Syaikhina Maimoen Zubair dalam pengajian kitab Syajarotul Maarif Ramadhan 1437 H dan pada halaqah yang lain sering kali dawuh (berkata) :
"Biyen kapan ono wong apal Qur'an mesti dadi wong ngalim" (Zaman dahulu jika ada orang hafal Al-Qur'an, pasti menjadi orang alim).
Beliau memberikan sebuah fakta bahwa dulu setiap Ulama' sebelum menekuni sebuah bidang khusus seperti Ahli Fiqh, Ahli Ushul Fiqh, Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan sebagainya pastilah didahului dengan pondasi hafalan Qur'an.
Bahkan banyak di antara mereka yang hafal Al-Qur'an dari kecil seperti Al-Syafi'i, Al-Nawawi, Al-Ghozali, Al-Bukhori serta Ulama' lainnya.
Dalam pengajian kitab karya Syaikh Izzudin Ibnu Abdis Salam itu, Syaikhina Maimoen Zubair mencoba memberi perbedaan antara generasi dulu dengan generasi sekarang terkait hafalan Qur'an.
Beliau dawuh (berkata) yang kira-kira jika dibahasa-Indonesia-kan adalah sebagai berikut :
"Pada akhir zaman, Al-Qur'an itu nanti akan diangkat oleh Allah dan yang diangkat terlebih dahulu adalah makna atau artinya. Sehingga tidak ada yang mengetahui dan memahami makna dari lafadz yang dibacanya. Kemudian pada puncaknya, bacaan/lafadz dan naskahnya pun akan diangkat."
Beliau juga menyajikan fakta bahwa zaman sekarang Qur'an hanya untuk sema'an/perlombaan/ pentas dan lainnya, bukan seperti Ulama' dulu di mana Al-Qur'an dijadikan pondasi kuat dalam menjalani kehidupan .
Seperti dalam dawuh:
ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ
ﻭﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻭﺩﻟﻴﻼ
(Radhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warosula wabil qurani imama wa dalila)
Dari sini sebenarnya beliau berpesan kepada penghafal Qur'an untuk tetap mendalami fan Ilmu Agama seperti Fiqih, Tafsir, Hadits, Qiroah Sab'ah dan lain sebagainya .
Semoga kita bisa meneladani Ulama' kita dan tetap husnudzon dalam semua dawuh-dawuh beliau.
-Muhammad Maulana Shibghotullah-
Pada kesempatan yang lain beliau juga dawuh
Zaman akhir cah cilik apal Qur’an # waton apal koyo moco Koran
Cah cilik sing apal mung koyo wayang # munggah panggung mlebu tv dadi hiburan
Akeh sik moco Qur’an mung kerono duit# waton moco tanpo makhroj tanpo tajwid
Pondok dibangun mung kerono gengsi # megah mewah akeh santri tanpo isi
Akeh sik moco Qur’an nanging yo linglung # persis koyo Asu rebutan Balung
Ojo melu edan2nan lee
Manuto Gurumu, mbah Arwani
Syair berisi hikmah dan nasihat yang sangat dalam lagi menyentuh dari Syaikh Simbah Kyai Maimoen Zubair ini bisa dijadikan renungan untuk kita semua.
Jika diterjemahkan kurang lebih:
Di zaman akhir ini banyak kita dapati anak-anak kecil banyak yang menghafal Al Qur’an akan tetapi hanya sekedar hafal seperti halnya membaca koran atau majalah.
Anak-anak kecil yang hafal Al Qur’an diibaratkan seperti wayang kulit yang sering diikutkan perlombaan atau pertunjukan di panggung atau di tempat lain sampai masuk televisi sehingga menjadi sebuah hiburan.
Banyak yang membaca Al Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al Qur’an seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar.
Banyak juga dijumpai berdirinya pondok-pondok pesantren dengan tujuan dan niat gengsi demi persaingan dengan pondok-pondok lain, yang mana ukuran megahnya gedung dan banyaknya jumlah santri menjadi prioritas utama akan tetapi ilmu dan kualitas dari para santrinya dikesampingkan.
Dengan kondisi yang seperti itu sehingga banyak santri yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an akan tetapi lupa terhadap isi dan ajaran dari Al Qur’an yang diharapkan yaitu untuk mengamalkannya, sehingga seolah-olah diibaratkan layaknya anjing-anjing yang saling berebut tulang, yaitu dalam hal ibadah tapi demi tujuan dunia dan saling berlomba-lomba meraihnya.
Nasihat dari syair hikmah di atas harus kita jadikan pengingat (pepeling) dalam menata niat apa saja terutama mencari ilmu dan niat ibadah agar kita tujukan semuanya hanya lillahi ta’ala mengharap ridha Allah bukan untuk yang lainnya.
Karena belajar dan membaca apalagi menghafalkan Al Qur’an adalah hal yang sangat baik. Namun jika niatnya salah maka bukan pahala yang nantinya kita dapatkan.
Rasulullah Saw. bersabda:
ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari 5027)
ﺍﻗْﺮَﺀُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻷَﺻْﺤَﺎﺑِﻪ
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804).
-Hilmi Fathurrahman-
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
Artinya: Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.
Semoga bermanfaat
Post a Comment