BREAKING NEWS

Watsapp

Monday, August 29, 2022

🛑 ULANGAN HARIAN IMAN KEPADA ALLAH SWT

KLIK LINK

SOAL ulangan PAI

1.      I.      Pilihlah Salah satu jawaban yang paling tepat !

 

1.      Iman menurut bahasa artinya ….

a.       hamba                    b. taat                  c. percaya                  d. patuh

2.      Seorang laki-laki beriman disebut ….

a.       muslim                    b. mukminat         c. mukmin                  d. muslimat

3.      Beriman kepada Allah adalah rukun iman ke ….

a.       satu                        b. dua                  c. tiga                        d. empat

4.      Adanya alam semesta menunjukkan sifat wajib Allah ….

a.       qidam                     b. baqa’                c. wujud                     d. qudrat

5.      Allah melihat semua perbuatan manusia, sifat ini disebut ….

a.       hayat                      b. sama’               c. bashar                    d. kalam

6.      Allah memiliki kebebasan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, disebut ….

a.       mutlak                    b. wajib                c. jaiz                        d. mustahil

7.      Sifat wajib yang dimiliki Allah menurut jumhur ulama sebanyak ….

a.       10                           b. 20                    c. 13                          d. 7

8.      Bukmun adalah salah satu sifat mustahil bagi Allah, yang artinya ….

a.       lemah                     b. berbilang          c. bodoh                     d. bisu

9.      Dalil Naqli Q.s. Al-Ikhlas ayat 1 menunjukkan bahwa Allah bersifat ….

a.       irodat                      b. baqa’                c. wahdaniyat             d. wujud

10.  Allah memerintahkan agar kita beribadah kepada-Nya, ini bukan  berarti bahwa Allah membutuhkan hambanya, karena Allah bersifat ….

a.       iradat                      b. qiyamuhu binafsihi     c. qudrat           d. wahdaniyah


II.   Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

1.      Pengertian Iman secara istlah adalah membenarkan dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan ……

2.      Orang yang telah beriman disebut ……

3.      Allah hanya memiliki satu sifat ……

4.      Surat Al-Ikhlas ayat 1  menerangkan bahwa Allah SWT memiliki sifat ……

5.      Allah SWT bersifat Qiyamuhu binafsihi artinya ……

6.      Allah memiliki sifat wajib Ilmu, mustahil Allah bersifat ……

7.      Dalil naqli bahwa Allah bersifat irodat terdapat di dalam surat Yasin ayat …

8.      Lawan dari sifat Allah Sama’ adalah ……

9.      Semua ciptaan Allah swt mempunyai kelemahan, perubahan dan perkembangan, dan akhirnya musnah tidak ada lagi. Tetapi Allah tidak, pertanda bahwa Allah bersifat …

10.  Salah satu hikmah beriman kepada adanya Allah swt adalah…

 

III.  Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar !

 

1.             Jelaskan pengertian iman secara bahasa dan istilah!………………………………………..

2.             Apakah yang kamu ketahui tentang sifat mustahil Allah?....................................................

3.             Apakah perbedaan antara dalil Aqli dan dalil naqli?

4.             Tuliskan surat apa ayat berapa beserta artinya sebagai dalil naqli bahwa Allah bersifat Mukholafatu lil hawaditsi!?…………………………………………..

5.             Berikan contoh dalil Aqli bahwa Allah bersifat hayat!

6.             Sebutkan 5 macam sifat wajib Allah beserta artinya!

7.             Sebutkan 5 macam sifat mustahil Allah beserta artinya!

8.             Jelaskan bukti-bukti bahwa Allah SWT itu ada!

9.             Mungkinkah bahwa Allah itu Huduts atau baru? Jelaskan!

10.         Sebutkan 2 fungsi beriman kepada Allah SWT!


Sunday, August 28, 2022

🛑 KIFAYATUL AWAM

 🛑Ngaji Kitab (PART 3⃣)

Kitab Kifayatul Awam

(Karya Syeikh Muhamamad Al-Fudhali)

🛑 MUQADDIMAH BAGIAN 2️⃣

مُقَدِّمَةٌ إِعْلَمْ أَنَّ فَهْمَ الْعَقَائِدِ الْخَمْسِينَ الْآتِيَةِ يَتَوَقَّفُ عَلَى أُمُورٍ ثَلَاثَةٍ: الْوَاجِبُ وَالْمُسْتَحِيلُ وَالْجَائِزُ.

✍️"(MUQODDIMAH), 

Ketahuilah bahwa pemahaman akidah-akidah yang 50 berikut ini tergantung atas tiga perkara: WAJIB, MUSTAHIL dan JAIZ".

🛑PENGERTIAN WAJIB PADA AQAL

فَالْوَاجِبُ هُوَ الَّذِي لَا يُتَصَوَّرُ فِي الْعَقْلِ  عَدَمُهُ أَيْ لَا يُصَدِّقُ الْعَقْلُ بِعَدَمِهِ كَالتَّحَيُّزِ لِلْجِزْمِ أَيْ أَخْذِهُ قَدْرًا مِنَ الْفَرَاغِ

✍️"Maka WAJIB itu adalah sesuatu yang tidak didapatkan pada akal akan ketiadaannya. 

Artinya akal tidak membenarkan perihal ketiadaannya seperti Tahayyuz bagi jirim yakni mengambilnya (jirim) itu akan seukuran dari tempat yang kosong"

وَالْجِزْمُ كَالشَّجَرِ وَالْحَجَرِ فَإِذَا قَالَ لَكَ شَخْصٌ إِنَّ الشَّجَرَةَ لَمْ تَأْخُذْ مَحَلاً مِنَ الْأَرْضِ مَثَلاً لَا يُصَدِّقُ عَقْلُكَ بِذَلِكَ لِأَنَّ أَخْذَهَا مَحَلاً وَاجِبٌ لَا يُصَدِّقُ الْعَقْلُ بِعَدَمِهِ

✍️"Dan jirim itu adalah seperti pohon dan batu, maka jika seseorang berkata kepada anda "Sesungguhnya pohon itu tidak pernah mengambil tempa dari bumi -umpamanya، tidaklah akal anda membenarkan yang demikian itu karena mengambilnya si pohon akan satu tempat adalah wajib (dalan arti) akal tidak membenarkan ketiadaannya".

🛑 PENGERTIAN MUSTAHIL PADA AQAL

وَالْمُسْتَحِيْلُ هُوَ الَّذِي لَا يُتَصَوَّرُ فِي الْعَقْلِ وُجُودُهُ أَيْ لَا يُصَدِّقُ

الْعَقْلُ بِوُجُودِهِ

✍️"Dan mustahil itu adalah sesuatu yang tidak didapatkan pada akal akan wujudnya, 

artinya akal tidak membenarkan perihal wujudnya (sesuatu itu)".

فَإِذَا قَالَ قَائِلٌ إِنَّ الْجِزْمَ الْفُلَانِيَّ خَالٍِ عَنِ الْحَرَكَةِ وَالسُّكُونِ مَعًا لَا يُصَدِّقُ عَقْلُكَ بِذَلِكَ لِأَنَّ خُلُوَّهُ عَنِ الْحَرَكَةِ وَالسُّكُونِ مُسْتَحِيلٌ لَا يُصَدِّقُ الْعَقْلُ بِوُقُوعِهِ وَوُجُودِهِ

✍️"Maka jika seseorang berkata: Sesungguhnya jirim fulan itu sunyi (kosong) dari gerakan dan diam secara bersamaan, tidaklah akal anda membenarkan yang demikian itu karena kosongnya dari gerakan dan diam adalah mustahil (dalam arti) akal tidak membenarkan perihal terjadinya dan wujudnya (jirim yang seperti itu)"


🛑 PENGERTIAN JAIZ PADA AQAL

وَالْحَائِزُ هَوَاَلَّذِي يُصَدِّقُ الْعَقْلُ بِوُجُودِهِ تَارَةً وَبِعَدَمِهِ أُُخْرَى كَوُجُودِ وَلَدٍ لِزَيْدٍ فَإِذَا قَالَ قَائِلٌ إِنَّ زَيدَالَهُ وَلَدٌ جَوَّزَ عَقْلُكَ صِدْقَ

ذَلِكَ وَإِذَا قَالَ إِنَّ زَيْدًا لَا وَلَدَ لَهُ جَوِّزَ عَقْلُكَ صِدْقَ ذَلِكَ

✍️"Dan jaiz itu adalah sesuatu dimana akal membenarkan wujudnya pada satu saat dan dengan ketiadaan wujudnya pada saat yang lain ,

seperti adanya anak bagi si Zaed. Maka jika seseorang berkata: Sesungguhnya Zaed mempunyai seorang anak, maka akal anda tentu membolehkan

kebenaran yang demikian. Dan jika dia berkata: Sesungguhnya Zaed tidak mempunyai seorang anak, maka akal andapun tentu membolehkan

kebenaran yang demikian".

فَوُجُودُ وَلَدٍ لِزَيْدٍ وَعَدَمُهُ جَائِزٌ يُصَدِّقُ الْعَقْلُ بِوُجُودِهِ وَعَدَمِهِ

✍️"Maka adanya anak bagi si Zaed dan ketiadaannya adalah jaiz (dalam arti) akal membenarkan perihal adanya dan ketiadaannya".


Wallahu a'lam

Sunday, August 21, 2022

TAFSIR AYAT AQIDAH

TAFSIR AYAT AQIDAH 
 قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ۝  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ۝  لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ ۝  وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ۝ 
[Surat Al-Ikhlas 1 - 4]
Penjelasan
Surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat Allah ta'ala. 
Karena sabab nuzul (sebab turun)nya surat ini, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah ﷺ, mereka meminta kepada Nabi untuk menunjukkan sifat-sifat Allah, kemudian turunlah surat al Ikhlas menjawab permintaan orang-orang Yahudi tersebut. Setelah membacakan surat ini di hadapan orang-orang Yahudi tersebut, Nabi bersabda:
هذه صفة ربي
"Inilah sifat tuhanku"
Surat ini adalah bantahan terhadap kelompok mu'tazilah yang menafikan sifat-sifat Allah, sehingga mereka disebut dengan kelompok mu'aththilah.
Berikut penafsiran singkat surat al Ikhlas:
قل هو الله احد
Para ulama menafsirkan nama Allah Ahad dengan dua makna, yaitu:
1️⃣Dzat yang tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada serupa bagi-Nya. Makna ini sama dengan makna nama Allah 'al Waahid'.
2⃣Dzat yang tidak menerima untuk dibagi, karena Ia bukan jisim.
Allah Esa bukan dari segi bilangan, al Imam Abu Hanifah berkata:
إن الله واحد لا من طريق العدد ولكن من طريق أنه لا شريك له.

"Sesungguhnya Allah itu Esa tidak dari segi bilangan, tetapi dari segi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya".
الله الصمد
Allah adalah Dzat yang segala sesuatu membutuhkan kepada-Nya.
Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan) terhadap alam semesta. Allah tidak membutuhkan pada manusia, malaikat, jin, bumi, langit, Arsy dan lainya.
Allah ta'ala berfirman:
فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
[Surat Ali 'Imran 97]
Allah ta'ala juga berfirman:
 وَٱللَّهُ ٱلۡغَنِیُّ وَأَنتُمُ ٱلۡفُقَرَاۤءُۚ
[Surat Muhammad 38]
لم يلد ولم يولد
Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. 
Allah adalah Dzat yang tidak ada sesuatu yang terpisah dari-Nya, dan Dzat yang tidak menyatu dengan sesuatupun dari makhluk-Nya. 
Ayat ini membantah paham hulul yang meyakini bahwa Allah menyatu pada sebagian wali-Nya dan juga membantah paham al wahdah al muthlaqoh yang meyakini bahwa Allah adalah alam semesta ini, setiap bagian dari alam adalah bagian dari Allah. 
ولم يكن له كفوا أحد
Tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah, tidak ada sesuatu yang menandingi dan menyamai Allah.
Ayat ini semakna dengan Q.S As Syura: 11 sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Wednesday, August 17, 2022

✍️EMPAT TIANG DUNIA

 ✍️EMPAT TIANG DUNIA

قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه لجابر بن عبد الله الأنصاري :


قوام الدنيا بأربعة:


١. بعالم يعمل بعلمه ،

٢. وجاهل لا يستنكف من تعلمه ،

٣. وغني لا يبخل بماله ،

٤. وفقير لا يبيع آخرته بدنياه ،


فإذا لم يعمل العالم بعلمه استنكف الجاهل من تعلمه ، وإذا بخل الغني بمعروفه باع الفقير آخرته بدنياه ، فالويل لهم والثبور سبعين مرة .

_Ali bin Abi Thalib RA mengatakan kepada Jabir bin Abdillah al-Anshari:_

_"Dunia akan tegak dengan empat hal:_

_1. Seorang alim yang mengamalkan ilmunya,_

_2. Orang bodoh yang tidak bosan untuk belajar,_

_3. Orang kaya yang tidak pelit dengan hartanya,_

_4. Orang miskin yang tidak menjual akhiratnya dengan dunia._

_Apabila orang alim tidak mengamalkan ilmunya, maka orang bodoh akan berhenti belajar ilmu. Apabila orang kaya pelit dengan hartanya, maka orang miskin akan menjual agamanya dengan dunia. Maka sungguh celaka dan binasalah mereka."_

📚Sumber: kitab Tafsir al-Razi, Imam F.-Razi,

BAHAYANYA MEREMEHKAN AMALAN SUNNAH*


BAHAYANYA MEREMEHKAN AMALAN SUNNAH*

قال الإمام القرطبي رحمه الله : 

[ من داوم على ترك السنن كان نقصًا في دينه، فإن كان تركها تهاونًا بها ورغبةً عنها كان ذلك فِسقًا، لقوله ﷺ : ( من رغب عن سنتي فليس مني ) ]


📓 *فتح الباري*, لابن حجر (٢٠٨/٤)

*Al-Imam Al-Qurthubi* rohimahulloh pernah berkata :

_"Barangsiapa terus menerus meninggalkan sunnah-sunnah (tuntunan Rosululloh shollallohu alaihi was sallam), maka akan menjadikan agamanya itu *KURANG* (yakni kurang sempurna)._

_Jika dia meninggalkannya karena meremehkan dan membenci sunnah-sunnah tersebut, maka hal itu adalah *KEFASIKAN.*_

Karena Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

_*"Barangsiapa membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku."*_


[ *FATHUL BARI* (4/208), karya Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahulloh]

Semoga kita semua dijadikan oleh Alloh ta'ala sebagai orang-orang yg selalu memuliakan dan mengagungkan sunnah-sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam. 

🤲🤲🤲

LIMA KEBAIKAN DUNIA DAN AKHERAT

Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i Rahimahullah berkata:

خير الدنيا والآخرة في خمس خصال: غنى النفس، وكف الأذى، وكسب الحلال، ولباس التقوى، والثقة بالله عز وجل على كل حال.

Kebaikan dunia dan akhirat ada pada 5 hal:

• Kekayaan jiwa

• Menahan diri dari mengganggu orang lain

• Penghasilan yang halal

• Pakaian ketaqwaan

• Percaya kepada ALLAH 'Azza wa Jalla dalam semua keadaan

[ Bustanul Arifin, hal. 3 ]

Semoga kita bisa mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat...امين

 🤲🤲🤲

ENAM WASIAT WALI ABDAL

 ENAM WASIAT WALI ABDAL

التذكير المصطفى ص١٤٣

قال بعض الصالحين : نزل عندي أضياف وعلمت أنهم أبدال، فقلت لهم : أوصوني بوصية بالغة حتى أخاف الله مثل خوفكم . فقالوا ؛ نوصيك بستة أشياء :

Berkata sebagian orang Sholeh : 

"Singgah dirumahku beberapa tamu dan aku tau mereka adalah golongan Wali Abdal, aku katakan kepada mereka, "Berilah aku wasiat sehingga aku takut kepada ALLAH seperti takutnya kalian kepadanya."

Mereka menjawab, "Kami menasehatimu dengan 6 perkara :

١. من أكثر النوم فلا يطمع في رقة قلبه.

1. Barangsiapa banyak tidur, maka tidak diharap hatinya lembut.

٢. من أكثر الأكل فلا يطمع في قيام الليل.

2. Barangsiapa banyak makan, maka dapat dipastikan tidak akan bangun malam untuk ibadah.

٣. من أكثر صحبة جاهل أو ظالم فلا يطمع في استقامة دينه.

3. Barangsiapa banyak/sering berteman dengan orang bodoh atau dholim maka sangat kecil kemungkinannya dia akan istiqomah dalam agamanya.

٤. من كانت الغيبة والكذب عادته فلا يطمع أنه يخرج من الدنيا ومعه الإيمان.

4. Barangsiapa menjadikan ghibah dan berbohong sebagai kebiasaannya, maka sangat kecil kemungkinannya dia akan mati dengan membawa iman.

٥. من كثر اختلاطه بالناس فلا يطمع في حلاوة العبادة.

5. Barangsiapa banyak bergaul dengan manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia merasakan manisnya ibadah.

٦. من طلب رضا الناس فلا يطمع في رضا الله عز وجل.

6. Barangsiapa mencari ridha (pengakuan/disenangi/dihormati/dll) manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia mendapatkan redha ALLAH." 🌹

Kitab At-Tadzkirul Mustofa Hal. 143

Saturday, August 13, 2022

🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 3⃣)

 🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 3⃣)

Muallif :

Abdullah bin Husain bin Thohir Ba’alawi At-Tarimi Al-Hadhromi. 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى :

فَمِمَّا يَجِبُ عِلْمُهُ وَاعْتِقَادُهُ مُطْلَقًا وَالنُّطْقُ بِهِ فِي الْحَالِ انْ كَانَ كَافِرًا وَالًّا فَفِي الصَّلَاةِ الشَّهَادَتَانِ وَهُمَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ  (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Di antara hal yg wajib diketahui dan diyakini secara mutlak dan wajib diucapkan seketika jika seseorang *kafir* dan apabila *tidak kafir* maka wajib diucapkan dalam sholat adalah dua kalimah syahadat

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله"


🛑Penjelasan:

➡ Setiap mukallaf wajib mengetahui makna dua kalimah syahadat.

➡ Setiap mukallaf wajib meyakini makna dua kalimah syahadat artinya ridlo dengan apa yg diketahuinya (yakni dua kalimah syahadat) .

➡ Wajib bagi *mukallaf kafir untuk mengucapkan dua kalimah syahadat untuk masuk Islam seketika tanpa boleh ditunda-tunda.

✍️ Apabila ada orang kafir datang kepada kita menyatakan diri mau masuk Islam maka wajib bagi kita *seketika menuntunnya membaca dua kalimah syahadat, tidak boleh kita menundanya meski hanya sesaat, bahkan meskipun kita sedang berkhutbah jum'at, harus kita hentikan khutbah dan menuntunnya membaca dua kalimah syahadat untuk masuk Islam. 

✍️Membaca dua kalimah syahadat boleh dengan bacaan yg telah umum atau dengan lafadz lain yg semakna misalnya:

لا خالق الا الله

لا رب الا الله

Juga boleh dengan terjemahannya dalam bahasa selain Arab.

✍️ Bagi seseorang yg tidak bisa mengucapkan lafadz Muhammad dengan benar boleh menggantinya dengan Abul Qosim (nama kunyah Rasulullah)

✍️Tidak disyaratkan dengan menggunakan kata أشهد,  tetapi menggunakan lafadz tersebut lebih utama karena mengandung tiga makna sekaligus yaitu aku mengetahui, aku meyakini dan aku mengakui.

➡ Bagi *mukallaf muslim wajib mengucapkan dua kalimah syahadat dalam shalat, karena tasyahhud akhir adalah rukun shalat yg apabila tidak dibaca dalam sholat maka sholat menjadi tidak sah. 

➡ Dalam madzhab maliki wajib bagi seorang mukallaf muslim untuk membaca dua kalimah syahadat di luar sholat sekali seumur hidup setelah dia baligh.


🛑TAMBAHAN

Rukun syahadat ada 5

1. Orang yang bersaksi (شاهد)

👉Orang yg meng esakan Allah dan iman dgn rasul 


2.zat yang di persaksikan (مشهود له)

👉yaitu Allah dan rasul


3.pendorong /penyebab seseorang bersaksi (مشهود عليه)

👉Yaitu orang yg meng ingkari bagi ke esaan Allah dan risalah rasul


4.sifat yang di gunakan untuk bersaksi (مشهود به)

👉istbat (menetapkan) esa bagi Allah dan bagi risalah rasul


5.ucapan (صغة)

👉iqrar(ucapan dgn lisan )seperti mengucapkan dengan lisan lafad :


أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ


وأركان الشهادة خمسة: شاهد و مشهود له ومشهود عليه و مشهود به و صيغة.

- فالشاهد موحد الله تعالى ومؤمن برسالة الرسول

- والمشهود له هو الله ورسوله.

- والمشهود عليه الجاحد لوحدانية الله تعالى ولرسالة رسوله

- والمشهود به إثبات الوحدانية له تعالى و إثبات الرسالة لرسوله

- والصغة هي الإقرار بذالك باللسان


Wallahu a'lam

🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 2️⃣)

 🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 2️⃣)

Muallif :

Abdullah bin Husain bin Thohir Ba’alawi At-Tarimi Al-Hadhromi. 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللَّهُ :

وَالثُّبُوتُ فِيهِ عَلَى الدَّوَامِ وَالْتِزَامُ مَا لَزِمَ عَلَيْهِ مِنَ الْاَحْكَامِ

"(Wajib bagi semua mukallaf) tetap dalam agama Islam selamanya dan menetapi hukum-hukum yg wajib baginya"

🛑Keterangan:

👉 Tetap dalam agama Islam selamanya ,artinya tidak boleh ada di dalam hati niat untuk keluar dari Islam pada masa yg akan datang. Karena berniat untuk keluar dari Islam pada masa yg akan datang berarti telah keluar dari Islam seketika itu juga

من عزم على الكفر في المستقبل كفر في الحال

👉 Selamanya maksudnya sampai mati. Karena keselamatan seseorang ditentukan ketika dia mati. Jika mati dalam keadaan muslim (husnul khotimah) maka dia ahli surga, sebaliknya jika dia mati dalam keadaan kafir (suul khotimah)  maka dia ahli neraka. 

Allah berfirman:

(وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ)

[Surat Al-Hijr 99]

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kematian kepadamu"

👉 Menetapi hukum yg wajib baginya adalah dengan menjalankan seluruh perkara-perkara yg diwajibkan dan meninggalkan seluruh perkara-perkara yg diharamkan (taqwa).

➡Orang mukallaf muslim wajib sholat lima waktu, puasa Romadlon, mengeluarkan zakat jika telah memiliki harta mencapai nishob, berangkat haji jika mampu, ikhlas dalam beramal, syukur, sabar, ridlo terhadap taqdir dan kewajiban lainnya, baik kewajiban dzahir maupun batin.

➡Orang mukallaf muslim wajib meninggalkan membunuh tanpa haq, zina, judi, minum khomr, riya', ujub, sombong, hasad dan perkara haram lainnya, baik keharaman dzohir maupun batin.

Wallahu a'lam

Friday, August 12, 2022

🔳Kitab Kifayatul Awam Karangan Syekh Muhammad Al-Fudholi

  

🔳Kitab Kifayatul Awam Karangan Syekh Muhammad Al-Fudholi

♦️(Bersama Fitri Z)

MUQADDIMAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

✍️Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمُنْفَرِدِ بِالِايْجَادِ

✍️"Segala puji bagi Allah yang bersendiri dengan (perbuatan) menjadikan".

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ افْضَلِ الْعِبَادِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَوْلِى الْبَهْجَةِ وَالرَّشَادِ

✍️"Dan semoga sholawat dan salam (tercurah) atas junjungan kita Nabi Muhammad hamba yang paling utama dan atas keluarganya serta para sahabatnya yang mempunyai kebagusan dan petunjuk".

وَبَعْدُ فَيَقُولُ الْعَبْدُ الْفَقِيرُ إِلَى رَحْمَةِ رَبِّهِ الْمُتَعَالِيِّ مُحَمَّدُ ابْنُ

الشَّافِعِيِّ الْفَضَّالِيُّ الشَّافِعِيُّ

✍️"(Dan sesudah itu) maka berkatalah hamba yang faqir (membutuhkan) kepada rahmat Tuhannya yang Maha Tinggi yaitu Muhammad Bin Syafi'i yang berbangsa Fudholi serta bermadzhab Syafi'i".

قَدْ سَئَلَنِي بَعْضُ الْإِخْوَانِ أَنْ أُؤَلِّفَ رِسَالَةً فِي عِلْمِ التَّوْحِيدِ

✍️"Sungguh telah meminta kepadaku sebagian kawan-kawan agar aku menyusun satu risalah dalam perkara ILMU TAUHID".

وَاَجَبْتُهُ إِلَى ذَلِكَ نَاحِيًا نَحْوَ الْعَلَّامَةِ الشَّيْخِ السِّنُوسِي فِي تَقْرِيرِ الْبَرَاهِينِ غَيْرَ أَنِّي أُتَيْتُ بِالدَّلِيلِ بِجَانِبِ الْمَدْلُولِ وَزِدْتُهُ تَوْضِيحًا لِعِلْمِي بِقُصُورٍ لِهَذَا الطَّالِبِ

✍️"Maka aku penuhi (permintaannya) yang demikian itu seraya aku maksudkan (satu tujuan) sebagaimana maksud dari yang sangat alim Syeikh Sanusi di dalam menjelaskan dalil-dalil. Hanya saja saya mendatangkan dalil disamping madlulnya (sesuatu yang diberi dalil) dan saya telah menambahkan padanya sebagai penjelasan karena saya tahu perihal lemahnya kemampuan orang yang meminta ini".

فَجَاءَتْ بِحَمْدِ اللَّهِ تَعَالَى رِسَالَةٌ مُفِيدَةٌ وَلِتَقْرِيرِ مَا فِيهَا مَجِيدَةٌ

✍️Maka hadirlah dengan berkat pujian kepada Allah Taala satu risalah yang bermanfaat serta baik dengan penjelasan makna-makna padanya. yang ada

وَسَمَّيْتُهَا كِفَايَةَ الْعَوَامِ

✍️"Dan saya namakan risalah ini dengan:(Kifayatul awam)

كِفَايَةِ الْعَوَامّ فِيمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ عِلْمِ الْكَلَامِ

✍️yakni "Kecukupan orang-orang awam pada perkara yang wajib atas mereka dari Ilmu Kalam".

وَاللَّهُ تَعَالَى اَسْئَلُ أَنْ يَنْفَعَ بِهَا وَهُوَ حَسْبِي وَنِعْمَ الْوَكِيلِ

✍️""Dan hanya kepada Allah aku memohon agar dia memberi manfaat dengan risalah ini. Dan Dialah kecukupanku serta sebaik-baik tempat menyerahkan diri".

Wallahu alam

✍️Nantikan kelanjutan nya ......(insyaallah)


🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 1️⃣)

 🛑Ngaji Kitab Sullamut Taufiq (PART 1️⃣)

Muallif :

Abdullah bin Husain bin Thohir Ba’alawi At-Tarimi Al-Hadhromi. 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

قَالَ الْمُؤَلِّفُ:

يَجِبُ عَلَى كَافَّةِ الْمُكَلَّفِينَ الدُّخُولُ فِي دِينِ الِاسْلَامِ

✍️"Wajib bagi seluruh mukallaf masuk ke dalam agama Islam".

🛑Keterangan:

- Mukallaf adalah orang yg baligh, berakal dan telah sampai kepadanya dakwah Islam (telah mendengar dua kalimah syahadat).

👉Anak kecil dan orang gila bukan mukallaf

👉 Orang pedalaman seandainya belum pernah mendengar dua kalimah syahadat bukan mukallaf.

- Kenapa setiap mukallaf wajib masuk Islam?

👉 Karena Islam adalah adalah satu-satunya agama yg benar dan diridloi oleh Allah :

(إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ)

[Surat Ali 'Imran 19]

👉 Islam adalah agama seluruh para nabi dan Rasul. 

Rasulullooh shallallahu alayhi wasallam bersabda:

 الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ دِينُهُمْ وَاحِدٌ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى

"Para nabi itu (ibarat) saudara satu bapak lain ibu, agama mereka satu (yaitu Islam) dan ibu2 mereka (syariat mereka) berbeda-beda". HR  Ahmad.

👉Islam adalah rahmat dan nikmat terbesar bagi manusia, karena orang yg mati dalam keadaan muslim maka akan masuk surga. 

Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda :

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Barang siapa akhir perkataannya Laa ilaaha illa Allah maka dia masuk surga". HR Abu Dawud.

➡Artinya orang yg mati dalam keadaan muslim, dengan meyakini bahwa tidak ada yg berhak disembah dg benar selain hanya Allah dan Muhammad bin Abdillah adalah hamba dan utusan Allah maka orang tersebut masuk surga.

Thursday, August 11, 2022

🛑 SAFINAH AN NAJAH

 🛑NGAJI KITAB  (PART 11)

SAFINAH AN NAJAH 

🛑LARANGAN BAGI ORANG YANG BATAL WUDHU ,JUNUB ,DAN HAID 


(فصل ) من انتقض وضوؤه حرم عليه أربعه أشياء : الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله.


Larangan Bagi Orang yang Batal Wudhu, Junub, Haid.


Man Intaqodho wudhuu-uhu Haruma ‘Alaihi ‘Arba’atu Asyyaaa

: Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu .

 

Orang yang batal wudhunya haram atasnya 4 perkara : Sholat , dan Thowaf , dan menyentuh AlQur-an , dan membawanya .


ويحرم على الجنب ستة أشياء: الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن.


Wayahrumu ‘Alal Junubi Sittatu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu , Wallubtsu Fil Masjidi , Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani .

Dan haram atas orang  yang  junub 6 perkara : Sholat , dan Thowaf , dan menyentuh Al-Quran , dan membawanya , dan berdiam diri di Masjid , dan membaca Al Qur-an dengan maksud baca Al Qur-an

 

ويحرم بالحيض عشرة أشياء : الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن والصوم والطلاق والمرور في المسجد إن خافت تلويثه والاستمتاع بما بين السرة والركبة.


Wayahrumu Bilhaidhi ‘Asyarotu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu , Wath-Thowaafu , Wamassul Mush-hafi , Wahamluhu , Wallubtsu Fil Masjidi , Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani , Wash-Shoumu , Wath-Tholaaqu , Walmuruuru Fil Masjidi In Khoofat Talwiitsahu , Wal Istimnaa’u Bimaa Bainassurroti Warrukbati.

Dan haram dengan sebab haid 10 perkara : Sholat , dan Thowaf , dan menyentuh AlQur-an , dan membawanya , dan berdiam diri di Masjid , dan membaca AlQur-an dengan qoshod Qur-an , dan puasa , dan talak , dan berjalan di dalam Masjid jika ia takut menyamarkannya , dan bersedap-sedap dengan sesuatu yang antara pusat dan lutut


🛑 PENJELASAN 

🔲 LARANGAN BAGI ORANG YANG TIDAK ADA WUDHU


kajian kitab safinatun najah:


✍️Larangan Bagi Yang Tidak Berwudhu

Dilarang bagi yang tidak ada wudhu melakukan empat perkara:

 

1. Shalat

Semua yang dinamakan shalat tidak boleh dilakukan tanpa wudhu walaupun sujud tilawah atau shalat janazah, sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci” (HR Muslim)

 

2. Thawaf

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Thawaf di Baitullah itu sama dengan shalat hanya saja Allah membolehkan dalam thawaf berbicara” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Dar quthni).

 

3. Menyentuh Al-Qur’an dan 

4. membawa Al-Qur'an, karena ia adalah kitab suci, maka tidak boleh disentuh atau dibawa kecuali dalam keadaan suci

 

 Allah berfirman:  “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” (alWaqi’ah:77).

Dibolehkan membawa atau menyentuh al-Qur’an tanpa wudhu berupa barang atau tafsir/terjemahan yang kalimatnya lebih banyak dari isi al-Qur’an.

Barang siapa yang ragu apakah ia masih menyimpan wudhu atau tidak maka hendaknya ia bepegang kepada keyakinnya, sesuai dengan hadist Rasulallah saw dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw., “Apabila seseorang dari kalian merasa sesuatu di dalam perutnya, yaitu ragu-ragu apakah keluar darinya sesuatu atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid (untuk berwudhu) hingga ia dengar suara atau ia merasakan angin (bau).” (HR Muslim)


🔲LARANGAN BAGI ORANG YANG JUNUB

✍️Larangan Bagi Orang Junub

1. Shalat

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci” (HR Muslim)

2. Thawaf

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Thawaf di Baitullah itu sama dengan shalat hanya saja Allah membolehkan dalam thawaf berbicara” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Dar quthni).

3. Menyentuh Al-Qur’an, karena ia adalah kitab suci, maka tidak boleh disentuh atau dibawa kecuali dalam keadaan suci.

 Allah berfirman: “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” (alWaqi’ah:77).

4. Membawa Al-Qur’an. Hal ini dikiyaskan dari menyentuh al-Qur’an

5. Membaca Al-Qur’an

Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulallah saw bersabda “Janganlah orang junub dan wanita haid membaca sesuatu pun dari Al Qur’an (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Baihaqi).

Hadist lainya yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra sesungguhnya Rasulallah saw membuang hajatnya kemudian membaca al-Qur’an dan tidak menghalanginya dari pembacaan al-Quran, kemungkinan ia berkata: Bahwasanya menghalangi suatu dari membaca al-Qur’an selain junub (HR Abu Daud, at-Tirmizi, an-Nasai’, hadist hasan shahih).

6. Duduk di Masjid

Allah berfirfman “janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja” an-Nisa’ 43


🔲LARANGAN BAGI HAID DAN NIFAS

kajian kitab safinatun najah:

Larangan Bagi Haid Dan Nifas.

✍️Diharam Bagi Wanita Haidh Dan Nifas melakukan:


1. Shalat.

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw kepada Fatimah binti Abi Hubaisy: “Jika datang haid maka tinggalkanlah shalat, dan jika telah pergi maka mandilah dan lakukanlah shalat” (HR Bukhari Muslim).


2. Puasa.

Rasulallah saw bersabda: “Aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia dari wanita.”.  Beliau bersabda “Wanita bangun malam tanpa mengerjakan shalat dan tidak puasa di bulan Ramadan (karena haid), ini adalah kekurangan pada agama” (HR Bukhari Muslim).


3. Thawaf

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw kepada Aisyah ra (Ketika haji wada’ dan ia mendapatkan haid): “Lakukanlah semua amalan yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak boleh melakukan thawaf di Baitullah” (HR Bukhari Muslim).

4. Membaca Al-Quran, berkiyas kepada orang yang sedang junub diharamkan membaca al-Qur’an.

Allah berfirman: “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” Al-Waqiah 79.

Membaca quran. Artinya melafadzkan dengan lisan baik satu ayat atau lebih. Dengan demikian, perempuan yang haidl diperbolehkan mengingat ayat-ayat al-Quran di dalam hati dengan tanpa melafadzkannya dengan lisan. Ia juga diperbolehkan melihat fisik al-Quran. Dan ulama bersepakat bahwa diperbolehkan bagi perempuan haidl dan orang yang berhadats membaca tahlil, tasbih, tahmidl, takbir, shalawat kepada nabi dan dzikir-dzikir yang lainnya.

5. Menyentuh Al-Qur’an atau membawanya, karena ia adalah kitab suci, maka tidak boleh disentuh atau dibawa kecuali dalam keadaan suci, “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” alWaqi’ah:77


6. Berdiam (I’tikaf) di masjid.

Rasulallah saw bersabda “Tidak halal masjid bagi orang yang junub dan wanita yang sedang haid” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, at-Thabrani, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu al-Qathan)


7. Masuk ke dalam masjid sekalipun hanya untuk sekedar lewat jika ia takut akan mengotori masjid tersebut. 

adanya keharaman itu sebagaimana pendapat menurut jumhur ulama. Mereka umumnya menggunakan dalil qiyas. Yaitu menyamakan orang yang sedang haidh dengan orang yang sedang junub. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang yang sedang junub dilarang masuk masjid kecuali sekedar lewat saja. Hal itu telah ditetapkan Allah SWT di dalam firman-Nya:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.... (QS An-Nisa: 43)


Para ulama mengatakan bahwa makna jangan mendekati shalat adalah mendekati tempat shalat, yaitu masjid. Ayat ini bukan hanya melarang orang yang junub untuk shalat, tetapi menjadi dalil haramnya orang junub masuk ke masjid. Lalu wanita yang haidh diqiyas seperti orang yang junub, sehingga wanita haidh tidak boleh masuk masjid juga.


Di samping itu ada sabda Rasulullah SAW berikut ini.


Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh." (HR Bukhori, Abu Daud dan Ibnu Khuzaemah)


8. Cerai, karena itu, dilarang suami menceraikan isterinya dalam keadaan haidh. 


Diharamkan bagi seorang suami untuk menceraikan istrinya dalam keadaan haid, berdasarkan firman Allah Ta’ala :


“Wahai Nabi, apabila kalian hendak menceraikan para istri maka ceraikanlah mereka pada saat mereka dapat (menghadapi) ‘iddah-nya… .” (At Thalaq : 1)


Al Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya membawakan ucapan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta’ala : “Fathalliquuhunna li ‘iddatihinna”.


“Ibnu Abbas menafsirkan : ((Tidak boleh seseorang menceraikan istrinya dalam keadaan haid dan tidak boleh pula ketika si istri dalam keadaan suci namun telah disetubuhi dalam masa suci tersebut. Akan tetapi bila ia tetap ingin menceraikan istrinya maka hendaklah ia membiarkannya (menahannya) sampai datang masa haid berikutnya lalu disusul masa suci, setelah itu ia bisa menceraikannya)).” (Tafsirul Qur’anil Adhim 4/485)


Ibnu Katsir rahimahullah selanjutnya mengata


kan : “Dari sini fuqaha (para ahli fikih) mengambil hukum-hukum talak. Mereka membagi talak itu kepada talak sunnah dan talak bid’ah. Talak sunnah adalah seseorang mentalak istrinya dalam keadaan suci dan belum disetubuhi (ketika suci tersebut) atau dalam keadaan istrinya telah dipastikan hamil. Sedangkan talak bid’ah adalah seseorang mentalak istrinya ketika sedang haid atau ketika suci namun telah disetubuhi, sehingga tidak diketahui apakah si istri hamil dengan sebab hubungan badan tersebut atau tidak hamil… .” (Tafsirul Qur’anil Adhim 4/485)


Apabila si istri dicerai dalam hari haidnya maka ia tidak dapat segera menghitung masa ‘iddah-nya karena haid yang sedang ia alami tidak terhitung sebagai ‘iddah. Sebagaimana kita ketahui bahwa masa ‘iddah wanita yang dicerai suaminya adalah tiga quru’ (tiga kali haid atau tiga kali suci).


Allah SWT berfirman :


“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’… .” (Al Baqarah : 228)


Demikian pula apabila ia dicerai dalam keadaan suci setelah sebelumnya disetubuhi, maka ia juga tidak dapat menghitung ‘iddah-nya secara pasti karena belum diketahui apakah ia hamil dari hubungan itu hingga ia harus ber-’iddah dengan kehamilannya ataukah ia tidak hamil hingga ia dapat ber-’iddah dengan hitungan masa haidnya. Karena ada perbedaan antara ‘iddah-nya wanita yang hamil dengan wanita yang tidak hamil. ‘Iddah wanita yang hamil disebutkan dalam firman Allah Ta’ala :


“Dan wanita-wanita yang hamil masa ‘iddah mereka adalah sampai mereka melahirkan kandungannya.” (Ath Thalaq : 4).

Dengan demikian apabila tidak terdapat keyakinan kapan masa ‘iddah dapat dihitung maka diharamkan menjatuhkan talak kecuali setelah jelas perkaranya.

Apabila seorang suami menceraikan istrinya yang sedang haid, maka si suami berdosa. Ia wajib bertaubat kepada Allah Ta’ala dan ia kembalikan si istri dalam perlindungannya (rujuk) untuk ia ceraikan dengan cerai yang syar’i sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Setelah ia rujuk, ia biarkan istrinya sampai bersih dari haid tersebut (suci), kemudian ia tahan lagi (jangan dijatuhkan talak) sampai datang haid berikutnya lalu suci. Setelah itu, ia bisa memilih antara menceraikan atau tidak. Namun bila ia ingin menceraikan, maka tidak boleh ia gauli istri tersebut dalam masa sucinya itu (yakni dicerai sebelum digauli).


Dalil dari penjelasan di atas disebutkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya dengan sanad yang beliau bawakan sampai kepada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasannya ia menceraikan istrinya dalam keadaan haid. Maka Umar menanyakan hal tersebut kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Mendengar hal tersebut Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam marah, kemudian beliau bersabda :


“Perintahkanlah ia (yakni Ibnu Umar) agar merujuk istrinya, kemudian ia tahan hingga istrinya suci dari haid. Kemudian (dia tahan hingga) istrinya haid lagi (datang haid berikutnya) lalu suci. Setelah itu jika ia mau, ia tahan istrinya (tidak diceraikan) dan jika ia mau, ia ceraikan sebelum digauli. Itulah ‘iddah yang diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk menceraikan wanita (bila ingin dicerai, pent.).” (HR. Bukhari nomor 5251 dan Muslim nomor 1, 2 Kitab Ath Thalaq)


Dalam riwayat Muslim disebutkan : “Perintahkanlah dia agar merujuk istrinya, kemudian hendaklah ia menceraikannya dalam keadaan suci atau (dipastikan) hamil.”


9. Bersetubuh

Allah berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu” al-Baqarah 222.

10. Menikmati dengan membuka antara lutut dan pusar (tanpa busana).

Sesuai dengan firman Allah tersebut diatas, dan hadist Rasulallah saw, beliau bersabda: “Halal bagi laki-laki atas perempuan yang sedang haid, menyentuh apa-apa yang diatas kain (di atas pusar)” (HR Ibnu Majah, al-Baihaqi)


🛑Hukum Wanita Haid Berdiam di Masjid

Jumhur ulama, di antaranya imam madzhab yang empat, sepakat bahwa wanita yang haid tidak boleh berdiam (al-lubts) di dalam masjid, karena ada hadits Nabi Saw yang mengharamkannya.[i] Imam Dawud Azh-Zhahirimembolehkan wanita haid dan orang junub berdiam di masjid.[ii] Namun pendapat yang kuat adalah pendapat jumhur yang mengharamkannya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah Saw:


“Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi wanita yang haid dan orang junub.” [HR. Abu Dawud].[iii]

Yang dimaksud berdiam (al-lubtsu, atau al-muktsu) artinya berdiam atau tinggal di masjid, misalnya duduk untuk mengisi atau mendengarkan pengajian, atau tidur di dalam masjid. Tidak ada bedanya apakah duduk atau berdiri. Berjalan mondar-mandir (at-taraddud) di dalam masjid, juga tidak dibolehkan bagi wanita haid.[iv]

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes