🥀 Kejadian yang luar biasa pernah terjadi pada hari senin 🥀,,,
قال بعض العلماء خص الله تعالى يوم الإثنين بسبع فضائل الأولى أن إدريس عليه السلام صعد السماء يوم الإثنين والثانية ذهب موسى عليه السلام إلى الطور في يوم الإثنين والثالثة نزل دليل وحدانية الله تعالى يوم الإثنين والرابعة ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم في يوم الإثنين والخامسة أول مانزل جبريل عليه السلام إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم في يوم الإثنين والسادسة تعرض أعمال الأمة على رسول الله صلى الله عليه وسلم في يوم الإثنين والسابعة وفاة النبي صلى الله عليه وسلم في يوم الإثنين
Pemaparan-nya, berpendapat sebahgian ulama : Allah Swt mengkhususkan pada hari senin dengan 7 kelebihan yaitu sebagai berikut ini,
1. Pada hari senin nabi Idris AS dinaikkan ke langit yang kedua.
2. Pada hari senin nabi Musa AS pergi ke gunung sina.
3. Pada hari senin turunnya dalil tentang Esa-nya Allah Swt.
4. Pada har senin lahirnya nabi Muhammad Saw.
5. Pada hari senin awal malaikat jibril turun kepada nabi Saw.
6. Pada hari senin ditunjukkan segala amalan ummat kepada nabi Saw.
7. Pada hari senin wafatnya nabi Saw. Wallaahu A’lam
Referensi dari kitab,
المجالس السنية ٤٥ {الحرمين}
💖 Mohon dikoreksi apabila terdapat kekeliruan dan kesalahan 💖
عن عمر بن أبي سلمة ربيب النبي صلى الله عليه و سلم قال لما نزلت هذه الآية على النبي صلى الله عليه و سلم { إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا } في بيت أم سلمة فدعا فاطمة و حسنا و حسينا فجللهم بكساء و علي خلف ظهره فجللهم بكساء ثم قال اللهم هؤلاء أهل بيتي فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا قالت أم سلمة وأنا معهم يا نبي الله ؟ قال أنت على مكانك وأنت على خير.
Hadits Tirmidzi 3205
Dari Umar bin Abi Salamah putra sambung kn Nabi Saw. beliau berkata : ketika turun ayat ini
انما يريد الله ليذهب عنكم الرجس اهل البيت ويطهركم تطهيرا الأحزاب ٣٣
Dirumah Ummu Salamah, lalu kn. Nabi memanggil Fathimah, Hasan dan Husain lalu menutup mereka dengan kain, sedangkan 'Ali ada dibelakangnya lalu menutupinya juga dengan kain lalu bersabda : Ya Alloh mereka itu Ahlu baitku hilangkanlah hal yang kotor dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci sucinya. Lalu Ummu Salamah berkata : Apa aku beserta mereka ya Nabiyalloh? Nabi bersabda : kamu ditempatmu dan kamu didalam kebaikan
Monggo difahami saja
Bukan penjelasan tapi sekedar terjamah
KL ada salah mohon diluruskan 🙏
وتقليد واحد منهم فرض لقوله تعالى فسئلوا اهل الذكر ان كنتم لاتعلمون
Mengikuti salah seorang dari mereka itu hukumnya wajib, berdasarkan firman Allah “ Apabila kalian tidak tahu, maka brtanyalah pada mereka yang ahli ilmu ( Para Imam Agama ).”
Beliau Syekh Muhammad Amin Al-Qurdi melanjutkan penjelasannya:
ومن لم يقلد واحدا منهم وقال أنا اعمل بالكتاب والسنة مدعيا فهم الأحكام منهما فلا يسلم له بل هو مخطئ ضال مضل سيما في هذا الزمان الذى عم فيه الفسق وكثرت الدعوى الباطلة لأنه استظهر على أئمة الدين وهو دونهم في العلم والعمل والعدالة والاطلاع
Barangsiapa yang tidak mengikuti salah satu dari mereka (Imam madzhab) dan berkata: “saya beramal berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dan mengaku telah memahami hukum-hukum Al-Qur'an dan Hadits maka orang tersebut tidak dapat diterima, bahkan termasuk orang yang bersalah, sesat dan menyesatkan terutama pada masa sekarang ini dimana kefasikan merajalela dan banyak tersebar dakwah-dakwah yang salah, karena ia ingin mengungguli para pemimpin agama ia di bawah mereka dalam ilmu, amal, keadilan dan Analisa”.
*"Mengingat Panas Terik Matahari Di Padang Mahsyar"*
*(Meneladan Tujuh Golongan Yang Mendapatkan Perlindungan)*
Cuaca panas tengah melanda berbagai wilayah negara di belahan dunia, termasuk di Indonesia. Karena itu masyarakat diminta untuk menyesuaikan aktivitas di luar, termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suhu panas yang terjadi sekarang merupakan fenomena akibat adanya *gerak semu matahari.* (Cuaca Panas Mendidih di RI Sampai Kapan? teti purwanti, CNBC Indonesia. NEWS 30 April 2023 09:15)
Bagi seorang Muslim, panas terik matahari yang terjadi sekarang ini bisa diambil sebagai i'tibar untuk *"Mengingat Panas Terik Matahari di Padang Mahsyar"* nanti, yang tidak ada tempat untuk berlindung dari panasnya kecuali hanya perlindungan dari Allah *تعالى*.
Syeikh Amin Al-Kurdy dalam kitab Tanwierul Qulub mengatakan:
"Ketika orang-orang yang pertama (al-awwalun) dan orang-orang yang terakhir (al-akhirun) telah berkumpul pada satu tempat yang terbentang, maka matahari didekatkan di atas kepala-kepala para makhluk sehingga matahari itu hanya berjarak sekitar satu Mil dari mereka. Dan ditambahkan pada panasnya matahari itu menjadi tujuh puluh kali lipat (dari panasnya di dunia ini), maka menjadi mendidihlah isi kepala mereka dan tempat itu menjadi sangat sempit dan saling berdesak-desakan sehingga setiap satu telapak kaki akan bertumpuk di atasnya seribu telapak kaki yang lain, dan akan terjadi banjir keringat. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi
*صلى الله عليه وسلم :*
"Sesungguhnya keringat pada hari Kiamat akan mengalir di bumi setinggi 70 hasta. Dan sungguh keringat itu akan mencapai mulut-mulut manusia dan kuping-kuping mereka." (HR. Muslim) (Tanwierul Qulub, hal.77)
Kalau terhadap panas terik matahari di dunia ini kita ingin terlindung dari keburukannya dengan melakukan berbagai upaya, lalu bagaimana dengan gambaran panas terik matahari di padang Mahsyar nanti? Sudahkah kita juga berupaya agar bisa terlindung dari keburukannya? Di mana saat itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah *تعالى* saja.
*Sahabat-sahabat*
*رحمكم الله*
Ternyata ada diantaranya tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan/perlindungan Allah *تعالى* dari panas terik matahari di padang Mahsyar nanti, mereka itu ialah:
1- Seorang pemimpin yang adil.
2- Seorang Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah.
3- Seorang laki-laki yang hatinya selalu teringat (cinta) dengan masjid (untuk melaksanakan sholat berjama'ah).
4- Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah.
5- Seorang laki-laki yang dirayu (untuk berbuat zina) oleh seorang wanita kaya atau memiliki kedudukan dan cantik, maka (dia menolaknya) sambil berkata: "Saya takut kepada Allah *رب العالمين*."
(Begitu pula seorang wanita yang menolak ajakan untuk berbuat zina dari seorang laki-laki yang kaya raya atau memiliki kedudukan dan tampan).
6- Seorang laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di berikan oleh tangan kanannya.
7- Seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah *عز وجل* di tempat yang sunyi, maka mengalirlah air mata dari kedua matanya. (HR. Bukhori dari Abi Hurairoh/ Hasyiyah Muhtashor Abi Jamroh, hal. 57-60)
Dalam Hasyiyah Abi Jamroh dikatakan bahwa tujuh golongan dalam hadits tersebut juga bisa di lakukan oleh para wanita selain hal yang berhubungan dengan sholat di masjid. (Hasyiyah Muhtashor Abi Jamroh, hal. 59-60)
Mari kita meneladan tujuh golongan di atas sebagai upaya agar kita bisa memperoleh perlindungan dari Allah *تعالى* dan selamat dari keburukan panas terik matahari di padang Mahsyar nanti.
*"Semoga Allah Selalu Melimpahkan Kesehatan Dan Keselamatan Serta Perlindungan-Nya Kepada Kita Semua Dari Keburukan Panas Terik Matahari Di Dunia Ini Dan Di Padang Mahsyar Nanti, Dan Semoga Kita Semua Bisa Meneladan Tujuh Golongan Yang Akan Mendapatkan Perlindungan Nanti."*
*امين يارب العالمين.*🤲🤲🤲
*والله اعلم بالصواب.*
*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*
*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*
*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*
Dalam menjalani kehidupan atau menghadapi persoalan-persoalan, orang NU tidak boleh hanya bergantung pada kekuasaan Alloh (pasrah) atau sebaliknya hanya mengandalkan kemampuan akal (teori atau ilmu pengetahuan). Kaduanya harus dilakukan secara bersamaan.
b. Bidang Fikih (Ibadah)
Dalam memegangi hukum fikih, NU tidak boleh “HANYA” berpegang/berlandaskan pada pendapat-pendapat yang ada (qauly) tetapi juga harus memperhatikan dan mengetahui perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan (manhajiy). Motode berpikir ini diputuskan dalam MUNAS NU di Lampung dan prinsip ini ada dalam ungkapan :
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
“Tetap menjaga/ berpegang pada pendapat/tradisi lama (ulama’ terdahulu, salafussholih) yang baik (relevan), namun tetap mengambil pendapat-pendapat baru yang baik (yang lebih relevan/susuai dengan kondisi zaman dan ilmu pengetahuan)”.
Dalam beribadah warga NU juga harus berimbang antara ibadah mahdhoh (ritual, individual, vertikal) dan ibadah ghairu mahdhah (basyariyyah, insaniyyah, ijtimaiyyah, sosial, kemanusiaan, kemasyarakatan, horisontal.
c. Bidang Tashawwuf
Dalam menjalankan ibadah, warga NU harus menggabungkan antara hakikat dan syariat. Aturan-aturan fikih (syarat dan rukun) tetap harus dipenuhi, namun di sisi lain penghayatan terhadap isi, makna, hakikat, tetap harus diperhatikan.
Demikian juga dalam bertsahwwuf (menjalankan amaliyah dzikir/wirid, mengikuti thoriqat) tidak boleh melupakan urusan umat dan keluarga.
Adapun menjaga tradisi (amaliyah) para sabahat, oleh NU – dalam bidang ibadah- antara lain adalah dengan tetap mempertahankan Tarawih minimal 23 rakaat, adzan Jumat dua kali, dan lain-lain serta pola pikir/metode ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat Nabi terutama khulafaurrasyidun.
Mengikuti apa yang dilakukan oleh para sahabat, meskipun tidak dilakukan oleh Nabi, BUKAN BID’AH. Karena hadis di atas jelas bahwa Rosul memerintahkan agar berpegang kepada sunnahnya dan “sunnah” (amaliyah, tradisi, apa yang dilakukan) oleh para sahabat. Maka pengertian “bid’ah” dalam hadis وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ yang disampaikan oleh Rasul setelah فعليكم بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ berarti di luar yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat.
Puncaknya yang ingin dicapai NU dari asas ASWAJA AN-NAHDHIYYAH adalah prinsip tawasuth/moderat dan merawat sunnah Rasul dan “sunnah” para sahabat.
Wallohu a’lam
أما أهل السنة فهم أهل التفسير و الحديث و الفقه فإنهم المهتدون المتمسكون بسنة النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء بعده الراشدين وهم الطاءفة الناجية قالوا وقد اجتمعت اليوم في مذاهب أربعة الحنفيون والشافعيون و المالكيون والحنبليون
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat. Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.” (Hadrotu Syaikh Hasyim Asy'ari)
Demikian semoga bermanfaat buat anda SEMUA. Aamiin ya Rabbal Alamin
Beberapa Hal/Aktifitas yang disunnahkan pada hari/malam Jum'at*
الشافعية - قالوا : من السنن المطلوبة يوم الجمعة قص الشارب حتى تظهر حمرة الشفة ومعنى ذلك أنه يبالغ في قصه إلى أن يخف شعره ويظهر ما تحته ولكنه يكره استئصاله بالقص كما يكره حلقه جميعه وإذا قص بعضه وحلق بعضه فإنه جائز أما اللحية فإنه يكره حلقها والمبالغة في قصها فإذا زادت على القبضة فإن الأمر فيه سهل خصوصا إذا ترتب عليه تسوية للخفة أو تعريض به ونحو ذلك.
1. Mencukur brengos (kumis)
Mencukur kumis di sini bermakna tidak mencukur habis kumisnya, melainkan hingga tersisa tipis saja, sehingga kulit dasarnya tampak. Adapun mencukur habis kumis, maka dihukumi makruh. Dan apabila mencukur tipis sebagian kumis, dan sebagian lain digundulkan, maka hal ini dihukumi boleh.
Adapun jenggot, maka dihukumi makruh mencukur habis. Dan apabila tebalnya mencapai satu genggam lebih, maka hukumnya makruh juga mencukurnya.
ومن السنن المطلوبة يوم الجمعة نتف شعر الابطين ويكره للقادر على النتف أن يحلقه أما الذي يتألم من النتف فإنه لا يكره له الحلق.
2. Mencabut bulu ketiak.
Mencabut bulu ketika ini disunnahkan bagi orang yang memang mampu untuk mencabutnya, dan baginya makruh untuk mencukur bulu ketiaknya. Adapun orang yang merasa sakit ketika mencabut bulu ketiak, maka ia tidak dimakruhkan untuk mencukurnya.
وكذلك من السنن المطلوبة يوم الجمعة حلق شعر العانة للرجل ونتفها للمرأة ويتعين على المرأة إزالتها عند أمر الزوج لها.
3. Mencukur bulu kemaluan (jembut)
Mencukur jembut disini disunnahkan untuk laki-laki. Adapun bagi perempuan disunnahkan agar mencabutnya, dan ini dihukumi lebih kuat lagi jika atas permintaan suaminya.
ويكره نتف شعر الأنف بل يسن قصه إن طال وأن يتركه لما فيه من المنفعة الصحية
4. Mencukur bulu hidung jika off-side
Sebagian orang memiliki bulu hidung yang terkadang off-side (keluar batas), maka baginya disunnahkan untuk mencukurnya, atau ia diperbolehkan untuk membiarkannya, sebab ini memiliki beberapa manfaat kesehatan. Adapun mencabutnya, maka hal ini dihukumi makruh.
أما شعر الرأس فإن حلقه مباح ولا بأس بتركه لمن يتعهده بالنظافة إلا إذا كان الغرض من تركه التشبه بفئة مخصوصة ليلبس على الناس فإن تركه لا يجوز حينئذ
Adapun rambut kepala, maka hukum mencukurnya ialah mubah, dan tak mengapa jika membiarkannya panjang bagi seorang yang telaten akan kebersihannya. Kecuali jika ia memanjangkan rambutnya ditujuhkan untuk menyerupai sebagian kelompok tertentu, maka hukum memanjangkan rambut di sini tidak diperbolehkan.
ومن السنن المطلوبة يوم الجمعة قص الأظافير لغير المحرم متى طالت . ومثل يوم الجمعة الخميس والاثنين . والمعتمد في كيفية قص الأظافير أن يبدأ في اليدين بسبابة يمينه إلى خنصرها ثم إبهامها ثم خنصر يساره إلى إبهامها ويبدأ في الرجلين بخنصر الرجل اليمنى إلى خنصر الرجل اليسرى على التوالي
5. Memotong kuku bagi orang yang tidak sedang melakukan ihram.
Hukum kesunnahan memotong kuku ini terdapat pada hari Jum'at, Kamis dan hari Senin.
Tata cara memotong kuku pun beragam, namun, pendapat yang mu'tamad ialah dimulai pada:
_Jari telunjuk tangan kanannya hingga kelingking, kemudian ibu jari tangan kanan. Lalu pada tangan kiri dimulai pada jari kelingking hingga ibu jari._
Kemudian pada kaki dimulai pada :
_Jari kelingking kaki kanan, hingga jari kelingking kaki kiri._
الفقه على المذاهب الأربعة
[9/2 21.52] Kajian Kitab: *FAIDAH-FAIDAH KHUSUS* YANG
DIAMALKAN PADA HARI HARI JUM'AT
فوائد تختص بسيد الأيام يوم الجمعة
*مستفاد من مجالس الحبيب زين بن سميط والحبيب سالم الشاطري نفع الله بهما*
Diambil dari majelis-majlis Al-Habib Zein bin Sumaith dan Al-Habib Salim Asy-Syathiri (Semoga dengan berkat mereka ALLAH berikan kita manfa'at).
١. من قال بعد غسل الجمعة مائة مرة "يامهيمن" رزقه الله المهابة والجلال.
✓1. Barang siapa setelah mandi sunnah jumat mngucapkan "Yaa Muhaimin" 100x, maka ALLAH akan memberikan rezeki berupa haibah (kemulyaan) dan keluhuran.
٢. من قرأ بين أذاني الجمعة سورة القدر ٧ مرات قضى الله دينه.
✓2. Barang siapa membaca surah Al-Qadr 7x diantara 2 adzan jumat yaitu sesudah adzan yang pertama, maka ALLAH akan menunaikan atau melunaskan hutangnya.
٣. من قال ساعة الدعاء للمؤمنين والمؤمنات في الخطبة "ياغني يامغني" أربعين مرة؛ يقول في رأس كل عشر منها : أغنني .. إلا وسع الله عليه رزقه.
✓3. Barang siapa yang saat khatib berdoa untuk kaum mu'minin, ia membaca "Yaa Ghoniyyu yaa mughniy" 40x, setiap 10 kalinya baca aghniniy.. 1x, maka ALLAH akan meluaskan rezekinya.
٤. من قال بعد صلاة الجمعة ٣٣ مرة "يا باطن" جعله الله من أهل الباطن.
✓4. Barang siapa yg membaca "Yaa Baathin" 33x setelah selesai sholat jum'at, maka ALLAH akan menjadikannya ahlil batin.
Dalam suatu hadist disebutkan bahwa amal manusia dilaporkan kepada Allah di hari Senin dan Kamis. Sehingga Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam melaksanakan dan menganjurkan puasa sunah di dua hari tersebut.
Puasa Senin Kamis merupakan ibadah yang Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam anjurkan untuk dilaksanakan.
Beliau juga rutin mengamalkan ibadah tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam suatu hadits, bahwa amal manusia dilaporkan kepada Allah pada setiap hari Kamis.
Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam Beliau bersabda:
_"Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu'ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan._
📚(H.R. Shahih Muslim)
Keutamaan berikutnya adalah, pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis.
Seperti dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda:
_"Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai."_
📚(HR. Shahih Muslim).
Sedangkan untuk bacaan doanya terangkum dalam Kitab Shahifah Al-Fathimiyyah'.
Kitab ini merupakan kumpulan doa sehari-hari yang dipanjatkan oleh Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Selaku Putri Rasulullah Muhammad Shalallahu alayhi wa sallam Dan bacaan doa pada hari kamis adalah berikut ini:
_"Allhumma innii as-aluka hudaa wattuqaa wal 'afaafa wal ghinaa wal 'amala bima tuhibbu watardhaa, allhumma inni as'aluka min quwwatika lidha'finaa wa min ghinaaka lifaqrinaa wa faaqatinaa, wamin hilmika wa 'ilmika li jahlinaa, allahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'aali muhammadin, wa a'innaa 'alaa syukrika wa dzikrika, wa thaa'atika wa 'ibaadatika, birahmatika yaa arhamar raahimiin"._
Artinya: "Ya Allah, aku memohon petunjuk pada-Mu dan kehormatan dan kekayaan serta beramal sesuai dengan apa yang Engkau cintai dan ridhai. Ya Allah, aku memohon kekuatan dari-Mu karena kelemahan kami, kekayaan dari-Mu karena kefakiran dan kepapaan kami, dan kearifan dan ilmu dari-Mu karena kejahilan kami. Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya dan bantulah kami supaya dapat bersyukur dan berdzikir pada-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi."
Itulah sekilas keutamaan hari Kamis dan doa yang biasa dipanjatkan Fathimah Putri Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam.
🤲 Semoga اَللّهُ senantiasa melimpahkan Rahmat Taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua , tetap istiqamah dalam kebaikan meningkatkan amal ibadah.
وحدثنى عبيد الله بن معاذ العنبرى قال حدثنا أبى قال حدثنا شعبة عن أبى بكر بن حفص عن أبى سلمة بن عبد الرحمن قال دخلت على عائشة أنا وأخوها من الرضاعة فسألها عن غسل النبى -صلى الله عليه وسلم- من الجنابة فدعت بإناء قدر الصاع فاغتسلت وبيننا وبينها ستر وأفرغت على رأسها ثلاثا. قال وَكَانَ أَزْوَاجُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذْنَ مِنْ رُءُوْسِهِنَّ حَتَّى تَكُوْنَ كَالْوَفْرَةِ
كالوفرة = rambut yang ada diatas telinga
…dari Abu Salamah bin Abdurrahman dia berkata: “Aku masuk pada Aisyah bersama saudara laki-laki sesusuannya. Lalu dia menanyakan kepadanya tentang mandi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam karena junub. Lantas Aisyah meminta wadah yang memuat kira-kira satu sha’, lalu dia mandi dengan meletakkan tabir di antara kami dan dia. Aisyah menuangkan air ke atas kepalanya sebanyak tiga kali. Dia berkata: “Para istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memotong rambut mereka, hingga panjangnya seperti al-wafrah.
AL-WAFRAH lebih lebat dan lebih banyak dari AL-LUMMAH. AL-LUMMAH ialah rambut yang terkumpul di kedua pundak demikian dikatakan oleh al Ashma’i. Lainnya ada yang mengatakan: AL-WAFRAH lebih sedikit dari AL-LUMMAH. AL-LUMMAH ialah rambut yang tidak melewati dua telinga. Abu Hatim berkata: AL-WAFRAH ialah rambut yang berada di atas dua telinga.
Hadis ini merupakan dalil bolehnya memangkas rambut bagi wanita.
Taat pada suami adalah kewajiban. Namun demikian apabila perintah suami bertentangan dengan syara’, seorang istri dapat mengajukan keberatan dengan tetap mengedepankan kesopanan dan cara yang baik dalam menolaknya. Atau, istri dapat mengajukan alternatif lain dari perintah suami.
Disebutkan di beberapa kitab karangan Imam Ibnu Katsir bahwa ada 4 (empat) Nabi yang masih hidup, yaitu :
🔹Di Bumi Nabi Ilyas dan Nabi Khidhir.
🔹Di Langit Nabi Idris dan Nabi Isa
📌 Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Nabi Ilyas dan Nabi Khidhir bertemu setiap tahun di bulan Romadhon di Baitul Maqdis, dan mereka berhaji setiap tahun, dan meminum air Zamzam.
وجمهور أهل العلم على أن عيسى عليه السلام حى عند الله تعالى حياة لم تثبت كيفيتها ولا طبيعتها مستدلين بما سنورده فيما يلى عن واقعة نزوله وعودته إلى الأرض.
[مجموعة من المؤلفين، فتاوى دار الإفتاء المصرية، ٣٥٥/٧]
Dijelaskan pula dalam sumber referensi lainnya bahwa nabi Idris masih ada berikut
Dijelaskan dalam _Hasyiyah Syeikh Ahmad Dardir ala Qisshotil Mi'roj_ hal 17 :
*أما إدريس عليه السلام فإنه وإن كان حيا لأنه رُدّت له الروح بعد ما قبض في السماء الرابعة إلا أنه التحق بأهل الجنة فكان حكمه حكم غيره من الأنبياء*
Adapun nabi Idris alaihissalam maka sesungguhnya meski ia masih hidup sebab ruhnya dikembalikan sesudah dicabut di langit keempat, hanya saja ia bergabung dengan ahli surga. Maka ketetapannya sama dengan ketetapan untuk para nabi lainnya.
Sementara dalam tafsir al-Qurthubi dipaparkan:
*الجامع لأحكام القرآن » سورة مريم » قوله تعالى واذكر في الكتاب إدريس إنه كان صديقا نبيا قال وهب بن منبه : فإدريس تارة يرتع في الجنة ، وتارة يعبد الله تعالى مع الملائكة في السماء*
Wahab bin Munabbih mengatakan : Nabi Idris terkadang berada di surga dan terkadang beribadah kepada Allah di langit bersama malaikat.
Ketentuan yang masyhur dalam mazhab Syafi’i tentang air yang terkena najis adalah: jika volume air sudah sampai dua qullah (216 liter atau kubus dengan panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 60 cm) maka air tidak dihukumi najis kecuali warna air berubah (taghayyur); sedangkan jika volume air tidak sampai dua qullah maka seluruh air secara langsung menjadi najis ketika bersentuhan dengan benda yang najis. Namun menurut pendapat lain—seperti dalam mazhab Maliki misalnya—air tidak dihukumi najis kecuali dengan berubahnya warna air, baik volume air sampai dua qullah ataupun kurang dari dua qullah. Sedangkan cara menyucikan benda yang terkena najis (mutanajjis) dengan air yang kurang dari dua qullah adalah dengan cara menghilangkan wujud najis yang ada dalam benda tersebut terlebih dahulu, lalu mengalirkan air (warid) pada benda yang terkena najis yang telah dihilangkan najisnya. Mengalirkan air pada benda yang terkena najis merupakan syarat agar suatu benda dapat menjadi suci, sebab jika air tidak dialirkan, tapi benda yang terkena najis ditaruh pada air yang kurang dari dua qullah, maka air tersebut justru akan ikut menjadi najis. Pendapat demikian merupakan pendapat mayoritas ulama Syaf’iyyah. Kewajiban mengalirkan air itu dikarenakan mengalirkan air adalah cara yang paling kuat dalam menyucikan benda yang terkena najis. Namun dalam hal ini, Imam al-Ghazali berbeda pandangan. Beliau berpendapat bahwa mengalirkan air bukanlah syarat dalam menyucikan benda yang terkena najis. Sebab, menurut beliau, tidak ada bedanya antara mengalirkan air pada benda yang terkena najis (warid) dan menaruh benda tersebut pada air (maurud). Pendapat ini juga didukung oleh Ibnu Suraij. Ketika ketentuan-ketentuan di atas kita terapkan dalam konteks menyucikan pakaian yang terkena najis dalam mesin cuci, maka cara yang paling baik dan disepakati oleh para ulama adalah dengan cara menghilangkan wujud najis (‘ain an-najasah) terlebih dahulu sebelum memasukkan pakaian ke dalam mesin. Menghilangkan najis ini bisa dengan cara menggosok-gosok pakaian agar wujud najis hilang, atau langsung dengan cara menyiram pakaian (baik itu secara manual, atau langsung dengan cara dimasukkan pada mesin cuci) ketika memang diyakini najis yang melekat akan hilang dengan siraman air tersebut. Sehingga ketika wujud najis telah hilang, maka status pakaian menjadi najis hukmiyyah (najis secara hukum, meski wujud tak terlihat) yang dapat suci cukup dengan disiram air. Berbeda halnya pada pakaian yang tidak terdapat bekas najis, atau tidak tampak warna, bau dan ciri khas lain dari najis, maka tidak perlu dilakukan hal di atas, sebab pakaian tersebut sudah dapat suci cukup dengan disiram.
والغسالات نوعان: نوع يسمونه أوتوماتيكي يرد إليها الماء ثم ينصرف فيرد ماء جديد ثم يتكرر إيراد الماء عدة مرات فهذا لاخلاف فيه في طهارة الملابس. والنوع الثاني من الغسالات عادي وتلك يوضع الماء فيها وهو دون القلتين وتغسل به الملابس الطاهرة والنجسة ثم يصرفونه فيبقى شيء منه في الغسالة والثياب مبللة منه فيصبّون عليه ماء آخر فوق الباقي المتنجس ثم يكتفون بالغسلتين
“Mesin cuci terbagi menjadi dua. Pertama, mesin cuci yang otomatis, yaitu air dialirkan pada mesin cuci lalu di alirkan keluar dari mesin cuci, setelah itu dialirkan kembali air baru dan dialirkan keluar, begitu juga seterusnya. Maka dalam mesin cuci jenis demikian tidak ada perbedaan pendapat antar ulama dalam sucinya pakaian yang di cuci pada mesin cuci jenis ini.
Kedua, mesin cuci biasa, yaitu air yang kurang dari dua qullah ditaruh di dalam mesin cuci, yang nantinya air tersebut digunakan untuk membasuh pakaian yang suci dan najis, lalu air tersebut dialirkan keluar, meski masih terdapat sebagian air yang menetap pada mesin cuci, sedangkan pakaian yang terdapat dalam cucian berada dalam keadaan basah, kemudian dialirkan air lain di atas sisa air yang terkena najis (di pakaian) tadi dan basuhan air dalam mesin cuci ini dicukupkan dengan dua kali basuhan oleh sebagian ulama.”
فهؤلاء يحملهم قول الذين لايشترطون ورودالماء مع القول في مذهب مالك. وهناك قول آخر نقله ابن حجر في التحفة يحملهم وإن قرر على أن الماء القليل ينجس بمجرد وقوع النجاسة فيه لكن نقل القول الآخر وهو أنه لاينجس إلا بالتغير وهو مذهب مالك وعندنا أنه ينجس بملاقته النجاسة والقول الذي يقول لاينجس الماء إلا بالتغير
“Para ulama ini mengarahkan kasus demikian pada pendapat para ulama yang tidak mensyaratkan mengalirnya air pada pakaian serta berpijak pada pendapat mazhab imam malik. Sebab dalam permasalahan membasuh benda yang terkena najis ini terdapat pendapat lain yang dinukil oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfah al-Muhtaj, meskipun Imam Ibnu Hajar menetapkan bahwa air yang sedikit (kurang dari dua qullah) akan menjadi najis dengan hanya jatuhnya najis pada air tersebut, tetapi ia menukil pendapat lain yaitu Air tidak menjadi najis kecuali dengan berubahnya (warna) air.” (Muhammad bin Ahmad Asy-Syatiri, Syarah al-Yaqut an-Nafis, Hal. 98-99)
Namun patut dipahami bahwa ketentuan yang dijelaskan tentang menyucikan pakaian yang terkena najis dalam mesin cuci, seperti yang dijelaskan di muka, adalah ketika pakaian yang dimasukkan dalam mesin cuci belum dicampuri dengan detergen. Sedangkan ketika pakaian sudah dicampuri dengan detergen sebelum dialiri air dalam mesin cuci, maka air yang bercampur dengan detergen ini tidak dapat menyucikan pakaian yang terkena najis secara mutlak, sebab air ini tergolong air yang mukhalith (bercampur dengan sesuatu lain) yang tidak dapat menyucikan benda yang terkena najis, sebab hanya air murni (ma’ al-muthlaq) yang dapat menyucikan sesuatu yang terkena najis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menyucikan pakaian yang terkena najis dalam mesin cuci biasa (‘adi) adalah hal yang dapat dilakukan menurut para ulama yang berpandangan bahwa air yang kurang dari dua qullah dapat menyucikan benda yang najis tanpa perlu dialiri air dari atas (warid). Namun dengan batasan selama pakaian dalam mesin cuci tidak terlebih dahulu dicampur dengan detergen. Barulah setelah pakaian dialiri air maka tempat penampungan pakaian dalam mesin cuci diganti air yang baru dan diberi detergen.
Meski cara yang umum dilakukan masyarakat dapat dibenarkan dengan cara di atas, *namun alangkah baiknya dalam rangka mengambil jalan kehati-hatian dalam mengamalkan syariat, seseorang hendaknya membasuh secara manual terlebih dahulu pada pakaian yang terkena najis dengan air murni, lalu setelah itu pakaian yang telah dibasuh dicuci dalam mesin cuci, sebab cara demikianlah yang dibenarkan oleh mayoritas ulama.* Wallahu a’lam.
وَأَن يكون مَا أَتَى بِهِ يُسمى قُرْآنًا إِلَّا إِذا نوى الْقِرَاءَة وَشرع فِيهَا فَإِنَّهُ يَأْثَم بالحرف الْوَاحِد كَمَا تقدم
نهاية الزين
[10/7 21.47] +62 858-7500-5185:
Potongan kata-kata itu adalah bahasa Arab dan bukan bagian dari ayat al-Quran. Meskipun ia diambil dari ayat al-Quran. baru dikatakan ayat al-Quran manakala potongannya sempurna. oleh karena ia sekadar bahasa arab biasa, maka tidak ada larangan sama sekali bagi orang yang sedang haid untuk membacanya.
Jika potongan ayatnya lengkap, maka ia dianggap ayat al-Quran. Menurut madzhab Syafii dilarang. Hanya saja, jika sedang dalam proses belajar untuk mengaji, menurut madzhab Maliki dibolehkan.
Wallahu a’lam
[10/7 21.48] +62 813-2111-7052: Kalau tafsir nya lebih banyak daripada kalimat alqur,an nya boleh
kalau tidak, tidak
Kalau tetjamah kaya nya tidak lebih banyak daripada alqur,an nya kaya nya
[10/7 21.55] Hasanul Admin 4 Anwar: Kalau terjemahan yg ada di pinggir Al-Quran seperti yg ada sekarang itu tidak di hitung tafsir, itu tetap dinamakan Al-Qur'an,
أما تَرْجَمَة الْمُصحف الْمَكْتُوبَة تَحت سطوره فَلَا تُعْطِي حكم التَّفْسِير بل تبقى للمصحف حُرْمَة مَسّه وَحمله كَمَا أفتى بِهِ السَّيِّد أَحْمد دحلان حَتَّى قَالَ بَعضهم إِن كِتَابَة تَرْجَمَة الْمُصحف حرَام مُطلقًا سَوَاء كَانَت تَحْتَهُ أم لَا فَحِينَئِذٍ يَنْبَغِي أَن يكْتب بعد الْمُصحف تَفْسِيره بِالْعَرَبِيَّةِ ثمَّ يكْتب تَرْجَمَة ذَلِك التَّفْسِير
قال بعض الصالحين : نزل عندي أضياف وعلمت أنهم أبدال، فقلت لهم : أوصوني بوصية بالغة حتى أخاف الله مثل خوفكم . فقالوا ؛ نوصيك بستة أشياء :
Berkata sebagian orang Sholeh :
"Singgah dirumahku beberapa tamu dan aku tau mereka adalah golongan Wali Abdal, aku katakan kepada mereka, "Berilah aku wasiat sehingga aku takut kepada ALLAH seperti takutnya kalian kepadanya."
Mereka menjawab, "Kami menasehatimu dengan 6 perkara :
١. من أكثر النوم فلا يطمع في رقة قلبه.
1. Barangsiapa banyak tidur, maka tidak diharap hatinya lembut.
٢. من أكثر الأكل فلا يطمع في قيام الليل.
2. Barangsiapa banyak makan, maka dapat dipastikan tidak akan bangun malam untuk ibadah.
٣. من أكثر صحبة جاهل أو ظالم فلا يطمع في استقامة دينه.
3. Barangsiapa banyak/sering berteman dengan orang bodoh atau dholim maka sangat kecil kemungkinannya dia akan istiqomah dalam agamanya.
٤. من كانت الغيبة والكذب عادته فلا يطمع أنه يخرج من الدنيا ومعه الإيمان.
4. Barangsiapa menjadikan ghibah dan berbohong sebagai kebiasaannya, maka sangat kecil kemungkinannya dia akan mati dengan membawa iman.
٥. من كثر اختلاطه بالناس فلا يطمع في حلاوة العبادة.
5. Barangsiapa banyak bergaul dengan manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia merasakan manisnya ibadah.
٦. من طلب رضا الناس فلا يطمع في رضا الله عز وجل.
6. Barangsiapa mencari ridha (pengakuan/disenangi/dihormati/dll) manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia mendapatkan redha ALLAH." 🌹
Demikianlah bait-bait diatas telah masyhur, akan tetapi Imam Ibn Hajar menyatakan: telah masyhur syair-syair dikalangan orang-orang yang disnisbatkan kepada sebagian imam di dalam perihal melakukan hal tsb (memotong kuku) beserta hari-harinya. Kesemuanya itu palsu dan bohong.
Namun ada riwayat lain yang menerangkan bahwa memotong itu bagus semua di semua hari.
Diriwatakan dalam sebuah hadits, namun hadits ini dnilai maudhu' oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Al Maudhu’aat juz 3 halaman 53, dan Syeikh Syaukani dalam Kitab Al Fawa`idul Majmu’ah Fil Ahaditsil Maudhu’ah halaman 197:
Berikut sanad dan matan selengkapnya dalam kitab Al Maudhu’aat:
أنبأنا المبارك بن على الصدفى أنبأنا سعد الله بن على بن أيوب أنبأنا هناد ابن إبراهيم أنبأنا إسماعيل بن محمد بن على البخاري حدثنا محمد بن نصر بن خلف حدثنا سيف بن حفص السمرقندى حدثنا على بن الحسين حدثنا الحسن بن شبل أنبأنا الفضل بن خالد النحوي عن أبى عصمة نوح بن أبى مريم عن عطاء عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ السَّبْتِ خَرَجَ مِنْهُ الدَّاءُ وَدَخَلَ فِيْهِ الشِّفَاءُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْأَحَدِ خَرَجَتْ مِنْهُ الْفَاقَةُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْغِنَاءُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ خَرَجَتْ مِنْهُ الْعِلَّةُ وَدَخَلَتْ فِيْهِ الصِّحَّةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ خَرَجَ مِنْهُ الْبَرَصُ وَدَخَلَتْ فِيْهِ الْعَافِيَةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الأَرْبَعَاءِ خَرَجَ مِنْهُ الْوِسْوَاسُ وَالْخَوْفُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْأَمْنُ وَالصِّحَّةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ الْخَمِيْسِ خَرَجَ مِنْهُ الْجُذَامُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْعَافِيَةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ دَخَلَتْ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَخَرَجَ مِنْهُ الذُّنُوْبُ
Terjemahannya :
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Sabtu maka akan keluar darinya penyakit dan masuk ke dalamnya obat
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Ahad maka akan keluar darinya kemiskinan dan masuk ke dalamnya kekayaan
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Senin maka akan keluar darinya kecacatan dan masuk ke dalamnya kesehatan
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Selasa maka akan keluar darinya penyakit barosh (corob, Jawa) dan akan masuk ke dalamnya kesembuhan
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Rabu akan keluar darinya penyakit waswas dan ketakutan dan akan masuk ke dalamnya keamanan dan kesehatan- Barang siapa memotong kukunya pada hari Kamis akan keluar darinya penyakit kusta dan akan masuk ke dalamnya kesembuhan
- Barang siapa memotong kukunya pada hari Jumat maka akan masuk ke dalamnya rahmat dan keluar darinya dosa-dosa.
Azay Nipira itu saya sebuah nama untuk dalam bermedia saja. Adalah terlahir dari seorang ibu yang cantik, baik, sholehah berdarah Sunda. Tentu saya adalah seorang manusia makhluk biasa yang senantiasa berdoa dan berusaha untuk terus berupaya dan untuk terus berdaya sekemampuan berbuat kebaikan untuk ibu, saudara saudari, seggenap keluarga, masyarakat, bangsa, negara sebagai perintah agama Islam yang saya yakini kebenarannya. Dengan tetap saling menghormati, menghargai, serta menjungjung tinggi siapapun orang untuk tetap saling mengenal satu sama yang lainnya. Ucapan terimakasih kepada siapapun yang telah memberikan ilmu ilmu kepada sayadan menjadi guruku, namun mohon ma'af saya tidak bisa membalasnya hanya saya selalu berdo'a untuk semua yang menjadi guruku dengan mendo'akan agar menjadi nilai tambah baginya sehingga mendapatkan balasan yang setimpal sepadan dari Allah SWT sebaik baiknya Dzat pemberi balasan kebaikan. Aamii..n. yaa..Rabbal Aalamiin....