RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan ke 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menyebutkan pengertian jujur, sesuai dengan Q.S. al-Baqarah/2:42 dan hadis yang terkait.
Menjelaskan makna jujur sesuai dengan Q.S. al-Baqarah/2:42 dan hadis yang terkait.
Menunjukkan contoh jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Baqarah/ 2:42 dan hadis yang terkait.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian Skala Sikap
Penilaian “Membaca dengan Tartil”
Penilaian Diskusi
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menyebutkan pengertian jujur, sesuai dengan Q.S. al-Baqarah/2:42 dan hadis yang terkait.
Menjelaskan makna jujur sesuai dengan Q.S. al-Baqarah/2:42 dan hadis yang terkait.
Menunjukkan contoh jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Baqarah/ 2:42 dan hadis yang terkait.
Cari dibuku paketmu
1. Mewujudkan Perilaku Jujur
Pada saat mengerjakan tes, apakah kalian mengerjakannya dengan jujur? Jika belum, mulailah dari sekarang kita belajar jujur. Kita belajar untuk jujur dalam perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah sikap yang sesuai antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran erat kaitannya dengan hati nurani. Manusia memiliki hati nurani. Potensi ini mengarah pada kebaikan dan kejujuran. Sifat dusta akan muncul apabila seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani.
Kebohongan juga akan muncul apabila seseorang mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sekarang kalian tahu kan? Dusta dan bohong merupakan lawan dari sifat jujur.
Sebagai pelajar yang baik, kita harus dapat menampilkan perilaku jujur. Sifat ini penting dalam kehidupan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Berani untuk jujur merupakan sifat mulia. Kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan kehidupan yang harmonis. Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda:
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a. dari Nabi Muhammad Saw. Beliau bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa
ke surga”. (H.R. al-Bukhari)
“Jujur itu hebat”. Ungkapan ini penuh makna. Sebab, tidak setiap orang dapat
mewujudkan dirinya menjadi pribadi jujur. Seseorang dipandang dapat dipercaya apabila ia dapat mewujudkan k e j u j u r a n .
Pada masa Jahiliyyah sangat sulit mencari orang jujur. Dengan kejujuran, Rasulullah Saw. menjadi orang yang paling terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati menjadi tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi was-was atau tidak tenang.
Anakku yang budiman, terkadang kita menemukan tidak setiap orang menyukai kejujuran. Mereka seolah merasa terganggu apabila ada temannya jujur. Ini merupakan tantangan untuk menjadi pribadi yang baik. Kita harus tetap konsisten untuk mewujudkan kejujuran demi kemaslahatan bersama.
Kita harus dapat mengatakan bahwa yang benar itu adalah benar, dan yang salah itu salah. Islam mengajarkan kejujuran sebagai karakter yang mulia. Seorang muslim yang baik harus dapat menunjukkan pribadi yang jujur. Al-Qur’an mengajarkan agar muslim yang baik tidak mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan sebagaimana dalam firman-Nya berikut ini.
………………………………………….
Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya. (Q.S. al-Baqarah/2:42)
Kirimkan Tugasmu lewat HP
Post a Comment