في آخر باب بيع الغرر إذا قلنا بالمذهب إن الآدمية لا تنجس بالموت فماتت وفي ثديها لبن فهو طاهر يجوز شربه وبيعه.


أسنى المطالب - (ج ١ / ص ٥٧)

( وَلَبَنُ مَا لَا يُؤْكَلُ ) كَلَبَنِ الْأَتَانِ لِأَنَّهُ يَسْتَحِيلُ فِي الْبَاطِنِ كَالدَّمِ ( إلَّا ) لَبَنَ ( الْآدَمِيِّ ) فَطَاهِرٌ إذْ لَا يَلِيقُ بِكَرَامَتِهِ أَنْ يَكُونَ مُنْشَؤُهُ نَجِسًا ( فَإِنْ مَاتَ فَفِي لَبَنِهِ وَجْهَانِ ) لَمْ يُذْكَرْ هَذَا فِي الْأَصْلِ بَلْ ظَاهِرُ كَلَامِهِ تَصْحِيحُ طَهَارَتِهِ ، وَبِهِ صَرَّحَ فِي الْمَجْمُوعِ نَقْلًا عَنْ الرُّويَانِيِّ قَالَ لِأَنَّهُ فِي إنَاءٍ طَاهِرٍ ، وَكَلَامُهُمْ شَامِلٌ لِلَّبَنِ الذَّكَرِ ، وَالصَّغِيرَةِ ، وَهُوَ الْمُخْتَارُ الْمُوَافِقُ لِتَعْبِيرِ الصَّيْمَرِيِّ بِقَوْلِهِ أَلْبَانُ الْآدَمِيِّينَ ، وَالْآدَمِيَّاتِ لَمْ يَخْتَلِفْ الْمَذْهَبُ فِي طَهَارَتِهَا ، وَجَوَازِ بَيْعِهَا ، وَصَوَّبَهُ الزَّرْكَشِيُّ ، وَقَوْلُ الْقَاضِي أَبِي الطَّيِّبِ وَابْنِ الصَّبَّاغِ لَبَنُ الْمَيْتَةِ ، وَالرَّجُلِ نَجِسٌ مُفَرَّعٌ عَلَى نَجَاسَةِ مَيْتَةِ الْآدَمِيِّ كَمَا أَفَادَهُ الرُّويَانِيُّ . أَمَّا لَبَنُ مَا يُؤْكَلُ لَحْمُهُ كَلَبَنِ الْفَرَسِ ، وَإِنْ ، وَلَدَتْ بَغْلًا فَطَاهِرٌ قَالَ تَعَالَى { لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ } .

( قَوْلُهُ بَلْ ظَاهِرُ كَلَامِهِ تَصْحِيحُ طَهَارَتِهِ إلَخْ ) وَهُوَ الْمَذْهَبُ لِأَنَّهُ كَانَ طَاهِرًا حَالَ الْحَيَاةِ وَمَيْتَةُ الْآدَمِيِّ طَاهِرَةٌ وَالْجُزْءُ الْمُبَانُ مِنْهُ وَلَوْ فِي حَيَاتِهِ طَاهِرٌ ، وَقَوْلُهُ ظَاهِرُ كَلَامِهِ أَشَارَ إلَى تَصْحِيحِهِ ( قَوْلُهُ وَهُوَ الْمُخْتَارُ ) أَشَارَ إلَى تَصْحِيحِهِ .

( قَوْلُهُ وَإِنْ وَلَدَتْ بَغْلًا فَطَاهِرٌ ) وَكَذَا لَبَنُ الشَّاةِ أَوْ الْبَقَرَةِ إذَا أَوْلَدَهَا كَلْبٌ أَوْ خِنْزِيرٌ فِيمَا يَظْهَرُ ع قَالَ فِي الْخَادِمِ يَجِبُ تَقْيِيدُهُ بِغَيْرِ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيرِ أَمَّا هُمَا فَاللَّبَنُ الْحَاصِلُ مِنْ إحْبَالِهِمَا نَجِسٌ قَطْعًا لَا يَحِلُّ أَكْلُهُ كَفَرْعِهِ ، وَقَوْلُهُ فِيمَا يَظْهَرُ أَشَارَ إلَى تَصْحِيحِهِ ، وَقَوْلُهُ قَالَ فِي الْخَادِمِ إلَخْ أَشَارَ إلَى تَضْعِيفِهِ .


Referensi jawaban soal no. 2 :


Idem

Thursday, July 13, 2023

HUKUM PEREMPUAN MEMBACA SHOLAWATAN DENGAN PENGERAS SUARA



SOAL 

Bagaimana hukum perempuan membaca solawatan pakai pengeras suara karena ada habib yang menharamkan.

 Apakah termasuk aurat atau bukan? 


JAWABAN 

Setidaknya ada dua pandangan mengenai hal tersebut. *Pendapat pertama* menyatakan bahwa suara perempuan adalah aurat.


*Pendapat kedua* menyatakan bahwa suara perempuan bukan termasuk aurat. Pendapat ini menurut Syihabuddin Ahmad Al-Burullusi atau yang dikenal julukan (laqab) ‘Umairah dalam Hasyiyah-nya, pendapat yang menyatakan bahwa suara perempuan bukan termasuk aurat adalah pendapat yang sahih.


صوت المرأة ليس بعورة على الصحيح


Artinya, “Menurut pendapat yang sahih, suara perempuan bukan termasuk aurat,” (Lihat ‘Umairah, Hasyiyah ‘Umairah)


Lebih lanjut menurut penuturan Wahbah Az-Zuhaili, pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulama. Salah satu argumen yang dikemukakan untuk mendukung pendapat tersebut adalah adanya para sahabat yang mendengar penjelasan para istri Rasulullah SAW untuk mengetahui berbagai macam hukum agama.


Kendati demikian, menurut Wahbah Az-Zuhaili haram hukumnya mendengarkan suara perempuan jika suara tersebut dilagukan atau dibuat merdu atau indah walau itu bacaan Al-Quran. Alasannya karena dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah.


صَوْتُ الْمَرْأَةِ عِنْدَ الْجُمْهُورِ لَيْسَ بِعَوْرَةٍ؛ لِأَنَّ الصَّحَابَةِ كَانُوا يَسْتَمِعُونَ إِلَى نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَعْرِفَةِ أَحْكَامِ الدِّينِ، لَكِنْ يَحْرُمُ سَمَاعُ صَوْتِهَا بِالتَّطْرِيبِ وَالتَّنْغِيمِ وَلَوْ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ، بِسَبَبِ خَوْفِ الْفِتْنَةِ


Artinya, “Menurut mayoritas ulama, suara perempuan bukan termasuk aurat. Karena para sahabat dulu mendengarkan dengan seksama penjelasan para istri Nabi SAW untuk mengetahui berbagai macam hukum agama. Tetapi haram mendengarkan suara perempuan yang dilagukan atau dinadakan walaupun bacaan Al-Quran karena khawatir bisa menimblkan fitnah,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu)


Apa yang dikemukakan Wahbah Az-Zuhaily, jauh-jauh hari sudah dikemukan salah satunya oleh Muhammad Khatib As-Syarbini dalam Kitab Tuhfatul Habib-nya. Di situ dijelaskan bahwa haram mendengar suara perempuan walaupun itu bacaan Al-Quran apabila dapat menimbulkan fitnah. Apabila tidak demikian, maka tidak haram.


وَيَحْرُمُ سَمَاعُ صَوْتِهَا وَلَوْ نَحْوَ الْقُرآنِ إِنْ خَافَ مِنْهُ فِتْنَةً أَوِ الْتَذَّ بِهِ ، وَإِلَّا فَلَا


“Haram mendengarkan suara perempuan walaupun itu tilawah Al-Quran apabila khawatir dapat menimbulkan fitnah atau rasa nikmat (misalnya menimbulkan rangsangan, pent) saat mendengarkannya. Jika tidak, maka tidak haram,” (Lihat Sulaiman Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib)


Dengan mengikuti pendapat mayoritas ulama, maka dapat dikatakan bahwa suara perempuan bukan termasuk aurat. Karena bukan aurat, maka boleh saja perempuan memperdengarkan suaranya sepanjang hal tersebut tidak menimbulkan fitnah. Sebagaimana para istri Rasulullah SAW menjelaskan berbagai soal hukum agama dan para sahabat mendengarkannya.


Salah satu hal yang harus dicermati dalam hal ini adalah adanya larangan mendengarkan suara perempuan sekalipun itu adalah bacaan Al-Quran karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah. Jika tidak, maka tidak apa-apa.


Lain halnya jika kita menganut pandangan bahwa suara perempuan adalah aurat. Secara otomatis perempuan dilarang untuk memperdengarkan suaranya walau itu bacaan Al-Quran. Karena itu termasuk aurat yang wajib dijaga. Namun, pendapat yang menyatakan bahwa suara perempuan adalah aurat faktanya tidak dianut oleh mayoritas ulama. Mereka justru menganut pendapat yang menyatakan bahwa suara perempuan bukan termasuk aurat.


Friday, June 2, 2023

ISTILAH URUTAN UMUR MANUSIA


MWC.NUGAR.ANZAAY



URUTAN UMUR MANUSIA 

(Dalam bahasa Arab)

1- Ketika baru dilahirkan ia disebut al Waliid (الوليد)

2- Sebelum mencapai 7 hari ia disebut as Shodiigh (الصديغ)

3- Selama ia menyusu kepada ibunya, ia disebut ar Rodhi' (الرضيع).

4- Ketika ia sudah disapih, ia disebut al Fathiim (الفطيم).

5- Ketika ia sudah belajar merangkak, ia disebut ad Daarij (الدارج).

6- Jika gigi susunya sudah mulai tanggal, ia disebut al Matsghuur (المثغور).

7- Jika gigi dewasa sudah menggantikan gigi susunya, ia disebut al mutsagghir (المثغّر).

8- Mulai ia disapih sampai berumur 7 tahun, ia juga bisa disebut al Ghulaam (الغلام).

9- Jika ia sudah mulai besar, tapi belum baligh -antara 7-10 tahun-, ia disebut al Yaafi' (اليافع).

10- Jika ia mencapai umur 10 tahunan atau lebih, ia disebut an Naasyi' (الناشىء).

11- Dari semenjak lahir sampai berumur 12 tahunan, ia disebut juga at Thiflu (الطفل).

12- Jika ia mencapai usia baligh, antara 12-18 tahun, ia disebut al Muroohiq (المراهق).

13- Jika kumisnya sudah mulai tumbuh sampai menjelang usia 20 tahun, ia disebut al fataa (الفتى).

14- Usia antara 20 - 40 tahun, ia disebut as Syaabb (الشاب).

15- Ketika berusia antara 40 - 60 tahun, ia disebut al Kahl (الكهل).

16- Jika mulai menua, dan mulai melemah, ia disebut al Himm (الهِمّ).

17- Jika sudah renta, dan lemah, ia disebut alA Ajuuz (العجوز).


REFERENSI :

Marji At Thullab fi al Insya'


Cp fz

Tuesday, May 9, 2023

BERGEMBIRALAH WAHAI PENUNTUT ILMU



BERGEMBIRALAH WAHAI PENUNTUT ILMU

(Dan jika keadaan niatmu dan tujuanmu, antara dirimu dan Allah ta'ala dari menuntut ilmu itu [agar memperoleh] hidayah).

Dan kamu berniat dalam meraih ilmu itu [untuk] menghilangkan kebodohan dari dirimu dan dari seluruh orang-orang bodoh,

Dan [untuk] menghidupkan agama dan melestarikan agama Islam dengan ilmu tersebut, 

Dan [untuk meraih] negeri akhirat dan keridhoan Allah ta'ala, 

Dan kamu berniat dengan hal-hal itu sebagai rasa syukur atas nikmat akal dan nikmat sehat badan, 

(Bukan semata-mata hanya meriwayatkan) yakni memindahkan dan mengutip dari ulama, 

(Maka bergembiralah kamu, karena sesungguhnya para malaikat membentangkan untukmu) yakni [ridho] dengan apa yang engkau tuntut, (akan sayap-sayapnya) yakni meletakan sayap-sayapnya agar menjadi tempat berpijak bagimu (apabila kamu berjalan),

Dan dikatakan [oleh satu pendapat] "Sesungguhnya para malaikat akan menaungi penuntut ilmu, dengan sayap-sayapnya".

Dan ikan-ikan dilautan akan memohonkan ampunan untukmu apabila engkau berjalan) yakni [ketika] engkau pergi kepada orang 'alim.


- والله أعلمُ بالـصـواب -


Ref :

كتاب مراقى العبودية (السيخ نواوي البنتاني) على متن بداية الهداية (الامام الغزالي)

Monday, May 8, 2023

KISAH PERJUANGAN CINTA ZULAIHA SAMPAI MENEMUKAN CINTANYA YANG PALING AGUNG

 


*KISAH PERJUANGAN CINTA ZULAIHA SAMPAI MENEMUKAN CINTANYA YANG PALING AGUNG*


{ﺭﻭﻱ} ﺃﻥ ﺯﻟﻴﺨﺎ ﻟﻤﺎ ﺁﻣﻨﺖ ﻭﺗﺰﻭﺝ ﺑﻬﺎ ﻳﻮﺳﻒ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ اﻧﻔﺮﺩﺕ ﻋﻨﻪ ﻭﺗﺨﻠﺖ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭاﻧﻘﻄﻌﺖ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻜﺎﻥ ﻳﺪﻋﻮﻫﺎ ﺇﻟﻰ ﻓﺮاﺷﻪ ﻧﻬﺎﺭا ﻓﺘﺪاﻓﻌﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻴﻞ ﻓﺈﺫا ﺩﻋﺎﻫﺎ ﻟﻴﻼ ﺳﻮﻓﺖ ﺑﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﻗﺎﻟﺖ : ﻳﺎ ﻳﻮﺳﻒ ﺇﻧﻤﺎ ﻛﻨﺖ ﺃﺣﺒﻚ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺃﻋﺮﻓﻪ ﻓﺄﻣﺎ ﺇﺫ ﻋﺮﻓﺘﻪ ﻓﻤﺎ ﺃﺑﻘﺖ ﻣﺤﺒﺘﻪ ﻣﺤﺒﺔ ﻟﺴﻮاﻩ ﻭﻣﺎ ﺃﺭﻳﺪ ﺑﻪ ﺑﺪﻻ ﺣﺘﻰ ﻗﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﺟﻞ ﺫﻛﺮﻩ ﺃﻣﺮﻧﻲ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺃﻧﻪ ﻣﺨﺮﺝ ﻣﻨﻚ ﻭﻟﺪﻳﻦ ﻭﺟﺎﻋﻠﻬﻤﺎ ﻧﺒﻴﻴﻦ.

{Diriwayatkan} Bahwasanya ketika zulaiha telah beriman dan nabi yusuf pun menikahinya, dia (zulaiha) menjadi seorang ahli ibadah yang cintanya hanya kepada allah dan suatu ketika nabi yusuf memintanya untuk berhubungan maka ia tunda sampai siang dan bila mana nabi yusuf memintanya kembali dia tunda lagi hingga malam, lalu zulaiha berkata : dulu aku sangat mencintaimu sebelum aku mengenal allah tapi setelah aku mengenalnya sungguh cintaku sangat besar padanya.

Lalu nabi yusuf pun menjawab : Wahai zulaiha sesungguhnya allah mewahyukan padaku dan mentakdirkan bahwa akan keluar dari rahimmu 2 anak yang keduanya akan menjadi nabi.


Dari keterangan diatas cintanya zulaiha kepada allah melebihi cintanya kepada yang lain.


Referensi kitab ihya ulumuddin juz 4 hal 327

Saturday, May 6, 2023

KISAH NABI MUSA SAKIT GIGI

 


*Kisah Saat Nabi Musa Mengeluh Sakit Gigi Kepada Allah*


وحكي أن سيدنا موسى عليه السلام شكا ألم سنه إلى الله تعالى فقال له خذ الحشيشة الفلانية وضعها على سنك فسكن الوجع فى الحال ثم بعد مدة عاوده ذلك الوجع فأخذ تلك الحشيشة ووضعها على سنه فزاد الوجع أضعاف ماكان فاستغاث إلى الله تعالى فقال إلهى ألست أمرتنى بهذا ودللتنى عليه فقال تعالى أناالشافى وأناالمعافى وأناالضار وأناالنافع قصدتنى فى المرة الأولى فأزلت مرضك والأن قصدت الحشيشة وماقصدتنى.

{Dikisahkan} Sesungguhnya nabi musa AS terkena sakit gigi, dan mengadukan kepada Allah tentang sakitnya itu. Allah SWT berfirman : Ambillah rumput Falani, dan letakkan pada gigimu yang sakit. Setelah dipasang, seketika sakitnya langsung hilang.

Beberapa waktu kemudian sakit giginya kambuh lagi, maka tanpa lebih dulu mengadu kepada allah SWT, Nabi musa AS langsung mengambil rumput seperti petunjuk Allah tempo hari, lalu diletakkan rumput itu pada giginya yang sakit. Namun yang terjadi sakitnya malah tambah parah, lebih parah dari yang pertama. Lalu beliau mengadu kepada Allah SWT, Ya tuhanku, bukankah engkau pernah menyuruhku dengan pelantara ini, dan menunjukkan itu kepadaku.

Allah SWT berfirman : Aku yang menyembuhkan, dan aku yang menyihatkan, Aku yang memberi bahaya, dan aku pula yang memberi manfaat. Dulu waktu sakit pertama kau menuju kepadaku, lalu Aku hilangkan sakitmu. Sekarang kamu hanya menuju pada rumput bukan kepadaku.


Referensi kitab fathul majid hal 37

Sunday, April 30, 2023

BELAJAR ILMU FILSAFAT

 


BELAJAR ILMU FILSAFAT, KHUSUS UNTUK ILMU FILSAFAT KHILAF ADA YANG MENGATAKAN FARDHU KIFAYAH 


وَأَمَّا تَعَلُّمُ عِلْمِ الْفَلْسَفَةِ وَالشَّعْبَذَةِ وَالتَّنْجِيمِ وَالرَّمْلِ وَعُلُومِ الطَّبَائِعِيِّينَ وَالسِّحْرِ فَحَرَامٌ، وَالشِّعْرُ مُبَاحٌ إنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ سُخْفٌ أَوْ حَثٌّ عَلَى شَرٍّ وَإِنْ حَثَّ عَلَى التَّغَزُّلِ وَالْبَطَالَةِ كُرِهَ.

[الخطيب الشربيني ,مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج ,6/9]


[Belajar ilmu filsafat, ilmu sulap, ilmu perbintangan (ramalan), ilmu hayalan (mitos), ilmu perwatakan, ilmu sihir itu HARAM.

Friday, April 21, 2023

ADA 2 JENIS TAKBIR (MURSAL DAN MUQOYAD)

 

: والتكبير على قسمين: مرسل، وهو ما لا يكون عقِبَ صلاة؛ ومقيد، وهو ما يكون عقبها.


[محمد بن قاسم الغزي، فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، صفحة ١٠٢]


Takbir mursal adalah takbir yang tidak mengiringi sholat/setelah sholat, bebas, mau dimanapun kapan pun.

Takbir muqoyyad adalah takbir yang mengiringi sholat/setelah sholat.

Rincian lebih jelasnya 

 Takbir Mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardu maupun sunnah. Namun takbir Mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya.

Walau sunnah dilakukan setiap waktu, takbir mursal lebih baik dikumandangkan mulai dari terbenamnya matahari malam 'id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat 'id, meliputi 'idul fitri maupun 'idul adha. 


Takbir Mukayyad

Takbir Muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Takbir Mukayyad dikumandangkan setiap ba’da shalat di bulan Dzulhijjah pada tanggal 9-13, 9-10 disebut hari arafah dan hari raya idul adha, 11-13 disebut dengan hari tasyrik.

Semoga bermanfaat 

Wednesday, April 19, 2023

SIAPA YG BERHAK MENENTUKAN AWAL HARI RAYA (termasuk PUASA) ???

 


*SIAPA YG BERHAK MENENTUKAN AWAL HARI RAYA (termasuk PUASA) ???*


Sahl bin Abdullah Al Tustariy yg di tulis dalam kitab Tafsir Al Qurthubiy Juz 5  Hal 249 :


أطيعوا السلطان في سبعة ضرب الدراهم والدنانير والمكايل والأوزان والأحكام والحج والجمعة والعدين والجهاد


Taatilah Pemimpin/Pemerintah pada Tujuh perkara : Pencetakan uang (dirham/dinar), Takaran, Timbangan, Hukum, Haji, Jum'at, hari Raya dan Jihad.


Itsbat adalah hak-nya Pemerintah, bukan golongan manapun juga (baik NU, Muhammadiyyah, Persis, Al Irsyad atau yang golongan lain), karenanya keputusan pemerintah yang berhak untuk diikuti.


Selama pemerintah memutuskan masih menggunakan cara-cara yang sesuai dengan islam (baik dengan hisab atau rukyah) maka Wajib Mengikuti Pemerintah. Di dalam kitab Al Fiqhul Islamiy wa Adillatuhu disebutkan :


إذا رجح الحاكم رأيا ضعيفا صار هو الحكم الأقوى


Ketika hakim (pemerintah) mengunggulkan sebuah qaul dhoif maka qaul tsb justru malah naik status menjadi pendapat yg aqwa (paling kuat).


حكم الحاكم يرفع الحلاف


Keputusan pemerintah itu menghapus semua perbedaan pendapat.


Wallahu a'lam....

Tuesday, April 18, 2023

SUARA WANITA DALAM MADZAHIBUL ARBAAH

 


Dalam kitab madzahibul arbaah 

 اختلف العلماء في صوت المرأة فقال بعضهم إنه ليس بعورة لأن نساء النبي كن يروين الأخبار للرجال وقال بعضهم إن صوتها عورة وهي منهية عن رفعه بالكلام بحيث يسمع ذلك الأجانب إذا كان صوتها أقرب إلى الفتنة من صوت خلخالها وقد قال الله تعالى: وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ فقد نهى الله تعالى عن استماع صوت خلخالها لأنه يدل على زينتها فحرمة رفع صوتها أولى من ذلك ولذلك كره الفقهاء أذان المرأة لأنه يحتاج فيه إلى رفع الصوت والمرأة منهية عن ذلك وعلى هذا فيحرم رفع صوت المرأة بالغناء إذا سمعها الأجانب سواء أكان الغناء على آلة لهو أو كان بغيرها وتزيد الحرمة إذا كان الغناء مشتملا على أوصاف مهيجة للشهوة كذكر الحب والغرام وأوصاف النساء والدعوة إلى الفجور وغير ذلك


SEMOGA bermanfaat 

Tuesday, April 11, 2023

SIFAT JELEK PADA LAKI² DAN BAIK UNTUK PEREMPUAN

Saturday, April 8, 2023

BUAH KHULDI

 


Assalamu alaikum wr wb..


*Buah Khuldi*

Buah Khuldi adalah penamaan buah untuk nama pohon yang Allah ‘Azza Wajalla larang Nabi Adam dan istri beliau untuk mendekatinya. Sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla,

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

“Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!” (QS. Al-Baqarah: 35)


Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan,

نوع من أنواع شجر الجنة; الله أعلم بها، وإنما نهاهما عنها امتحانا وابتلاء

“Pohon ini merupakan salah satu pohon surga. Allah yang lebih tahu tentang hal tersebut. Akan tetapi, yang jelas Allah larang keduanya mendekati pohon tersebut sebagai bentuk ujian (patuh ataukah tidak).” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 49)

Akan tetapi, setan berupaya sedemikian kuat untuk menjerumuskan Nabi Adam dan Hawa ‘alaihimassalam agar tidak mematuhi perintah Rabbnya. Dalam sebuah riwayat  disebutkan bahwa setan berpura-pura menangis dengan tangisan yang menyayat sehingga mengundang iba keduanya. Setan mengaku bersedih jika keduanya nanti tidak akan menjumpai nikmat seperti ini, sampai ia berkata,

يا آدم هَل أدلك على شجرة الخلد ومُلك لا يبلى؟ وقال:”ما نهاكما ربكما عن هذه الشجرة إلا أن تكونا مَلَكين أو تكونا من الخالدين، وقاسمهما إني لكما لمن الناصحين”

“Wahai Adam, maukah kutunjukkan manfaat pohon Khuld yang nantinya kamu akan menjadi malaikat di sini yang tidak akan lenyap? Rabbmu melarangmu memakannya agar engkau tidak menjadi malaikat dan kekal di sini. (Bahkan setan sampai bersumpah) dan mengatakan bahwa, aku ini benar-benar memberi saran yang baik untukmu.” 

Rayuan setan ini pun masuk ke dalam hati Adam dan Hawa dan keduanya menuruti bisikan tersebut. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,


فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وٗرِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْءٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهٰىكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَا مَلَكَيْنِ اَوْ تَكُوْنَا مِنَ الْخٰلِدِيْنَ

“Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya yang berakibat tampak pada keduanya sesuatu yang tertutup dari aurat keduanya. Ia (setan) berkata, ‘Tuhanmu tidak melarang kamu berdua untuk mendekati pohon ini, kecuali (karena Dia tidak senang) kamu berdua menjadi malaikat atau kamu berdua termasuk orang-orang yang kekal (dalam surga).’” (QS. Al-A’raf: 20)

Allah pun memberikan teguran dengan menampakkan aurat lahir mereka karena telah melanggar apa-apa yang Allah perintahkan. Hal ini menunjukkan, bahwa kemaksiatan dalam hati sekalipun akan berdampak pada lahiriah manusia. Syekh As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan ayat ini dengan mengatakan,


ظهرت عورة كل منهما بعد ما كانت مستورة، فصار للعري الباطن من التقوى في هذه الحال أثر في اللباس الظاهر، حتى انخلع فظهرت عوراتهما، ولما ظهرت عوراتهما خَجِلا وجَعَلا يخصفان على عوراتهما من أوراق شجر الجنة، ليستترا بذلك

“Nampaklah aurat keduanya satu sama lain, setelah sebelumnya tertutup. Keterbukaan batin (karena melanggar ketentuan Allah) memberikan efek kepada keterbukaan lahiriah (terbukanya aurat). Sampai benar-benar tidak ada yang menutupi aurat mereka dan nampaklah aurat keduanya. Mereka pun berupaya menutupinya karena malu dengan dedaunan surga.” 

Jika Nabi Adam ‘alaihissalam langsung Allah tegur, bagaimana dengan kita yang bahkan kedekatan kita dengan Allah Ta’ala tidak sebagaimana kedekatan Nabi Adam ‘alaihissalam?! Semoga Allah jaga kita dari perbuatan ingkar kepada Allah Ta’ala.


Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Wassalam

Semoga bermanfaat

Friday, April 7, 2023

TIGA MODAL UNTUK MENJADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI PETUNJUK DALAM KEHIDUPAN



*(Edisi Khusus Memperingati Nuzulul Qur'an)*

Jum'at, 07 April 2023 M/ 16 Romadhon 1444 H.

Oleh :A. Hasanuddin. HR.

*"Tiga Modal Untuk Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Petunjuk Dalam Kehidupan"*

Salah satu dari ke istimewaan bulan Romadhon adalah; *"Diturunkannya Al-Qur'an di dalamnya".*

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqoroh : 185).

 Al-Qur'an pertama kali diturunkan (secara global dari Lauhil Mahfudz ke Baitul 'Izzah di langit dunia) pada malam tanggal 17 Romadhon, ketika Rosulullah 

*صلى الله عليه وسلم*

sedang berada di guha Hiro. Kemudian Al-Qur'an diturunkan secara bertahap dalam kurun waktu selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. (Tarikh At-Tasyri' Al-Islamy. Hal. 6-7)

Salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai; "Petunjuk (bagi manusia) dari kesesatan." (Tafsir Jalain)

Menurut Imam Ibnu Katsir, Al-Qur'an bisa menjadi petunjuk bagi hati setiap hamba *memiliki tiga modal,* dalam dirinya, yaitu:

1.- Beriman terhadap Al-Qur'an sebagai wahyu Allah yang diturunkan.

2.- Meyakini kebenaran isi kandungan Al-Qur'an.

3.- Mengikuti petunjuk Al-Qur'an. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz. I. hal. 202) 

Inilah *tiga modal* yang dibutuhkan untuk  menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dalam kehidupan agar terhindar dari kesesatan.

*Sahabat-Sahabat*

*رحمكم الله* 


Al-Hafidz As-Suyuti dalam kitab Al-Itqon fi 'Ulumil Qur'an (Juz.II, hal. 514) mengutip sebuah hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Al-Qur'an:

"Al-Qur'an adalah yang bisa memberikan Syafa'at dan diterima syafa'atnya, yang agung yang mengandung kebenaran, siapa orang yang menjadikan Al-Qur'an didepannya (sebagai petunjuk) maka Al-Qur'an akan membimbingnya ke surga. Dan siapa orang yang menjadikan Al-Qur'an dibelakangnya (tidak memperdulikannya) maka Al-Qur'an akan menggiringnya ke neraka." (HR. Abu 'Ubaidah dari Anas)

*"Ya Allah, Sayangilah Kami Dengan Sebab Al-Qur'an Dan Jadikanlah Al-Qur'an Sebagai Pemimpin, Cahaya, Petunjuk Dan Rahmat Bagi Kami, Ya Allah, Ingatkanlah Kami Akan Ayat-Ayat Al-Qur'an Yang Kami Lupa, Ajarilah Kami Tentang Isi Al-Qur'an Yang Kami Tidak Ketahui, Dan Berilah Kami Ni'mat Bisa Membacanya Di Waktu Malam Dan Siang Hari. Jadikanlah Al-Qur'an Sebagai Pembela Bagi Kami, Wahai Tuhan Semesta Alam ."*

*امين يارب العالمين.*🤲🤲🤲

*والله اعلم بالصواب*

*- اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

*- اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

*- اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

Semoga Bermanfa'at.

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

*Monggo Diseruput☕Kopi Dhuhanya*

😄😄😄🙏🙏🙏

Tapi kalau ☕kopi asli nunggu waktu buka yah dinikmatinya... 😄😄😄🙏🙏🙏

Friday, March 24, 2023

ANJURAN SAAT MAKAN MULAI DAN MENGAKHIRI DENGAN GARAM



Anjuran memulai dan mengakhiri dengan garam


وقال صلى الله عليه وسلم خير الطعام ما كثرت عليه الأيدي القسم الثاني في آداب حَالَةُ الْأَكْلِ

وَهُوَ أَنْ يَبْدَأَ بِ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَبِ الْحَمْدُ لِلَّهِ فِي أخره

ولو قال مع كل لقمة بسم الله فهو حسن حتى لا يشغله الشره عن ذكر الله تعالى ويقول مع اللقمة الأولى بسم الله ومع الثانية بسم الله الرحمن ومع الثالثة بسم الله الرحمن الرحيم ويجهر به ليذكر غيره

ويأكل باليمنى *ويبدأ بالملح ويختم به* وَيُصَغِّرَ اللُّقْمَةَ وَيُجَوِّدَ مَضْغَهَا وَمَا لَمْ يَبْتَلِعْهَا لم يَمُدُّ الْيَدَ إِلَى الْأُخْرَى فَإِنَّ ذَلِكَ عَجَلَةٌ فِي الْأَكْلِ وَأَنْ لَا يَذُمَّ مَأْكُولًا كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَعِيبُ مَأْكُولًا كَانَ إِذَا أَعْجَبَهُ أَكْلُهُ وَإِلَّا تَرَكَهُ 


[أبو حامد الغزالي، إحياء علوم الدين، ٥/٢]

Saturday, March 18, 2023

KAJIAN TENTANG MEROKOK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG




APAKAH HUKUMNYA MEROKOK SAMBIL BAB (Buang Air Besar)....???


Hukum BAB (buang Air besar ) sambil MEROKOK (jawa Ngudhut/ngeses)  : 


REFERENSI KITAB 

KIFAYATUL AKHYAAR 

Hal 30~31, Juz 1

(ولا يتكلم على البول والغائط) أي ندباً، قال أبو سعيد رضي الله عنه سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لا يخرج الرجلان يضربان الغائط كاشفي عورتيهما يتحدثان فإن الله تعالى يمقت على ذلك). رواه أبو داود والمقت أشد البغض، والحديث مكروه، ولم يفض إلى التحريم كما في قوله صلى الله عليه وسلم: (أبغض الحلال إلى الله تعالى الطلاق) وفي معنى الكلام رد السلام وتشميت العاطس والتحميد، فلو عطس حمد الله تعالى بقلبه ولا يحرك لسانه، قال المحب الطبري : وينبغي أن لا يأكل ولا يشرب ، وينبغي أن لا ينظر ما يخرج منه، ولا إلى فرجه، ولا إلى السماء، ولا يعبث بيده،


FOKUS :

قال المحب الطبري : وينبغي أن لا يأكل ولا يشرب

Sabda kanjeng Al-Muhib Ath-Thobari "Dan sebaiknyaTIIDAK MAKAN dan MINUM  ketika buang hajat" 

(ini bisa diartikan sebagai sesuatu yang MAKRUH ).

@ETIKA BUANG ANGIN@

BERSIN , SENDAWA, MENGUAP, dan KENTUT /(BUANG ANGIN) ,

termasuk aktivitas yang hampir setiap hari terjadi pada diri kita ,

atau minimal kita melihat orang lain melakukannya. Termasuk keistimewaan syari’at Islam yang mulia adalah tidak satupun aktivitas seorang manusia melainkan telah ada petunjuk dan aturannya di dalam ajaran islam.

 Salah satu adab (jawa toto keromo) , KENTUT /BUANG ANGIN adalah :


1. Tidak melakukannya ketika bersama orang lain,


2. Tidak mempermainkan suaranya, (Jawa Ngedhen sak kuate )


3. Tidak menertawkannya sambil jingkrak jingkrak.

4.    Dilarang menertawakan Kentut. 

Di antara ETIKA dalam ISLSM  yang diajarkan KANJENG NABI MUHAMMAD SAW  adalah, :

~ Tidak menghina (mencelah) ,keadaan orang lain, yang dirinya sendiri juga melakukannya. 

~Kentut adalah bagian dari rangkaian metabolisme tubuh manusia. 

Sehingga semua orang yang normal mengalaminya.

~ Untuk itu, ketika kita mendengar ada orang yang kentut, kita dilarang menertawakannya. Karena kita sendiripun pernah mengalaminya.


(BETUL APA BETUL ..

BENAR APA BENAR TO !!!)

Dari sahabat Abdullah bin Zam’ah radhiyallahu ‘anhu, Suatu hari KANJENG NABI SAW menyampaikan khutbah. Beliau menceritakan tentang kisah onta Nabi Sholeh yang disembelih kaumnya yang membangkang.

 Beliau menafsirkan firman Allah di surat as-Syams. Kemudian beliau menasehati agar bersikap lembut dengan wanita, dan tidak boleh memukulnya.

Kemudian beliau menasehati sikap sahabat yang tertawa ketika mendengar ada yang kentut.

لَمَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ؟

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” 


(HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).


TANBIH :

Menertawakan Kentut adlah Kebiasaan Jahiliyah (Orang yg bodoh alias dhungu.)!!!

Mulai dari sekarang kita buang ANGIN ALIAS KENTUT , YA SALING MENGHORMATI DLM ETIKA ....TIDAK ELOK DI BUAT MAINAN 

SALING MAWAS DIRI  !!!!!!

JIKA MAU DI BUAT MAINAN ALAIS DI KERASKAN SUARANYA , BAGUS KITA BELI TROMPET JUMBO.. .....SATU KAMPUNG MENDENGAR.SEMUA IRAMANYA...

HE HE HE HE.😁😁😆

وكانوا في الجاهلية إذا وقع ذلك من أحد منهم في مجلس يضحكون فنهاهم عن ذلك

“Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau melarang hal itu.”


واللّه أعلم باالصواب۔۔۔۔


Kajian selanjutnya sektor sejarah 

ROKOK KLOBOT DAN HARGA DIRI ANAK BANGSA_*


_*Masya Allah*_

_Pada bulan Desember 1949, dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang digelar di Den Haag, Belanda._

_Dalam sesi rehat, semua orang terganggu karena ruangan dipenuhi asap yang beraroma rempah terbakar. Semua mata tertuju pada seorang pria tua berjanggut yang sedang merokok di pojok ruangan._

_Rokok klobot campuran dari tembakau, cengkeh, dan lada._ 

_Delegasi AS perlahan mendekati pria tersebut yang tampak acuh tak acuh meski diperhatikan semua orang. Seketika itu juga beberapa orang dari Delegasi Belanda, Australia, dan Swedia ikut menghampirinya._ 

_"Apa Tuan tidak punya rasa hormat?" ujar Delegasi Belanda._

_Pria tua berjanggut itu hanya tersenyum seraya mengembuskan asap rokok yang membentuk huruf O._

Pria tua itu menjawab: _"Apa maksud Tuan dengan rasa hormat?"_

_"Asap dan aromanya itu (rokok) sangat menyengat, mengganggu kami semua," jawab orang Belanda._

_"Tahukah Tuan, aroma itu berasal dari tembakau Deli, cengkeh dari Sulawesi, lada dari Lampung. Ketiga komoditas itulah yang mendorong Tuan beserta balatentara Tuan datang ke negeri kami dan akhirnya menjajah kami. Tanpa ketiga komoditas itu, apa Tuan masih mau datang ke negeri kami?" ucap  pria tua itu dengan santun dalam bahasa diplomat berkelas._

_"Ya, tapi ini 'kan tempat terhormat? Tidak ada tempat merokok di sini", jawab orang Belanda._

_"Kami memang tidak pandai menciptakan tempat bagi orang terhormat, tetapi kami mampu beramah-tamah sekian ratus tahun dengan orang yang menjarah negeri kami. Apakah itu kurang cukup mengajarkan Tuan tentang rasa malu?"_ jawab pria tua itu lagi.

Kemudian pria tua itu menatap ke semua orang yang mengerumuninya, _*"Setujui dan akui sajalah kedaulatan negeri kami, maka Tuan-tuan tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti saya lagi. Tempat terhormat ini tidak akan lagi tercemar dengan asap beraroma tembakau, cengkeh dan lada,"*_ tuturnya.

_Orang Belanda itu tersipu malu._ _Sementara para Delegasi AS, Australia dan Swedia bertepuk tangan sebagai ungkapan rasa hormat._

---

_Siapakah tetua itu?_

_Ia adalah *H. Agus Salim, Bapak Pendiri bangsa Indonesia*._ 

_Beliau menguasai 6 bahasa._ _Diplomat yang seumur hidupnya melarat untuk pengabdiannya kepada kemerdekaan RI._ Pada tahun 1953, ia dipercayai menjadi dosen selama setengah tahun di Cornell University, AS._

---

_*Proklamasi itu kemerdekaan secara de facto, namun secara de jure orang-orang terbaik bangsa mati-matian memperjuangkannya di Den Haag, Belanda.*_

*_Begitulah cara H. Agus Salim menghadapi penjajah beserta kacungnya yang mengatasnamakan "INTERNASIONAL"_*

---

_Semua orang itu sama. Punya rasa takut, baik itu kepada Tuhan, sesama manusia maupun bencana alam._ 

*_Orang yang kita lihat hari ini berani karena dulunya sering diintimidasi oleh rasa takut. Karena sudah biasa menghadapi rasa takut, akhirnya mereka mampu mengendalikan rasa takutnya menjadi kekuatan untuk berani._*


Copas

(AP)


[Tentang Rokok ada keterangan yg saya kutip, barangkali bisa membantu :

القهوة والدخان: سئل صاحب العباب الشافعي عن القهوة، فأجاب: للوسائل حكم المقاصد فإن قصدت للإعانة على قربة كانت قربة أو مباح فمباحة أو مكروه فمكروهة أو حرام فمحرمة وأيده بعض الحنابلة على هذا التفضيل. وقال الشيخ مرعي بن يوسف الحنبلي صاحب غاية المنتهى: ويتجه حل شرب الدخان والقهوة والأولى لكل ذي مروءة تركهما

الفقه  الإسلام وادلته ج :  6 ص 166

 Masalah kopi dan rokok; penyusun kitab Al-'Ubab dari madzhab Asy-Syafi'i ditanya mengenai kopi, lalu ia menjawab: (Kopi itu sarana) hukum, setiap sarana itu sesuai dengan tujuannnya. Jika sarana itu dimaksudkan untuk ibadah maka menjadi ibadah, untuk yang mubah maka menjadi mubah, untuk yang makruh maka menjadi makruh, atau haram maka menjadi haram. Hal ini dikuatkan oleh sebagian ulama' dari madzhab Hanbaliy terkait penetapan tingkatan hukum ini. Syaikh Mar'i ibn Yusuf dari madzhab Hanbaliy, penyusun kitab Ghayah al-Muntaha mengatakan : Jawaban tersebut mengarah pada rokok dan kopi itu hukumnya mubah, tetapi bagi orang yang santun lebih utama meninggalkan keduanya.


Pada kitab bughyah dan al bajuri dijelaskan bahwa hukum merokok itu makruh. Hukum rokok ada 3 pendapat:


- menurut qoul dlo'if haram,karena di dalam nya terdapat bahaya yang besar,

- mubah

- makruh menurut qoul mu'tamad.


dan merokok bisa menjadi wajib jika pekerjaan wajib bisa ditinggalkan sebab meninggalkan rokok, oleh karena itu hukum jual beli rokok sah.dan bisa haram jika untuk membeli rokok menggunakan harta untuk memenuhi perkara yang wajib,sprt harta untuk menafkahi keluarga yang seharusya harta tersebut untuk menafkahi keluarga.


HASIL MUSYAWARAH JAM'IYYAH RIYADLOTUTTHOLABAH PONPES ALFALAH PLOSO MOJO KEDIRI Tentang Hukum Merokok


156.  SOAL : Bagaimana hukumnya merokok ?

JAWAB : Dalam menetapkan hukum merokok ada tiga kelompok ulama :

1. ulama yang mengatakan haram secara mutlak.

2. ulama yang mengatakan halal secara mutlak.

3. ulama yang mengatakan bahwa hukumnya dapat berubah menjadi lima (halal, haram, mubah,makruh, dan sunah) menurut situasi dan kondisinya;dalam arti bisa :

a. Haram, seperti merokok hanya karena sengaja untuk ber hambur hamburan yang diharamkan atau akan menimbulkan bahaya .


b. Makruh, seperti merokok tanpa tujuan apa apa dan tidak berbahaya dikarenakan merokok termasuk hal yang masih di khilafkan ulama yang menyebabkan keraguan (hukumnya), padahal melakukan perkara yang masih diragukan halal dan haramnya adalah makruh .


c. Wajib, (seperti) apabila punya penyakit / bahaya pada dirinya yang tidak bisa sembuh / hilangkecuali dengan merokok .


d. Sunah, (seperti) apabila mempunyai penyakit yang berbahaya tetapi masih ada obat lain,dikarenakan berobat hukumnya sunah .


e. Mubah, artinya dalam situasi makruh, sunah, danwajib bisa dinamakan mubah.


Sab'atu Kutubin Mufidah 135-137 :

ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ : ﺇﺫﺍ ﺗﻘﺮﺭ ﺫﻟﻚ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺷﺮﺑﺎ ﻭﺳﻌﻮﻃﺎ ﻣﻦ ﺟﻤﻠﺔ ﺇﻓﺮﺍﺩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺍﻟﻤﺘﺸﺒﻬﺎﺕ ﺍﻟﺘﻰﻓﺴﺮﻫﺎ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺭﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻜﻞ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﺑﻮﺍﺿﺢ ﺍﻟﺤﺎﻝﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﻣﻤﺎ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻪ ﺍﻷﺩﻟﺔ ﻭﺗﺠﺎﺫﺑﻨﻪ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻰ ﻭﺍﻷﺳﺒﺎﺏﺍﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ ﻭﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﺫﻟﻚ ﺇﻧﻘﺴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻓﻰ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻠﻰﺣﻜﻤﻪ ﺛﻼﺛﺔ ﻣﺬﺍﻫﺐﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻷﻭﻝ ﻣﺬﺍﻫﺐ ﻣﻦ ﺃﻃﻠﻖ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺘﺤﺮﻳﻢ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﺇﻟﻰﺃﻥ ﻗﺎﻝﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻦ ﺃﻃﻠﻖ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﻌﺪﻡ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺍﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺮ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺘﺤﺮﻳﻢﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺃﻭ ﺗﺤﻠﻴﻠﻪ ﻷﻧﻪ ﻳﺮﻯ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻣﻘﺎﻡ ﺗﻔﺼﻴﻞﻭﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺃﻥ ﺍﻹﻃﻼﻕ ﻟﻠﺤﻜﻢ ﻓﻰ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﺘﻔﺼﻴﻞ ﺧﻄﺎﺀ ، ﻓﻴﺮﻯﺃﻥ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺍﻟﺨﻤﺴﺔ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﻭﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﻭﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﻭﺍﻟﻨﺪﺏ ﻭﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﺗﺠﺮﻱ ﻓﻰ ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺑﺤﺴﺐﺍﻟﻤﻘﺘﻀﻴﺎﺕ ﺍﻟﻮﺿﻌﻴﺔ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺫﻟﻚ ﻻ ﺗﺪﺧﻞ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺤﺼﺮ ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﺑﺄﺱﺑﺎﻹﺷﺎﺭﺓ ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻓﻴﻤﺎ ﻧﺤﻞ ﺑﺼﺪﺩﻩ ﻣﻦ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡﺍﻟﺨﻤﺴﺔ


ﻓﻤﻦ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﺇﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﻟﻤﻦ ﻛﺎﻥﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻟﻪ ﻟﻴﺲ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻹﺳﺮﺍﻑ ﺍﻟﻤﺤﺮﻡ ﺃﻭ ﺗﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﺿﺮﺭ ﻣﺤﺮﻡ ﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﺣﻜﻤﺎ ﻭﺿﻌﻴﺎ ﻟﺤﺮﻣﺔﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﻓﻰ ﺣﻖ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺻﻔﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝﻭﻣﻦ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺍﺧﺘﻠﻒﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺭﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻰ ﺣﻜﻤﻪ ﻭﺍﺧﺘﻼﻓﻬﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﺸﻲﺀﺣﻜﻢ ﻭﺿﻌﻲ ﻟﻜﺮﻫﺔ ﺍﻗﺘﺤﺎﻡ ﺍﻟﺮﻳﺐ ، ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡﺩﻉ ﻣﺎ ﻳﺮﺑﻚ ﺍﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﺑﻚ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢﻭﺻﺤﺤﺎﻩﻭﻣﻦ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﺩﻓﻊ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﺲﺇﺫﺍ ﺗﻌﻴﻦ ﺣﻜﻢ ﻭﺿﻌﻲ ﻟﻮﺟﻮﺏ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﺑﻪ ﺍﻟﺪﻓﻊﻟﻤﻔﻬﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻻ ﺗﻘﺘﻠﻮﺍ ﺍﻧﻔﺴﻜﻢ ـ ﺑﻞ ﻟﻮ ﻭﻗﻌﺖ ﺍﻟﺘﺠﺮﻳﺔﻓﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺪﻓﻊ ﻟﺬﻟﻚ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻟﻴﺲ ﺇﻻ ﺑﺘﻌﺎﻃﻰ ﺍﻟﻤﺤﺮﻡ ﺃﻛﻼ ﻭﺷﺮﺑﺎﻭﺟﺐ ﻷﻧﻪ ﻣﻀﻄﺮ ﻓﻰ ﺑﻘﺎﺀ ﺭﻭﺣﻪ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝﻭﻣﻦ ﺃﻣﺜﻠﺔ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﺩﻓﻊ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻣﻦﻋﺎﺭﺽ ﺍﻟﺪﺍﺀ ﺣﻜﻢ ﻭﺿﻌﻲ ﻟﻨﺪﺏ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﺑﻪ ﺍﻟﻨﻔﻊﻣﻦ ﺗﻌﺎﻃﻰ ﺍﻟﺪﻭﺍﺀ ﻟﺘﻈﺎﻫﺮ ﺍﻷﺩﻟﺔ ﺍﻟﺴﻤﻌﻴﺔ ﺍﻟﻤﺘﻜﺎﺛﺮﺓ ﻋﻠﻰﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﺪﺍﻭﻯ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ


ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻷﻃﺒﺎﺀ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻭﻥ ﺃﻧﻪ ﻳﻨﻔﻊ ﻷﻭﺟﺎﻉ ﺍﻟﻜﺒﺪ ﻭﻣﻦﺍﻟﺤﻤﻴﺎﺕ ﺍﻟﻐﻠﻴﻈﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﻐﺾ ﻭﺍﻟﻴﺮﻓﺎﻥ ﻭﻟﺘﺠﻔﻴﻒ ﺍﻟﺮﻃﻮﺑﺎﺕﻭﻏﻴﺮ ﺧﺎﻑ ﺟﺮﻳﺎﻥ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﺳﻮﺍﺀ ﻗﻠﻨﺎ ﺑﺠﻮﺍﺯﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﺃﻭ ﺑﺤﺮﻣﺘﻪ ﻭﺃﻥ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﻭﻧﺪﺑﻪ ﻭﻭﺟﻮﺑﻪ ﻳﻄﻠﻖﻋﻠﻴﻪ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺠﺎﺋﺰ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻤﻨﻮﻉ ﻣﻦ ﻓﻌﻠﻪ

ﺇﻧﺘﻬﻰ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻓﻰ ﻗﻤﻊ ﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻋﻦ ﺗﻨﺎﻭﻝ ﺍﻟﺘﻨﺒﺎﻙ ﻣﻦ ﺳﺒﻌﺔﻛﺘﺐ ﻣﻔﻴﺪﺓ ﺹ 135-137 :


Hukum rokok

(قوله ولا بيع لا منفعة فيه) قيل منه الدخان المعروف لانه لا منفعة فيه بل يحرم استعماله لان فيه ضررا كبيرا وهذا ضعيف وكذا القول بانه مباح والمعتمد انه مكروه بل قد يعتريه الوجوب كما اذا كان يعلم الضرر بتركه وحينئذ فبيعه صحيح وقد تعتريه الحرمة كما اذا كان يشتريه بما يحتاجه لنفقة عياله او تيقن ضرره


Dan tidak sah jual beli yang tidak ada manfaatnya, ada yang berpendapat rokok itu termasuk tidak sah jual belinya karena termasuk barang yang tidak ada manfaatnya bahkan haram menggunakan/menghisapnya karena adanya dampak negatif dan pendapat ini dianggap lemah/dlo'if.begitu juga pendapat yang menyatakan rokok itu halal juga dianggap dloif/lemah..dan pendapat yang mu'tamad/yang bisa dibuat pegangan yaitu sesungguhnya hukum rokok itu makruh,,bahkan bisa menjadi wajib jika tau kalau meninggalkan rokok bisa berdampak negatif pada dirinya,kalau sudah begitu maka jual beli rokok tadi hukumnya sah..kadang juga hukumnya rokok tadi menjadi haram seperti membeli rokok dengan uang yang seharusnya untuk nafaqoh keluarganya atau ada keyakinan jika merokok akan langsung berdampak negatif pada dirinya. [ keterangan dari kitab albajuri juz 1 hal 343 cetakan alhidayah ].

والله أعلم بالصواب...

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes