BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, July 10, 2022

HARI PEMOTONGAN KUKU


HARI PEMOTONGAN KUKU

Oleh : Yai Abdullah Afif

Hari yang Bagus & Tidak Bagus untuk Memotong Kuku. Disebutkan dalam Kitab Hasyiyah Bajuri ‘ala Ibn Qasim Al Ghuzzi juz 1 halaman 221 :

قَصُّ الْأَظَافِرِ يَوْمَ السَّبْتِ اٰكِلَةٌ () تَبْدُوْ وَفِيْمَا يَلِيْهِ يُذْهِبُ الْبَرَكَهْ

وَعَالِمٌ فَاضِلٌ يَبْدُوْ بِتَلْوِهِمَا () وَاِنْ يَكُنْ فِي الثُّلَاثَا فَاحْذَرِ الْهَلَكَهْ

وَيُوْرِثُ السُّوْءَ فِي الْأَخْلَاقِ رَابِعُهَا () وَفِي الْخَمِيْسِ الْغِنٰى يَأْتِىْ لِمَنْ سَلَكَهْ

وَالْعِلْمُ وَالْحِلْمُ زِيْدَا فِىْ عُرُوْبَتِهَا () عَنِ النَّبِيِّ رُوَيْنَا فَاقْتَفُوْا نُسُكَهْ


Terjemahannya:

Memotong kuku hari Sabtu menimbulkan penyakit yang menggerogoti tubuh

Hari Ahad menyebabkan hilang berkah

Hari Senin menjadi orang alim lagi fadhil (pintar dan utama)

Hari Selasa menyebabkan kebinasaan

Hari Rabu menyebabkan buruk akhlak

Hari Kamis mendatangkan kekayaan

Hari Jumat menambah ilmu dan sifat santun

Demikianlah kami riwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ikutilah ibadah beliau


هَكَذَا اشْتَهَرَتْ هَذِهِ الْأَبْيَاتُ، لَكِنْ قَالَ ابْنُ حَجَرٍ: وَقَدِ اشْتَهَرَ عَلَى أَلْسِنَةِ النَّاسِ أَشْعَارٌ مَنْسُوْبَةٌ لِبَعْضِ الْأَئِمَّةِ فِيْ فِعْلِ ذَلِكَ وَأَيَّامِهِ وَكُلُّهَا زُوْرٌ وَكِذْبٌ

Demikianlah bait-bait diatas telah masyhur, akan tetapi Imam Ibn Hajar menyatakan: telah masyhur syair-syair dikalangan orang-orang yang disnisbatkan kepada sebagian imam di dalam perihal melakukan hal tsb (memotong kuku) beserta hari-harinya. Kesemuanya itu palsu dan bohong.

Namun ada riwayat lain yang menerangkan bahwa memotong itu bagus semua di semua hari.

Diriwatakan dalam sebuah hadits, namun hadits ini dnilai maudhu' oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Al Maudhu’aat juz 3 halaman 53, dan Syeikh Syaukani dalam Kitab Al Fawa`idul Majmu’ah Fil Ahaditsil Maudhu’ah halaman 197:

Berikut sanad dan matan selengkapnya dalam kitab Al Maudhu’aat:

أنبأنا المبارك بن على الصدفى أنبأنا سعد الله بن على بن أيوب أنبأنا هناد ابن إبراهيم أنبأنا إسماعيل بن محمد بن على البخاري حدثنا محمد بن نصر بن خلف حدثنا سيف بن حفص السمرقندى حدثنا على بن الحسين حدثنا الحسن بن شبل أنبأنا الفضل بن خالد النحوي عن أبى عصمة نوح بن أبى مريم عن عطاء عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ السَّبْتِ خَرَجَ مِنْهُ الدَّاءُ وَدَخَلَ فِيْهِ الشِّفَاءُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْأَحَدِ خَرَجَتْ مِنْهُ الْفَاقَةُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْغِنَاءُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ خَرَجَتْ مِنْهُ الْعِلَّةُ وَدَخَلَتْ فِيْهِ الصِّحَّةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ خَرَجَ مِنْهُ الْبَرَصُ وَدَخَلَتْ فِيْهِ الْعَافِيَةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الأَرْبَعَاءِ خَرَجَ مِنْهُ الْوِسْوَاسُ وَالْخَوْفُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْأَمْنُ وَالصِّحَّةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ الْخَمِيْسِ خَرَجَ مِنْهُ الْجُذَامُ وَدَخَلَ فِيْهِ الْعَافِيَةُ وَمَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ دَخَلَتْ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَخَرَجَ مِنْهُ الذُّنُوْبُ


Terjemahannya :

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Sabtu maka akan keluar darinya penyakit dan masuk ke dalamnya obat

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Ahad maka akan keluar darinya kemiskinan dan masuk ke dalamnya kekayaan

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Senin maka akan keluar darinya kecacatan dan masuk ke dalamnya kesehatan

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Selasa maka akan keluar darinya penyakit barosh (corob, Jawa) dan akan masuk ke dalamnya kesembuhan

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Rabu akan keluar darinya penyakit waswas dan ketakutan dan akan masuk ke dalamnya keamanan dan kesehatan- Barang siapa memotong kukunya pada hari Kamis akan keluar darinya penyakit kusta dan akan masuk ke dalamnya kesembuhan

- Barang siapa memotong kukunya pada hari Jumat maka akan masuk ke dalamnya rahmat dan keluar darinya dosa-dosa.

Wallaahu A’lamu Bishshowaab.

KEUTAMAAN PUASA ARAFAH

 🕋 MUTIARA TAKWA🕋

  Edisi: _Khusus Arafah_

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

*KEUTAMAAN PUASA ARAFAH*

Puasa khusus tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa hari Arafah. Tahun ini di kalender Indonesia bertepatan dengan hari ini: Sabtu 9 Juli 2022. Apabila kita tidak mampu berpuasa 9 hari pertama secara full atau sebagiannya, maka hendaklah *usahakan jangan tinggalkan berpuasa tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah).* Jika tidak ada udzur syar’i hendaklah *paksakan berpuasa tanggal 9 Dzulhijjah* tersebut walau memang hukumnya tidak sampai wajib. Ini mengingat *adanya fadhilah* bagi yang berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Perhatikan hadits berikut:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ

_*"Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang".*_ [HSR. Muslim no.1162]

Hari Arafah -9 Dzulhijjah- adalah hari yang mulia 

dimana datang pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Pada hari tersebut disyari’atkan amalan yang mulia yaitu puasa.

 Empat Madzhab  sepakat tanpa ada perselisihan lagi, bahwa ditekankannya orang untuk berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) tersebut. Ini adalah pendapat dari Madzhab Hanafi (Badaa’i as Shana’i II:79), Maliki (Mawaahibul Jalil III:312), Syafi’i al Majmu’ VI:380), Hanbali (al Mughni III:177).

Ampunan dosa dari puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, semoga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, semoga ditinggikan derajat.” _(Syarh Shahih Muslim, 8: 51)_ Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. _(Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500)._


Keutamaan puasa Arafah itu *khusus bagi yang tidak sedang melaksanakan haji.* Adapun yang sedang haji, bahkan  sama sekali tidak disunnahkan melakukan puasa Arafah.

*عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ*

_*“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123)*_

*عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ*

_*“Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124)*_

Pada bulan Ramadhan Allah sembunyikan Lailatul Qadar sehingga kita tidak mengetahuinya secara pasti.

Tapi, pada bulan Dzulhijjah Allah beritahukan kepastian hari Arafah. 

Al-Hafidh Ibnu Rajab [Wafat 795 H] rahimahullah dalam kitabnya Latha'iful Ma'arif hlm 482 dan banyak ulama lainnya, yang berpendapat bahwa hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka serta doa mustajab bagi jama'ah haji yang sedang wukuf di Arafah dan bagi semua umat Islam di semua negeri.

Sebaik-baik do’a adalah do’a hari Arafah -9 Dzulhijjah-. Maksudnya, do’a ini paling cepat diijabahi. Sehingga kita diperintahkan untuk konsen melakukan ibadah yang satu ini di pada hari Arafah, apalagi untuk orang yang sedang wukuf di Arafah.

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 10: 33).

Apakah keutamaan do’a ini hanya khusus bagi yang wukuf di Arafah? Apakah berlaku juga keutamaan ini bagi orang yang tidak menunaikan ibadah haji?

Yang tepat, mustajabnya do’a tersebut adalah umum, baik bagi yang berhaji maupun yang tidak berhaji karena keutamaan yang ada adalah keutamaan pada hari. Sedangkan yang berada di Arafah (yang sedang wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah), ia berarti menggabungkan antara keutamaan waktu dan tempat.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

NIAT PUASA SUNNAH DZULHIJJAH

*Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah*

Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:

1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah 

*نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”_


2. Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah).

*نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”_


3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah).

*نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”_

Hanya saja, karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari,

1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah.

*نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”_


2. Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah).

*نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”_

3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)

*نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى*

_Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ._

_Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”_

 *والله اعلم بالصواب*

🕋 REFLEKSI IDHUL ADHA 1443 H

 🕋 *MUTIARA TAKWA* 🕋


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


*REFLEKSI IDUL ADHA 1443 H*    


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 

Laa ilahaillallahu Allahu Akbar Allahu Akbar, 

Walillahil Hamd'.

                         

      Diucapkan 4 hari 4 malam 

                dengan tujuan

          mengakui  kebesaran 

            dan kekuasaan *اللهِ*,  


        Setiap tahun dilakukan 

           agar lebih diresapi, 

     terpatri dihati dan disadari 

             serta dimengerti 

                    sehingga 

           akan berpengaruh 

      terhadap kehidupan kita.  

      

        Memang nilai- nilai Taqwa, 

            harusnya berada 

       disetiap Pola Fikir kita,

        di-Sifat dan Sikap kita 

                 sehari-hari.

      Karena sangat Tangguh 

                   sebagai:  

     "PERISAI dan METODE" 

           diarus pemikiran. 

              

               Nilai-nilai Taqwa 

       selalu Turun-naik, Erosi,  

             Pendangkalan-pendangkalan  

         pada kehidupan kita, 

       karena kita sering kali :    

      *Mendahulukan Logika,*  

      *Mengutamakan Nafsu,*

  *Melupakan اللهِ dan Rasul-NYA*. 


       Firman *اللهِ*  yang artinya :

                  "Ketahuilah! 

       Sesungguhnya manusia 

      benar-benar melampaui batas. 

                    Karena 

           dia melihat dirinya 

                serba cukup" 

         (Surah al-'Alaq : 6,7)  

        

                  Sehingga 

       Nilai-nilai Taqwa bergeser 

                      dari 

       Sistem Kehidupan kita.            


     Dalam mempertahankan 

               Nilai-nilai Taqwa 

        (Nilai-nilai Tunduk-Patuh, 

           dan Berserah diri, 

          hanya Kepada *اللهِ* )     

           dalam kehidupan 

    yang di-abadikan 3 sosok 

         manusia pilihan *اللهِ:*

.     Nabi Ibrahim, Siti Hajar, 

             dan Nabi Ismail 

         yang perlu dicontoh 

             keteladanannya.    


      Firman *اللهِ* yang artinya :

     Disurat al-Muntahanah : 4   

     " Sesungguhnya telah ada 

        Suri Teladan yang Baik 

                     bagimu 

             pada Ibrahim dan 

        orang-orang yang bersama 

              dengan Dia;....."


            Nabi Ibrahim rela 

       meninggalkan Istri dan 

    anaknya di-Padang Tandus 

     karena Taqwa kepada *اللهِ.*  


          Siti Hajar sanggup 

    ditinggal bersama bayinya 

                tanpa bekal 

     karena Taqwa kepada *اللهِ.* 

  

       Nabi Ibrahim rela dan 

      sanggup menyembelih 

   leher anak kesayangannya 

    karena Taqwa kepada *اللهِ* 

                 

       Dan Nabi Ismail siap 

     menyerahkan lehernya 

          untuk disembelih 

   karena Taqwa Kepada *اللهِ.*  


        Ini bukti dan fakta 

      Ketaatan, Kepatuhan,

  Tunduk, dan Berserah Diri 

         hanya Kepada *اللهِ* 

         yang dicontohkan 

  Ibrahim dan keluarganya,    


   3 Sosok manusia pilihan  

           yang sanggup 

    MEMUTUS URAT LEHER: 

 Sifat-sifat Hewani dalam Hidup,    

  Sifat-sifat Syaitan pada Sikap, 

       dan Nafsu serta Ego + 

penduduk negeri-negeri ber-iman 

           dan ber-Taqwa,

        pastilah KAMI akan 

             melimpahkan 

     kepada mereka berkah 

       dari langit dan bumi,

                   tetapi 

      mereka mendustakan 

     (ayat-ayat KAMI) itu,........

       (Surat al-A'raaf : 96).

 

  Allahu Akbar, Allahu Akbar,

              Allahu Akbar 

           walillahil Hamd'.


          تقبل الله منا ومنك

  Taqabbalallahu Minna 

                wa Minka

    "Semoga الله menerima 

 (ibadah Puasa dan Qurban) 

     dari kami dan dari mu.

Aamiin yaa robbal aalamiin


و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

(جولايني)

🕋 SHOLAT HARI RAYA

 ﷽📚🍃●●━━━━━━━━━━━┓

 📒 *NGAJI KITAB FATHUL QORIB* 📖

┗━━━━━━━━━━━━━●●✨🌹🌹

📚محمد ابن قاسم بن محمد الغزي ابن الغرابيلي أبو عبد الله شمس الدين


_*بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*ِ_

_اَللّٰهُـــــمَّ صَلّ وَسَلّم وَبَرِك عَلَی سَيّـــــدِنَا مُحَمَّـــــد وَعَلَی آلِه وَصَحبِهِ وَسَلّــــــم، رَبِّ زِدْنِـي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا وَاجْعَلْنِي مِنَ الصَّالِحِــــــيْنَ، اَلّلهُمَ اِنّي اسأَلُكَ عِلمًا نَافِــعًا، سُبْحٰــنَكَ لَا عِلْـمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ  اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِـــــــيْمُ_


┈┈┈┈┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈┈┈┈┈


(فصل): وصلاة العيدين


*📒🍃﷽ (FASAL) SHOLAT HARI RAYA*

(فصل): وصلاة العيدين أي الفطر والأضحى (سنة مؤكدة)

_🔹🔷 (Fasal) sholat dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan dilakukan)_

وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وخنثى، وامرأة لا جميلة ولا ذات هيئة، أما العجوز فتحضر العيد في ثياب بيتها بلا طيب

_Sholat hari raya disunnahkan untuk berjama’ah bagi orang sendirian, musafir, orang merdeka, budak, khuntsa (berkelamin ganda) dan wanita yang tidak cantik dan tidak dzatul haiat (wanita yang gerak geriknya mengundang perhatian), Sedangkan untuk wanita lanjut usia, maka sunnah menghadiri sholat hari raya dengan mengenakan pakaian keseharian tanpa memakai wewangian_

ووقت صلاة العيدين ما بين طلوع الشمس وزوالها (وهي) أي صلاة العيد (ركعتان) يحرم بهما بنية عيد الفطر أو الأضحى ويأتي بدعاء الافتتاح 

_🔹🔷 Waktu pelaksanaan sholat Ied adalah di antara terbitnya matahari dan tergelincirnya (waktu dzuhur), Sholat ied adalah sholat dua rokaat, yaitu melakukan takbiratul ihram dua rokaat tersebut dengan niat sholat idul Fitri atau idul Adha dan membaca do’a iftitah_

و (يكبر في) الركعة (الأولى سبعاً سوى تكبيرة الإحرام) ثم يتعوذ ويقرأ الفاتحة، ثم يقرأ بعدها سورة جهراً 

_Di dalam rakaat pertama membaca takbir 7x selain takbiratul ihram, kemudian membaca ta’awudz, membaca surat Al Fatihah, dan membaca surat setelah Al Fatihah dengan mengeraskan suara_

(و) يكبر (في) الركعة (الثانية خمساً سوى تكبيرة القيام) ثم يتعوذ ثم يقرأ الفاتحة وسورة اقتربت جهراً 

_Di dalam rakaat kedua membaca takbir 5x selain takbir untuk berdiri, kemudian membaca ta’awudz, lalu membaca surat Al Fatihah dan surat اقتربت  dengan mengeraskan suara_

(ويخطب) ندباً (بعدهما) أي الركعتين (خطبتين يكبر في) ابتداء (الأولى تسعاً) ولاء (و) يكبر (في) ابتداء (الثانية سبعاً) ولاء، 

_*🔹🔷 (Khutbah Hari Raya)* Setelah melaksanakan sholat dua rakaat, sunnah melakukan 2 khutbah dengan membaca takbir sembilan kali secara terus menerus dipermulaan khutbah pertama, dan membaca takbir tujuh kali secara terus menerus di permulaan khutbah kedua_

ولو فصل بينهما بتحميد وتهليل وثناء كان حسناً، 

_Seandainya kedua khutbah dipisah dengan bacaan tahmid, tahlil dan puji-pujian, maka hal itu adalah baik_

والتكبير على قسمين: مرسل وهو ما لا يكون عقب صلاة. ومقيد وهو ما يكون عقبها

_*🔹🔷 (Pembagian Takbir Hari Raya)* Takbir terbagi menjadi dua, takbir mursal, yaitu takbir yang tidak dilaksanakan setelah sholat, Dan takbir muqayyad, yaitu takbir yang dilakukan setelah pelaksanaan sholat_

وبدأ المصنف بالأول فقال (ويكبر) ندباً كل من ذكر وأنثى وحاضر ومسافر في المنازل، والطرق والمساجد والأسواق (من غروب الشمس من ليلة العيد) أي عيد الفطر 

  memulai dengan menjelaskan takbir yang pertama (takbir mursal), Beliau berkata “bagi setiap orang laki-laki, wanita, orang yang berada di rumah, dan musafir, sunnah membaca takbir di rumah-rumah, jalan-jalan, masjid-masjid dan pasar-pasar, mulai dari terbenamnya matahari malam hari raya, maksudnya hari raya Idul Fitri_

ويستمر هذا التكبير (إلى أن يدخل الإمام في الصلاة) للعيد ولا يسن التكبير ليلة عيد الفطر عقب الصلوات، ولكن النووي في الأذكار اختار أنه سنة

_Kesunnahan takbir mursal ini tetap berlangsung hingga imam mulai melaksanakan sholat ied, Tidak disunnahkan membaca takbir mursal setelah pelaksanaan sholat di malam hari raya Idul Fitri, Akan tetapi di dalam kitab al Adzkar imam an Nawawi lebih memilih bahwa takbir tersebut hukumnya sunnah_

ثم شرع في التكبير المقيد فقال (و) يكبر (في) عيد (الأضحى خلف الصلوات المفروضات) من مؤداة وفائتة وكذا خلف راتبة، ونفل مطلق وصلاة جنازة (من صبح يوم عرفة إلى العصر من آخر أيام التشريق) 

_Kemudian mushannif menjelaskan takbir muqayyad.. Beliau berkata “sunnah membaca takbir saat hari raya Idul Adha setelah melaksanakan sholat-sholat fardhu”  ada’ dan qodho, Begitu juga setelah sholat sunnah rowatib, sholat sunnah mutlak dan sholat jenazah, mulai waktu Subuh hari Arafah (9 Dzuhijjah) hingga Ashar di akhir hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah)_

وصيغة التكبير: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَّقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

_*🔹🔷 (Lafadz bacaan takbir)*“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya milik Allah,. Allah Maha Besar dengan sesungguhnya. Dan segala puji yang banyak hanyak untuk Allah.. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore.. Tidak ada tuhan selain Allah, hanya Allah.. Yang Telah membenarkan janji-Nya, Menolong hamba-Nya, memenangkan pasukan-Nya dan mengalahkan musuh-musuhnya hanya dengan sendirian ”_


📚📚📚

┈┈┈━━━━✨🌹🕊️━━━━┈┈┈


◼️ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : *من يرد الله به خيرًا يفقهه في الدين*

🕋 DO'A DAN NIAT MENYEMBELIH HEWAN QURBAN

 1967. DOA DAN NIAT MENYEMBELIH HEWAN QURBAN 

P E R T A N Y A A N :

Junai Zain Almubaarok

Assalamu'alaikum.... Nyuwun di tulisaken niat menyembelih hewan kurban.. Suwun.... 

J A W A B A N :

Kang As'ad 

DO'A KETIKA MAU MENYEMBELIH :

Allhumma Hadza minka wa ilaika fa taqobbal hadzihil udlkhiyyah ni'matan minka 'alayya wa taqorrobtu biha ilaika fa taqobbalha.. [Hasyiyah Bajuri Juz 2]

الشافعية قالوا : يسن في الأضحية كونها سمينة سواء كان سمنها بفعله أو بفعل غيره وأن لا تكون مكسورة القرن ولا فاقدته وأن تذبح بعد صلاة العيد وأن يكون الذابح مسلما وأن يكون الذبح نهارا ويكره ليلا إن لم يكن لحاجة وإلا فلا كراهة وأن يطلب لها موضعا لينا لأنه أسهل لها وأن يوجه مذبحها للقبلة وأن يتوجه هو إليها أيضا . وأن يسمي الله تعالى ويكره تعمد ترك التسمية كما تقدم ويسن أن يصلي ويسلم على النبي صلى الله عليه و سلم وأن يكبر ثلاثا بعد التسمية وأن يقول : اللهم هذا منك وإليك . فتقبل مني . وأن تذبح الغنم والبقر . وتنحر الإبل وأن لا يبين رأسها . ويسن قطع الودجين ويسن أن تكون الإبل عند النحر قائمة معقولة رجلها اليسرى والغنم والبقر مضجعة على جنبها الأيسر وأن يحد المدية ويكره أن يحدها والذبيحة تنظر إليه كما يكره أن يذبح واحدة والأخرى تنظر 

[Al Fiqhu 'Ala Madzahibil Arba'ah] 

وأضاف الجمهور كالحنفية: أنه يندب توجيه الذبيحة إلى القبلة على جنبها الأيسر إن كانت من البقر والغنم، ويقول الذابح: «بسم الله والله أكبر، اللهم هذا منك وإليك» لما روى ابن عمر: «أن النبي صلّى الله عليه وسلم ذبح يوم العيد كبشين، ثم قال حين وجهها: وجهت وجهي للذي فطر السموات والأرض حنيفاً، وما أنا من المشركين، إن صلاتي ونُسُكي (1) ومحياي ومماتي لله رب العالمين، لا شريك له، وبذلك أمرت، وأنا أول المسلمين، بسم الله ، والله أكبر، اللهم هذا منك ولك» (2) فإن قال بعدئذ: «اللهم تقبل مني كما تقبلت من إبراهيم خليلك» فحسن. وإن اقتصر على التسمية فقد ترك الأفضل. 

وقد عدد الشافعية خمسة أشياء تستحب عند الذبح وهي: التسمية بالبسملة كلها أو بسم الله ، والصلاة على النبي صلّى الله عليه وسلم ، واستقبال القبلة بالذبيحة، والتكبير قبل التسمية أو بعدها، والدعاء بالقبول فيقول الذابح: اللهم هذه منك وإليك، أي نعمة صادرة منك، تقربت بها إليك.    الكتاب : الفِقْهُ الإسلاميُّ وأدلَّتُهُ 

LAFAD NIAT BERQURBAN

Shighot niatnya bisa seperti ini: qurban wajib: nawaitu an udlokhi 'an nafsi fardlon lillahi ta'ala qurban sunnah: nawitu an udlokhi 'an nafsi sunnatan lillahi ta'ala 

Niat qurban untuk orang bnyak (qurban sapi): nawaitu an udokhi 'an parmin, wa paimin, wa bejo, wa katijo, wa suradi, wa ngatini , wa sumini sunnatan lillahi ta'ala. 

Kalau pengen lebih singkat, bisa semacam ini: nawaitu an udokhi 'an haaulaa'i sunnatan lillahi ta'ala.

Maksud qurban wajib adalah qurban yang sebelumnya di niati nadzar. Sedang qurban sunnah adalah qurban yang sebelumnya tidak diniati nadzar. 

Copyright © www.piss-ktb.com 2019


____________

Dari Aplikasi: Tanya Jawab Islam

Download: 

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.zam.pisslite

🕋 PENJELASAN AQIQAH

KELAS IX SMT 2,

Aqiqah anak tersebut untuk orang tuanya yang telah meninggal tidak sah dan hanya menjadi shodaqoh. Menurut syafi'iyah jika orang tua mengakhirkan aqiqoh anaknya sehingga anakya menginjak usia baligh/dewasa maka gugurlah kesunahan/keabsahan aqiqah, tetapi tidak gugur keabsahan aqiqah anak tersebut untuk mengaqiqahi dirinya sendiri, menurut imam qofal dan imam asy syasyi agar mreka braqiqah untuk diriya sndri brdasarkan hadis nabi : Bahhwasanya nabi SAW braqiqahi untuk diriya sendiri stlah menjd nabi.

- kesunahan/keabsahan aqiqah gugur bagi orang tua (org yang wajib menafaqohi) jika anak tersebut telah dewasa.

- tidak gugur kesunahan/keabsahan aqiqah untuk diriya sendiri jika ia sudah baligh.

[ Lihat majmu' 8/412, kifayatul akhyar 2/243, fathul bari 15/297, tuhfatul muhtaj 9/271 ].

Berqurban untuk orang yang meninggal :

- boleh jika sebelumya orang tua (mayit) menwasiati.

- jika tidak menwasiati maka tidak diperbolehkan.

- menurut satu pendapat masih di sunahkan mskipun tidak ada wasiat dari si mayit(org tua),sebab qurban merupakan bagian dari bentuk shodaqoh.

[ mughnil muhtaj 6/138 ].

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes