BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, August 22, 2021

LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH, SWT YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA.

 


TUGAS PERTEMUAN KE 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: Menunjukkan Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. B. KEGIATAN PEMBELAJARAN Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti (90 Menit) A. KEGIATAN LITERASI Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. B. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Siswa silahkan mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. Siswa beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. C. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
BAHAN AJAR
petemuan ke 1
Bahan bacaan terkait materi Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. Mari kita semuanya untuk mentafakuri dan merenungi sebelum lebih jauh menuju pembahasan materi diatas sebagai bahan ajarnya yaitu : Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah swt. bahwa Allah swt itu ada bersama kita.

Berikut judul lagu dengan ungkapan sebagai berikut. Aku Dekat, Engkau Dekat. Judul lagu itu menunjukan bahwa : Kalau kita sedang membutuh sesuatu dan menghadapi kesulitan, apa yang biasa dilakukan? Biasanya kita berusaha sekuat tenaga untuk mendekat kepada Allah Swt. Dia menjadi tumpuan harapan dan fokus penyerahan diri. Tiada yang wajib disembah kecuali Allah Swt. Manusia diciptakan dan diberi ruh oleh-Nya. Pada dasarnya, dalam diri manusia terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Hal itu menandakan bahwa manusia sebenarnya dekat dengan-Nya. walaupun pada kenyataannya banyak manusia yang tidak ingat posisi kedekatannya dengan Allah Swt.

Allah Swt. berfirman “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat...” (Q.S. al-Baqarah/2:186). Ayat ini mendorong manusia untuk meyakini bahwa Allah, Swt. itu dekat dan menguatkan nya untuk mengenal diri-Nya. Di antara kalian mungkin sudah ada yang pernah mendengar lirik sebuah lagu religi dari grup Bimbo yang berjudul Tuhan, berikut ini: Tuhan...... Tuhan Yang Maha Esa..... Tuhan tempat aku berteduh...... Di mana aku mengeluh.... Dengan segala peluh..... Tuhan........ Tuhan Yang Maha Esa..... Tempat aku memuja… Dengan segala do’a… Aku jauh...Engkau jauh… Aku dekat...Engkau dekat… Hati adalah cermin..... Tempat pahala dan dosa bertaruh...
Oleh karena itu untuk berdekatan dengan Allah Swt, tentu kita harus mengenal-Nya. Karena kita tidak bisa melihat langsung kepadaNya, maka cara pengenalan kepada Allah melalui kesadaran hati untuk menunjukan dan menumbuhkan keimanan dengan banyak cara. Diantaranya dengan mengenalkan diri kita. Seperti yang digambarkan oleh Rasulullah bersabda: من عرف نفسه، فقد عرف ربّه “Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,”. Yang artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya. Ini menggambarkan bahwa mata kita itu pandangannya terbatas dan hal ini dapat dirasakan oleh kita keterbatasannya. Seperti kita berada didalam ruangan, maka mata kita tidak bisa melihat pada apa yang telah terjadi diluar ruangan. Atau misal melihat matahari, maka pandangan mata kita tidak bisa tembus langsung untuk melihatnya karena sinar menyorot tajam pada kedua mata. Akhirnya tidak bisa melihat matahari karena keterbatasan pandangan. Oleh karena itu mari kita sadarkan diri untuk terus menumbuhkan keimanan kita kepada Allah, SWT dengan terus berupaya meningkatkan belajar dengan baik. Iman Kepada Allah: Pengertian Beserta Dalil Naqli dan Dalil Aqlinya. A. Pengertian iman kepada Allah Apakah iman itu? Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna percaya. Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari. Di dalam Kitab Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri menjelaskan arti Iman kepada Allah SWT sebagai sikap seorang Muslim yang meyakini wujud atau adanya Allah Yang Maha Suci. Orang yang memiliki Iman kepada Allah, meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, mengetahui yang ghaib dan yang tampak. Dengan demikian bahwa Iman kepada Allah swt itu adalah memiliki 3 unsur 1. Membenarkan dalam hati, 2. Mengucapkan dengan lidah, 3. Mengamalkan pokok pokok ajaran agama Islam. B. Dalil Naqli Iman Kepada Allah SWT Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman menjadi sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintahkan kita untuk beriman, sebagaimana firman-Nya: ”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasulnya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.(Surah an-Nisa’/4:136).

Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. adalah dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar nama-nama indah itu dengan sebutan “al-asmau al-husna”. Sebagaimana dalam Al Quran Surat Al A'raf ayat 54 :

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ

وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya, "Sesungguhnya Rabbmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha penuh berkah Allah, Rabb semesta alam."
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya: "Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, niscaya hancurlah keduanya. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan."

Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, melalui Surat Al-Anbiya' ayat 22, Allah SWT menegaskan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah di langit dan bumi selain Dia.

C. Dalil Aqli Iman kepada Allah SWT.
Dalil Naqli adalah keterangan yang menjelaskan bahwa Allah swt, itu ada, berkuasa, yang menciptakan langit dan bumi, bulan, bintang berada dalam pengaturanNya. Penjelasan ini bersumberkan dari Al-Qur'an dan Hadits nabi Muhammad,SAW. Maka itu disebut dalil Naqli karena bersumberkan dari keduanya. Seperti halnya penjelasan tentang iman kepada Allah, SWT.

Sedangkan dalil Aqli adalah dalil atau keterangan yang bersumberkan dari akal pikiran manusia tentang wujudnya Allah SWT. yang akal berpikir untuk menerima adanya bukti ciptaan ciptaan seluruh isi apa yang ada dilangit dan bumi adanya yang menciptakan, tentuanya tiada tuhan selain Dialah Allah yang telah menciptakan.
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi mengatakan, melalui surat Al A'raf ayat 54, Allah SWT menceritakan sendiri tentang wujud-Nya, tentang rububiyah-Nya atas makhluk-Nya. "Dan tentang asma-Nya (nama-nama-Nya) dan sifat-sifat-Nya," ditulis Syaikh Abu Bakar. Al Qur'an Surat Al-Qashash ayat 30. Dalil naqli iman kepada Allah SWT juga disebutkan dalam Al Qur'an Surat Al-Qashash ayat 30. Ini adalah firman Allah SWT ketika menyeru kepada Nabi Musa AS dari sebatang pohon, di tepi kanan sebuah lembah, di suatu tempat yang diberkahi.
فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: "Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, disitulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Rabb semesta alam. (Al Qur'an Surat Al-Qashash ayat 30). Al Qur'an Surat Al-Anbiya' ayat 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Dalil Aqli Iman kepada Allah, SWT. Setidaknya ada 3 hal yang disebutkan Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri sebagai dalil Aqli iman kepada Allah SWT.
Pertama, adanya alam semesta dengan aneka makhluk hidup ini menjadi bukti dan memberi kesaksian tentang adanya wujud Sang Pencipta, Allah SWT. "Karena tidak ada seorang pun di alam raya ini yang mengklaim telah menciptakan alam raya ini beserta isinya selain dari Allah SWT," tulis Syaikh Abu Bakar.
Kedua adalah adanya firman-firman Allah SWT di dalam Al Quran yang selalu dibaca oleh umat Islam. Tak hanya dibaca tetapi juga dihayati dan dipahami maknanya. Dalil Aqli iman kepada Allah SWT.

ketiga adalah adanya sistem yang teratur dalam tata surya dan kehidupan di bumi. Mulai dari proses penciptaan, pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di alam semesta ini tunduk kepada Sunatullah. "Tidak dapat keluar darinya (Sunnatullah) bagaimanapun jua." kata Syaikh Abu Bakar.

Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes