Fawaidul Mukhtaroh Lisalikil thoriqotil akhiroh Karya al Habib Zein bin Ibrahim bin sumaith Hafidzahullah.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
┈┈┈━━━━━━•✨🌹🕊️•━━━━━━┈┈┈
◼️ قال رسول الله ﷺ: "طَلَبُ العِلمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسلِم" رواه البيهقي
◼️قل الله تعالی : يَرْفَــــــعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِـــــلْمَ دَرَجاتٍ
اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ وَسَلِم وَبَرِك عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ، رَبِّ زِدنِي عِلمًا وَرزُقنِي فَهمًا، اَلّلهُمَ اِنَّي اَسأَلُكَ عِلمًا نَافِعًا، اَللَّهُمَّ أَغْنِنِي باِلْعِلْمِ، وَزَيِّنِّيْ بِالْحِلْمِ، وَأَكْرِمْنِيْ بِالتَّقْوَى، وَجَمِّلْنِيْ بِالْعَافِيَةِ، بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
┈┈┈┈┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈┈┈┈┈
KESUNGGUHAN ULAMA' DALAM MENUNTUT ILMU
Materi Ke 19 hal. 29-31
1. Saat Habib Muhammad bin Alwy bin Ahmad bin al Ustadz al a'dzom menuntut ilmu, dia mengulangi pelajarannya di malam hari.. Kadang menghabiskan setengah waktu malam atau sebagian besar waktu malam.. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk belajar.. diceritakan bahwa 13 imamah yang dikenakan olehnya pernah terbakar terkena lampu pijar dalam satu malam Karena tenggelam dalam kenikmatan belajar" (al Manhaj as Sawiy: 150) keterangan senada di (Uqudul Almas: 79)
2. Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi mengatakan: "Disaat aku giat dalam menuntut ilmu di Mekkah, aku mempelajari kitab al Mahalli (nama sebuah kitab fiqh) bersama saudaraku Husain dan Alwiy Assegaf dengan mengkaji 12 Syarh dari kitab alMinháj dan mencatatnya dalam ingatan kami.. Ketika ayahku keluar di akhir malam dan mendapatkan kami sedang belajar, beliau berkata: Ternyata kalian masih belajar wahai keluargaku, semoga Allah memberkahi kalian" (al Mawâ'idz al Jaliyyah:251)
3. Orang-orang berkata: "Sesungguhnya sayyid Abdurrahman bin Ali selalu mengulangi pelajarannya sebelum membacanya di hadapan guru sebanyak 25 kali" (Kalam Al Habib 'Alwiy Ibnu Syihab: 2/272)
4. Syekh Abu Ishaq asy-Syairozi selalu mengulangi pelajarannya seribu kali, dan Sayyid Ahmad bin Zein al-Habsyi sebanyak 25 kali" (al Manhaj as Sawiy: 147) keterangan senada di (Kunuz alSa'adah: 411) dan (al Mawa'idz alJaliyah: 251)
5. Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi dulunya tidak mempunyai ilmu, dan sebab dia menuntut ilmu adalah ketika beliau meminang putri habib Muhammad bin Quthban.. Habib Muhammad bin Quthban berkata kepadanya: "Aku tidak akan menikahkan putriku dengan orang biasa" (Habib Muhammad berkata demikian tidak bermaksud menghina, akan tetapi untuk membangkitkan semangat Habib Muhammad al-Habsyi dalam menuntut ilmu.. Ketika Habib Muhammad al-Habsyi mendengar perkataan ini, dia pergi mencari ilmu dan berhasil mendapatkan ilmu yang banyak dari ilmu tafsir, hadits, fiqih, ilmu adab dan lainnya, dan telah mencapai puncak yang agung dalam ilmu sehingga beliau menjadi mufti di Hijaz, dan bahkan Habib Muhammad bin Quthban menimba ilmu kaidah bahasa Arab darinya" (Tuhfah al Asyráf: 2/101)
6. Diceritakan bahwa Syaikh Ahmad bin Qosim murid Syaikh Ahmad bin Hajar pergi ke Mesir, disana beliau mendatangi pengajiannya Syaikh Muhammad Romli, sehingga membuat Syaikh Romli banyak menelaah kitab dan begadang di malam hari untuk mentahqiq kan beberapa pembahasan dan masalah, ibunya berkata padanya: kenapa engkau mau bersusah payah dalam menelaah seperti itu wahai Muhammad? Beliau menjawab: sesungguhnya laki-laki asing masuk ke daerah ini dan menghadiri pengajian-pengajian kami, ini adalah faktor yang mendorong kami untuk banyak menelaah kitab.. Esoknya ibunya Syaikh Romli bertanya tentang keberadaan laki-laki asing tadi, setelah ditunjukkan beliau mendatanginya dan berkata padanya: engkau jangan lagi menghadiri pengajian anakku Romli" (Ini adalah bentuk kasih sayang dari kedua orang tua Syaikh Romli)
7. Habib 'Idrus bin Umar al-Habsyi meriwayatkan dari Syekh Zakaria al-Anshari bahwasanya beliau hidup sekitar 100 tahun.. Di umurnya yang sudah tua, beliau mengajarkan semua kitab yang beliau hafal dari semua mata pelajaran, bahkan sampai kitab Matn al Jurumiyah karena kecintaan dan perhatian beliau terhadap ilmu" (Manhaj al Sawi: 149), keterangan senada di (Kalam al Habib 'Idrus al Habsyi: 99)
8. Ada seseorang yang datang dari Jawa ke Rubath (pondok pesantren) di Seiwun untuk menuntut ilmu di sana.. Akan tetapi dia malas.. Ayahnya yang berada di Jawa menginginkan anaknya agar menjadi orang alim dan mengirimkan bekal yang banyak untuk membantunya dalam menuntut ilmu, tetapi anak itu hanya menggunakannya untuk makan dan minum saja.. Padahal sang ayah sudah membayangkan anaknya telah mempelajari kitab al Kawakib, lalu Qathr al Nada, lalu Alfiyyah Ibnu Malik dan begitu seterusnya.. Ketika masa lima tahun atau lebih sudah berlalu, anaknya pulang.. Sang ayah pun membuat jamuan untuk menyambut kedatangan anaknya dan mengundang banyak orang.. Lalu, mereka menyuruhnya untuk berbicara didepan umum, namun dia tidak bisa.. Kemudian mereka mengajukan pertanyaan, tetapi dia tidak bisa menjawabnya, Maka mereka tahu bahwa dia adalah orang yang bodoh.. Menyadari hal itu, ayahnya merasa malu dan sedih hingga jatuh sakit dan meninggal sebab itu.. (atau yang semakna dengan pembahasan ini)
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
Demikian semoga bermamfaat.
📚📚📚
Post a Comment