BREAKING NEWS

Watsapp

Tuesday, October 12, 2021

1. PENGERTIAN QADA, QADAR DAN TAKDIR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMP www.ilmuguru.org

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kelas/Semester : IX / 1 (Ganjil)

Alokasi Waktu : 120 Menit

Materi Pokok : Beriman kepada Qadha dan Qadar


  1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

  • Beriman kepada qadha dan qadar

  • Menunjukkan perilaku tawakal kepada allah swt sebagai implementasi pemahaman iman kepada qadha dan qadar

  • Memahami penjelasan mengenai iman kepada Qadha dan Qadar


Media/Alat, Bahan & Sumber Belajar


Media/Alat

:

Worksheet atau lembar kerja (siswa), Lembar penilaian, Al-Qur’an


Bahan

:

Penggaris, spidol, papan tulis, Laptop & infocus


Sumber Belajar

:

Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IX, Kemendikbud, Tahun 2016


  1. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-1

Pendahuluan (15 menit)

1.

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

2.

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.

3.

Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Pengertian Tentang Iman Kepada Qadha Dan Qadar

4.

Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,


Kegiatan Inti

(90 Menit)

KEGIATAN LITERASI

  • Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Pengertian Tentang Iman Kepada Qadha Dan Qadar.

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

  • Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Pengertian Tentang Iman Kepada Qadha Dan Qadar.

COLLABORATION (KERJASAMA)

  • Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Pengertian Tentang Iman Kepada Qadha Dan Qadar.

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

  • Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan

CREATIVITY (KREATIVITAS)

  • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Pengertian Tentang Iman Kepada Qadha Dan Qadar. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami

Penutup (15 menit)

1.

Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. 

2.

Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.


  1. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

  • Penilaian yang akan dilakukan diantaranya penilaian skala sikap, penilaian “Membaca dengan Tartil”, penilaian tes uraian serta penilaian diskusi.


BAHAN PEMBELAJARAN KE 1

Qada dan qadar merupakan suatu istilah yang saling berkaitan terhadap kehidupan umat manusia. Namun, qada dan qadar mempunyai pengertian yang berbeda.

Qada dan qadar sering dikenal sebagai ungkapan lain dari kata “takdir“. Takdir merupakan suatu yang berkaitan dengan kehidupan itu sendiri. Hukum dari takdir bersinggungan dengan sebab dan akibat yang saling mempengaruhi terhadap hasil takdir.

Qada secara bahasa bermakna ketetapan, keputusan, pelaksanaan. Pengertian secara etimologinya menjelaskan bahwa qada merupakan suatu ketetapan, keputusan, pelaksanaan atas umat manusia yang telah ditetapkan oleh Allah pada zaman azali.

Qadar secara bahasa bermakna sebagai ukuran atau pertimbangan. Secara etimologi menjelaskan bahwa qadar merupakan suatu ketetapan Allah berdasarkan ukuran pada setiap diri umat manusia sesuai kehendak-Nya pada zaman azali. Makna secara luas dari qadar yaitu bahwa qadar merupakan gambaran kepastian mengenai hukum Allah.

Perumpamaan perbedaan qada dan qadar dijelaskan dalam salah satu kitab Kasyifatus Saja oleh Syekh Imam Nawawi Banten berikut:

فإرادة الله المتعلقة أزلا بأنك تصير عالما قضاء وإيجاد العلم فيك بعد وجودك على وفق الإرادة قدر

“Kehendak Allah yang berkaitan pada azali, misalnya kau kelak menjadi orang alim atau berpengetahuan adalah qadha. Sementara penciptaan ilmu di dalam dirimu setelah wujudmu hadir di dunia sesuai dengan kehendak-Nya pada azali adalah qadar,”

Dengan kata lain, maksud kalimat diatas adalah perbedaan qada dan qadar terletak pada ketetapan Allah pada zaman Azali dengan qada adalah ketetapan kelak kita akan menjadi apa, sedangkan qadar adalah realisasi Allah atas qada terhadap diri kita sesuai kehendak-Nya.

Dalam hakikatnya, tidak ada sebuah peristiwa yang menimpa kita merupakan sebuah kebetulan karena semua sudah menjadi qada dan qadar-Nya. Keterangan mengenai qada dan qadar tersebut dijelaskan dalam firman Allah berikut:

Pada Surah Al-Hadid ayat 22

مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِى اْلأَرْضِ وَلاَ فِى اَنْفُسِكُمْ اِلاَّ فِى كِتَبٍ مِنْ قَبْلِ اَنْ نَبْرَأَهَا

Artinya:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfuzh) dahulu sebelum kejadiannya.” (Q.S. Al-Hadid: 22)

Pada Surah ar-Rad ayat 8 وَكُلُّ شَىْءٍ عِنْدَهُ بِمَقْدَارٍ

Artinya:

“Dan segala sesuatu, bagi Tuhan telah ada hingganya (jangkanya).” (Ar-Ra'd:8)

Serta dalam Surah Al-A’la ayat 3

وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَى

Artinya:

“Dan (Tuhanmu) yang telah menentukan, kemudian menunjukkan.” (Al-A’la: 3)

Meskipun pada hakikatnya qada dan qadar manusia ditentukan oleh Allah, manusialah yang menjadi penentu dalam takdirnya sendiri. Allah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk berikhtiar sehingga dapat mendorong seorang hamba memaksimalkan potensi yang telah Allah anugerahkan. Kemudian manusia dianjurkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah sambil tetap bersandar kepada segala ketetapan Allah.

Takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengetahui mana yang termasuk takdir muallaq dan takdir mubram. Berikut penjelasan lanjut terkait dengan takdir muallaq dan takdir mubram.

Takdir Muallaq

Takdir muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Makna harfiahnya, takdir muallaq merupakan takdir yang Allah tetapkan bergantung dengan peran serta umat manusia melalui ikhtiarnya.

Manusia diberi Allah kesempatan untuk berusaha semaksimal mungkin, sedangkan hasil akhirnya akan ditetapkan Allah.

Terdapat beberapa contoh peristiwa yang berkaitan dengan takdir muallaq dalam kehidupan manusia, diantaranya sebagai berikut:

  1. Jika ingin pandai dan unggul dalam suatu bidang, maka kita harus belajar dan berusaha lebih keras dibanding yang lain.

  2. Ketika menginginkan tubuh yang sehat, maka kita harus menjaga pola makan dan hidup yang sehat serta rutin melakukan olahraga.

  3. Kesuksesan bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah ketika gagal, tanggung jawab dan percaya diri.

Supaya kita pandai, unggul, sehat, dan sukses dalam hidup maka harus berusaha maksimal untuk meraihnya, bukan diam pasrah menunggu nasib. Sehingga, dalam takdir muallaq manusia mendapat kesempatan untuk berusaha sebaik dan semampunya agar mencapai seperti apa yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah ar-Rad ayat 11 berikut.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya:

“…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (Q.S. ar-Rad : 11)

Takdir Mubram

Takdir mubram secara bahasa berarti sesuatu yang tidak dapat dihindari atau dielakkan sehingga merupakan sesuatu yang sudah pasti. Secara harfiah, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak Allah terhadap umat manusia sehingga manusia tidak bisa menghindarinya.

Namun, sebagai hamba, manusia boleh berusaha berikhtiar dan berdoa memohon diringankan yang menjadi ketentuan mutlak Allah dalam takdir mubram.

Berikut beberapa peristiwa sebagai wujud takdir mubram pada umat manusia:

  1. Kematian, takdir ini merupakan takdir mutlak yang hanya Allah yang mengetahuinya. Manusia tidak dapat menghindar dari peristiwa kematian. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk senantiasa berikhtiar dan berdoa agar dianugerahi amal saleh dan khusnul khotimah ketika meninggal.

  2. Musibah, kecelakaan. Bukan suatu kebetulan jika terjadi kecelakaan di sekitar kita. Allah telah mengatur hal ini. Hal seperti demikian dapat kita cegah dengan melakukan amal kebaikan semisal bersedekah. Hal ini karena salah satu hikmah bersedekah adalah dihindarkan dari musibah.

Demikian penjelasan mengenai qada dan qadar disertai perbedaan serta beberapa contoh peristiwa qodo dan qodar (takdir) dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat!


Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes