ولو نكح امرأة فبانت محرمة برضاع ببينة أو إقرار فرق بينهما ، فإن حملت منه كان الولد نسيباً لاحقاً بالواطىء لا يجوز نفيه ، وعليها عدة الشبهة ولها مهر المثل لا المسمى ، وللوطء المذكور حكم النكاح في الصهر والنسب لا في حل النظر والخلوة ولا في النقض ، فيحرم على الواطىء نكاح أصولها وفروعها ، وتحرم هي على أصوله وفروعه ، ويجوز النظر إلى المحرم المذكورة بلا شهوة.
Bila seorang pria terlanjur menikahi seorang wanita kemudian keduanya ternyata masih saudara tunggal susu dengan tanda bukti kuat atau pengakuan maka mereka harus dipisahkan, bila wanita tersebut hamil maka anaknya ternasab dan disambungkan pada si penggaul ibunya dan tidak dapat dipungkiri. bagi wanita tersebut diperlakukan iddah subhat dan mahar mitsil (mas kawin kebiasaan untuk wanita sederajatnya didaerah tersebut) bukan mahar yang tersebut didalam pernikahan.
Akibat buah senggama semacam ini berlaku hukum pernikahan dalam hal terjalinnya ikatan kekeluargaan karena perkawinan dan nasab tidak dalam hal halalnya melihat, berkhalwat serta membatalkan wudhu, karenanya bagi si pria haram menikahi biang wanita tersebut (ibu, nenek dan seterusnya/nasab keatas) juga haram menikahi keturunan anak akibat persetubuhannya, begitu juga wanita tersebut haram dinikahi oleh biang dan keturunan anak akibat persetubuhannya. Halal melihat mahram tersebut diatas dengan ketentuan tidak terjadi syahwat. [ Bughyah al-Mustarsyidiin I/419 ].
Post a Comment