BREAKING NEWS

Watsapp

Showing posts with label TERJEMAH FATHUL MUIN SHIFAT SHOLAT. Show all posts
Showing posts with label TERJEMAH FATHUL MUIN SHIFAT SHOLAT. Show all posts

Sunday, August 4, 2024

TERJEMAH FATHUL MUIN ( SHIFAT SHOLAT )

BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN

TERJEMAH FATHUL MUIN

SHIFAT SHOLAT



𝕡𝕒𝕣𝕥   1⃣


(فَصْلٌ): فِيْ صِفَةِ الصَّلَاةِ


TENTANG SHIFAT ( CARA ) SHALAT✅

---------------------

 ✅المراد بالصفة: الكيفية.

 

Yang dimaksud dengan sifat adalah bagaimana caranya. 


وهي تنقسم إلى واجب ومندوب


Dan sifat ini terbagi menjadi wajib dan sunnah.


والأول لا يخلو إما أن يكون داخلا في الماهية ويسمى ركنا، أو خارجا عنها ويسمى شرطا.


🔷Yang pertama (WAJIB) perkara tidak lepas dari dua kemungkinan:

ada kalanya termasuk dalam hakikat (esensi) sholat dan disebut RUKUN, atau berada di luar hakikat sholat dan disebut SYARAT.


والثاني لا يخلو إما أن يجبر بالسجود ويسمى بعضا، أو لا ويسمى هيئة.


🔷Yang kedua (SUNNAH) juga tidak lepas dari dua kemungkinan: apakah bisa diperbaiki  dengan sujud sahwi dan disebut sebagai  SUNNAH AB'AD, atau tidak bisa diperbaiki dengan sujud sahwi dan disebut sebagai SUNNAH HAIAT.


وشبهت الصلاة بالإنسان، فالركن كرأسه، والشرط كحياته، والبعض كأعضائه، والهيئات كشعره.


"Dan shalat diibaratkan seperti manusia; 

🔸RUKUN RUKUNNYA  seperti kepalanya, 

🔸SYARAT SYARATNYA seperti kehidupannya,

 🔸SUNNAH AB' AD seperti anggota tubuhnya, dan

 🔸 SUNNAH HAIAT seperti rambutnya."


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL 126

NURUL ILMI

--------------------




(أَرْكَانُ الصَّلَاةِ) أَيْ فُرُوْضُهَا: أَرْبَعَةُ عَشَرَ، بِجَعْلِ الطُّمَأْنِيْنَةِ فِيْ مَحَالِّهَا رُكْنًا وَاحِدًا.


(Rukun-rukun shalat)📝 yakni kefardhuannya ada 14 dengan menjadikan tuma’nīnah sebagai satu rukun di dalamanya (11).

-----------------

📝أي أجزاؤها التي تتركب منها حقيقتها.


"Bagian-bagiannya  shalat yang tersusun dan sebagai hakikatnya sholat.


وقوله: أي فروضها أفاد به أن الأركان والفروض بمعنى واحد، وإنما عبر هنا بالأركان وفي الوضوء بالفروض إشارة إلى أنه لا يجوز تفريق أفعال الصلاة، بخلاف الوضوء


".Dan perkataan mushonif:

 yaitu kewajiban-kewajibannya menunjukkan bahwa rukun-rukun ( اركان ) dan kewajiban-kewajiban ( فروض ) itu bermakna satu { sama }, hanya saja di sini ( sholat ) disebutkan sebagai rukun-rukun ( اركان )dan dalam wudhu disebutkan sebagai kewajiban-kewajiban ( فروض ), menunjukkan bahwa tidak boleh memisahkan tindakan-tindakan shalat, berbeda dengan wudhu."

 

 والأركان المذكورة ثلاثة أقسام: قلبي: وهو النية.

 

RUKUN RUKUN tersebut terbagi menjadi tiga bagian : 

🔸1 . QOLBIY { di dalam hati } : 

Yaitu NIYAT

وقولي: وهو خمسة: التكبير،

والفاتحة، والتشهد، والصلاة على النبي - صلى الله عليه وسلم - بعده، والسلام.


🔸 2 . QOULIY { terucap } : ada lima :

Yaitu  BACA FATIHAH,  BACA  TSYAHUD, BACA SHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW setelah tasyahud, dan SALAM.


وفعلي: وهو سبعة: القيام، والركوع، والاعتدال، والسجود، والجلوس بين السجدتين، والجلوس في التشهد الأخير، والترتيب.


🔸 3 . FI,LIY { Tindakan } : ada tujuh :

Yaitu : BERDIRI, RUKU' , I 'TIDAL, SUJUD, DUDUK diantara dua sujud, DUDUK TASYAHUD AKHIR, TARTIB.


(قوله: أحدها) أي أحد الأركان.


نية، لأنها واجبة في بعض الصلاة.


وهو أولها، لا في جميعها.


فكانت ركنا كالتكبير والركوع.


وقيل: هي شرط، لأنها عبارة عن قصد فعل الصلاة، فتكون خارج الصلاة.


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL 126

NURUL ILMI

----------------



1⃣ أَحَدُهَا: (نِيَّةٌ) وَ هِيَ الْقَصْدُ بِالْقَلْبِ، لِخَبَرِ: “إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ”. 


Yang pertama dari RUKUN RUKN sholat adalah (niat). Niat adalah menyengaja dalam hati. 📚Dasar dari niat ini adalah hadits Nabi: Sahnya dari amal perbuatan hanyalah dari niatnya. 

--------------------

📚 🔸هذا معنى النية لغة،

🔸 أما شرعا فهو قصد الشئ مقترنا بفعله، أي قصد الشئ الذي يريد فعله حال كون ذلك القصد مقترنا بفعل ذلك الشئ.


🔸Ini adalah makna niat secara bahasa,

🔸 sedangkan secara syar'i, niat adalah bermaksud melakukan sesuatu bersamaan dengan pelaksanaannya, yaitu bermaksud melakukan sesuatu yang ingin dilakukan dengan maksud tersebut bersamaan dengan pelaksanaannya.



IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL 126

NURUL ILMI

--------------------------


(فَيَجِبُ فِيْهَا) أَيِ النِّيَّةِ (قَصْدُ فِعْلِهَا) أَيِ الصَّلَاةِ، لِتَتَمَيَّزُ عَنْ بَقِيَّةِ الْأَفْعَالِ (وَ تَعْيِيْنُهَا) مِنْ ظُهْرٍ أَوْ غَيْرِهَا، لِتَتَمَيَّزَ عَنْ غَيْرِهَا،


(Wajib di dalam niat untuk menyengaja melaksanakan shalat) 📌 supaya shalat menjadi berbeda dengan pekerjaan yang lain (dan wajib untuk menentukannya) dari shalat Zhuhur, atau selainnya agar shalat Zhuhur berbeda dari shalat lainnya, 

------------------

📌اعلم أن الصلاة على ثلاثة أقسام: فرض، ونفل مقيد بوقت أو سبب، ونفل مطلق وما ألحق به مما يندرج في غيره.


Ketahuilah, bahwa shalat terbagi menjadi tiga jenis:

🔸1.  shalat wajib, 

🔸2 . shalat sunnah yang terikat dengan waktu atau sebab, dan

🔸3 .  shalat sunnah mutlak serta yang termasuk dalam jenis lainnya.


فالأول يشترط فيه ثلاثة أمور: نية الفعل، والتعيين صبحا أو غيره، ونية الفرضية.


Yang pertama  { SHOLAT WAJIB }mensyaratkan tiga hal: 

🔷niat melakukan, 

🔷menentukan waktu seperti subuh atau lainnya, dan

 🔷niat kewajiban / Fardlu.


CONTOH

اصلی فرض الصبح


والثاني يشترط فيه اثنان: نية الفعل، والتعيين، والثالث يشرط فيه واحد: وهو قصد الفعل.


Dan yang kedua { SHOLAT SUNNAH MUQOYTAD } mensyaratkan dua hal: 🔷niat melakukan dan

🔷 menentukan waktu. 


Sedangkan yang ketiga { SHOLAT SUNNAH MUTLAQ } mensyaratkan satu hal: 

🔷yaitu niat melakukan.


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL 126 - 127

NURUL ILMI

--------------------------


 فَلَا يَكْفِيْ نِيَّةُ فَرْضِ الْوَقْتِ. 

 

 maka tidaklah cukup berniat fardhu dengan waktu yang mutlak



(وَ لَوْ) كَانَتِ الصَّلَاةُ الْمَفْعُوْلَةُ (نَفْلًا) غَيْرَ مُطْلَقٍ، كَالرَّوَاتِبِ وَ السُّنَنِ الْمُؤَقَّتَةِ أَوْ ذَاتِ السَّبَبِ، فَيَجِبُ فِيْهَا التَّعْيِيْنُ بِالْإِضَافَةِ إِلَى مَا يُعَيِّنُهَا كَسُنَّةِ الظُّهْرِ الْقَبْلِيَّةِ أَوِ الْبَعْدِيَّةِ، وَ إِنْ لَمْ يُؤَخِّرِ الْقَبْلِيَّةَ. 


 (walaupun) shalat yang dikerjakan (adalah shalat sunnah) selain shalat mutlak seperti shalat rawātib📗, shalat sunnah yang memiliki waktu atau sebab, 📒maka wajib untuk menentukan shalat itu dengan menyandarkan, pada hal yang dapat menentukan seperti sunnah Zhuhur qabliyyah atau ba‘diyyah – walaupun sunnah qabliyyah  tidak diakhirkan dari fardhunya . 

 ------------------

📗المراد بها سنن الصلوات الخمس، القبلية والبعدية المؤكدة وغير المؤكدة.


"Yang dimaksud adalah sunah-sunah shalat lima waktu, baik sunah sebelum maupun sesudahnya, yang muakkad (ditekankan) dan yang ghairu muakkad (tidak ditekankan)."


📒أي أو السنن ذات السبب كالكسوفين والاستسقاء.

Sholat sunnah yang punya sebab seperti sholat gerhana matahari dan gerhana bulan dan istisqo,


قال في النهاية: ويسنثنى من ذي السبب تحية المسجد، وركعتا الوضوء والإحرام والاستخارة والطواف، وصلاة الحاجة، وسنة الزوال، وصلاة الغفلة بين المغرب والعشاء، والصلاة في بيته إذا أراد الخروج للسفر، والمسافر إذا نزل منزلا وأراد مفارقته، لحصول المقصود بكل صلاة.


"Dikecualikan dari sholat yang mempunyai sebab adalah shalat tahiyatul masjid, shalat dua rakaat setelah wudu, shalat ihram, shalat istikharah, shalat thawaf, shalat hajat, shalat sunnah zuwal, shalat ghaflah antara maghrib dan isya, shalat di rumahnya ketika ingin keluar untuk bepergian, dan shalat musafir ketika singgah di suatu tempat dan ingin meninggalkannya, karena tujuan dapat tercapai dengan setiap shalat."


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL  127

NURUL ILMI

--------------------------



وَ مِثْلُهَا كُلُّ صَلَاةٍ لَهَا سُنَّةٌ قَبْلَهَا وَ سُنَّةٌ بَعْدَهَا، وَ كَعِيْدِ الْأَضْحَى أَوِ الْأَكْبَرِ أَوِ الْفِطْرِ أَوِ الْأَصْغَرِ، فَلَا يَكْفِيْ صَلَاةُ الْعَيْدِ.


dan seperti halnya Zhuhur 📗adalah setiap shalat yang memiliki kesunnahan sebelum dan setelahnya – , Dan seperti shalat ‘Īd-ul-Adhḥā (akbar), atau ‘Īd-ul-Fithri (ashghar), – maka tidaklah cukup berniat shalat ‘Īd🔷

 ---------------

📗وقوله: كل صلاة إلخ أي كالمغرب والعشاء، لأن لكل قبلية وبعدية، فيجب فيهما التعيين بالقبلية والبعدية، بخلاف الصبح والعصر فإنهما ليس لهما إلا قبلية فلا يجب فيها التعيين

.

"Dan perkataan mushonef : setiap shalat dan seterusnya, maksudnya seperti shalat Maghrib dan Isya, karena masing-masing memiliki sunah sebelum ( قبلية ) dan sesudahnya ( بعدية ). Oleh karena itu, harus ditentukan apakah itu sunah sebelum atau sesudah. Berbeda dengan shalat Subuh dan Ashar, karena keduanya hanya memiliki sunah sebelum, sehingga tidak perlu menentukan apakah itu sebelum atau sesudah."

--------------

🔷أي لعدم التعيين.

"Tidak sah niyat sholat ied dengan 

اصلی سنة العيد

 Karena tidak ada penentuan 

قال في النهاية: وما بحثه ابن عبد السلام من أنه ينبغي في صلاة العيد أن لا يجب التعرض لكونه فطرا أو نحرا، لأنهما مستويان في جميع الصفات، فيلتحق بالكفارة.

Ibnu Abdus Salam dalam kitab Al-Nihayah mengatakan: 'Pendapat yang diteliti oleh Ibnu Abdus Salam adalah bahwa dalam shalat Id tidak perlu menentukan apakah itu Idul Fitri atau Idul Adha, karena keduanya memiliki sifat yang sama, sehingga hal ini disamakan dengan kafarat.'"


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL  127

NURUL ILMI

--------------------------



 وَ الْوِتْرِ سَوَاءٌ الْوَاحِدَةُ وَ الزَّائِدَةُ عَلَيْهَا، وَ يَكْفِيْ نِيَّةُ الْوِتْرِ مِنْ غَيْرِ عَدَدٍ. وَ يُحْمَلُ عَلَى مَا يُرِيْدُهُ عَلَى الْأَوْجَهِ،

 

– , seperti shalat witir – baik satu raka‘at ataupun lebih, CUKUP NIYAT  WITIR📌 tanpa menyebutkan jumlah raka‘atnya dan diarahkan 5 raka‘at yang dikehendaki menurut pendapat yang unggul, 

------------------

📌عبارة المغنى: الوتر صلاة مستقلة فلا يضاف إلى العشاء، فإن أوتر بواحدة أو بأكثر ووصل نوى الوتر، وإن فصل نوى بالواحدة الوتر.


Kalimat dalam kitab Al-Mughni: "Shalat witir adalah shalat yang berdiri sendiri dan tidak dihubungkan dengan shalat Isya. Jika seseorang melakukan witir dengan satu rakaat atau lebih secara sambung, ia berniat witir. Jika ia memisahkannya, ia berniat witir dengan satu rakaat."


IANATUTHOLIBIN JUZ 1  HAL  128

NURUL ILMI

--------------------------

 وَ لَا يَكْفِيْ فِيْهِ نِيَّةُ سُنَّةِ الْعِشَاءِ أَوْ رَاتِبَتِهَا،

tidak cukup dalam shalat witir ini dengan hanya berniat shalat sunnah ‘Isyā’ atau rawātib-nya – , 

 وَ التَّرَاوِيْحِ وَ الضُّحَى، وَ كَاسْتِسْقَاءٍ وَ كُسُوْفِ شَمْسٍ أَوْ (خُسُوْفِ) قَمَرٍ. 

seperti shalat tarāwiḥ, dhuḥā, istisqā’, gerhana matahari dan rembulan.

أَمَّا النَّفَلُ الْمُطْلَقُ فَلَا يَجِبُ فِيْهِ تَعْيِيْنٌ بَلْ يَكْفِيْ فِيْهِ نِيَّةُ فِعْلِ الصَّلَاةِ، كَمَا فِيْ رَكْعَتَيِ التَّحِيَّةِ وَ الْوُضُوْءِ وَ الْاِسْتِخَارَةِ، وَ كَذَا صَلَاةِ الْأَوَّابِيْنَ، عَلَى مَا قَالَهُ شَيْخُنَا ابْنُ زِيَادٍ وَ الْعَلَّامَةُ السُّيُوْطِيُّ رَحِمَهُمَا اللهُ تَعَالَى.

 Sedangkan bila shalat sunnah tersebut adalah SHOLAT SUNNAH MUTHLAQ, maka cukup di dalamnya berniat melakukan shalat saja seperti halnya niat di dalam shalat dua raka‘at tahiyyat-ul-masjid, dua rakaat wudhū’ dan istikhārah, begitu pula shalat awwābīn seperti yang telah dipaparkan oleh guru kita Ibnu Ziyād dan al-‘Allāmah as-Suyūthī – semoga Allah mengasihinya – . 

 وَ الَّذِيْ جَزَمَ بِهِ شَيْخُنَا فِيْ فَتَاوِيْهِ أَنَّهُ لَا بُدَّ فِيْهَا مِنَ التَّعَيُّنِ كَالضُّحَى.

Sedang pendapat yang diputuskan oleh guru kita Ibnu Ḥajar dalam Fatāwī-nya adalah wajibnya menentukan shalat awwābīn seperti shalat dhuḥā.

 (وَ) تَجِبُ (نِيَّةُ فَرْضٍ فِيْهِ) أَيْ فِي الْفَرْضِ، وَ لَوْ كِفَايَةً أَوْ نَذْرًا، وَ إِنْ كَانَ النَّاوِيْ صَبِيًّا، لِيَتَمَيَّزَ عَنِ النَّفْلِ. 

  (Wajib untuk berniat fardhu (55) di dalam shalat yang fardhu) – walaupun fardhu kifāyah atau nadzar dan walaupun orang yang berniat adalah anak kecil – agar niat fardhu itu membedakan dengan kesunnahan.

(كَأُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ) مَثَلًا، أَوْ فَرْضَ الْجُمْعَةِ، وَ إِنْ أَدْرَكَ الْإِمَامَ فِيْ تَشَهُّدِهَا.

(Contoh niatnya: Saya shalat kefardhuan Zhuhur) (66) atau kefardhuan jum‘at walaupun hanya menemukan imām dalam tasyahhudnya.


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes