BREAKING NEWS

Watsapp

Showing posts with label TOKOH SEJARAH. Show all posts
Showing posts with label TOKOH SEJARAH. Show all posts

Wednesday, January 12, 2022

MENGENANG SOSOK SIMBAH KH. ABDUL KARIM LIRBOYO. DISARIKAN DARI BUKU TIGA TOKOH LIRBOYO

SIMBAH KH. ABDUL KARIM LIRBOYO. MUASSIS PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI

KH. Abdul Karim adalah salah seorang ulama besar yang kehidupannya diwarnai berbagai sifat Luhur sehingga banyak ulama yang menyatakan kekagumannya. diantaranya KH. Mároef. Kedunglo. Menurut beliau. KH. Abdul Karim sebenarnya bertabiat keras tapi penyabar dan ilmunya biasa-biasa saja tapi istiqomah serta zuhud. Sehingga karena zuhud itu, beliau sama sekali tidak kenal uang. Demikian menurut keterangan KH. Mahrus Aly_allahu yarham. Bahkan menurut kisah KH. Abdul AZiz Mansyur -allahu yarham- rumah beliau pernah hampir roboh karena rusak berat namun beliau diam saja hingga Mbah Nyai Dlomroh (istri Mbah Manab) yang memperbaikinya. Saat nyantri di Pondok Pesantren Bangkalan. Madura asuhan Syaikhona Kholil, Mbah Manab menuntut ilmu bersama tiga Santri lainnya yang saat itu dijuluki 4 Sekawan yaitu Mbah Märoef Kedunglo Kediri, Mbah Anwar Alwi Paculgowang Jombang dan Mbah Hasyim Asyari Tebuireng Jombang. Suatu ketika saat khataman pengajian Mbah Manab disuruh Mbah Kholil menguras jamban. ketiga temannya melihat apa yang dilakukan Mbah Manab, karena mereka tidak melihat Mbah Manab menguras kotoran. yang terlihat hanyalah Mbah Manab yang sedang membersihkan jamban kering. Merasa ganjil dengan apa yang mereka lihat, salah satu dari mereka berkomentar. "Manab kok aneh karo Kyai Kholil kon nguras jamban nganti resik, opo pancen ilmu Kyai Kholil dientekno. (Manab Kok aneh oleh Kyai Kholil disuruh menguras toilet hingga bersih apa memang ilmu beliau Sudah dihabiskan olehnya). Setelah Mbah Manab berkeluarga dan memiliki pesantren setiap santri yang hendak ngangsu ilmu ke Mbah Kholil beliau menyarankan, "sampeyan ajeng ngaos teng mriki to. nek sampeyan ajeng nderek ngaos. kulo badhe sanjang bilih ilmu kulo sampun ditelaske kalian Manab. Nek ajeng ngaos, dateng kediri mawon, teng dusun lirboyo, padosi ingkang namine Manab. (kamu mau mengaji di sini. Jika memang benar saya beritahu jika ilmu saya Sudah dihabiskan oleh Manab jika ingin mengaji datanglah ke Kediri tepatnya di desa Lirboyo Carilah Kyai yang bernama Manab). Mulai saat itu banyak santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo. Disaat menjelang akhir hayat. Mbah Kyai Abdul Karim sangat mendambakan bisa meninggal di hari Senin seperti kemangkatan Rasulullah SAW. rupanya Allah SWT. mengabulkan doa beliau. innalillahi wainna ilaihi roJIun- pada harn Senin ketiga di bulan suci itu bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1874 Hijriyah sekitar pukul 13.30 WIB. beliau dipanggil Yang Maha Kuasa dalam suasana yang tenang di hadapan keluarga serta Santri dan wafat beliau hampir bersamaan dengan wafatnya Mbah KH. Zainuddin Mojosari Nganjuk. jadi ketika Mbah KH. MahruS Aly pagi hari takziyah ke Pondok Mojosari kondisi kesehatan Mbah Manab saat itu sedang kritis, lalu pada siang harinya beliau wafat Pengaturan Manaqib beliau ini mudah-mudahan menambah kecintaan kita Kepada beliau dan kelak di akhirat kita dapat berkumpul dengan beliau. Amin ya robbal alamin.

Disarikan dari Buku Tiga Tokoh Lirboyo

#pphmsumbermakmur #pondoklirboyo #dawuhguru #santrilirboyo #santripphmsumbermakmur #santriindonesia


Monday, January 3, 2022

KETIKA AL-QUR'AN MULAI DIANGKAT OLEH ALLAH


Syaikhina Maimoen Zubair dalam pengajian kitab Syajarotul Maarif Ramadhan 1437 H dan pada halaqah yang lain sering kali dawuh (berkata) :

"Biyen kapan ono wong apal Qur'an mesti dadi wong ngalim" (Zaman dahulu jika ada orang hafal Al-Qur'an, pasti menjadi orang alim).

Beliau memberikan sebuah fakta bahwa dulu setiap Ulama' sebelum menekuni sebuah bidang khusus seperti Ahli Fiqh, Ahli Ushul Fiqh, Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan sebagainya pastilah didahului dengan pondasi hafalan Qur'an.

Bahkan banyak di antara mereka yang hafal Al-Qur'an dari kecil seperti Al-Syafi'i, Al-Nawawi, Al-Ghozali, Al-Bukhori serta Ulama' lainnya.

Dalam pengajian kitab karya Syaikh Izzudin Ibnu Abdis Salam itu, Syaikhina Maimoen Zubair mencoba memberi perbedaan antara generasi dulu dengan generasi sekarang terkait hafalan Qur'an.

Beliau dawuh (berkata) yang kira-kira jika dibahasa-Indonesia-kan adalah sebagai berikut :

"Pada akhir zaman, Al-Qur'an itu nanti akan diangkat oleh Allah dan yang diangkat terlebih dahulu adalah makna atau artinya. Sehingga tidak ada yang mengetahui dan memahami makna dari lafadz yang dibacanya. Kemudian pada puncaknya, bacaan/lafadz dan naskahnya pun akan diangkat."

Beliau juga menyajikan fakta bahwa zaman sekarang Qur'an hanya untuk sema'an/perlombaan/ pentas dan lainnya, bukan seperti Ulama' dulu di mana Al-Qur'an dijadikan pondasi kuat dalam menjalani kehidupan .

Seperti dalam dawuh:

ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ

ﻭﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻭﺩﻟﻴﻼ

(Radhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warosula wabil qurani imama wa dalila)

Dari sini sebenarnya beliau berpesan kepada penghafal Qur'an untuk tetap mendalami fan Ilmu Agama seperti Fiqih, Tafsir, Hadits, Qiroah Sab'ah dan lain sebagainya .

Semoga kita bisa meneladani Ulama' kita dan tetap husnudzon dalam semua dawuh-dawuh beliau.

-Muhammad Maulana Shibghotullah-

Pada kesempatan yang lain beliau juga dawuh

Zaman akhir cah cilik apal Qur’an # waton apal koyo moco Koran

Cah cilik sing apal mung koyo wayang # munggah panggung mlebu tv dadi hiburan

Akeh sik moco Qur’an mung kerono duit# waton moco tanpo makhroj tanpo tajwid

Pondok dibangun mung kerono gengsi # megah mewah akeh santri tanpo isi

Akeh sik moco Qur’an nanging yo linglung # persis koyo Asu rebutan Balung

Ojo melu edan2nan lee

Manuto Gurumu, mbah Arwani

Syair berisi hikmah dan nasihat yang sangat dalam lagi menyentuh dari Syaikh Simbah Kyai Maimoen Zubair ini bisa dijadikan renungan untuk kita semua.

Jika diterjemahkan kurang lebih:

Di zaman akhir ini banyak kita dapati anak-anak kecil banyak yang menghafal Al Qur’an akan tetapi hanya sekedar hafal seperti halnya membaca koran atau majalah.

Anak-anak kecil yang hafal Al Qur’an diibaratkan seperti wayang kulit yang sering diikutkan perlombaan atau pertunjukan di panggung atau di tempat lain sampai masuk televisi sehingga menjadi sebuah hiburan.

Banyak yang membaca Al Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al Qur’an seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar.

Banyak juga dijumpai berdirinya pondok-pondok pesantren dengan tujuan dan niat gengsi demi persaingan dengan pondok-pondok lain, yang mana ukuran megahnya gedung dan banyaknya jumlah santri menjadi prioritas utama akan tetapi ilmu dan kualitas dari para santrinya dikesampingkan.

Dengan kondisi yang seperti itu sehingga banyak santri yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an akan tetapi lupa terhadap isi dan ajaran dari Al Qur’an yang diharapkan yaitu untuk mengamalkannya, sehingga seolah-olah diibaratkan layaknya anjing-anjing yang saling berebut tulang, yaitu dalam hal ibadah tapi demi tujuan dunia dan saling berlomba-lomba meraihnya.

Nasihat dari syair hikmah di atas harus kita jadikan pengingat (pepeling) dalam menata niat apa saja terutama mencari ilmu dan niat ibadah agar kita tujukan semuanya hanya lillahi ta’ala mengharap ridha Allah bukan untuk yang lainnya.

Karena belajar dan membaca apalagi menghafalkan Al Qur’an adalah hal yang sangat baik. Namun jika niatnya salah maka bukan pahala yang nantinya kita dapatkan.

Rasulullah Saw. bersabda:

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari 5027)

ﺍﻗْﺮَﺀُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻷَﺻْﺤَﺎﺑِﻪ

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804).

-Hilmi Fathurrahman-

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

Artinya: Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.

Semoga bermanfaat


 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes