KELAS 7 SMT 2
➡️HUKUM LAKI-LAKI MENINGGALKAN SHALAT JU'MAT (3 KALI)
🩸Haram (dosa besar) hukumnya meninggalkan shalat jum'at tanpa ozor (halangan yang diizinkan Agama).
✍️ Barang siapa meninggalkan shalat jum'at dengan tanpa udzur sampai 3 kali secara berturut-turut maka Allah SWT menutup pintu hati sehingga tidak bisa menerima perkara haq dan mau'izhah. Dalam satu riwayat mengatakan orang tersebut membuang/meninggalkan syari'at juga dicap/ dicatat sebagai orang munafiq, bukan sebagai pezina:
من ترك ثلاث جمع تهاونا بها طبع الله على قلبه. من ترك الجمعة ثلاث جمع متواليات فقد الإسلا وراء ظهره يعني بلا عذر شرعي من ترك ثلاث جمعات من غير عذر كتب من المنافقين
✍️Orang yang meninggalkan shalat jum'at dengan tanpa adanya udzur maka disunahkan bersedekah sebanyak 1 atau 1/2 dinar.
📚Demikian yang dijelaskan dalam Kitab l'anatut Thalibin juz 2 hal 52 :
قال في المجموع يستحب لمن ترك الجمعة بلا عذر أن يتصدق بدينار أو. .نصفه لخبر أبي داود وغيره
📚HR At-Thabarani :
من ترك ثلاث جمعات من غير عذر كتب من المنافقين
▪️Artinya, “Siapa saja yang meninggalkan tiga kali ibadah shalat Jumat tanpa uzur, niscaya ia ditulis sebagai orang kafir nifaq/munafiq,”
📚hadits Rasulullah SAW riwayat At-Turmudzi, At-Thabarani, Ad-Daruquthni
. من ترك الجمعة ثلاث مرات تهاونا بها طبع الله على قلبه
▪️Artinya, “Siapa meninggalkan tiga kali shalat Jumat karena meremehkan, niscaya Allah menutup hatinya,” (HR At-Turmudzi, At-Thabarani, Ad-Daruquthni).
📚Imam Ar-Ramli melalui Kitab Nihayatul Muhtaj juz VI, halaman 450 :
قَوْلُهُ (مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمْعٍ تَهَاوُنًا) أَيْ بِأَنْ لَا يَكُونَ لِعُذْرٍ وَلَا يَمْنَعُ مِنْ ذَلِكَ اعْتِرَافُهُ بِوُجُوبِهَا وَأَنَّ تَرْكَهَا مَعْصِيَةٌ، وَظَاهِرُ إطْلَاقِهِ أَنَّهُ لَا فَرْقَ فِي ذَلِكَ بَيْنَ الْمُتَوَالِيَةِ وَغَيْرِهَا، وَلَعَلَّهُ غَيْرُ مُرَادٍ وَإِنَّمَا الْمُرَادُ الْمُتَوَالِيَةُ (قَوْلُهُ : طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ) أَيْ أَلْقَى عَلَى قَلْبِهِ شَيْئًا كَالْخَاتَمِ يَمْنَعُ مِنْ قَبُولِ الْمَوَاعِظِ وَالْحَقِّ
📚Artinya, “(Siapa meninggalkan tiga kali shalat Jumat karena meremehkan) dalam arti tidak ada uzur. Pengakuan atas kewajiban Jumat tidak menghalanginya dari konsekuensi tindakannya. Tindakan meninggalkan Jumat adalah maksiat. Secara zahir kemutalakannya bahwa tidak ada perbedaan antara meninggalkan berturut-turut atau tidak. Tetapi bisa jadi bukan itu yang dimaksud. Yang dimaksud adalah ‘berturut-turut’ (niscaya Allah menutup hatinya) Allah menyegel hatinya dengan sesuatu seperti cincin yang dapat menghalanginya dari nasihat dan kebenaran.”
Wallahu a'lam
Post a Comment