BREAKING NEWS

Watsapp

Wednesday, July 7, 2021

"MENYAMBUT PUASA 'AROFAH, TARWIYAH DAN FADHILAHNYA"

 


"10 Kemuliaan Bagi Orang Yang Memuliakan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah "

(Meraih Kebaikan 10 Hari Yang Pertama Dibulan Dzulhijjah)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saudaraku seiman dan seagama (Islam), mari kita sambut bulan Dzulhijjah di tahun ini, hanya tinggal menghitung hari saja kita sebagai umat Islam mesti nya akan terasa bergembira dengan menyambutnya kedatangan bulan haji. Bagaimana cara menyambutnya? Tentunya dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, SWT melalui ilmu yang diamalkan.

A. Pengertian
PUASA  ARAFAH adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah ya'ni tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya. Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda :
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim).

Sementara, puasa Tarwiyah adalah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif(kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhoif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadhailul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum. Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Ibnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari).

Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci. Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijjah 1442 H), dimana Indonesia menetapkan Awal Dzulhijjah pada  Ahad/11 Juli 2021 maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah = Ahad/18 Juli 2021 dan Arofah tanggal 9 Dzulhijjah = Senin/19 Juli 2021. Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadits Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.(HR Bukhari Muslim).

B. Fadhilah Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 bulan Dzulhijah pada kalender Islam Qomariyah/Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalankan ibadah haji.

Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendaki adanya ‘rukyat global’, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.

Keinginan menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan. Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek).

Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumul arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.

Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qatadah)

Para ulama' menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhoif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadhailul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Ibnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ

Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.(HR Bukhari).

Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci.

Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.

Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini seperti pernah dibahas dalam Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935, dengan mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:

يُعْلَمُ أَنَّ اْلأَفْضَلَ لِمُرِيْدِ التََطَوُّعِ أَنْ يَنْوِيَ اْلوَاجِبَ إِنْ كَانَ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَالتَّطَوُّعِ لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ

Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya.

Hari ini, Sabtu, 10 Juli 2021 / 29. Dz. Qo'dah, 1442 H. menurut A. Hasanuddin HR bahwa perhitungan ilmu Hisab  kita telah berada di hari terakhir bulan Dzul Qo'dah dan ان شاء الله  malam Ahad ini kita akan memasuki awal bulan Dzulhijjah. 

Menurut imam Al-Ghazali, bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang lebih utama dari empat bulan yang mulia (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). (Ihya 'Ulumuddin. Juz. I. hal. 281). 

Sepuluh (10) hari yang pertama di bulan Dzulhijjah ini memiliki keutamaan tersendiri dibandingkan dengan hari-hari lainnya. 

Dalam sebuah hadits dijelaskan :

"Tidak ada hari-hari yang beramal sholeh pada hari-hari itu lebih Allah sukai daripada hari-hari ini (ya'ni; sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah)...Al-Hadits." (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas). 

Ada beberapa amal sholeh di antaranya yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah ini, diantaranya: 

1.  Melaksanakan puasa sunnah dari tanggal 1-9 Dzulhijjah. Dalam sebuah hadits dijelaskan:  

"Adalah Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  Berpuasa Sembilan (9) hari dari bulan Dzulhijjah." (HR. Imam Ahmad, Dawud dan Nasa'i dari sayyidah Hafsah). 

2.  Melaksanakan ibadah (sholat) sunnah pada malam harinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah). 

3. Memperbanyak Do'a. 

4-Memperbanyak Istighfar. 

5- Memperbanyak Shodaqoh. (Diriwayatkan dari Abu Darda / Tanbihul Ghofilin. hal. 121). 

6-Melaksanakan kesunahan berkurban pada tanggal 10 Dzulhijjah. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari sayyidah 'Aisyah). 

7- Bagi yang hendak melaksanakan Qurban, disunnahkan untuk tidak memotong rambut dan kukunya mulai dari masuknya tanggal 1 bulan Dzulhijjah sampai dengan hewan qurbannya disembelih. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم: "Apabila kamu telah melihat tanggal bulan Dzulhijjah, dan seseorang dari kamu bermaksud untuk berqurban,  maka sebaiknya dia menahan dari (memotong) rambutnya dan kuku-kukunya." (HR. Muslim dari Ummu Salamah) 

Sahabat-Sahabat  رحمكم الله 

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengutip sebuah pendapat yang mengatakan ; 

"Siapa orang yang memuliakan  hari-hari yang 10 ini (dengan beramal sholeh),  maka akan Allah تعالى  muliakan dia dengan 10 kemuliaan: 1- Diberkahkan umurnya. 2- Ditambahkan hartanya. 3- Dijaga keluarganya. 4- Dihapuskan (dosa-dosa) keburukannya. 5- Dilipat gandakan (balasan) kebaikannya. 6- Dimudahkan ketika sakaratul mautnya. 7- Diterangkan kegelapan (kubur) nya. 8- Diberatkan timbangan (amal kebaikan) nya. 9- Diselamatkan dari tingkatan (neraka) nya. 10- Ditinggikan derajat (surga) nya." (Al-Ghuniyyah. hal. 347). 

Betapa ruginya bila kita tidak dapat memperoleh kebaikan 10 hari yang pertama di bulan Dzulhijjah ini. 

Telah diriwayatkan dari Abu Darda رضى الله تعالى عنه, bahwasanya beliau telah mendengar Nabi   صلى الله عليه وسلم  bersabda: 

"Kerugianlah bagi orang yang terhalang akan kebaikan hari-hari yang kesepuluh (di bulan Dzulhijjah)..." (Tanbihul Ghofilin. hal. 121). 

Mari kita raih kebaikan di sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah ini dengan memperbanyak amal kebaikan. 

"Semoga Allah Selalu Limpahkan Rahmat, Taufiq Dan Hidayah-Nya Kepada Kita Semua, Sehingga Kita Dapat Memuliakan 10 Hari Pertama Dibulan Dzulhijjah Ini Dengan Melaksanakan Amal-Amal Sholeh, Sehingga Kita Bisa Memperoleh Limpahan Kebaikan Dan 10 Kemuliaan Dari Allah تعالى. Dan Mari Kita Selalu Berdo'a, Semoga Wabah Covid-19 Ini Segera Diangkat Dan Dihilangkan Oleh Allah سبحانه و تعالى"


Sumber: http://www.piss-ktb.com/2012/10/1926-puasa-arofah-dan-tarwiyah-beserta.html


C. Batas Waktu Cukur & Memotong Kuku Bagi yang Hendak Berqurban.

Sabtu/10 Juli 2021 hari terakhir untuk bercukur dan memotong kuku bagi yang berniat berkurban.

1. Dzulhijjah = Ahad/11 Juli 2021

2. Dzulhijjah = Senin/12 Juli 2021

3. Dzulhijjah = Selasa/13 Juli 2021

4. Dzulhijjah = Rabu/14 Juli 2021

5. Dzulhijjah = Kamis/15 Juli 2021

6. Dzulhijjah = Jum'at/16 Juli 2021

7. Dzulhijjah = Sabtu/17 Juli 2021

8. Dzulhijjah = Ahad/18 Juli 2021

9. Dzulhijjah = Senin/19 Juli 2021

   HARAM PUASA :

10. Dzulhijjah = 20 Juli 2021

11. Dzulhijjah = 21 Juli 2021

12. Dzulhijjah = 22 Juli 2021

13. Dzulhijjah = 23 Juli 2021

Puasa Arafah 9 Dzulhijjah = 19 Juli  2021 dan Idul Adha 10 Dzulhijjah = 20 Juli 2021

Tanggal  21, 22 dan 23 Juli 2021/ 11, 12 dan 13 Dzulhijjah 1442 adalah hari TASYRIK = HARAM PUASA_

NB: penulisan penetapan ini untuk tanggal 1 Dzulhijjah masih menunggu informasi resmi dari Pemerintah RI.

Barakallahu fiikum

Penulis

Hormat kami,

Ayip Zaenal Aripin



 

Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes