BREAKING NEWS

Watsapp

Tuesday, March 21, 2023

DIBULAN PUASA RAMADHAN SESEORANG SENGGAMA DISIANG HARI KARENA LUPA/ GA SENGAJA, BATALKAH...BACA ITU SERU, HE HE HE

 


Pertanyaan 

Mau tanya kyai, DIBULAN puasa, kalau bersetubuh disiang hari ga sengaja, atau misalnya Lupa, bagaimana Poro KYAI? Batal dan terus bagaimana hukum nya?


Jawabannya 

3 KETENTUAN BARU BATAL PUASA


 ويعتبر فى غير نحو الحيض 

 العمد والعلم والاختيار 


Artinya Baru batal puasa dengan 3 ketentuan : (selain haid dan nifas)

1.Sengaja

2.Mengetahui

3.Ikhtiar (bukan dipaksa)


*Keterangan*

(Selain haid dan nifas semuanya pakai 3 ketentuan diatas ,baru batal puasa)Karena haid dan nifas itu di luar kekuasaan ,terjadi sendiri.


فلا يبطل بذلك صوم الناسى والجاهل المعذور والمكره وأما الجاهل غير المعذور فهو كالعلم كما مر


Maka tidak batal puasa :

1.0rang yang lupa

2.jahil Ma'dzur

3.0rang yang di paksa

Adapun jahil yang tidak Ma'dzur Sama seperti orang Alim


Hasyiah Bajuri


NGAJI KITAB PUASA*

PART 10

FATHUL QARIB

HASYIAH BAJURI

*KITAB MENJELASKAN HUKUM-HUKUM BERPUASA*

*HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA*

(وَ) الْخَامِسُ (الْوَطْءُ عَمْدًا فِي الْفَرْجِ)


5️⃣.Yang ke lima adalah wathi’ dengan sengaja di bagian farji.


فَلَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ بِالْجِمَاعِ نَاسِيًا كَمَا سَبَقَ


Maka puasa seseorang tidak batal sebab melakukan jima’ dalam keadaan lupa seperti yang telah dijelaskan


(وَ) السَّادِسُ (الْإِنْزَالُ) وَهُوَ خُرُوْجُ الْمَنِيِّ (عَنْ مُبَاشَرَةٍ) بِلَا جِمَاعٍ


6️⃣.Yang ke enam adalah inzal, yaitu keluar sperma sebab bersentuhan kulit dengan tanpa melakukan jima’


مُحَرَّمًا كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِّهِ أَوْ غَيْرَ مُحَرَّمٍ كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِّ زَوْجَتِهِ أَوْ جَارِيَتِهِ


Baik keluar sperma tersebut diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangannya sendiri, atau tidak diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangan istri atau budak perempuannya


وَاخْتَرَزَ بِمُبَاشَرَةٍ عَنْ خُرُوْجِ الْمَنِيِّ بِاحْتِلَامٍ فَلَا إِفْطَارَ بِهِ جَزْمًا


mushannif mengecualikan "sebab bersentuhan kulit keluarnya sperma"dengan Sebab mimpi basah, maka secara pasti hal itu tidak bisa membatalkan puasa.


*KETERANGAN*


*Hasyiah I'anatut Tholibin jilid 1 halaman 292*


(قوله والوطء عمدا أى مع العلم والاختيار كما سبق فلا يفطر به مع الجهل بالنسبة للجاهل المعذور بخلاف غير المعذور 


Perkataan musannif : *wathi' dengan sengaja* Artinya dalam keadaan mengetahui dan bukan dipaksa sebagaimana keterangan dahulu !!,Maka tidak batal puasa dengan watha'(bersetubuh) dalam keadaan jahil yang Ma'dzur (jahil karena baru masuk Islam/muallaf dan jahil karena tumbuh besar jauh dari para ulama)

 *lihat part 8*


Adapun jahil ghairu Ma'dzur ,Maka batal puasa nya dengan sebab watha'


*DIPAKSA WAHTA' (BERSETUBUH)*


ولا يفطر به ايضا مع الاكراء ان قلنا بتصور الاكراه على الوطء وهو الأصح وقيل لا يتأتى الاكراه عليه لانه اذا لم يكن له ميل واختيار لا يحصل له انتشار


*KHILAF*

-Tidak batal puasa dengan sebab Watha' yang disertai unsur paksaan gambaran nya ,jika kita mengatakan bahwa watha' itu bisa dipaksa ,dan itu bisa saja terjadi (didasari atas pendapat yang Ashah)


- *Pendapat qila:*

Tidak mungkin bisa dipaksa atasnya watha' Alasan beliau :karena tidak mungkin kemaluannya bisa berdiri kecuali adanya keinginan jima'.


*BARU DI ANGGAP BATAL PUASA DENGAN SEBAB WATHA'*


لا يفطر الا بادخال كل الحشفة أو قدرها من فاقدها فلا يفطر بادخال بعضها بالنسبة للواطئ وأما الموطوء فيفطر بادخال البعض لانه قد وصلت عين جوفه فهو من هذا القبيل لا من قبيل الوطء


-Tidak batal puasa dengan sebab watha' kecuali dengan tenggelam  hasyafah(kepala kemaluan)


-Atau Masuknya Kadar ukuran panjang hasyafah (bagi orang yang tidak ada hasyafah nya )


Maka tidak batal puasa dengan sebab masuk sebahgian hasyafah ,ini berlaku bagi si wathi' (Orang yang watha') yaitu laki-laki


Adapun si Mautu'ah (orang yang di watha')yaitu perempuan ,Maka batallah puasanya, karena sudah di anggap masuk nya Sesuatu dalam rongga.


(قوله فى الفرج أى ولو دبرا من آدمى أو غيره كبهيمة وان لم ينزل


Perkataan musannif:

*Dalam kemaluan* artinya , termasuk juga dubur ,baik dalam kemaluan manusia atau selain manusia seperti binatang ,Maka batal puasanya , sekali pun tidak keluar mani


(قوله والانزال ) المراد به النزول كما يشير اليه قول الشارح وهو خروج المنى والا فالمناسب للانزال أن يقول وهو اخراج المنى 


Perkataan musannif :

*Dan Inzal* yang di Maksud dengan Inzal yaitu Nuzul , sebagaimana 

meng-isyarahkan oleh pensyarah "yaitu *keluar mani*(خروج المنى)


Jika  pensyarah tidak meng-isyarahkan seperti demikian ,Maka yang munasabath (sesuai) bagi kalimat "Inzal" yaitu berkata 

pensyarah: (اخراج المنى)


*KESIMPULAN PENTING*


والحاصل ان الاستمناء وهو طلب خروج المني مع نزوله مفطر مطلقا ولو بحائل فلا يظهر التقييد بقوله عن مباشرة بالنسبة لغيره


Kesimpulan :bahwa istimna' yaitu berusaha mengeluarkan mani (dengan cara apapun) yang di sertai keluar nya mani itu membatalkan puasa (Mutlak) walaupun ada penghalang .


Maka dari kesimpulan di atas, Tidak Nampak Qaid dari perkataan 

musannif :(عن مباشرة) bagi selain nya keluar mani...(Artinya tanpa di kaitkan dengan mubasyarah sekalipun ,jika ada usaha untuk mengeluarkan mani dengan cara apapun ,tetap batal puasanya)


*CONTOH MUBASYARAH (BERSENTUHAN KULIT)*


كقبلة ولمس ما ينقض لمسه كالاجننبية فان نزول المني بذلك مفطران كان ناشئا عن مباشرة فان كان بحائل فلا فطر


Seperti *mencium* dan menyentuh sesuatu yang membatalkan wudhu seperti *menyentuh ajnabi* Maka jika keluar Mani dengan sebab demikian (Batallah puasanya) dengan catatan keluar mani timbul dari mubasyarah,adapun jika ada penghalang maka tidak batal puasanya


(قوله وهو خروج المنى) خرج به خروج المذى ولو عن مباشرة فلا يفطر به كالبول


Perkataan musannif :.  *Keluar mani* mengecualikan keluar  Madzi , walaupun dengan sebab mubasyarah, maka tidak Batal puasa dengan nya(keluar Madzi) Sama seperti keluar kencing


*APA ITU MUBASYARAH*


(قوله عن مباشرة) أى مس البشرة بغير حائل بخلاف ما لو كان ذلك بحائل 


Perkataan musannif:

*Daripada Mubasyarah* Artinya menyentuh kulit tanpa ada penghalang, adapun jika ada penghalang (maka tidak di katakan Mubasyarah)


*MENCIUM ISTRI DI SIANG HARI RAMADHAN*


وحرم نحو لمس كقبلة ان حرك شهوة لخوف الانزال والا فتركه أولى اذ يسن للصائم ترك الشهوات


Dan haram seupama menyentuh seperti mencium,jika menggerakkan syawat karena khawatir keluar mani ,,Adapun jika bukan karena menggerakkan syahwat dan khawatir keluar mani,maka meninggalkan (mencium) itu lebih utama , karena disunatkan bagi orang yang puasa untuk meninggalkan syahwat !!


وانما لم يحرم لضعف احتمال أدائه الى الانزال


Hanya Sanya tidak haram lah mencium istri karena lemah kemungkinan terbawa kepada inzal .


*SEKILAS HUKUM ISTIMNA (ONANI/ MASTURBASI)*


(قوله محرما كان (الخ) هذا التعميم بالنسبة للاستمناء واختلف فيه فقيل كبيرة وقيل صغيرة وقيل مكروه


Perkataan musannif :

Mengeluarkan mani itu batal ,baik dengan cara yang  haram atau dengan cara yang tidak haram, Hukum istimna'(onani/Masturbasi) itu KHILAF : dalam hasyiah Bajuri di sebutkan ada 3 pendapat qila :

1.Dosa besar(haram)

2.Dosa kecil

3.Makruh 


Catatan :

Istimna' yaitu upaya untuk mengeluarkan Mani


(قوله محرما كان الخ) هذا التعميم بالنسبة للاستمناء واختلف فيه فقيل كبيرة وقيل صغيرة وقيل مكروه وقوله أوغير محرم أى بقطع النظر عن الصوم والا فهو بالنسبة للصوم حرام مطلقا


*MELIHAT ATAU MENGHAYAL 18+*

(dalam Bab puasa)


(قوله بالاحتلام) وكذا بالنظر والفكر ان لم تجر عادته بالانزال بهما والا أفطر على المعتمد


Perkataan musannif:

*Dengan sebab mimpi*

Begitu pula tidak batal puasa (keluar mani) dengan sebab melihat atau menghayal/berpikir ,jika tidak berlaku pada adat kebiasaan dengan keluar mani dengan sebab melihat dan menghayal !!


-Adapun jika sudah berlaku kebiasaan keluar mani dengan sebab melihat dan menghayal , MAKA batallah puasanya,Atas pendapat yang Mu'tamad


Wallahu a'lam 

Harap di koreksi dan Simak kajian lanjutan, insyaallah !!


Penyusun :*F.......Z*

Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes