BREAKING NEWS

Watsapp

Friday, January 6, 2023

Mars SEABAD NU

 _Mars Seabad NU_


SubhãnaLlãh, Allãhu Akbar 

Maha Suci Allah, MahaBesar

Khidmah Jam'iyah ..Nahdlatul Ulama 

Telah mencapai seabad lamanya


Sudah seabad sejak kebangkitannya

Ulama bersama pengikut-pengikutnya

Istiqamah dan setia.. 

Jaga Akidah dan sunnah RasulNya


Alhamdulillah, segala puji baginya

Ulama bersama pengikut-pengikutnya

Istiqamah dan setia 

Menjaga Agama, Nusa dan bangsa


Mari kuatkan niat kita

Kita bulatkan tekad kita

Terus lanjutkan amal kita

Mengembangkan khidmah kita


Menebar kasih-sayang semesta

Membangun peradaban baru yang mulia

Tuk kedamaian dan bahagia Bersama

Dalam ridha Allah Tuhan yang Maha Esa

Monday, January 2, 2023

HUKUM SHOLAT FARDU BAGI ORANG TUA YANG SUDAH PIKUN



 Assalamu'alaikum wr wb

Izin tanya ustad ustdzah gimana hukumnya solat fardu bagi orang tua yang sudah linglung atau hilang ingatanya?🙏🏻

Jawaban 

Waalaikum salam warahmatullahi wabarokatuh 

Seseorang yang sudah pikun tidak terbebani kewajiban yang ada dalam agama Islam termasuk salat. Karena Dalam agama Islam seseorang tidak akan dibebani suatu kewajiban, kecuali ia mempunyai kemampuan untuk melakukannya, termasuk di dalamnya kesempurnaan akal. Selain itu semua kewajiban dalam agama Islam harus dilakukan dalam keadaan sadar.

Oleh karena itu dalam Usul Fiqh terdapat teori (عوارض الأهلية), yaitu teori yang menjelaskan bahwa manusia bisa bebas dari beban hukum disebabkan pada dirinya terdapat gejala-gejala yang dapat menyebabkan hilangnya akal. Menurut Dr. Muhammad Mushtafa Al-Zuhaili dalam kitab Usul Fiqh Al-Islami, bahwa hal-hal yang menyebabkan seseorang bebas dari beban kewajiban ialah gila dan tidur.[1]


العوارض التي تعرض لأهلية الأداء فتزيلها أصلًا، كالجنون والنوم – إلى قوله – ويصبح الإنسان في هذه الحالات عديم الأهلية تمامًا، ولا يترتب على تصرفاته أثر شرعي، وتنعدم عنه التكاليف.


Hal itu merujuk kepada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Ali:


” عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ ”  (رواه أبوداود)


Diriwayatkan dari Ali, bahwasannya Nabi bersabda, “pena catatan amal diangkat dari tiga golongan. Orang yang tidur hingga ia terbangun, anak kecil hingga ia baligh, dan orang gila hingga ia waras”.(H.R. Abu Daud)

Dalam riwayat lain Imam Abu Daud menambahkan:


قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَاهُ ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَادَ فِيهِ: «وَالْخَرِفِ»


Ibn Juraij meriwayatkan dari Qasim bin Yazid dari Ali, bahwa dalam hadis di atas Nabi Muhammad menambahkan lafazd (الخرف) artinya orang yang pikun.[2]

Dikarenakan dalam riwayat yang lain tak hanya menyebutkan orang gila dan orang tidur saja, namun juga terdapat tambahan orang pikun, maka Imam Al-Subki menjelaskan bahwa yang dimaksud orang pikun ialah seseorang yang akalnya hilang disebabkan sudah tua, dan menyebabkannya tidak tamyiz, sehingga ia dianggap tidak termasuk mukallaf.[3]


قَالَ السُّبْكِيُّ يَقْتَضِي أَنَّهُ زَائِدٌ عَلَى الثَّلَاثَةِ وَهَذَا صَحِيحٌ وَالْمُرَادُ بِهِ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ الَّذِي زَالَ عَقْلُهُ مِنْ كِبَرٍ فَإِنَّ الشَّيْخَ الْكَبِيرَ قَدْ يَعْرِضُ لَهُ اخْتِلَاطُ عَقْلٍ يَمْنَعُهُ مِنَ التَّمْيِيزِ وَيُخْرِجُهُ عَنْ أَهْلِيَّةِ التَّكْلِيفِ.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.

SATE BEKICOT BANYAK DIKONSUMSI , HALALKAH....?


Bekicot merupakan salah satu hewan yang biasa ditemukan di tempat-tempat yang lembab dengan ciri khas memiliki tempurung yang berfungsi untuk melindungi dirinya. Tempurung bekicot ini selalu menyertainya di mana pun hewan ini berjalan, seperti halnya yang juga terjadi pada siput dan kura-kura. Akhir-akhir ini ramai terjadi di masyarakat penjualan daging bekicot. Umumnya hewan ini dimasak dalam bentuk sate, sehingga lebih dikenal dengan nama “sate bekicot”. Masyarakat awam merespon fenomena tersebut dengan sikap yang beda-beda. Ada yang membeli dan mengonsumsinya, tanpa peduli apakah hewan bekicot ini halal atau tidak, ada pula yang memilih untuk tidak membeli karena belum tahu status kehalalan hewan bekicot, bahkan ada pula yang menganggap bahwa “sate bekicot” merupakan salah satu objek mata pencaharian tersendiri yang dapat mencukupi keberlangsungan hidupnya dan keluarganya. Sebenarnya, halal atau haramkah mengonsumsi bekicot menurut hukum Islam? Bekicot dalam istilah Arab biasa dikenal dengan nama halzun. Hewan ini oleh para ulama dikategorikan sebagai hewan yang menjijikkan (mustakhbas), sehingga termasuk hewan yang tidak halal alias haram. Hal demikian seperti yang dijelaskan dalam kitab Hayat al-Hayawan al-Kubra:

 الحلزون: عود في جوف أنبوبة حجرية يوجد في سواحل البحار وشطوط الأنهار. وهذه الدودة تخرج بنصف بدنها من جوف تلك الأنبوبة الصدفية، وتمشي يمنة ويسرة تطلب مادة تغتذي بها فإذا أحست بلين ورطوبة انبسطت إليها، وإذا أحست بخشونة أو صلابة انقبضت وغاصت في جوف الأنبوبة الصدفية، حذراً من المؤذي لجسمها، وإذا انسابت جرت بيتها معها. وحكمه: التحريم لاستخباثه. وقد قال الرافعي في السرطان أنه يحرم لما فيه من الضرر لأنه داخل في عموم تحريم الصدف. وسيأتي الكلام عليه في باب السين المهملة 


“Halzun membiasakan hidup di dalam tempurung yang keras. Hewan ini dapat ditemukan di pinggir lautan dan di tepi sungai. Hewan ini mengeluarkan sebagian badannya dari dalam tempurung kerangnya, lalu berjalan ke kanan dan kiri untuk mencari benda yang dapat ia makan. Ketika dia merasa berada di tempat yang lembut dan basah maka ia akan membeberkan diri pada tempat itu. Dan ketika dia merasa berada di tempat kasar dan kering maka dia akan mengurung dan masuk kedalam tempurung kerang tersebut karena khawatir dari sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Ketika dia berjalan maka rumahnya juga bersamanya.  Hukum mengonsumsi hewan ini adalah haram, karena hewan ini dianggap hewan yang menjijikkan (menurut orang Arab).” (Syekh Kamaluddin ad-Damiri, Hayat al-Hayawan al-Kubra, juz 1, hal. 234) Berdasarkan referensi di atas, maka mengonsumsi hewan bekicot adalah hal yang diharamkan sebab bekicot tergolong hewan yang menjijikkan menurut pandangan orang Arab. Sehingga meskipun sebagian orang ada yang menganggap bekicot sebagai hewan yang normal untuk dikonsumsi dan dianggap tidak menjijikkan, maka penilaiannya sama sekali tidak mempengaruhi terhadap keharaman mengonsumsi hewan bekicot secara umum. Ketika hewan tersebut diharamkan, maka hukum menjual sate bekicot, seperti halnya yang biasa terjadi di masyarakat juga merupakan hal yang diharamkan, sebab akan mengantarkan orang lain untuk melakukan keharaman (i’anah alal maksiat), berupa mengonsumsi hewan yang haram dimakan. Pendapat di atas merupakan pandangan dalam mazhab Syafi’i, seperti halnya yang dianut oleh mayoritas Muslim di Indonesia. Sedangkan ketika menelisik status daging bekicot dengan berpijak pada mazhab lain, rupanya masih terdapat ulama yang berpandangan bahwa bekicot bukanlah hal yang diharamkan, misalnya seperti dalam pendapat Imam Malik seperti yang dikutip dalam kitab al-Mudawwanah al-Kubra:

 ولقد سئل مالك عن شئ يكون في المغرب يقال له الحلزون يكون في الصحارى يتعلق بالشجر أيؤكل قال أراه مثل الجراد ما أخذ منه حيا فسلق أو شوي فلا أرى باكله بأسا وما وجد منه ميتا فلا يؤكل

 “Imam Malik pernah ditanya tentang hewan yang ditemukan di tanah Maghrib (Maroko) biasa disebut dengan halzun. Hewan ini biasa berada di hutan belantara dan bergantungan pada pepohonan. Apakah hewan ini dapat dimakan? Beliau menjawab, ‘Aku berpandangan hewan tersebut seperti jarad (belalang) jika diambil dalam keadaan hidup lalu diseduh atau dimasak, sehingga menurutku mengonsumsi hewan tersebut tidak masalah. Sedangkan ketika ditemukan dalam keadaan mati, maka tidak boleh di makan’.” (Imam Sahnun bin Said at-Tanukhi, al-Mudawwanah al-Kubra, juz 3, hal. 111) Namun meski begitu, baiknya bagi kita agar tetap berpijak pada pendapat mazhab Syafi’i seperti yang dianut oleh umumnya Muslim di Indonesia. Sebab dengan tidak mengonsumsi bekicot berarti seseorang konsisten dalam mengamalkan ajaran mazhabnya (mazhab Syafi’i) sekaligus sudah menjalankan husnul khuluq, yaitu adaptif terhadap masyarakat sekitar yang juga berpandangan bahwa bekicot itu haram—sehingga masyarakat tidak memberikan nilai buruk pada dirinya. Pendapat ulama yang memperbolehkan mengonsumsi bekicot baiknya ditempatkan dalam tataran yang sesuai, misalnya ketika dalam keadaan terpaksa seperti tidak ada makanan lain selain hewan bekicot. Dalam keadaan mendesak tersebut ia dapat berpijak pada pendapat dalam mazhab Maliki seperti yang dijelaskan di atas. Wallahu a’lam. Ustadz Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Kaliwining

Saturday, December 31, 2022

HUKUM MELAKSANAKAN SHALAT QADHA' SECARA BERJAMAAH



*HUKUM MELAKSANAKAN SHALAT QADHA' SECARA BERJAMAAH*

Dalam fiqih, shalat wajib yang dilaksanakan tepat pada waktunya disebut dengan shalat ada’. 

Sementara shalat wajib yang dilaksanakan sudah di luar waktunya disebut shalat qadha’. Sudah maklum bersama bahwa shalat wajib ada’ disunnahkan untuk dilaksanakan shalat berjamaah. 

Lantas, bagaimana dengan shalat wajib qadha’, apakah juga disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjemaah?

Menurut ulama Syafiiyah, melaksanakan shalat wajib qadha’ secara berjamaah hukumnya adalah boleh, bahkan disunnahkan. 

Mereka mengatakan bahwa kesunnahan melaksanakan shalat wajib qadha’ secara berjamaah ini tidak ada bedanya dengan kesunnahan melaksanakan shalat wajib ada’ secara berjamaah.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Musnad Al-Imam Al-Syafi’i berikut:

*والرابع: أن الفوائت تؤدي بجماعة مثل الحواضر سواء بسواء وأن ذلك مستحب وهو مذهب الشافعية.*

_Masalah keempat adalah bahwa shalat yang tertinggal (qadha’) boleh dilaksanakan secara berjamaah persis seperti shalat tepat waktu (ada’) tanpa ada perbedaan. Bahkan hal itu dianjurkan menurut Ulama' Syafiiyah._

Karena melaksanakan shalat wajib qadha’ secara berjamaah hukumnya adalah sunnah, maka orang yang melaksanakan shalat wajib qadha’ boleh berjamaah pada orang yang sama-sama melaksanakan shalat wajib qadha’, juga boleh berjamaah pada orang yang melaksanakan shalat wajib ada’ atau tepat waktu.

Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Hasyiatul Bajuri berikut:

*ولا يضر اختلاف نية الإمام والمأموم فيصح اقتداء المفترض بالمتنفل والمؤدي بالقاضي وفي طويلة بقصيرة كظهر بصبح وبالعكوس.*

Perbedaan niat antara Imam dan makmum tidak masalah. Karena itu, orang yang shalat wajib hukumnya sah bermakmum pada orang yang shalat sunnah, orang yang shalat tepat waktu hukumnya sah bermakmum pada orang yang melaksanakan shalat qadha’, orang yang shalat panjang hukumnya sah bermakmum pada orang yang melaksanakan shalat pendek seperti Dzuhur dengan Shubuh atau sebaliknya.

Begitu juga disebutkan dalam kitab Hasyiatusy Syarqawi berikut:

*ومع ذلك تحصل فضيلتها كفرض خلف نفل وعكسه ومؤداة خلف مقضية وعكسه.*

_Bersamaan dengan itu, keutamaan shalat berjamaah tetap didapat seperti orang shalat fardhu yang bermakmum kepada orang yang shalat sunnah atau sebaliknya, orang shalat ada’ atau tepat waktu yang bermakmum kepada orang yang shalat qadha’ atau sebaliknya._

*والله اعلم بالصواب*

TAHUN BARU MASEHI 2022- UNTUK 2023


(Edisi Menyambut Malam Pergantian Tahun 2022 M)*

Jum'at, 30 Desember 2022 M/ 06 Jumadil Akhir 1444 H.

Oleh : MHD 2 ANZAAY 

*"Demi Masa..."*

*(Muhasabah Di Malam Pergantian Tahun 2022 Masehi.)*

Waktu atau masa yang dijalani dalam kehidupan (usia) manusia adalah merupakan bagian dari pokok-pokok ni'mat Allah yang akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

"...akan ditanyakan kepadanya tentang usianya, untuk apa dihabiskan?..." (HR.Turmudzi dari Abi Barzah)

Waktu atau masa yang telah berlalu akan hilang dan tak pernah kembali lagi. Kata Hasan Al-Bashri :

" Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu adalah bilangan hari-hari. Apabila telah pergi satu hari (darimu) maka hilang pulalah sebagian (usia) mu." (Hilyatul Auliya. hal. 148).

Luqmanul Hakim memberikan nasehat yang amat berharga kepada putranya tentang perjalanan waktu:

"Wahai anakku! Sesungguhnya ketika engkau telah lahir ke dunia ini berarti engkau telah berjalan untuk meninggalkan dunia ini menuju akhirat. Maka sesungguhnya desa (akherat) yang engkau tuju itu lebih dekat daripada desa (dunia) yang telah engkau tinggalkan." (Hasyiyah Ash-Showie. Juz. III. hal. 256)

Sa'at ini kita sudah berada di Minggu terakhir tahun 2022 Masehi yang akan segera kita tinggalkan, dan

*ان شاء الله*

 satu hari lagi kita akan segera menyambut kedatangan tahun baru 2023 Masehi yang segera akan datang.

Dalam surah Al-'Ashr, Allah *تعالى* telah mengingatkan bahwa manusia dari waktu ke waktu yang dilaluinya selalu berada dalam kerugian, kecuali manusia-manusia yang selalu melakukan empat perkara dalam menjalani kehidupannya, yaitu:

1- Beriman.

2- Beramal Sholeh.

3- Suka mengingatkan kepada kebenaran.

4- Suka mengingatkan kepada kesabaran.

Mereka ini lah manusia-manusia yang akan terhindar dari kerugian. (QS. Al-'Ashr (103) : 1-3 /Hasyiyah As-Showie. Juz. IV. hal. 248)

*Sahabat-Sahabat*

*رحمكم الله*

Bagi seorang Muslim, pokok hartanya dalam kehidupan dunia ini adalah *"waktu yang sangat singkat"*, hembusan nafas yang terbatas, dan bilangan-bilangan hari yang terhitung...

Maka keberuntunganlah baginya bila dia mampu menghasilkan kebaikan dalam waktu dan masa yang  singkat itu. Dan siapa orang yangmenyia-nyiakan waktunya dan melalaikannya *"sungguh dia telah merugi"* dalam masa yang tidak akan pernah kembali lagi kepadanya selama-lamanya. (Dikutip dari muqoddimah kitab: Al-Waktu Anfasun La Ta'udu").

Karena usia manusia tidak bisa dinilai dengan sesuatu apapun di dunia ini. (Hasyiyah As-Showie. Juz  IV. hal. 248)

Dalam sebuah hadits telah diingatkan:

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya." (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi dari Abi Bakroh)

*"Mari Kita Isi Momen Malam Pergantian Tahun Baru Masehi Ini Dengan Melakukan Muhasabah, Berdzikir Dan Berdo'a, Agar Kita Terhindar Dari Golongan Orang-Orang Yang Merugi. Dan Semoga Allah تعالى Jadikan Tahun Baru 2023 Masehi Yang Akan Datang Ini Menjadi Tahun Yang Lebih Baik Bagi Kita Semua Dari Tahun-Tahun Yang Telah Berlalu, Dalam Semua Urusan Dunia Dan Agama Kita, Dan Allah Jadikan Kita Semua Kedalam Golongan Hamba-Hamba-Nya Yang Terbaik Dan  Beruntung Serta Selamat Dan Bahagia Di Dunia Dan Akhirat."* 

*امين يارب العالمين*🤲🤲🤲

*والله اعلم بالصواب*

*"SELAMAT MENYAMBUT MALAM TAHUN BARU 2023 MASEHI DENGAN MUHASABAH, DZIKIR DAN DO'A"*

*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

*اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

Semoga Bermanfa'at.

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

*Monggo Diseruput ☕ Kopinya* 😀😀😀🙏🙏🙏

Tuesday, November 8, 2022

DEFINISI BID'AH

MWC.NUGAR.ANZAAY

 بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِيمِ 

                      Difinisi tentang "BID'AH"

Bid'ah dalam arti bahasanya adalah sesuatu yg baru yg tidak ada sebelumnys. 

Allah SWT berfirman:

بديع السموت والأرض ،، البقرة ١١٧

Allah yg menciptakan langit dan bumi(Al-Baqarah 117)

Bid'ah dalam hukum Islam, ialah segala sesuatu yg di ada-adakan oleh Ulama' yg tidak ada pada zaman Nabi saw. 

Timbul suatu pertanyaan:

Apakah segala sesuatu yg di ada-adakan oleh Ulama' yg tidak ada pada zaman Nabi saw: pasti jelek? 

Jawaban yg benar, belum tentu! ada dua kemungkinan: mungkin jelek dan mungkin baik. 

Kapan bid'ah itu baik dan kapan bid'ah itu jelek? 

Menurut Imam Syafi'i.

البدعة بدعتان،، محمودة ومذمومة، فماوافق السنة محمودة وماخالفها فهو مذمومة.

Bid'ah ada dua, bid'ah terpuji dan bid'ah tercela, bid'ah yg sesuai dengan sunnah itulah yg terpuji dan bid'ah yg bertentangan dengan sunnah itulah yg tercela. 

Sayyidina Umar Ibnul Khattab ,setelah mengadakan sholat traweh berjama'ah dengan dua puluh raka'at yg di Imami oleh Shahabat Ubai bin Ka'ab berkata:

نعمت البدعة هذه

Sebagus bid'ah itu ialah ini. 

Bolehkah kita mengadakan bid'ah? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita kembali kepada hadits Nabi saw yg menjelaskan adanya bid'ah hasanah dan bid'ah sayyiah. 

من سن فى الإسلام سنة حسنة فله اجرها وأجرمن عمل بها من غير ان ينقص من أجورهم شيئا ومن سن فى الاسلام سنة سيئة فعليه وزرها ووزرمن عمل بها من غير ان ينقص من أوزارهم شيئا. الفائ ،جز،٥ ،ص،٧٦.

Barang siapa yg mengada-adakan satu cara yg baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahala, orang yg turut mengerjakanya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikitpun, dan barang siapa yg mengadakan suatu cara yg jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yg ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun. 

Apakah yg di maksud dengan segala bid'ah itu sesat fan segala kesesatan itu masuk neraka? 

كل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار.

Semua bid'ah itu sesat dan semua kesesatan itu di neraka. 

Mari kita pahami menurut Ilmu Balaghah. 

Setiap benda pasti mempunyai sifat, tidak mungkin ada benda yg tidak bersifat, sifat itu bisa bertentangan seperti baik dan buruk, panjang dan pendek, gemuk dan kurus. Mustahil ada benda dalam satu waktu dan satu tempat mempunyai dua sifat yg bertentangan, kalau di katakan benda itu baik mustahil pada waktu dan tempat yg sma di katakan jelek : kalau si A berdiri mustahil pada waktu dan tempat yg sma di katakan duduk. 

Mari kita kembali kepada hadits. 

كل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار

Bid'ah kata benda, tentu mempunyai sifat tidak mungkin tidak mempunyai sifat, mungkin bersifat baik dn mungkin bersifat jelek. 

Sifat tersebut tidak di tulis dn tidak di sebutkan dalam hadits di atas : dalam Ilmu Balaghah di katakan(حذف الصفة على الموصوف  )

Membuang sifat dari benda yg bersifat. 

Seandainya kita tulis sifat bid'ah maka terjadi dua kemungkinan : kemungkinan pertama:

كل بدعة حسنة ضلالة وكل ضلالة فى النار

Semua bid'ah yg baik sesat, dan semua yg sesat masuk netaka".

Hal ini tidak mungkin, bagaimana sifat baik dn sesat berkumpul dalam satu benda dn dalam waktu dn tempat yg sama, hal itu tentu mustahil. 

Maka yg bisa di pastikan kemungkinan yg ke dua:

كل بدعة سيئة ضلالة وكل ضلالة فى النار

Semua bid'ah yg jelek itu sesat, dn semua kesesatan itu masuk neraka. 

Maka jelek dn sesat pararel tidak bertentangan, hal ini terjadi pula dalam Al-Qur'an, Allah swt, telah membuang sifat kapal dalam firmanya:

وكان وراءهم ملك يأخذ كل سفينة غصبا،، الكهف ،٧٩.

Di belakang mereka ada raja yg akan merampas semua kapal dengan paksa". ( Al-Kahfi:79)

Dalam ayat tersebut Allah swt, tidak menyebutkan kapal baik apakah kapal jelek: karena yg jelek tidak akan di ambil oleh raja. 

Maka lafadh( كل سفينة )sama dengan( كل بدعة)  

tidak di sebutkan sifatnya, walaupun pasti punya sifat, ialah kapal yg baik( كل سفينة حسنة)   

والله أعلم بالصواب...

BOLEH BERANGKAT HAJI TANPA SUAMI



 0439. BOLEH BERANGKAT HAJI TANPA SUAMI

PERTANYAAN  :

Isyak Kurfika

Assalamualaikum wr. wb. bolehkah seorang wanita pergi melaksanakan haji tidak dengan suaminya, sementara suaminya tidak berangkat tapi memberi izin kepada istrinya? syukron kaziro.


JAWABAN :

Mbah Jenggot

Wa`alaikum salam. Tidak boleh menjadikan lelaki lain menjadi mahram haji bagi seorang perempuan. Ikatan mahram hanya bisa disebabkan oleh hubungan nasab, radla’ atau mushaharah.

>> Apabila seseorang perempuan tidak mempunyai mahram, maka wajib haji bersama dengan suaminya atau sekelompok wanita yang adil dengan syarat aman dari fitnah.

>> Jika perempuan tersebut tidak mendapatkannya, maka untuk haji fardlu, dia boleh bersamaan dengan seorang perempuan lain yang adil atau seorang lelaki yang tidak punya alat kelamin dan tidak punya shahwat atau sendirian jika dia yakin aman dari fitnah. ( HAJI WAJIB = SENDIRIAN BOLEH JIKA AMAN DARI FITNAH )

Dasar Pengambilan Hukum

I’anat al Thalibin II hal 282  :

(قوله) أن يخرج معها محرم اي بنسب او رضاع او مصاهرة ولو فاسقا


I’anat al Thalibin II hal 283 :

أي وجوب الحج ولو قال وشرط للاستطاعة في المرأة الخ لكان أولى قوله مع ما ذكر أي من وجدان الزاد والراحلة وأمن الطريق وغيرها مما تقدم وقوله أن يخرج معها محرم أي بنسب أو رضاع أو مصاهرة ولو فاسقاً لأنه مع فسقه يغار عليها من مواقع الريب وقوله أو زوج أي ولو فاسقاً لما تقدم وألحق بهما جمع عبدها الثقة إذا كانت هي ثقة أيضاً والأجنبي الممسوح الذي لم يبق فيه شهوة للنساء قوله أو نسوة ثقاة الخ

Bujairimi ala al Khatib II hal 371 :

وَخُرُوجُ نَحْوِ زَوْجِ امْرَأَةٍ كَمُحْرِمِهَا وَعَبْدِهَا أَوْ نِسْوَةٍ ثِقَاتٍ مَعَهَا لِتَأْمَنَ عَلَى نَفْسِهَا وَلِخَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ [لا تُسَافِرُ الْمَرْأَةُ يَوْمَيْنِ إلا وَمَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ مَحْرَمٌ] وَيَكْفِي فِي الْجَوَازِ لِفَرْضِهَا امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ وَسَفَرُهَا وَحْدَهَا إنْ أَمِنَتْ

I’anat al Thalibin II hal 284 :

ولها أيضاً أن تخرج وحدها إذا تيقنت الأمن على نفسها كما في المغنى وعبارته تنبيه ما جزم به المصنف من اشتراط النسوة هو شرط للوجوب أما الجواز فيجوز لها أن تخرج لاداء حجة الاسلام مع المرأة الثقة على الصحيح في شرحي المهذب ومسلم

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes