BREAKING NEWS

Watsapp

Showing posts with label FIQIH SHOLAT. Show all posts
Showing posts with label FIQIH SHOLAT. Show all posts

Monday, August 19, 2024

TERJEMAH FATHUL MUIN SHALAT JENAZAH PART 2

TERJEMAH FATHUL MUIN

SHALAT JENAZAH

PART 2




. وَ أَكْمَلُهُ: تَثْلِيْثُهُ، وَ أَنْ يَكُوْنَ فِيْ خَلْوَةٍ، وَ قَمِيْصٍ،


Yang paling sempurnanya mandi, adalah menyiramkan air tersebut diulang sebanyak tiga kali. Dalam memandikan mayat hendaknya di tempat yang sepi ✅, dan berbaju kurung,📝

---------------

) أي في موضع حال عن غير الغاسل، معينه، والولي.

والأولى أن يكون تحت سقف ليس فيه نحو كوة يطلع عليه منها، وذلك لأن الحي إذا أراد أن يغتسل يحرص على ذلك، ولأنه قد يكون ببدنه ما يكره الاطلاع عليه.

Ditempat sepi (tidak ada orang)  selain orang yang memandikan (jenazah), yang membantu pemandian, dan wali.

Dan lebih baik jika berada di bawah atap yang tidak ada di dalamnya lubang seperti jendela yang bisa melihatnya dari situ, karena orang yang hidup jika ingin mandi berusaha untuk itu, dan karena mungkin ada di tubuhnya sesuatu yang tidak diinginkan untuk dilihat."

📝

قوله: وقميص) أي وأن يكون في قميص، لأنه أستر له، وأليق، والأولى أن يكون القميص باليا بحيث لا يمنع وصول الماء إليه.

ويدخل الغاسل يده في كمه إن كان واسعا ويغسله من تحته، وإن

كان ضيقا فتق رؤوس الدخاريص وأدخل يده في موضع الفتق، فإن لم يوجد القميص أو لم يتأت غسله فيه ستر منه ما بين السرة والركبة.

"Dan (pakaian) kemeja) yaitu bahwa sebaiknya jenazah berada dalam kemeja, karena itu lebih menutupinya dan lebih pantas. Sebaiknya kemeja tersebut sudah usang sehingga tidak menghalangi air untuk sampai kepadanya.

Yang memandikan jenazah memasukkan tangannya ke dalam lengan kemeja jika longgar dan mencucinya dari bawah, tetapi jika sempit maka dia membuka bagian ujung lengan dan memasukkan tangannya ke tempat yang terbuka tersebut. Jika tidak ada kemeja atau tidak memungkinkan untuk mencucinya dalam kemeja, maka hendaknya menutup bagian tubuhnya antara pusar dan lutut."


Ianatutholibin juz 2 hal 110

Nurul Ilmi.

---------------


 وَ عَلَى مُرْتَفِعٍ بِمَاءٍ بَارِدٍ إِلَّا لِحَاجَةٍ كَوَسَخٍ وَ بَرْدٍ، فَالْمُسَخَّنُ حِيْنَئِذٍ أَوْلَى. 


Dan di tempat yang lebih tinggi✅, dengan air dingin, kecuali ada keperluan, misalnya menghilangkan kotoran atau suasana dingin. Maka dalam keadaan seperti ini, mengenakan air panas adalah lebih utama.

-------------

، أي وأن يكون غسله على مرتفع - كلوح - لئلا يصيبه رشاش، وليكن مستلقيا عليه كاستلقاء المحتضر، لكونه أمكن لغسله.

ومحل رأسه أعلى لينحدر الماء عنه.


 yaitu bahwa memandikannya sebaiknya di tempat yang tinggi - seperti papan - agar tidak terkena cipratan air, dan hendaknya jenazah dalam posisi berbaring terlentang di atasnya seperti posisi orang yang sedang sakaratul maut, karena itu lebih memudahkan untuk dimandikan.

 

Dan bagian kepala jenazah harus lebih tinggi agar air dapat mengalir turun dari tubuhnya."


Ianatutholibin juz 2 hal 110

Nurul Ilmi.

--------------


وَ الْمَالِحُ أَوْلَى مِنَ الْعَذْبِ.


 Sedang menggunakan air yang asin lebih utama dari pada yang tawar.📝

 -------------

📝

وفي شرح الروض: قال الصيمري: والمالح البارد أحب من الحار العذب، قال - أعني الزركشي -: ولا ينبغي أن يغسل الميت بماء زمزم، للخلاف في نجاسته بالموت

"Dan dalam syarah  Al-Rawd: Al-Saymari berkata: Air asin yang dingin lebih disukai daripada air tawar yang panas. Al-Zarkashi berkata: Tidak sepatutnya mayit dimandikan dengan air Zamzam, karena ada perbedaan pendapat mengenai kenajisannya ketika seseorang meninggal."


Ianatutholibin juz 2 hal 110

Nurul Ilmi.

---------------


وَ يُبَادِرُ بِغَسْلِهِ إِذَا تَيَقَّنَ مَوْتُهُ، وَ مَتَى شَكَّ فِيْ مَوْتِهِ وَجَبَ تَأْخِيْرُهُ إِلَى الْيَقِيْنِ، بِتَغَيُّرِ رِيْحٍ وَ نَحْوِهِ.


(Sunnah) segera memandikannya. Jika telah diyakini matinya. Apabila masih diragukan akan kematiannya, maka wajib menundanya (66) sampai benar-benar diyakini kematiannya, misalnya berubahnya bau mayat atau lainnya. 

-----------


66. 

وقال ع ش: ينبغي أن الذي يجب تأخيره هو الدفن، دون الغسل والتكفين، فإنهما بتقدير حياته لا ضرورة فيهما.


Imām ‘Alī Sibramalisī mengataka: Sebaiknya yang wajib diakhirkan adalah menguburkan bukan memandikan dan mengkafani, sebab jika memang ia masih hidup maka hal itu tidaklah masalah.


 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 110 

 Nurul ilmi

--------------


 فَذِكْرُهُمُ الْعَلَامَاتِ الْكَثِيْرَةَ لَهُ إِنَّمَا تُفِيْدُ، حَيْثُ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ شَكٌّ. 

 

 Karena itu, para fuqahā’ menuturkan tanda-tanda kematian 📝seseorang yang banyak sekali dan dapat berguna, bila kematiannya sudah tidak diragukan lagi.

 -------------

📝

وقوله: العلامات الكثيرة) أي كاسترخاء قدم، وامتداد جلدة وجه، وميل أنف، وانخلاع كف.

"Dan ucapannya: tanda-tanda yang banyak) yaitu seperti kendurnya kaki, meregangnya kulit wajah, miringnya hidung, dan cekung ( Dekok=jawa ) telapak tangan."

 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 110 

 Nurul ilmi

--------------


وَ لَوْ خَرَجَ مِنْهُ بَعْدَ الْغُسْلِ نَجَسٌ لَمْ يَنْقُضِ الطُّهْرُ، بَلْ تَجِبُ إِزَالَتُهُ فَقَطْ إِنْ خَرَجَ قَبْلَ التَّكْفِيْنِ، لَا بَعْدَهُ. 

 

Apabila setelah dimandikan mayat mengeluarkan najis, (77) maka kesuciannya tidak rusak tapi hanya wajib membersihkan najisnya  saja, jika keluarnya sebelum dibungkus kafan ,  jika keluarnya najis setelah dibungkus kafan, maka tidak wajib menghilangkan najisnya.

------------

77.

ولو لم يمكن قطع الخارج منه صح غسله، وصحت الصلاة عليه، لأن غايته أنه كالحي السلس، وهو تصح صلاته، وكذا الصلاة عليه.

Dan jika najis tidak bisa berhenti, maka sah mandinya dan shalatnya sebab mayat tersebut seperti orang beser. 

Yang sholatnya, dan sah pula mensholatinya.

I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 111

Nurul Ilmi

-------------


وَ مَنْ تَعَذَّرَ غُسْلُهُ لِفَقْدِ مَاءٍ أَوْ لِغَيْرِهِ: كَاحْتِرَاقٍ، وَ لَوْ غُسِلَ تَهَرَّى يُمِمُّ وُجُوْبًا.


Mayat yang tidak bisa dimandikan karena tidak ada air atau sebab lainnya, misalnya mayat terbakar  kalau dimandikan akan  rontok, adalah  wajib ditayammumi.


[فَرْعٌ]: 

الرَّجُلُ أَوْلَى بِغُسْلِ الرَّجُلِ، وَ الْمَرْأَةُ أَوْلَى بِغُسْلِ الْمَرْأَةِ، 

(Cabangan Masalah). 

Orang laki-laki lebih utama untuk memandikan mayat laki-laki, dan perempuan lebih utama untuk memandikan mayat perempuan


وَ لَهُ غُسْلُ حَلِيْلَةٍ، وَ لِزَوْجَةٍ لَا أَمَةٍ غُسْلُ زَوْجِهَا، وَ لَوْ نَكَحَتْ غَيْرَهُ، بِلَا مَسٍّ، بَلْ بِلَفِّ خِرْقَةٍ عَلَى يَدٍ. 


 Orang laki-laki boleh memandikan mayat yang merupakan ḥalīlah-nya (wanita yg halal dijimak baik istri atau wanita amah (hamba perempuan)).

 Sang istri – bukan termasuk amah – , juga boleh memandikan mayat suaminya, sekalipun ia telah menikah dengan laki-laki lain, dengan tanpa menyentuh mayat itu, akan tetapi tangannya dibungkus dengan kain.


فَإِنْ خَالَفَ صَحَّ الْغُسْلُ. 


Jika menyalahi aturan tersebut  ( apabila tidak di bungkus kain dan menyentuh mayat ), maka mandinya tetap sah. (88)

 ------------

88.). 

وذللك لان اللف وعدم المس مندوبان

Sebab memakai sarung tangan dan tidak menyentuh hukumnya hanya sunnah baginya.

 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 111 

 Nurul Ilmi.

-----------------


فَإِن لَمْ يَحْضُرْ إِلَّا أَجْنَبيٌّ فِي الْمَرْأَةِ أَوْ أَجْنَبِيَّةٌ فِي الرَّجُلِ يُمِّمَ الْمَيِّتُ.

Apabila untuk mayat wanita hanya ada laki-laki lain atau untuk laki-laki hanya ada wanita lain, (99) maka mayat cukup ditayammumi saja.

-----------

99.

قال ع ش ضابط فقد الغاسل أن يكون في محل لا يجب طلب الماء منه اهـ

Batasan dari tidak ada yang memandikan adalah adanya orang memandikan berada pada tempat yang tidak wajib untuk mencari air di tempat tersebut.

 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 111 Nurul Ilmi.

-------------


 نَعَمْ، لَهُمَا غُسْلُ مَنْ لَا يُشْتَهَى مِنْ صَبِيٍّ أَوْ صَبِيَّةٍ، لِحِلِّ نَظَرِ كُلٍّ وَ مَسِّهِ.

 

Memang ! Baik lelaki atau wanita adalah diperbolehkan memandikan mayat yang tidak menimbulkan syahwat, baik itu berupa anak laki-laki atau anak perempuan, lantaran mereka halal memandang juga menyentuhnya.


 وَ أَوْلَى الرِّجَالِ بِهِ،  أَوْلَاهُمْ بِالصَّلَاةِ كَمَا يَأْتِيْ.

 

Diantara orang  Laki-laki yang lebih utama memandikan mayat , adalah laki-laki yang paling utama menshalatinya, sebagaimana akan diterangkan nanti.


وَ تَكْفِيْنُهُ بِسَاتِرِ عَوْرَةٍ) مُخْتَلِفَةٍ بِالذُّكُوْرَةِ وَ الْأُنُوْثَةِ، دُوْنَ الرِّقِّ وَ الْحُرِّيَةِ،


Mengkafani Mayit

Hukumnya juga fardhu kifāyah membungkus mayat dengan kafan yang dapat menutup auratnya (10) yang dapat membedakan antara aurat laki-laki dan perempuan dan tidak usah dibedakan antara mayat budak dengan yang merdeka.

--------------

10.

قال ش ق هذا ضعيف والمعتمد انه لا بد من ستر جميع البدن.

 Ini adalah pendapat yang lemah, sedangkan yang kuat adalah menutup seluruh badan. 

I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 112 

Nurul ilmi.

---------------

 فَيَجِبُ فِي الْمَرْأَةِ وَ لَوْ أَمَةً مَا يَسْتُرُ غَيْرَ الْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ. وَ فِي الرَّجُلِ مَا يَسْتُرُ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَ الرُّكْبَةِ. 


 Karena itu, wajib untuk mayat wanita – sekalipun budak – kafan yang dapat menutup seluruh tubuh selain wajah dan kedua telapak tangannya, dan untuk mayat laki-laki adalah kafan yang dapat menutupi antara pusat dan lutut.


وَ الْاِكْتِفَاءُ بِسَاتِرِ الْعَوْرَةِ هُوَ مَا صَحَّحَهُ النَّوَوِيُّ فِيْ أَكْثَرِ كُتُبِهِ، وَ نَقَلَهُ عَنِ الْأَكْثَرِيْنَ، لِأَنَّهُ حَقٌّ للهِ تَعَالَى.


Mencukupkan – sekedar cukup – dengan kafan yang dapat menutup aurat adalah yang dibenarkan oleh Imām An-Nawawī di dalam kebanyakan kitab beliau, di mana beliau mengutipnya dari mayoritas ‘ulamā’ sebab yang demikian tersebut (kafan yang menutup aurot ) merupakan hak Allah s.w.t.


 وَ قَالَ آخَرُوْنَ: يَجِبُ سَتْرُ جَمِيْعَ الْبَدَنِ وَ لَوْ رَجُلًا.

 

 ‘Ulamā’-‘ulamā’ lain berkata: Wajib menutup seluruh tubuh mayat, sekalipun laki-laki.


 وَ لِلْغَرِيْمِ مَنْعُ الزَّائِدِ عَلَى سَاتِرِ كُلِّ الْبَدَنِ، لَا الزَّائِدِ عَلَى سَاتِرِ الْعَوْرَةِ، لِتَأَكُّدِ أَمْرِهِ، وَ كَوْنِهِ حَقًّا لِلْمَيِّتِ بِالنِّسْبَةِ لِلْغُرَمَاءِ، 

 

Bagi pemiutang boleh melarang pemakaian kafan yang melebihi menutup seluruh tubuh si mayat , tidak yang melebihi menutup aurot, 11 karena kekuatan hukumnya dan hal itu merupakan haq si mayat bila dinisbatkan dengan para pemiutang.


MOHON DIKOREKSI DAN DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

SHALAT JENAZAH PART 1

TERJEMAH FATHUL MUIN


SHALAT JENAZAH

PART 1

 

 فصل

  (في الصلاة على الميت) وشرعت بالمدينة. 

  وقيل هي من خصائص هذه الامة. 

Salat terhadap mayat disyariatkan di Madinah. Ada yang mengatakan, bahwa salat ini adalah termasuk kekhususan umat Islam.

(صلاة الميت) أي الميت المسلم غير الشهيد (فرض كفاية) للاجماع والاخبار، (كغسله، ولو غريقا) لانا مأمورون بغسله،

Salat Jenazah orang Islam yang bukan mati syahid, hukumnya adalah fardu kifayah, berdasarkan ijmak ulama dan beberapa hadis, sebagaimana memandikannya, sekalipun akibat tenggelam di dalam air, . sebab kita diperintah memandikannya. 

 فلا يسقط الفرض عنا إلا بفعلنا، وإن شاهدنا الملائكة تغسله. 

Dengan demikian, perintah memandikan belum gugur, sebelum kita sendiri yang memandikan, sekalipun kita sendiri menyaksikan, bahwa ada malaikat yang memandikan mayat itu.

ويكفي غسل كافر، ويحصل أقله (بتعميم بدنه بالماء) مرة حتى ما تحت قلفة الاقلف - على الاصح - صبيا كان الاقلف أو بالغا.

Telah cukup sebagai memenuhi kewajiban, dengan adanya طseorang kafir yang memandikannya. Paling tidak, memandikan mayat itu bisa terwujud dengan Cara sekali menyiramkan air yang dapat meratai badannya, sampai bagian di bawah kulit kepala zakar (glans penis) bagi mayat yang zakarnya masih berkulit kepala, menurut pendapat Al-Ashah, baik itu anak kecil atau sudah balig.

 قال العبادي وبعض الحنفية: لا يجب غسل ما تحتها. 

Imam Al-‘Ubadi dan sebagian ulama Hanafiyah berpendapat: Membasuh bagian di bawah kulit kepala zakar tersebut, hukumnya tidak wajib.

فعلى المرجح لو تعذر غسل ما تحت القلفة بأنها لا تتقلص إلا بجرح، يمم عما تحتها. 

Berpijak dengan pendapat yang rajih di atas (wajib), apabila dirasakan sulit membasuh bagian bawah kulit kepala zakar tersebut, sebagaimana kulit itu tidak bisa dibuka kecuali dengan melukainya, maka bagian itu wajib ditayamumi, 

 كما قاله شيخنا، وأقره غيره.

Demikianlah menurut pendapat Guru kami, yang kemudian ditetapkan oleh lainnya.


MOHON DIKOREKSI DAN DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

Sunday, August 18, 2024

Membetulkan Posisi Duduk yang Iftirosy/Tawarruk, Bagaimanakah...?

 Membetulkan Posisi Duduk yang Iftirosy/Tawarruk

Seringkali kita ketika dalam posisi tasyahud awal yang harusnya duduk iftirosy, ternyata keliru duduk tawarruk. Ataupun sebaliknya ketika posisi tasyahud akhir yang harusnya duduk tawarruk, ternyata keliru duduk iftirosy.

Lalu kita membetulkan posisi duduk kita dengan memajukan badan sampai kepala posisi melebihi lutut. Nah, bagaimanakah hukum membetulkan posisi duduk tersebut :

🧷 Menurut Imam Ibnu Hajar, membetulkan posisi yang seperti di atas tersebut membatalkan sholat, dikarenakan menambah rukuk dalam posisi duduk.

🧷 Menurut Imam Romli, tidak membatalkan sholat jika tidak dimaksudkan/diniatkan rukuk dalam posisi duduk.

🧷 Menurut Imam Qolyubi, membetulkan posisi tersebut tidak membatalkan sama sekali.


🔖 Keterangan :

📍 Iftirosy : posisi duduk ketika duduk diantara dua sujud, duduk istirohah, duduk tasyahud awal dan duduk sebelum sujud sahwi. Yaitu posisi duduk di atas mata kaki sebelah kiri, telapak kaki yang kanan ditegakkan, sedangkan jari-jari nya diletakkan di bumi menghadap kiblat.

📍 Tawarruk : posisi duduk ketika tasyahud akhir. Yaitu posisi duduk seperti duduk Iftirosy, namun kaki kiri nya disilangkan ke sebelah kanan.


📚 Referensi :

تحفة مع الشرواني ج ٢ صـــ ١٥٠

وَمِنْهُ أَنْ يَنْحَنِيَ الْجَالِسُ إلَى أَنْ تُحَاذِيَ جَبْهَتُهُ مَا أَمَامَ رُكْبَتَيْهِ وَلَوْ لِتَحْصِيلِ تَوَرُّكِهِ أَوْ افْتِرَاشِهِ الْمَنْدُوبِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ لِأَنَّ الْمُبْطِلَ لَا يُغْتَفَرُ لِلْمَنْدُوبِ

(قَوْلُهُ وَمِنْهُ أَنْ يَنْحَنِيَ إلَخْ) فِيهِ نَظَرٌ سم عِبَارَةُ الْكُرْدِيِّ وَرَأَيْت فِي فَتَاوَى الْجَمَالِ الرَّمْلِيِّ لَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ بِذَلِكَ إلَّا إنْ قَصَدَ بِهِ زِيَادَةَ رُكُوعٍ انْتَهَى وَقَالَ الْقَلْيُوبِيُّ لَا يَضُرُّ وُجُودُ صُورَةِ الرُّكُوعِ فِي تَوَرُّكِهِ وَافْتِرَاشِهِ فِي التَّشَهُّدِ خِلَافًا لِابْنِ حُجْرٌ انْتَهَى اهـ.


[سعيد باعشن ,شرح المقدمة الحضرمية المسمى بشرى الكريم بشرح مسائل التعليم ,page 237]

(و) يسن لكل مصل ولو قوياً وامرأة (الاعتماد بيديه) أي: ببطن كفيه مبسوطتين (على الأرض عند القيام) من سجود أو جلوس تشهد أو استراحة؛ لأنه أعون وأشبه بالتواضع مع ثبوته عنه صلى الله عليه وسلم، أي: أنه كان يقوم كقيام العاجز، وفي رواية: العاجن، وكلاهما بإخراج رأسه إلى ما أمام ركبتيه، فتعين ذلك بالحديث ونصِّ الأئمة، وبذلك يرد القول بأنه يحصل به زيادة ركوع جالس، وهو مبطل عند (حج)؛


حاشية الشرواني ج ٢ صـــ ٧٩

(قَوْلُهُ وَإِلَّا) أَيْ بِأَنْ نَوَى تَرْكَهُ (سُنَّ لَهُ التَّوَرُّكُ) فَإِنْ عَنَّ لَهُ السُّجُودُ بَعْدَ ذَلِكَ افْتَرَشَ وَعَكْسُهُ بِعَكْسِهِ عَلَى الْأَوْجَهِ الْمُعْتَمَدُ شَيْخُنَا وَفِي سم بَعْدَ ذِكْرِ مَا يُوَافِقُهُ فَلَوْ تَوَقَّفَ افْتِرَاشُهُ عَلَى انْحِنَاءٍ بِقَدْرِ رُكُوعِ الْقَاعِدِ فَهَلْ تَبْطُلُ بِهِ صَلَاتُهُ لِزِيَادَةِ رُكُوعٍ أَوْ لَا لِتَوَلُّدِهِ مِنْ مَأْمُورٍ بِهِ فِيهِ نَظَرٌ وَسَيَأْتِي فِي كَلَامِ الشَّارِحِ الْأَوَّلِ وَالْأَوْجَهُ وِفَاقًا لِمَرِّ الثَّانِي وَيُؤَيِّدُهُ أَنَّ انْحِنَاءَ الْقَائِمِ إلَى حَدِّ الرُّكُوعِ لِنَحْوِ قَتْلِ حَيَّةٍ لَا يَضُرُّ اهـ وَجَزَمَ ع ش بِالثَّانِي


إثمد العينين هامش بغية المسترشدين ص ١٩

[مسئلة] لو كان متوركا فعنّ له السجود للسهو سنّ له الإفتراش ما لم يحصل به إنحناء كركوع الجالس، وإلا امتنع عند حج . وقال م ر وإن حصل ذلك لتولده من مأمور به.


[محمد بن قاسم الغزي، فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، صفحة ٨٢]

(والافتراش في جميع الجلسات) الواقعة في الصلاة، كجلوس الاستراحة والجلوس بين السجدتين وجلوس التشهد الأول. والافتراس أن يجلس الشخص على كعب اليسرى جاعلاً ظهرَها للأرض وينصب قدمه اليمنى ويضع بالأرض أطراف أصابعها لجهة القبلة.

(والتورك في الجلسة الأخيرة) من جلسات الصلاة، وهي جلوس التشهد الأخير. والتورك مثل الافتراش إلا أن المصلي يُخرِج يساره على هيئتها في الافتراش من جهة يمينه، ويلصق وركه بالأرض.


والله اعلم بالصواب.

HUKUM MENGUSAP LEHER SAAT WUDHU, BAGAIMNAKAH?

Monday, July 8, 2024

SHOLAT JANAZAH PART 21 (MATI HARI JUM'AT)

 BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN

TERJEMAH FATHUL MU'IN

SHOLAT JANAZAH 

PART 21

MATI HARI JUMAT


[فَائِدَةٌ]: وَرَدَ أَنَّ {مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ أَوْ لَيْلَتَهَا أَمِنَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ فِتْنَتِهِ}. 


(Fā’idah).

 Tersebut dalam hadits bahwa orang yang mati di hari atau malam Jum‘at akan diselamatkan📚 dari siksa dan fitnah qubur. 📝

---------------.

📚  قال في التحفة: وأخذ منه أنه لا يسئل، وإنما يتجه ذلك إن صح عنه - صلى الله عليه وسلم - أو عن صحابي، إذ مثله لا يقال من قبل الرأي.

Dikatakan dalam kitab "Al-Tuhfah": "Diambil darinya bahwa seseorang tidak ditanya, dan hal ini hanya berlaku jika benar dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- atau dari sahabat, karena yang semacam itu tidak mungkin diucapkan berdasarkan pendapat pribadi.

ومن ثم قال شيخنا: يسأل من مات برمضان أو ليلة الجمعة - لعموم الأدلة الصحيحة

Oleh karena itu, Syaikh kami berkata: Diberi pertanyasn kubur  kepada orang yang meninggal di bulan Ramadan atau malam Jumat - berdasarkan dalil-dalil yang umum dan sahih.

📝 والفرق بين فتنة القبر وعذابه، أن الأولى تكون بامتحان الميت بالسؤال.

Perbedaan antara fitnah kubur dan azab kubur adalah bahwa yang pertama terjadi dengan ujian kepada mayit melalui pertanyaan."

وأما العذاب فعام يكون ناشئا عن عدم جواب السؤال، ويكون عن غير ذلك

"Adapun azab itu bersifat umum, yang terjadi karena tidak menjawab pertanyaan, dan juga terjadi karena hal lainnya."


Ianah tholibin juz 2 hal 144

Nurul ilmi

-----------------

وَ وَرَدَ أَيْضًا: “مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فِيْ مَرَضِ مَوْتِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يُفْتَنْ فِيْ قَبْرِهِ، وَ أَمِنَ مِنْ ضَغْطَةِ الْقَبْرِ، وَ جَاوَزَ الصِّرَاطِ عَلَى أَكُفِّ الْمَلَائِكَةِ”.

 Tersebut juga: Barang siapa membaca surat Ikhlāsh (Qulhu… dan seterusnya) 100 kali ketika sakit yang mengantarkan kematiannya, maka di dalam qubur akan diselamatkan dari fitnah qubur, aman dari cepitan qubur (6⃣1⃣) dan melintasi Shirāt-al-Mustaqīm dalam telapak malaikat.” 📗

 ----------------

(6⃣1⃣).

 أي ضمته للميت، وهي أول ما يلقاه الميت من أهوال القبر، فهي قبل السؤال.

"Cengkeraman kubur, yang merupakan hal pertama yang dihadapi oleh orang yang telah meninggal dari kengerian kubur, sebelum pertanyaan (dari malaikat)."

وقد صرحت الروايات والآثار بأن ضمة القبر عامة، للصالح وغيره.

Cepitan Qubur berlaku bagi siapapun, baik orang shāliḥ ataupun tidak, kecil ataupun dewasa kecuali orang yang membaca seperti di atas.

وقد قال الشهاب ابن حجر: قد جاءت الأحاديث الكثيرة بضمة القبر، وأنه لا ينجو منها صالح ولا غيره،

Dan Al-Syihab Ibnu Hajar berkata: "Telah banyak hadits yang menyebutkan tentang cengkeraman kubur, bahwa tidak ada yang selamat darinya, baik orang saleh maupun yang lainnya. 

 بل أخبر - صلى الله عليه وسلم - في سعد بن معاذ سيد الأوس من الأنصار أنه اهتز لموته عرش الرحمن استبشارا لقدوم روحه، وإعلاما بعظيم مرتبته،

Bahkan Rasulullah ﷺ mengabarkan tentang Sa'ad bin Mu'adz, pemimpin suku Aus dari kaum Anshar, bahwa Arasy Allah bergetar karena kematiannya sebagai tanda kegembiraan menyambut ruhnya dan sebagai pemberitahuan tentang kedudukannya yang agung.

 وأنه لم ينج منها، وأنه شيع جنازته سبعون ألف ملك، وأنه لو كان أحد بنحو منها لنجا منها هذا العبد الصالح.

 Namun, dia pun tidak selamat darinya, meskipun jenazahnya diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat. Andai ada seseorang yang bisa selamat darinya, maka orang saleh ini pasti akan selamat."

ويرده ما ورد في سعد بن معاذ أنه ضغط في قبره ضغطة شديدة بحيث اختلفت أضلاعه فيها، 

Dan diriwayatkan bahwa Sa'ad bin Mu'adz mengalami tekanan yang sangat kuat di kuburnya sehingga tulang-tulang rusuknya saling bersilangan.

وأن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - سئل عن ذلك، فقال إنه كان يقصر في بعض الطهور من البول.

 Rasulullah ﷺ ditanya tentang hal itu, dan beliau menjawab bahwa Sa'ad kurang sempurna dalam bersuci dari air kencing.

لكن ذكر إن فاطمة بنت أسد رضي الله عنها سلمت من هذه الضمة، وأن من قرأ قل هو الله أحد في مرضه الذي يموت فيه كذلك - أي يسلم منها، وكذا الأنبياء.

Namun, disebutkan bahwa Fathimah binti Asad رضي الله عنها selamat dari himpitan tersebut, dan siapa yang membaca surat Al-Ikhlas pada penyakit yang menyebabkan kematiannya juga akan selamat darinya, begitu juga para nabi.

وحكمتها: أن الأرض أمهم، ومنها خلقوا، فغابوا عنها الغيبة الطويلة، فلما ردوا إليها ضمتهم ضمة الوالدة التي غاب ولدها ثم قدم عليها، فمن كان مطيعا لله ضمته برفق ورأفة، ومن كان عاصيا ضمته بعنف سخطا منها لله عليه.

Hikmahnya adalah bahwa tanah adalah ibu mereka, dan dari sanalah mereka diciptakan. Mereka telah lama berpisah darinya, jadi ketika mereka dikembalikan ke sana, tanah itu memeluk mereka seperti seorang ibu yang anaknya lama menghilang kemudian kembali. Maka, siapa yang taat kepada Allah akan dipeluk dengan lembut dan penuh kasih sayang, sedangkan yang durhaka akan dipeluk dengan keras sebagai tanda kemarahan Allah kepadanya.

📗

وحمله الملائكة بأجنحتها حتى يجيزونه من الصراط إلى الجنة.

Dan para malaikat membawanya dengan sayap-sayap mereka hingga melewati shirath (jembatan) menuju surga.


 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 144 

 Nurul ilmi

------------------

 وَ وَرَدَ أَيْضًا: “مَنْ قَالَ: لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ أَرْبَعِيْنَ مَرَّةً فِيْ مَرَضِهِ فَمَاتَ فِيْهِ، أُعْطِيَ أَجْرَ شَهِيْدٍ، وَ إِنْ بَرِىءَ بَرِىءَ مَغْفُوْرًا لَهُ”. غَفَرَ اللهُ لَنَا، وَ أَعَاذَنَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ فِتْنَتِهِ.

Tersebut dalam hadits lagi, bahwa barang siapa mau membaca: “Lā Ilāha Illā Anta... dan seterusnya. (Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh kami masuk golongan orang-orang yang zhālim” sebanyak 40 kali di waktu sakit, lalu mati, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mati syahīd. Kalau ia sembuh, maka diampunilah dosanya. Semoga Allah s.w.t. berkenan mengampuni dosa kita, dan melindungi kita sekalian dari siksa dan fitnah qubur. Amin. (62)

--------------

ما من ميت يقرأ عنده يس إلا هون الله عليه.

Tidak ada seorang pun yang meninggal dunia dan dibacakan surat Yasin di sisinya, kecuali Allah akan mempermudahnya.

ويستحب - إذا احتضر الميت - أن يقرأ عنده أيضا سورة الرعد فإن ذلك يخفف عن الميت سكرة الموت، وإنه أهون لقبضه، وأيسر لشأنه.

Dan disunnahkan – jika seseorang dalam keadaan sakaratul maut – untuk membacakan surat Ar-Ra'd di sisinya karena hal itu akan meringankan penderitaan sakaratul maut, memudahkan pencabutannya, dan memperingan keadaannya.

62). Disunnahkan pula untuk berta‘dziah sebelum lewatnya tiga hari dari kematian mayit. Makrūh hukumnya setelah lewatnya tiga hari.


 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 144 - 145

Nurul ilmi

-----------------

ALHAMDULILLAH BAB JANAZAH SELESAI.


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

Sunday, July 7, 2024

SHOLAT JANAZAH PART 20 ( SUNNAH BACA ALQURAN UNTUK JANAZAH)

 BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN

TERJEMAH FATHUL MU'IN

SHOLAT JANAZAH 

PART 20

SUNNAH BACA ALQURAN UNTUK JANAZAH


وَ يُسَنُّ كَمَا نَصَّ عَلَيْهِ أَنْ يَقْرَأَ مِنَ الْقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ عَلَى الْقَبْرِ، فَيَدْعُوْ لَهُ مُسْتَقْبِلًا لِلْقِبْلَةِ.


 Sunnah – sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imām Syāfi‘ī – membaca sebagian al-Qur’ān 1⃣yang terasa mudah di maqām, lalu dengan menghadap qiblat 2⃣ dan berdoa untuk si mayat. 

 ---------------

 

 1⃣ أي لما ورد إن فمن زار قبر والديه أو أحدهما فقرأ عنده يس والقرآن الحكيم، غفر له بعدد ذلك آية أو حرفا.

 

"Telah disebutkan bahwa barangsiapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya, kemudian membaca di sisinya surat Yasin dan Al-Qur'an Al-Hakim, maka diampuni baginya sebanyak ayat atau huruf yang dibacanya.


SAMPAINYA PAHALA BACAAN ALQURAN YG DIHADIAHKAN KE MAYIT


وعن الإمام أحمد بن حنبل أنه قال: إذا دخلتم المقابر فاقرأوا بفاتحة الكتاب والإخلاص والمعوذتين، واجعلوا ثواب ذلك لأهل المقابر، فإنه يصل إليهم.


Dan dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwa beliau berkata: Jika kalian memasuki kuburan, bacalah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, dan Al-Mu'awwidhatain, dan berikan pahalanya kepada ahli kubur, karena hal itu akan sampai kepada mereka.


فالاختيار أن يقول القارئ بعد فراغه: اللم أوصل ثواب ما قرأته إلى فلان.


"Maka pilihan yang tepat adalah pembaca mengatakan setelah selesai: Ya Allah, sampaikanlah pahala dari apa yang telah aku baca kepada si Fulan.


.(وحكى) بعض أهل العلم أن رجلا رأى في المنام أهل القبور في بعض المقابر قد خرجوا من قبورهم إلى ظاهر المقبرة،  


(DI KISAHKAN) 

oleh beberapa ulama bahwa seorang pria melihat dalam mimpinya ahli kubur di beberapa makam keluar dari kubur mereka ke permukaan pemakaman,


وإذا بهم يلتقطون شيئا ما يدري ما هو.


 Dan mereka tampak mengambil sesuatu yang tidak diketahui apa itu.


قال: فتعجبت من ذلك، ورأيت رجلا منهم جالسا لا يلتقط معهم شيئا، فدنوت منه وسألته: 


Dia berkata: Aku terheran dengan itu, dan aku melihat seorang pria di antara mereka duduk tidak mengambil apapun, maka aku mendekatinya dan bertanya kepadanya:


ما الذي يلتقط هؤلاء؟ فقال يلتقطون ما يهدي إليهم المسلمون من قراءة القرآن والصدقة والدعاء. 


 Apa yang mereka ambil? Dia menjawab: Mereka mengambil apa yang dihadiahkan kepada mereka oleh kaum muslimin berupa bacaan Al-Qur'an, sedekah, dan doa."


فقال: فقلت له: فلم لا تلتقط أنت معهم؟ قال أنا غني عن ذلك.


"Dia berkata: Aku berkata kepadanya: Mengapa kamu tidak mengumpulkan bersama mereka? Dia berkata: Aku tidak membutuhkan itu.Aku bertanya: Apa yang membuatmu tidak membutuhkan itu


فقلت: بأي شئ أنت غني؟ قال بختمة يقرؤها ويهديها إلى كل يوم ولدي يبيع الزلابية في السوق الفلاني.

Aku bertanya: Apa yang membuatmu tidak membutuhkan itu? Dia berkata: Dengan bacaan Al-Quran yang dibaca dan dihadiahkan setiap hari oleh anakku yang menjual zlabia (sejenis makanan manis) di pasar tersebut.


فلما استيقظت ذهبت إلى السوق حيث ذكر، فإذا شاب يبيع الزلابية، ويحرك شفتيه.


Ketika aku bangun, aku pergi ke pasar yang disebutkannya, dan aku melihat seorang pemuda menjual zalabiah, menggerakkan bibirnya."


فقلت: بأي شئ تحرك شفتيك؟ قال أقرأ القرآن وأهديه إلى والدي في قبره.


Maka aku berkata: "Dengan apa engkau menggerakkan bibirmu?" Ia menjawab: "Aku membaca Al-Qur'an dan menghadiahkannya kepada ayahku di kuburnya.


قال: فلبثت مدة من الزمان، ثم رأيت الموتى قد خرجوا من القبور، وإذا بالرجل الذي كان يلتقط صار يلتقط، فاستيقظت وتعجبت من ذلك، ثم ذهبت إلى السوق لا تعرف خبر ولده فوجدته قد مات. 


"Ia berkata: "Kemudian aku tinggal selama beberapa waktu, lalu aku melihat orang-orang mati keluar dari kuburan, dan pria yang dulu mengumpulkan tetap mengumpulkan. Aku terbangun dan heran akan hal itu, lalu aku pergi ke pasar untuk mengetahui berita tentang anaknya, dan aku mendapati bahwa anaknya telah meninggal."


2⃣ وعبارة المغني: وعند الدعاء يستقبل القبلة وإن قال الخراسانيون باستحباب استقبال وجه الميت.

Dan ungkapan Al-Mughni: "Ketika berdoa, seseorang menghadap kiblat, meskipun orang-orang Khurasan mengatakan bahwa disunnahkan untuk menghadap wajah mayit."


Ianah Tholibjin juz 2 hal 143

Nurul ilmi

-----------------


 (وَ سَلَامٌ) لِزَائِرٍ عَلَى أَهْلِ الْمَقَبَرَةِ عُمُوْمًا، ثُمَّ خُصُوْصًا، فَيَقُوْلُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ عِنْدَ أَوَّلِ الْمَقْبَرَةِ. وَ يَقُوْلُ عِنْدَ قَبْرِ أَبِيْهِ مَثَلًا: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَالِدِيْ.

 

 Bagi orang yang berziarah, sunnah mengucapkan salam 3⃣ untuk ahli qubur secara umum, lalu khusus yang dimaksudkan. Yaitu begitu masuk membaca:

  (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ )

 dan setelah sampai pada maqām ayahnya misalnya, membaca: 

 (السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَالِدِيْ.).

 ----------------

 3⃣أي ويندب سلام لزائر على أهل المقبرة، أي لما روى عن أبي هريرة: قال أبو رزين: يا رسول الله، إن طريقي على الموتى، فهل لي كلام أتكلم به إذا مررت عليهم؟ قال: قل السلام عليكم يا أهل القبور من المسلمين والمؤمنين.


"Disunnahkan bagi pengunjung untuk mengucapkan salam kepada penghuni kubur, berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah: Abu Ruzain berkata: 'Wahai Rasulullah, jalan saya melewati orang-orang yang telah mati, apakah ada ucapan yang bisa saya ucapkan ketika melewati mereka?' Nabi bersabda: 'Ucapkanlah,

SALAM KUBUR

 السلام عليكم يا أهل القبور من المسلمين والمؤمنين.وأنتم لنا سلف، ونحن لكم تبع، وإنا شاء الله بكم لاحقون.

 "Salam sejahtera atas kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan muslimin dan mukminin.

Kalian adalah pendahulu kami, dan kami adalah pengikut kalian, dan insya Allah kami akan menyusul kalian."


قال أبو رزين: هل يسمعون؟ قال: يسمعون ولا يستطيعون أن يجيبوا - أي جوابا يسمعه الحي -.


'Abu Ruzain bertanya: 'Apakah mereka mendengar?' Nabi menjawab: 'Mereka mendengar, tetapi tidak mampu menjawab - yakni jawaban yang bisa didengar oleh orang hidup.


وقال: يا أبا رزين: ألا ترضى أن ترد عليك بعددهم الملائكة؟.

'Nabi juga berkata: 'Wahai Abu Ruzain, tidakkah engkau senang bahwa malaikat akan membalas salam tersebut sebanyak jumlah mereka?'"


Ianah Tholibjin juz 2 hal 143

Nurul ilmi

------------------


 فَإِنْ أَرَادَ الْاِقْتِصَارَ عَلَى أَحَدِهِمَا أَتَى بِالثَّانِيَةِ، لِأَنَّهُ أَخَصَّ بِمَقْصُوْدِهِ، وَ ذلِكَ لِخَبَرِ مُسْلِمٍ: “أَنَّهُ قَالَ:

 

 السَّلَامُ عَلَيْكُم دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَ إِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ”. 

 

وَ الْاِسْتِثْنَاءُ لِلتَّبَرُّكِ، أَوْ لِلدَّفْنِ بِتِلْكَ الْبُقْعَةِ، أَوْ لِلْمَوْتِ عَلَى الْإِسْلَامِ.


 Apabila ingin mencukupkan dengan salah satunya, maka yang dibaca adalah kalimat yang kedua tersebut, karena salām tersebut lebih khusus pada tujuannya. Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, bahwa Nabi s.a.w. berucap: “As-Salāmu ‘alaikum 4⃣– dan seterusnya – “Semoga keselamatan buat kalian semua, wahai kaum mu’min. Dan in syā’ Allāh, kami semua akan menyusul kalian”. Istisnā’ (ucapan in syā’ Allāh) di sini bertujuan mencari berkah atau dimaqāmkan di tempat itu atau mati dalam keadaan Islam.

 -----------------

 4⃣وأخرج ابن أبي شيبة عن الحسن قال: من دخل المقابر فقال: 

اللَّهُمَّ رَبَّ الْأَجْسَادِ الْبَالِيَةِ، وَالْعِظَامِ النَّخِرَةِ الَّتِي خَرَجَتْ مِنَ الدُّنْيَا وَهِيَ بِكَ مُؤْمِنَةٌ، أَدْخِلْ عَلَيْهَا  رَوْحًا  مِنْ عِنْدِكَ، وَسَلَامًا مِنِّي.

 يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ مُذْ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ.

 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Al-Hasan bahwa dia berkata: "Barangsiapa yang masuk ke pemakaman kemudian berkata: 'Ya Allah, Tuhan dari jasad-jasad yang telah hancur dan tulang-belulang yang telah rapuh, yang keluar dari dunia ini dalam keadaan beriman kepada-Mu, masukkanlah kepada mereka kegembiraan dari sisi-Mu dan salam dariku,' 

maka setiap orang yang beriman sejak Allah menciptakan Adam akan memohonkan ampun untuknya.


وأخرجه ابن أبي الدنيا بلفظ.

كتب الله له بعدد من مات من لدن آدم إلى أن تقوم الساعة حسنات.


"Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dengan lafaz: "Allah akan mencatat baginya pahala sebanyak orang yang mati sejak zaman Adam hingga hari kiamat.


وأخرج البيهقي عن بشير بن منصور قال: كان رجل يختلف إلى الجبانة فيشهد الصلاة على الجنائز، فإذا أمسى وقف على باب المقابر فقال: آنس الله وحشتكم، ورحم الله غربتكم، وتجاوز الله عن سيئاتكم، وقبل الله حسناتكم - لا يزيد على هؤلاء الكلمات -.


"Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Basyir bin Manshur bahwa dia berkata: "Ada seorang lelaki yang sering pergi ke kuburan dan menyaksikan shalat jenazah, dan ketika malam tiba, dia berdiri di pintu pemakaman dan berkata: 


آنَسَ اللهُ وَحْشَتَكُمْ، وَرَحِمَ اللهُ غُرْبَتَكُمْ، وَتَجَاوَزَ اللهُ عَنْ سَيِّئَاتِكُمْ، وَقَبِلَ اللهُ حَسَنَاتِكُمْ.


'Semoga Allah menghibur kesepian kalian, merahmati keterasingan kalian, mengampuni dosa-dosa kalian, dan menerima kebaikan-kebaikan kalian,' - tidak lebih dari kata-kata ini.


قال ذلك الرجل: فأمسيت ذات ليلة فانصرفت إلى أهلي ولم آت المقابر، فبينما أنا نائم إذا أنا بخلق كثير جاؤني، قلت: من أنتم؟ وما حاجتكم؟ قالوا: نحن أهل المقابر.


"Lelaki itu berkata: "Suatu malam aku pulang ke keluargaku tanpa pergi ke pemakaman. Ketika aku tidur, aku bermimpi didatangi oleh banyak makhluk. Aku berkata: 'Siapa kalian? Dan apa yang kalian inginkan?' Mereka menjawab: 'Kami adalah penghuni kuburan.


وقد عودتنا منك هدية عند انصرافك إلى أهلك.


 Kami telah terbiasa menerima hadiah dari Anda ketika Anda pulang ke keluarga Anda.'

 

قلت: وما هي؟ قالوا: الدعوات التي كنت تدعو بها.

قلت: فأنا أعود لذلك.

Aku bertanya: 'Apa itu?' Mereka menjawab: 'Doa-doa yang biasa Anda panjatkan.' Aku berkata: 'Aku akan kembali melakukannya.'"


Ianah tholibin juz 2 hal 143 

Nurul ilmi

-----------------


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

Saturday, July 6, 2024

DUA ALASAN ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT


Prihal hukum meningalkan sholat,,,orang yg meninggalkan sholat ada dua macam 


1.Meninggalkan sholat dengan tanpa meyakini wajibnya sholat maka hukumnya adalah sama dengan hukum orang yang murtad. Jika murtad maka diperintah taubat tiga kali, jika tidak mau maka dihukum pancung, tidak dimandikan, tidak disholati dan tidak dikubur di kuburan muslimin.

2.Meninggalkan sholat karena malas dan masih meyakini wajibnya sholat, maka disuruh taubat, jika tidak mau bertaubat maka dihukum pancung dan hukumnya masih dianggap muslim dalam hal dimandikan, dikafani, disholati dan dikubur di kuburan muslimin.


- Kitab Taqrib :


"فصل" ومن ارتد عن الإسلام استتيب ثلاثا فإن تاب وإلا قتل ولم يغسل ولم يصل عليه ولم يدفن في مقابر المسلمين.

"فصل" وتارك الصلاة على ضربين: أحدهما أن يتركها غير معتقد لوجوبها فحكمه حكم المرتد والثاني أن يتركها كسلا معتقدا لوجوبها فيستتاب فإن تاب وصلى وإلا قتل حدا وكان حكمه حكم المسلمين.


- Kitab Fathul Qorib Syarah Taqrib :


(والثاني أن يتركها كسلا) حتى يخرج وقتها حالَ كونه (معتقدا لوجوبها، فيستتاب؛ فإن تاب وصلى) وهو تفسير للتوبة، (وإلا) أي وإن لم يتب (قتل حدًّا) لا كفرا. (وكان حكمه حكم المسلمين) في الدفن في مقابرهم، ولا يطمس قبره، وله حكم المسلمين أيضا في الغسل والتكفين والصلاة عليه. - والله أعلم.


Waqila, orang yang mennggalkan sholat karena malas maka dihukumi kafir karena sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam : "Di antara hamba dan kekufuran adalah meninggalkan sholat". (HR Muslim). Banyak yang berpendapat seperti itu diantaranyaa dalah Ali bin Abi Thalib, Sayyid Jalil Abdulloh Ibnul Mubarok, Ishaq Ibnu Rohawayh dan satu riwayat dari Imam Ahmad. Sedangkan pendapat yang shohih dan juga menjadi pendapatnya jumhur ulama' adalah tidak dihukumi kufur sebab sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam : "Darah seorang muslim tidak halal kecuali salah satu dari tiga, kufur setelah beriman, zina muhshon dan membunuh seseorang tanpa haq."


Juga sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam : “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimatnya yang Allah lemparkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya (diantara ruh-ruh yang Allah ciptakan), dan surga itu benar adanya, dan neraka itu benar adanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga, apapun yang dia amalkan”. (HR Bukhori dan Muslim).


Alasan lain tidak dianggap kafirnya orang yang meninggalkan sholat karena malas adalah karena kekafiran itu dengan i'tiqod /keyakinan dan i'tiqodnya orang tersebut masih shohih. Sedangkan hadits yang dijadikan dalil oleh ulama' yang berpendapat kufur adalah diarahkan pada orang yang meninggalkan sholat dan dia mengingkari wajibnya sholat.


Jadi menurut pendapat yang shohih, dia disuruh bertaubat karena dia tidak lebih buruk keadaannya daripada orang murtad, jika mau bertaubat dan taubatnya adalah melakukan sholat. Jika tidak mau bertaubat maka dipancung lehernya menurut pendapat madzhab. 


Wallohu a'lam

SHOLAT JANAZAH PART 19 (ZIARAH KUBUR)

 BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN

TERJEMAH FATHUL MU'IN




SHOLAT JANAZAH 

PART 19


ZIARAH KUBUR


(وَ) يُنْدَبُ (زِيَارَةُ قُبُوْرٍ لِرَجُلٍ) لَا لِأُنْثَى،

 فَتُكْرَهُ لَهَا. نَعَمْ، يُسَنُّ لَهَا زِيَارَةُ قَبْرِ النَّبِيِّ. قَالَ بَعْضُهُمْ: وَ كَذَا سَائِرَ الْأَنْبِيَاءِ، وَ الْعُلَمَاءِ، وَ الْأَوْلِيَاءِ. 


Sunnah bagi laki-laki📝 berziarah qubur, lain halya wanita, ziarah qubur baginya hukumnya adalah makrūh. (5⃣8⃣) Memang makruh, namun bagi wanita tetap disunnahkan berziarah ke maqām Nabi s.a.w. (5⃣9⃣) Sebagian ‘ulamā’ menambah: Demikian juga berziarah ke maqām nabi-nabi yang lain, ‘ulamā’ dan para auliyā’.


---------------


📝 أي لخبر: كنت نهيتكم عن زيارة القبور، فزوروها فإنها تذكركم الآخرة.

Hadis pertama:

 "Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Dulu aku melarang kalian untuk mengunjungi kuburan, sekarang berkunjunglah ke kuburan karena itu mengingatkan kalian pada akhirat.'


وروي عنه - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: ما من أحد يمر بقبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عرفه.


"Hadis kedua:

 "Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya yang ia kenal di dunia lalu memberi salam kepadanya, kecuali ia akan mengenalnya.'"

 

ويتأكد ندب الزيارة في حق الأقارب، خصوصا الأبوين، ولو كانوا ببلد آخر غير البلد الذي هو فيه،


Dan jadi sunnah muakad untuk berziarah ke kuburan kerabat, terutama Ke kuburan orang tua, meskipun mereka berada di kota lain yang berbeda dengan tempat tinggalnya.


 فقد روى الحاكم عن أبي هريرة رضي الله عنه: من زار قبر أبويه أو أحدهما في كل جمعة مرة غفر الله له، وكان بارا بوالديه.

 

Telah diriwayatkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.: "Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya setiap Jumat, Allah akan mengampuni dosanya dan ia dianggap berbakti kepada orang tuanya."


وفي رواية: من زار قبر والديه كل جمعة أو أحدهما، فقرأ عنده يس والقرآن الحكيم، غفر له بعدد ذلك آية أو حرفا.

Dan dalam sebuah riwayat disebutkan: "Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap Jumat atau salah satu dari keduanya, lalu membaca di sisinya Surah Yasin dan Al-Qur'an yang penuh hikmah, maka Allah akan mengampuni dosanya sebanyak jumlah ayat atau huruf yang dibacanya.

وفي رواية: من زار قبر والديه أو أحدهما كأن كحجة.

"Dan dalam sebuah riwayat disebutkan: "Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya, maka seolah-olah ia telah melakukan haji.


وروي إن الرجل لا يموت والداه وهو عاق لهما فيدعو الله لهما من بعدهما فيكتبه الله من البارين.


"Dan diriwayatkan bahwa seseorang yang orang tuanya meninggal sementara ia durhaka kepada keduanya, lalu ia mendoakan mereka setelah kematiannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang berbakti.


فأفادت هذه الأخبار أن من زار قبر أبويه كان بارا لهما غير عاق ولا مضيع حقهما.


"Berita ini menginformasikan bahwa orang yang mengunjungi makam orang tuanya adalah orang yang berbakti kepada mereka, tidak durhaka, dan tidak mengabaikan hak mereka.


وكان ابن واسع يزور القبور يوم الجمعة ويقول: بلغني أن الموتى يعلمون بزوارهم يوم الجمعة ويوما بعده.

Ibnu Wasi' biasa mengunjungi makam pada hari Jumat dan berkata: 'Telah sampai kepadaku bahwa orang-orang yang telah meninggal mengetahui siapa saja yang mengunjungi mereka pada hari Jumat dan sehari setelahnya.'"


ARWAH ORANG MUKMIN TURUN KELANGIT DUNIA SETIAP MALAM


وورد أيضا:

 أن أرواح المؤمنين تأتي في كل ليلة إلى سماء الدنيا وتقف بحذاء بيوتها، وينادي كل واحد منها بصوت حزين ألف مرة.

 Juga dikatakan bahwa arwah orang-orang beriman datang setiap malam ke langit dunia dan berdiri di dekat rumah mereka, dan masing-masing dari mereka memanggil dengan suara sedih seribu kali.


يا أهلي، وأقاربي، وولدي.

"Hai keluargaku, sanak saudaraku, dan anakku.


يا من سكنوا بيوتنا، ولبسوا ثيابنا، واقتسموا أموالنا.


Hai kalian yang telah tinggal di rumah kami, memakai pakaian kami, dan berbagi harta kami.


هل منكم من أحد يذكرنا ويتفكرنا في غربتنا ونحن في سجن طويل وحصن شديد؟ فارحمونا يرحمكم الله، ولا تبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا.


Adakah di antara kalian yang mengingat dan memikirkan kami dalam keterasingan kami saat kami berada dalam penjara yang panjang dan benteng yang kuat? Maka kasihanilah kami, semoga Allah mengasihani kalian, dan janganlah kikir kepada kami sebelum kalian menjadi seperti kami."


يا عباد الله: إن الفضل الذي في أيديكم كان في أيدينا، وكنا لا ننفق منه في سبيل الله، وحسابه ووباله علينا، والمنفعة لغيرنا.


."Wahai hamba-hamba Allah: Sesungguhnya kelebihan yang ada di tangan kalian sebelumnya ada di tangan kami, dan kami tidak membelanjakannya di jalan Allah, sehingga perhitungannya dan bebannya berada pada kami, sedangkan manfaatnya untuk orang lain.


فإن لم تنصرف - أي الأرواح - بشئ، فتنصرف بالحسرة والحرمان.


Jika ruh tidak berpindah dengan sesuatu, maka ia akan berpindah dengan penyesalan dan kehilangan."


وورد أيضا عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث.

 

"Dan juga diriwayatkan dari Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda: 'Orang yang meninggal di kuburnya itu seperti orang yang tenggelam meminta pertolongan. Perhitungannya berada pada kami, dan manfaatnya untuk orang lain.


ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له، فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها.

Dia menunggu doa yang datang kepadanya dari anaknya, saudaranya, atau temannya, maka jika doa itu sampai kepadanya, itu lebih dia sukai daripada dunia dan isinya.


PEZIARAH DISUNNAHKAN SUCI


ويسن أن يكون الزائر على طهارة، وفي سم ما نصه: قال في شرح العباب: ولا يسن السفر لقصد زيارة غير نبي أو عالم أو صالح، خروجا من خلاف من منعه كالجويني فإنه قال أن ذلك لا يجوز.


Disunahkan bagi pengunjung untuk berada dalam keadaan bersuci, dan dalam suatu kitab disebutkan: 'Dikatakan dalam penjelasan Al-'Ubbab: Tidak DISUNNAHKAN untuk melakukan perjalanan dengan tujuan mengunjungi selain Nabi, alim ulama, atau orang saleh, untuk keluar dari perselisihan dengan mereka yang MELARANGNYA seperti Al-Juwaini yang mengatakan bahwa hal itu tidak diperbolehkan."


(5⃣8⃣) أي الزيارة، لأنها مظنة لطلب بكائهن، ورفع أصواتهن، لما فيهن من رقة القلب، وكثرة الجزع، وقلة احتمال المصائب.


 Sebab adanya praduga menyebabkan menangisnya wanita tersebut dan mengeraskan suaranya. Hal itu karena wanita hatinya tipis, banyak mengeluh dan tidak kuat menanggung musibah.


ولخبر عائشة رضي الله عنها قالت: قلت: كيف أقول يا رسول الله؟ - تعني إذا زرت القبور -.

قال: قولي:

SALAM KUBUR.

 السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين والمستأخرين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون.


"Dari Aisyah رضي الله عنها berkata: Aku berkata: Bagaimana aku harus mengucapkan (doa) wahai Rasulullah? - yang dimaksud adalah ketika berziarah ke kuburan.Beliau bersabda: Ucapkanlah: 'Salam sejahtera kepada penghuni rumah (kubur) dari orang-orang mukmin dan muslim, semoga Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, dan insya Allah kami akan menyusul kalian.'Dan ini berlaku apabila tidak menimbulkan fitnah saat keluarnya (ziarah), jika tidak, maka tidak diragukan lagi bahwa itu haram."


ZIARAH KUBUR BAGI WANITA BILA MENIMBULKAN FITNAH HARAM


ومحل ذلك حيث لم يترتب على خروجها فتنة، وإلا فلا شك في التحريم.


'Dan ini berlaku apabila tidak menimbulkan fitnah saat keluarnya (ziarah), jika tidak, maka tidak diragukan lagi bahwa itu haram."


(5⃣9⃣). أي لأنها من أعظم القربات للرجال والنساء.

Sebab berziarah ke maqām Nabi merupakan ‘ibādah yang paling agung bagi lelaki dan wanita. 


 I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 142

 Nurul ilmi.

 

---------------

MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI SEMOGA BERMANFAAT.

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes