SENIN, 30 AGUSTUS 2021
A. Memahami isi kandungan untuk mencari tahu arti dari Q.S. An Nisa 146, Q.S. Al Baqarah 153 dan Q.S. Al Imran 134.
4. Memahami Isi Kandungan Q.S. al-Nisa /4: 145- 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134 dan Hadis tentang Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.
a. Q.S. al-Nisa /4: 145 - 146
Kedua ayat ini menjelaskan tentang pengecualian dari orang orang yang memiliki perilaku munafik. Mereka adalah orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, mengikuti ajaran Allah Swt, serta berbuat tulus dalam menjalankan perintah-Nya.
Niat yang tulus mendorong keikhlasan. Hal ini dianggap penting bagi seseorang untuk mencapai derajat mukhlisin, yaitu Keikhlasan karena Allah Swt. mendorong hati menjadi lebih tenteram. Kita pun tidak merasa terbebani serta akan mendapatkan pahala terhadap perbuatan yang dilakukan. Seperti dalam tulisan motivasi berikut ini :
Apakah kalian dapat berbuat ikhlas? Semoga kita diberi petunjuk untuk dapat melakukannya.
b. Q.S. al-Baqarah/2: 153
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang sabar selalu disertai oleh Allah Swt. Kesabaran menjadi pengendali diri untuk tetap istiqomah dalam melakukan perbuatan.
Kesabaran dapat dimaknai menahan diri dari kesusahan. Begitu pula, kesabaran diarahkan untuk menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik juga menahan diri dari kemalasan.
Kesabaran menimbulkan dampak positif bagi diri. Manusia yang sabar akan berlapang dada ketika menghadapi musibah dan kesulitan. Ia akan tetap istiqomah dalam memperjuangkan kebenaran. Sikap dinamis dan optimis yang terkandung dalam kesabaran akan mengantarkan kebermaknaan dalam meraih masa depan. Melalui ayat ini pula, Allah Swt. mendorong manusia untuk dapat mengatasi permasalahan hidup dengan saling membantu antar sesama.
Allah Swt. memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga sholat dengan istiqomah. Kedua hal ini merupakan sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah Saw. telah memberi contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu perwujudan sikap sabar adalah dalam menjalankan perintah-perintah Allah Swt. Beban berat yang ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan shalat.
c. Kandungan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:134
Salah satu ciri orang yang bertakwa pada ayat ini adalah pemaaf.Kita dituntut untuk meminta maaf dan saling memaafkan sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
Sikap suka memaafkan orang lain adalah pemaaf. Sikap ini benci sedikitpun dan tidak ada keinginan untuk membalas.
Manusia tidak luput dari kesalahan. Ia merupakan salah satu fitrah yang ada pada dirinya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah Swt.”(H.R. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa orang yang baik bukan orang yang tidak pernah salah. Hal itu mustahil. Manusia yang terpelihara dari kesalahan (ma’s|u>m) adalah Rasulullah Saw. Islam memandang manusia yang baik adalah mereka yang sadar akan kesalahan dan bertobat kepada-Nya.
Memaafkan kesalahan orang lain yang menyakiti merupakan perbuatan mulia. Memaafkan itu lebih utama dari sekadar menahan amarah. Memaafkan berarti tidak ingin membalas dan tetap berbuat baik pada yang berbuat jahat. Seseorang yang memiliki sikap pemaaf hanya mengharapkan pahala di sisi Allah Swt., bukan balasan dari manusia.
1. Bersama dengan teman satu kelompok, diskusikan makna Q.S. al Nisa>/4: 145-146, Q.S.
al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134!
2. Tulislah pada buku tugas, apa pelajaran yang diambil dari Q.S. al-Nisa>/4: 145-146, Q.S.
al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134!
Diawali cerita renungan dibawah ini sebagai berikut :
Pada umumnya, kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di saat kita diuji oleh Allah Swt. dengan berbagai hal yang menyenangkan. Akan tetapi, saat diuji dengan kejadian yang tidak menyenangkan, seperti kesulitan hidup dan kehilangan sesuatu yang kita cintai, maka kebanyakan dari kita akan sulit menerimanya, bahkan tidak sedikit yang akhirnya putus asa yang pada akhir dinilai berbuat dosa.
Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan, musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memiliki bermacam-macam masalah dan beraneka ragam kesulitan yang menimpa. Hanya tinggal kitanya mau menerima ataupun tidaknya merupakan pembagian dari Allah SWT. Lalu kenapa tidak mau menerimanya? Tentu ini merupakan bagian dari nafsu manusia yang tertahankan oleh akal sehatnya. Anak anakku, perlu kita ketahui bersama setelah kita mengkaji ayat yang tertera diatas bahwa Tingkatan ujian dan masalah itu pun juga berbeda-beda.
Nah, selanjutnya tinggal bagaimana caranya kita dapat mengatasi berbagai masalah dan kesulitan itu. Bagaimana caranya? Kuncinya ada pada keikhlasan hati, kesabaran jiwa, dan pribadi yang pemaaf. Allah Swt. telah mengajarkan ketiga hal ini melalui ayat-ayatnya. Rasulullah juga telah memberikan contoh contoh yang nyata.Untuk itu amatilah gambar dibawah ini terkait dengan judul bab Hidup jadi lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. Silahkan untuk dibuat dan diceritakan sesuai gambar berikut ini.
Post a Comment