Seorang penyair berkata :
ينال الفتى من عيشه و هو جاهل
و يكدي الفتى في دهره و هو عالم
ولو كانت الأرزاق تجري على الحجا
هلكن إذا من جهلهن البهائم
"Seorang pemuda berhasil dalam meraih kehidupannya padahal ia adalah orang yang bodoh
Dan seorang pemuda sangat sedikit hartanya sepanjang hidupnya padahal ia cerdas
Seandainya rejeki itu berjalan sesuai kadar kemampuan akal
Niscaya binatang-binatang akan binasa disebabkan kebodohannya."
Dalam perkara dunia saja, pemuda yang giat walau bodoh, maka ia akan melampaui pemuda cerdas, tapi ia seorang pemalas. Demikian pula tatkala seorang pemuda mengaji atau menuntut ilmu, ia dapat melampaui pemuda yang cerdas, jika ia hanya mengharapkan untuk mencari Ridha Allah, tujuan yang sangat simpel. Maka tatkala sulit mencerna pelajaran, maka kembalilah kepada niat semula.
Sebagian rekan tidak sabar dalam menempuh rintangan menuntut ilmu, diantaranya ialah merasa kesulitan ditengah belajar. Padahal jika ia kembali kepada niat semula dan banyak berdoa kepada Allah, maka ia tidak akan putus asa dan menyerah.
Apakah anda mengira bahwa seorang yang pandai dan cepat menangkap pelajaran itu dikarenakan kekuatan dan kehebatan yang ada ada dirinya ?
Jawabnya ialah tidak !!! Allah-lah yang telah memberikan dia pemahaman dan ilmu. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
.... يفقه في الدين
"......Maka Allah akan memahamkan agama kepadanya"
Allah tidak membebani kita untuk menjadi Syaikh/syaikhoh, Ustadz/ustadzah, Kyiai bunyai atau ahli agama yang sangat mumpuni. Allah hanya membebankan kepada kita agar kita belajar dan terus belajar, kemudian mengamalkannya, sebagaimana sabda Nabi shallahu 'alaihi wa sallam :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
"Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim"
Maka perbanyaklah berdoa sebagaimana yang Allah ajarkan kepada nabi :
رب زدني علما
"Ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku"
Dahulu salah seorang sahabat menempuh perjalanan sebulan lamanya dengan medan yang sulit dan tentunya tanpa kendaraan otomotif hanya untuk mencari sebuah hadits, ya hanya sebuah hadits. Berbeda dengan siapapun saat ini yang sambil berleha-leha didepan Smartphone-nya kemudian ia mendapatkan belasan, puluhan, bahkan ratusan riwayat. Namun yang utama disisi Allah ialah perjalan salah seorang sahabat tadi dan yang menyerupainya dalam bermujahadah.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Dalam bahasa Arab, salah satu makna سلك dalam lafazh hadits diatas ialah yang seseorang yang "keukeuh" menempuh perjalanannya. Oleh karena itu bukanlah hasil yang dinilai dalam sebuah perjalanan menuntut ilmu.
Yang dimaksud menempuh jalan untuk mencari ilmu, ada dua bentuk :
Para ulama menjelaskan makna menempuh jalan untuk menuntut ilmu, yaitu :
1. Menempuh jalan secara hakiki, yaitu dengan berjalan menuju tempat majelis ilmu. Seperti misalnya berjalan menuju masjid, pondok atau tempat pengajian untuk menuntut ilmu.
2. Menempuh jalan secara maknawi, yaitu melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan ilmu seperti menghafal, mempelajari, memuraja'ah pelajaran, menulis, membaca kitab dan memahaminya, serta perbuatan lainnya yang merupakan cara untuk mendapatkan ilmu.
Jika ternyata takdir Allah menentukan bahwa masih sulit mencerna pelajaran, kembalilah kepada niat semula dan bertawakallah
Wallahualam💜💜📚
Post a Comment