BREAKING NEWS

Watsapp

Showing posts with label TAFSIR QUR'AN. Show all posts
Showing posts with label TAFSIR QUR'AN. Show all posts

Saturday, July 1, 2023

TAFSIR AYAT KATA تستطع TERULANG DUA KALI, Bagaimanakah

 


Pertanyaan 

 Assalamualaikum nanyak sedikit doang..hee..🙏🏻..guru guru yang baik hati..dikit doang..

من إثبات التاء في فعل (تستطع) في المرة الأولى ، وحذفها في فعل (تسطع) في المرة الثانية الكهف.


Kenapa di surat alkhafi ada ayat dengan kata (tasthi)atau (tastathi)..monggo kiyai di bantu sedikit doang..

Awam ..🙏🏻🙏🏻

 Wa'alaikumussalam. Pembuangan huruf ta' pada kalimat kedua tujuannya agar cocok antara lafadz dengan maknanya, karena pada kalimat pertama yang ada huruf ta'nya itu belum ada penjelasannya jadi masih terdapat kemusykilan yang kuat dan berat, setelah ada panafsiran dan penjelasan pada kalimat kedua maka tidak memakai huruf ta' lagi karena kemusykilannya sudah hilang. Wallohu a'lam. [Nur Hamzah].


Referensi :

- kitab tafsir ibnu katsir (18/82) 

وَقَوْلُهُ: ﴿ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا﴾ أَيْ: هَذَا تَفْسِيرُ مَا ضِقْتَ بِهِ ذَرْعًا، وَلَمْ تَصْبِرْ حَتَّى أُخْبِرَكَ بِهِ ابْتِدَاءً،

وَلَمَّا أَنْ فَسَّرَهُ لَهُ وَبَيَّنَهُ وَوَضَّحَهُ وَأَزَالَ الْمُشْكَلَ قَالَ: مَا لَمْ تَسْطِعْ 


وَقَبْلَ ذَلِكَ كَانَ الْإِشْكَالُ قَوِيًّا ثَقِيلًا فَقَالَ: ﴿سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا﴾ فَقَابَلَ الْأَثْقَلَ بِالْأَثْقَلِ، وَالْأَخَفَّ بِالْأَخَفِّ،

كَمَا قَالَ تَعَالَى: ﴿فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ﴾ وَهُوَ الصُّعُودُ إِلَى أَعْلَاهُ، ﴿وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا﴾ الْكَهْفِ:٩٧ ،

وَهُوَ أَشَقُّ مِنْ ذَلِكَ، فَقَابَلَ كُلًّا بِمَا يُنَاسِبُهُ لَفْظًا وَمَعْنَى وَاللَّه أَعْلَمُ.

Semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Aamiin....

Sunday, January 30, 2022

SURGA KEKAL HANYA SELAMA ADA LANGIT DAN BUMI

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

🍇🍇🍇

TAFSIR AYAT:

SURGA KEKAL HANYA SELAMA ADA LANGIT DAN BUMI

QS HUD AYAT 108

🍇🍇🍇

ALLAH maha kekal.

Selain Allah adalah fana' , akan tetapi Allah berkuasa mengkekalkan makhlukNYA. 

Nanti di kehidupan akhirat dikatakan kita akan hidup kekal selamanya disurga , itu artinya kita kekal , surganya pun juga kekal. Karena makhluk yang namanya "kematian" akan disembelih diantara surga dan neraka. Sehingga baik penduduk surga dan neraka tidak akan pernah mati.

Tetapi tentu saja kekekalan Allah tidak sama dengan kekekalan makhluk. Dengan demikian Allah mengabarkan bahwa kekekalan disurga hanyalah selama ada langit dan bumi yang baru di akhirat nanti.

Ini artinya kekekalan surga adalah ada ketergantungan kepada kehendak Allah , sementara kekekalan Allah tidak bergantung pada apapun.

Allah berfirman:

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108)

Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.

Allah berfirman:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit diganti, 

Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” 

(QS. Ibrahim: 48)


Alhafidz Ibnu Katsir menjelaskan :

 يقول تعالى : ( وأما الذين سعدوا ) وهم أتباع الرسل ، ( ففي الجنة ) أي : فمأواهم الجنة ، ( خالدين فيها ) أي : ماكثين مقيمين فيها أبدا ، ( ما دامت السماوات والأرض إلا ما شاء ربك ) معنى الاستثناء هاهنا : أن دوامهم فيما هم فيه من النعيم ، ليس أمرا واجبا بذاته ، بل هو موكول إلى مشيئة الله تعالى ، فله المنة عليهم [ دائما ] ، ولهذا يلهمون التسبيح والتحميد كما يلهمون النفس .وقال الضحاك ، والحسن البصري : هي في حق عصاة الموحدين الذين كانوا في النار ، ثم أخرجوا منها . وعقب ذلك بقوله : ( عطاء غير مجذوذ ) أي : غير مقطوع - قاله ابن عباس ، ومجاهد ، وأبو العالية وغير واحد ، لئلا يتوهم متوهم بعد ذكره المشيئة أن ثم انقطاعا ، أو لبسا ، أو شيئا بل ختم له بالدوام وعدم الانقطاع . كما بين هنا أن عذاب أهل النار في النار دائما مردود إلى مشيئته ، وأنه بعدله وحكمته عذبهم; ولهذا قال : ( إن ربك فعال لما يريد ) [ هود : 107 ] كما قال ( لا يسأل عما يفعل وهم يسألون ) [ الأنبياء : 23 ] ، وهنا طيب القلوب وثبت المقصود بقوله : ( عطاء غير مجذوذ ) .يا أهل الجنة ، خلود فلا موت ، ويا أهل النار ، خلود فلا موت .وفي الصحيحين أيضا : " فيقال يا أهل الجنة ، إن لكم أن تعيشوا فلا تموتوا أبدا ، وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبدا ، وإن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبدا ، وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا " .

Firman Allah:

{وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا}

Adapun orang-orang yang berbahagia. 

(Hud: 108)

Mereka adalah pengikut-pengikut para rasul.

Firman Allah:

{فَفِي الْجَنَّةِ}

maka tempatnya di dalam surga. 

(Hud: 108)

Yakni tempat tinggal mereka adalah surga.

Firman Allah:

{خَالِدِينَ فِيهَا}

mereka kekal di dalamnya. 

(Hud: 108)

Maksudnya, mereka tinggal di dalam surga untuk selama-lamanya.

Firman Allah:

{مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ}

Selama masih ada langit dan bumi kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). 

(Hud: 108)

Pengertian istisna (pengecualian) dalam ayat ini menunjukkan bahwa keabadian mereka dalam kenikmatan yang mereka alami itu secara prinsip bukanlah merupakan suatu hal yang wajib (harus), melainkan terserah kepada kehendak Allah Dialah yang memberikan karunia kepada mereka selamanya, karena itulah disebutkan bahwa mereka diilhami oleh Allah untuk selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana mereka diilhami untuk bernapas.

Ad-Dahhak dan Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa ayat ini berkaitan dengan nasib orang-orang yang durhaka dari kalangan ahli tauhid, yaitu mereka yang berada di dalam neraka (karena dosa-dosanya), kemudian dikeluarkan dari neraka. Sesudah itu disebutkan dalam ayat berikutnya:

{عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ}

sebagai karunia yang tiada terputus-putus. 

(Hud: 108)

Yakni tidak pernah terputus. 

Demikianlah menurut pendapat Mujahid, Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. 

Dimaksudkan agar sesudah penyebutan kehendak Allah tidak timbul dugaan yang mengatakan bahwa di sana ada putusnya atau ada terhentinya atau ada sesuatu. Melainkan telah diputuskan kekekalan dan tidak adanya keterputusan, seperti yang telah dijelaskan bahwa azab ahli neraka di dalam neraka kekal adalah karena kehendak Allah. Juga karena keadilan dan kebijaksanaan-Nya, Dia mengazab mereka. 

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ}

Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. 

(Hud: 107)

Dalam ayat yang lainnya lagi disebutkan:

{لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ}

Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.

(Al-Anbiya: 23).

Dalam surat ini disebutkan pula hal yang menyenangkan hati dan meluruskan makna yang dimaksud, yaitu melalui firman selanjutnya:

{عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ}

sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. 

(Hud: 108).

Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis, Rosulullah bersabda:

يؤتى بالموت في صورة كبش أملح فَيُذْبَحُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُقَالُ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ، وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ

Kelak maut akan didatangkan dalam bentuk seekor domba putih, lalu disembelih di antara surga dan neraka. Kemudian dikatakan, "Hai ahli surga, sesungguhnya kalian sekarang hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Hai ahli neraka, kekallah kalian dan tidak ada kematian lagi.

(HR Bukhari).

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan, Rosulullah bersabda:

"فَيُقَالُ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، إِنْ لَكُمْ أَنْ تَعِيشُوا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أن تشبوا فلا تهْرَموا أبدا، وإن لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أن تنعموا فلا تبَأسوا أبدا"

Maka dikatakan, "Hai ahli surga, hiduplah kalian dan kalian tidak akan mati selama-lamanya. Dan sesungguhnya tetap mudalah kalian, dan kalian tidak akan tua selama-lamanya. Dan sesungguhnya tetap sehatlah kalian dan kalian tidak akan sakit selama-lamanya. Dan sesungguhnya tetap bersenang-senanglah kalian dan kalian tidak akan sengsara selama-lamanya

(HR Tirmidzi)

(Tafsir Ibnu Katsir IV / 352-353)

LARANGAN HOMO SEX DAN LESBIAN

 


Assalamu'alaikum

😭 Larangan homo sex dan lesbian

🌊 Firman Alloh SWT:

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (81) }

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?" Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kalian ini adalah kaum yang melampaui batas."

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَ لُوطًا}

Dan Lut. (Al-A'raf: 80)

Bentuk lengkapnya ialah: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Lut. Atau dan ingatlah Lut, ketika ia berkata kepada kaumnya.

💤💤

Lut adalah Ibnu Haran ibnu Azar, yaitu anak saudara lelaki Nabi Ibrahim Al-Khalil 'alaihissalam Dia telah beriman bersama Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan hijrah ke tanah Syam bersamanya. Kemudian Allah mengutus Nabi Lut kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala, memerintahkan mengerjakan kebajikan, dan melarang mereka melakukan perbuatan mungkar. Saat itu kaum Sodom tenggelam di dalam perbuatan-perbuatan yang berdosa, hal-hal yang diharamkan, serta perbuatan fahisyah yang mereka adakan sendiri dan belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan Bani Adam dan juga oleh lainnya; yaitu mendatangi jenis laki-laki, bukannya jenis perempuan (homoseks). Perbuatan ini merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Bani Adam, belum dikenal dan belum pernah terbetik dalam hati mereka untuk melakukannya selain penduduk Sodom; semoga laknat Allah tetap menimpa mereka.

Amr ibnu Dinar telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? (Al-A'raf: 80) Amr ibnu Dinar berkata, "Tidak ada seorang lelaki pun yang menyetubuhi lelaki lain kecuali kaum Nabi Lut yang pertama-tama melaku­kannya."

💤💤

Al-Walid ibnu Abdul Malik —Khalifah Umawiyah, pendiri masjid Dimasyq (Damaskus)— mengatakan, "Sekiranya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menceritakan kepada kita mengenai berita kaum Nabi Lut, niscaya saya tidak percaya bahwa ada lelaki menaiki lelaki lainnya."

Karena itulah maka Nabi Lut mengatakan kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ * إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ}

Mengapa kalian mengerjakan perbuatan Jahisyah ituyang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita. (Al-A'raf: 80-81)

💤💤

Yakni mengapa kalian enggan terhadap kaum wanita yang telah diciptakan oleh Allah buat kalian, lalu kalian beralih menyukai laki-laki. Hal ini merupakan perbuatan kalian yang melampaui batas dan suatu kebodohan kalian sendiri, karena perbuatan seperti itu berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Karena itulah dalam ayat yang lain disebutkan bahwa Nabi Lut berkata kepada kaumnya:

{ [قَالَ] هَؤُلاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ}

Inilah putri-putriku (kawinilah mereka), jika kalian hendak berbuat (secara halal). (Al-Hijr: 71).

Nabi Lut memberikan petunjuk kepada mereka untuk mengawini putri-putrinya. Tetapi mereka merasa keberatan dan beralasan tidak meng­inginkannya.

{قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ}

Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.”(Hud: 79)

Yaitu sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak berselera terhadap putri-putrimu, tidak pula mempunyai kehendak kepada mereka. Sesungguhnya engkau pun mengetahui apa yang kami maksudkan terhadap tamu-tamumu itu.

Para ahli tafsir mengatakan bahwa kaum lelaki mereka melampias­kan nafsunya kepada lelaki lain, sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Demikian pula kaum wanitanya, sebagian dari mereka merasa puas dengan sebagian yang lainnya.

💤💤💤💤💤💤💤💤💤💤💤💤🕳️

Saturday, January 29, 2022

FADILAH MENULIS LAFAD ASHABUL KAHFI


(pemuda2 penghuni gua) 

Ada 8 nama, 1 nama anjingnya . 

 مكسلمنا وتمليخ ومرطونس ونينوس وساريولس وذونوانس وفليستطيونس قطمير

(Maksalmina, tamlikha, Marthunus, ninus, saryulus, dunwanus, falyastatyunus , qitmir).

-ditulis dipintu rumah akan terselamatkan dari kebakaran

-ditulis diharta benda akan terbebas dari pencurian

-ditulis dikendaraan tidak akan tenggelam/kcelaka'an


Juga disampaikan oleh ibnu abbas diantara faidahnya:

-Untuk permohonan

-terhindar dari kejahatan

-memadamkan api, ditulis dikertas dilempar ditengah2 api

- menenangkan anak kecil ketika menangis

-mriang

-pusing dengan diikatkan dilengan kanan

-Mengusir Ummu sibyan(jin yang ganggu anak kecil

-keselamatan berkendara didarat & dilaut

-menjaga harta

-pertumbuhan/kcerdasan akal

-selamat dari pendosa. 


Referensi:

قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلّا قَلِيْلٌ إلخ الكهف ٢٢) الى أن قال... أي وهم مكسلمنا وتمليخ ومرطونس ونينوس وساريولس وذونوانس وفليستطيونس وهو الراعي واسم كلبهم قطمير وقيل حِمران وقيل ريان، قال بعضكم علموا أولادكم أسماء أهل الكهف، فإنهالو كتبت على باب دار لم  تحرق وعلى متاع لم يسرق وعلى مركب لم تغرق، وقال ابن عباس رضي الله عنها : خواص أسماء أهل الكهف تنفع لتسع أشياء، للطلب، والهرب، ولطفء الحريق تكتب على خرقة وترمى من وسط النار تطفأ بإذن الله، ولبكاءالأطفال والحمى المثلثة وللصداع تشد على العضد الأيمن ولأم الصبيان وللركوب في البر والبخر ولحفظ المال ولنماء العقل ونجاة الأثمين( الصاوي ص:١٢ ج:٣ دارالفكر)

Friday, January 28, 2022

SEMUA AMAL BAIK ORANG KAFIR TIDAK DITERIMA


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh 

Bismillahirrahmanirrohiim

🌲🌲🌲

TAFSIR AYAT :

SEMUA AMAL BAIK ORANG KAFIR TIDAK DITERIMA

QS ALI IMRAN AYAT 90-91

🌲🌲🌲

Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah subhana wa ta'ala karena petunjuk tersebut terhalang darinya dan mereka adalah orang-orang yang menentang atau menolak kebenaran dari Allah subhana wa ta'ala yang di sampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kafir ialah lawan dari iman.

Dalam ayat ini Allah subhana wa ta'ala mengatakan bahwa orang kafir tidak akan memperoleh pahala di akhirat kelak, meski pernah berbuat baik saat masih hidup di dunia. Allah subhana wa ta'ala tidak akan membalas perbuatan baik mereka di akhirat di karenakan kekafiran mereka, selain itu orang-orang kafir juga tidak akan di hisab karena pekerjaan yang mereka lakukan di dunia hanyalah sia-sia. Justru orang-orang kafir nantinya akan menerima azab yang pedih dari Allah subhana wa ta'ala.

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ (90) 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الأرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ 

نَاصِرِينَ (91)

Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. 

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati, sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

Alhafidz Ibnu Katsir menjelaskan:

 يقول تعالى متوعدا ومتهددا لمن كفر بعد إيمانه ثم ازداد كفرا ، أي : استمر عليه إلى الممات ، ومخبرا بأنه لا يقبل لهم توبة عند مماتهم ، كما قال [ تعالى ] ( وليست التوبة للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت [ قال إني تبت الآن ولا الذين يموتون وهم كفار أولئك أعتدنا لهم عذابا أليما ] ) [ النساء : 18 ] . ولهذا قال هاهنا : ( لن تقبل توبتهم وأولئك هم الضالون ) أي : الخارجون عن المنهج الحق إلى طريق الغي .قال الحافظ أبو بكر البزار : حدثنا محمد بن عبد الله بن بزيع ، حدثنا يزيد بن زريع ، حدثنا ابن أبي هند ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، أن قوما أسلموا ثم ارتدوا ، ثم أسلموا ثم ارتدوا ، فأرسلوا إلى قومهم يسألون لهم ، فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم ، فنزلت هذه الآية : ( إن الذين كفروا بعد إيمانهم ثم ازدادوا كفرا لن تقبل توبتهم ) هكذا رواه ، وإسناده جيد . ثم قال : ( إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار فلن يقبل من أحدهم ملء الأرض ذهبا ولو افتدى به ) أي : من مات على الكفر فلن يقبل منه خير أبدا ، ولو كان قد أنفق ملء الأرض ذهبا فيما يراه قربة ، كما سئل النبي صلى الله عليه وسلم عن عبد الله بن جدعان - وكان يقري الضيف ، ويفك العاني ، ويطعم الطعام - : هل ينفعه ذلك ؟ فقال : لا ، إنه لم يقل يوما من الدهر : رب اغفر لي خطيئتي يوم الدين .وكذلك لو افتدى بملء الأرض أيضا ذهبا ما قبل منه ، كما قال تعالى : ( ولا يقبل منها عدل ولا تنفعها شفاعة ) [ البقرة : 123 ] ، [ وقال ( لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة ) ] [ البقرة : 254 ] وقال : ( لا بيع فيه ولا خلال ) [ إبراهيم : 31 ] وقال ( إن الذين كفروا لو أن لهم ما في الأرض جميعا ومثله معه ليفتدوا به من عذاب يوم القيامة ما تقبل منهم ولهم عذاب أليم ) [ المائدة : 36 ] ، ولهذا قال تعالى هاهنا : ( إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار فلن يقبل من أحدهم ملء الأرض ذهبا ولو افتدى به ) فعطف ( ولو افتدى به ) على الأول ، فدل على أنه غيره ، وما ذكرناه أحسن من أن يقال : إن الواو زائدة ، والله أعلم . ويقتضي ذلك ألا ينقذه من عذاب الله شيء ، ولو كان قد أنفق مثل الأرض ذهبا ، ولو افتدى نفسه من الله بملء الأرض ذهبا ، بوزن جبالها وتلالها وترابها ورمالها وسهلها ووعرها وبرها وبحرها .وقال الإمام أحمد : حدثنا حجاج ، حدثني شعبة ، عن أبي عمران الجوني ، عن أنس بن مالك عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " يقال للرجل من أهل النار يوم القيامة : أرأيت لو كان لك ما على الأرض من شيء ، أكنت مفتديا به ؟ قال : فيقول : نعم . قال : فيقول : قد أردت منك أهون من ذلك ، قد أخذت عليك في ظهر أبيك آدم ألا تشرك بي شيئا ، فأبيت إلا أن تشرك " . وهكذا أخرجاه البخاري ومسلم .طريق أخرى : قال الإمام أحمد : حدثنا روح ، حدثنا حماد ، عن ثابت ، عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " يؤتى بالرجل من أهل الجنة فيقول له : يا ابن آدم ، كيف وجدت منزلك ؟ فيقول : أي رب ، خير منزل . فيقول : سل وتمن . فيقول : ما أسأل ولا أتمنى إلا أن تردني إلى الدنيا فأقتل في سبيلك عشر مرار - لما يرى من فضل الشهادة . ويؤتى بالرجل من أهل النار فيقول له : يا ابن آدم ، كيف وجدت منزلك ؟ فيقول : يا رب ، شر منزل . فيقول له : تفتدي مني بطلاع الأرض ذهبا ؟ فيقول : أي رب ، نعم . فيقول : كذبت ، قد سألتك أقل من ذلك وأيسر فلم تفعل ، فيرد إلى النار " .ولهذا قال : ( أولئك لهم عذاب أليم وما لهم من ناصرين ) أي : وما لهم من أحد ينقذهم من عذاب الله ، ولا يجيرهم من أليم عقابه .

Allah berfirman mengancam dan memperingatkan orang yang kafir sesudah imannya, kemudian kekafirannya makin bertambah, yakni terus-menerus dalam kekafirannya hingga mati, bahwa tobat mereka tidak diterima di saat matinya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain, yaitu firman-Nya:

Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka. 

(An-Nisa: 18), hingga akhir ayat.

Firman Allah:

{لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ}

sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. 

(Ali Imran: 90)

Yakni mereka keluar dari jalan yang hak menuju ke jalan kesesatan.


Ibnu Abbas berkata :

أن قوما أسلموا ثم ارتدوا ، ثم أسلموا ثم ارتدوا ، فأرسلوا إلى قومهم يسألون لهم ، فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم ، فنزلت هذه الآية : ( إن الذين كفروا بعد إيمانهم ثم ازدادوا كفرا لن تقبل توبتهم )

Bahwa ada suatu kaum masuk Islam, setelah itu mereka murtad, lalu masuk Islam lagi, dan murtad kembali. Kemudian mereka mengirimkan utusan kepada kaumnya, meminta kepada kaumnya untuk menanyakan hal tersebut bagi mereka. Lalu kaum mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Maka turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya. (Ali Imran: 90)

(HR Bazaar)

Demikianlah bunyi riwayat Al-Bazzar, sanadnya adalah jayyid.

Firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَماتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَباً وَلَوِ افْتَدى بِهِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati, sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. 

(Ali Imran: 91)

Maksudnya, barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak akan diterima darinya suatu kebaikan pun untuk selama-lamanya, sekalipun dia telah menginfakkan emas sepenuh bumi yang menurutnya dianggap sebagai amal taqarrub.

Seperti yang pernah ditanyakan kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) tentang hal Abdullah ibnu Jad'an. Abdullah ibnu Jad'an semasa hidupnya gemar menjamu tamu, memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan memberi makan orang kelaparan. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau ialah, "Apakah hal itu bermanfaat baginya?" 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

Tidak, sesungguhnya dia belum pernah mengucapkan barang sehari pun sepanjang hidupnya, "Ya Tuhanku, ampunilah bagiku semua kesalahanku di hari pembalasan nanti."

Demikian pula seandainya dia menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, niscaya hal itu tidak akan diterima darinya. 

---

Makna ayat ini menyimpulkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan dirinya dari azab Allah, sekalipun dia telah menginfakkan emas sebesar bumi. Walaupun dia berupaya menebus dirinya dari azab Allah dengan emas sebesar bumi yang beratnya sama dengan berat semua gunung-gunung, semua lembah-lembah, semua tanah, pasir, dataran rendah dan hutan belukarnya, serta daratan dan lautannya (niscaya tidak akan diterima).

Nabi bersabda: 

يُقَالُ لِلرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ مَا عَلَى الأرْضِ مِنْ شَيْءٍ، أَكُنْتَ مُفْتَدِيًا بِهِ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: نَعَمْ. قَالَ: فَيَقُولُ: قَدْ أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ ذَلِكَ، قَدْ أَخَذْتُ عَلَيْكَ فِي ظَهْرِ أَبِيكَ آدَمَ أَلَّا تُشْرِكَ بِي شَيْئًا، فَأَبَيْتَ إِلا أَنْ تُشْرِكَ

Dikatakan kepada seorang lelaki penghuni neraka kelak di hari kiamat,  "Bagaimanakah yang akan kamu lakukan seandainya engkau mempunyai segala sesuatu yang ada di permukaan bumi, apakah itu akan engkau pakai untuk menebus dirimu (dari azab-Ku)?" 

Ia menjawab, "Ya." 

Allah berfirman, "Padahal Aku menghendaki darimu hal yang lebih mudah daripada itu. Sesungguhnya Aku telah mengambil janji darimu ketika kamu masih berada di dalam lulang sulbi kakek moyangmu, yaitu Adam; agar janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Tetapi kamu menolak melainkan hanya tetap mempersekutukan Aku."

(HR Ahmad)

Demikian pula  apa  yang  diketengalikan  oleh  Imam  Bukhari  dan Imam Muslim.

Rasulullah bersabda: 

يُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنزلَكَ؟ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، خَيْرُ مَنزلٍ. فَيَقُولُ: سَلْ وَتَمَنَّ. فَيَقُولُ: مَا أَسْأَلُ وَلا أَتَمَنَّى إِلا أَنْ تَرُدَّنِي إِلَى الدُّنْيَا فَأُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ عَشْرَ مِرَار -لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ. وَيُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنزلَكَ؟ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ شَرُّ مَنزلٍ. فَيَقُولُ لَهُ: تَفْتَدِي مِني بِطِلاعِ الأرْضِ ذَهَبًا؟ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، نَعَمْ. فَيَقُولُ: كَذَبْتَ، قَدْ سَأَلْتُكَ أَقَلَّ مِنْ ذَلِكَ وَأَيْسَرَ فَلَمْ تَفْعَلْ، فيُرَد إِلَى النَّارِ


Didatangkan seorang lelaki dari penduduk surga, lalu dikatakan kepadanya, "Hai anak Adam, bagaimanakah kamu jumpai tempat kedudukanmu?" 

Lelaki itu menjawab, "Wahai Tuhanku, (aku jumpai tempat tinggalku adalah) sebaik-baik tempat tinggal." 

Allah berfirman, "Mintalah dan berharaplah." 

Lelaki itu menjawab, "Aku tidak akan meminta dan berharap lagi, kecuali kumohon Engkau mengembalikan aku ke dunia, lalu aku akan berperang hingga gugur di jalan-Mu," sebanyak sepuluh kali ,ia mengatakan demikian karena keutamaan yang dirasakannya berkat mati syahid.

Dan didatangkan pula seorang lelaki dari penduduk neraka, lalu dikatakan kepadanya, "Hai anak Adam, bagaimanakah kamu jumpai tempat tinggalmu?" 

Ia menjawab, "Wahai Tuhanku (aku jumpai tempat tinggalku adalah) seburuk-buruk tempat tinggal." 

Dikatakan kepadanya, "Apakah engkau mau menebus dirimu dari (azab)-Nya dengan emas sepenuh bumi?" 

Ia menjawab, "Ya, wahai Tuhanku." 

Allah berfirman, "Kamu dusta, karena sesungguhnya Aku pernah memintamu melakukan hal yang lebih ringan daripada itu dan lebih mudah, tetapi kamu tidak mau melakukannya." 

Lalu lelaki itu dicampakkan kembali ke dalam neraka.

(HR Ahmad).

Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:

{أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}

Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. 

(Ali Imran: 91),

Yakni tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah, dan tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari siksa-Nya yang amat pedih.

(Tafsir Ibnu Katsir ll /71 - 73)

SEMUA AMAL BAIK ORANG KAFIR TIDAK DITERIMA QS ALI IMRAN



Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh 

Bismillah 

🌲🌲🌲

TAFSIR AYAT :

SEMUA AMAL BAIK ORANG KAFIR TIDAK DITERIMA

QS ALI IMRAN AYAT 90-91

🌲🌲🌲

Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah subhana wa ta'ala karena petunjuk tersebut terhalang darinya dan mereka adalah orang-orang yang menentang atau menolak kebenaran dari Allah subhana wa ta'ala yang di sampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kafir ialah lawan dari iman.

Dalam ayat ini Allah subhana wa ta'ala mengatakan bahwa orang kafir tidak akan memperoleh pahala di akhirat kelak, meski pernah berbuat baik saat masih hidup di dunia. Allah subhana wa ta'ala tidak akan membalas perbuatan baik mereka di akhirat di karenakan kekafiran mereka, selain itu orang-orang kafir juga tidak akan di hisab karena pekerjaan yang mereka lakukan di dunia hanyalah sia-sia. Justru orang-orang kafir nantinya akan menerima azab yang pedih dari Allah subhana wa ta'ala.

Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ (90) 
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الأرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (91)

Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. 

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati, sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

Alhafidz Ibnu Katsir menjelaskan:

 يقول تعالى متوعدا ومتهددا لمن كفر بعد إيمانه ثم ازداد كفرا ، أي : استمر عليه إلى الممات ، ومخبرا بأنه لا يقبل لهم توبة عند مماتهم ، كما قال [ تعالى ] ( وليست التوبة للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت [ قال إني تبت الآن ولا الذين يموتون وهم كفار أولئك أعتدنا لهم عذابا أليما ] ) [ النساء : 18 ] . ولهذا قال هاهنا : ( لن تقبل توبتهم وأولئك هم الضالون ) أي : الخارجون عن المنهج الحق إلى طريق الغي .قال الحافظ أبو بكر البزار : حدثنا محمد بن عبد الله بن بزيع ، حدثنا يزيد بن زريع ، حدثنا ابن أبي هند ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، أن قوما أسلموا ثم ارتدوا ، ثم أسلموا ثم ارتدوا ، فأرسلوا إلى قومهم يسألون لهم ، فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم ، فنزلت هذه الآية : ( إن الذين كفروا بعد إيمانهم ثم ازدادوا كفرا لن تقبل توبتهم ) هكذا رواه ، وإسناده جيد . ثم قال : ( إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار فلن يقبل من أحدهم ملء الأرض ذهبا ولو افتدى به ) أي : من مات على الكفر فلن يقبل منه خير أبدا ، ولو كان قد أنفق ملء الأرض ذهبا فيما يراه قربة ، كما سئل النبي صلى الله عليه وسلم عن عبد الله بن جدعان - وكان يقري الضيف ، ويفك العاني ، ويطعم الطعام - : هل ينفعه ذلك ؟ فقال : لا ، إنه لم يقل يوما من الدهر : رب اغفر لي خطيئتي يوم الدين .وكذلك لو افتدى بملء الأرض أيضا ذهبا ما قبل منه ، كما قال تعالى : ( ولا يقبل منها عدل ولا تنفعها شفاعة ) [ البقرة : 123 ] ، [ وقال ( لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة ) ] [ البقرة : 254 ] وقال : ( لا بيع فيه ولا خلال ) [ إبراهيم : 31 ] وقال ( إن الذين كفروا لو أن لهم ما في الأرض جميعا ومثله معه ليفتدوا به من عذاب يوم القيامة ما تقبل منهم ولهم عذاب أليم ) [ المائدة : 36 ] ، ولهذا قال تعالى هاهنا : ( إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار فلن يقبل من أحدهم ملء الأرض ذهبا ولو افتدى به ) فعطف ( ولو افتدى به ) على الأول ، فدل على أنه غيره ، وما ذكرناه أحسن من أن يقال : إن الواو زائدة ، والله أعلم . ويقتضي ذلك ألا ينقذه من عذاب الله شيء ، ولو كان قد أنفق مثل الأرض ذهبا ، ولو افتدى نفسه من الله بملء الأرض ذهبا ، بوزن جبالها وتلالها وترابها ورمالها وسهلها ووعرها وبرها وبحرها .وقال الإمام أحمد : حدثنا حجاج ، حدثني شعبة ، عن أبي عمران الجوني ، عن أنس بن مالك عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " يقال للرجل من أهل النار يوم القيامة : أرأيت لو كان لك ما على الأرض من شيء ، أكنت مفتديا به ؟ قال : فيقول : نعم . قال : فيقول : قد أردت منك أهون من ذلك ، قد أخذت عليك في ظهر أبيك آدم ألا تشرك بي شيئا ، فأبيت إلا أن تشرك " . وهكذا أخرجاه البخاري ومسلم .طريق أخرى : قال الإمام أحمد : حدثنا روح ، حدثنا حماد ، عن ثابت ، عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " يؤتى بالرجل من أهل الجنة فيقول له : يا ابن آدم ، كيف وجدت منزلك ؟ فيقول : أي رب ، خير منزل . فيقول : سل وتمن . فيقول : ما أسأل ولا أتمنى إلا أن تردني إلى الدنيا فأقتل في سبيلك عشر مرار - لما يرى من فضل الشهادة . ويؤتى بالرجل من أهل النار فيقول له : يا ابن آدم ، كيف وجدت منزلك ؟ فيقول : يا رب ، شر منزل . فيقول له : تفتدي مني بطلاع الأرض ذهبا ؟ فيقول : أي رب ، نعم . فيقول : كذبت ، قد سألتك أقل من ذلك وأيسر فلم تفعل ، فيرد إلى النار " .ولهذا قال : ( أولئك لهم عذاب أليم وما لهم من ناصرين ) أي : وما لهم من أحد ينقذهم من عذاب الله ، ولا يجيرهم من أليم عقابه .

Allah berfirman mengancam dan memperingatkan orang yang kafir sesudah imannya, kemudian kekafirannya makin bertambah, yakni terus-menerus dalam kekafirannya hingga mati, bahwa tobat mereka tidak diterima di saat matinya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain, yaitu firman-Nya:

Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka. 

(An-Nisa: 18), hingga akhir ayat.

Firman Allah:

{لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ}

sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. 

(Ali Imran: 90)

Yakni mereka keluar dari jalan yang hak menuju ke jalan kesesatan.

Ibnu Abbas berkata :

أن قوما أسلموا ثم ارتدوا ، ثم أسلموا ثم ارتدوا ، فأرسلوا إلى قومهم يسألون لهم ، فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم ، فنزلت هذه الآية : ( إن الذين كفروا بعد إيمانهم ثم ازدادوا كفرا لن تقبل توبتهم )

Bahwa ada suatu kaum masuk Islam, setelah itu mereka murtad, lalu masuk Islam lagi, dan murtad kembali. Kemudian mereka mengirimkan utusan kepada kaumnya, meminta kepada kaumnya untuk menanyakan hal tersebut bagi mereka. Lalu kaum mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Maka turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya. (Ali Imran: 90)

(HR Bazaar)

Demikianlah bunyi riwayat Al-Bazzar, sanadnya adalah jayyid.

Firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَماتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَباً وَلَوِ افْتَدى بِهِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati, sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. 

(Ali Imran: 91)

Maksudnya, barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak akan diterima darinya suatu kebaikan pun untuk selama-lamanya, sekalipun dia telah menginfakkan emas sepenuh bumi yang menurutnya dianggap sebagai amal taqarrub.

Seperti yang pernah ditanyakan kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) tentang hal Abdullah ibnu Jad'an. Abdullah ibnu Jad'an semasa hidupnya gemar menjamu tamu, memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan memberi makan orang kelaparan. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau ialah, "Apakah hal itu bermanfaat baginya?" 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

Tidak, sesungguhnya dia belum pernah mengucapkan barang sehari pun sepanjang hidupnya, "Ya Tuhanku, ampunilah bagiku semua kesalahanku di hari pembalasan nanti."

Demikian pula seandainya dia menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, niscaya hal itu tidak akan diterima darinya. 

---

Makna ayat ini menyimpulkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan dirinya dari azab Allah, sekalipun dia telah menginfakkan emas sebesar bumi. Walaupun dia berupaya menebus dirinya dari azab Allah dengan emas sebesar bumi yang beratnya sama dengan berat semua gunung-gunung, semua lembah-lembah, semua tanah, pasir, dataran rendah dan hutan belukarnya, serta daratan dan lautannya (niscaya tidak akan diterima).

Nabi bersabda: 

يُقَالُ لِلرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ مَا عَلَى الأرْضِ مِنْ شَيْءٍ، أَكُنْتَ مُفْتَدِيًا بِهِ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: نَعَمْ. قَالَ: فَيَقُولُ: قَدْ أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ ذَلِكَ، قَدْ أَخَذْتُ عَلَيْكَ فِي ظَهْرِ أَبِيكَ آدَمَ أَلَّا تُشْرِكَ بِي شَيْئًا، فَأَبَيْتَ إِلا أَنْ تُشْرِكَ

Dikatakan kepada seorang lelaki penghuni neraka kelak di hari kiamat,  "Bagaimanakah yang akan kamu lakukan seandainya engkau mempunyai segala sesuatu yang ada di permukaan bumi, apakah itu akan engkau pakai untuk menebus dirimu (dari azab-Ku)?" 

Ia menjawab, "Ya." 

Allah berfirman, "Padahal Aku menghendaki darimu hal yang lebih mudah daripada itu. Sesungguhnya Aku telah mengambil janji darimu ketika kamu masih berada di dalam lulang sulbi kakek moyangmu, yaitu Adam; agar janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Tetapi kamu menolak melainkan hanya tetap mempersekutukan Aku."

(HR Ahmad)

Demikian pula  apa  yang  diketengalikan  oleh  Imam  Bukhari  dan Imam Muslim.

Rasulullah bersabda: 

يُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنزلَكَ؟ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، خَيْرُ مَنزلٍ. فَيَقُولُ: سَلْ وَتَمَنَّ. فَيَقُولُ: مَا أَسْأَلُ وَلا أَتَمَنَّى إِلا أَنْ تَرُدَّنِي إِلَى الدُّنْيَا فَأُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ عَشْرَ مِرَار -لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ. وَيُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنزلَكَ؟ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ شَرُّ مَنزلٍ. فَيَقُولُ لَهُ: تَفْتَدِي مِني بِطِلاعِ الأرْضِ ذَهَبًا؟ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، نَعَمْ. فَيَقُولُ: كَذَبْتَ، قَدْ سَأَلْتُكَ أَقَلَّ مِنْ ذَلِكَ وَأَيْسَرَ فَلَمْ تَفْعَلْ، فيُرَد إِلَى النَّارِ

Didatangkan seorang lelaki dari penduduk surga, lalu dikatakan kepadanya, "Hai anak Adam, bagaimanakah kamu jumpai tempat kedudukanmu?" 

Lelaki itu menjawab, "Wahai Tuhanku, (aku jumpai tempat tinggalku adalah) sebaik-baik tempat tinggal." 

Allah berfirman, "Mintalah dan berharaplah." 

Lelaki itu menjawab, "Aku tidak akan meminta dan berharap lagi, kecuali kumohon Engkau mengembalikan aku ke dunia, lalu aku akan berperang hingga gugur di jalan-Mu," sebanyak sepuluh kali ,ia mengatakan demikian karena keutamaan yang dirasakannya berkat mati syahid.

Dan didatangkan pula seorang lelaki dari penduduk neraka, lalu dikatakan kepadanya, "Hai anak Adam, bagaimanakah kamu jumpai tempat tinggalmu?" 

Ia menjawab, "Wahai Tuhanku (aku jumpai tempat tinggalku adalah) seburuk-buruk tempat tinggal." 

Dikatakan kepadanya, "Apakah engkau mau menebus dirimu dari (azab)-Nya dengan emas sepenuh bumi?" 

Ia menjawab, "Ya, wahai Tuhanku." 

Allah berfirman, "Kamu dusta, karena sesungguhnya Aku pernah memintamu melakukan hal yang lebih ringan daripada itu dan lebih mudah, tetapi kamu tidak mau melakukannya." 

Lalu lelaki itu dicampakkan kembali ke dalam neraka.

(HR Ahmad)

Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:

{أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}

Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. 

(Ali Imran: 91),

Yakni tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah, dan tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari siksa-Nya yang amat pedih.

(Tafsir Ibnu Katsir ll /71 - 73)

Thursday, January 27, 2022

MAKNA AYAT UCAPAN INNALILLAHI SAAT MENDAPAT MUSIBAH




Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim 😇

MAKNA AYAT UCAPAN INNALILLAHI SAAT MENDAPAT MUSIBAH

Hampir tidak ada satupun didunia ini orang yang menginginkan musibah , tetapi tidak ada juga orang yg bebas musibah , semua akan merasakan.Disaat kita mendapat musibah , kita diperintahkan untuk bersabar.

SIAPAKAH ORANG YANG BERSABAR ITU ?

Orang yang bersabar adalah orang yang  membaca kalimat istirja' , yaitu inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. sesungguhnya sesuatu itu milik allah dan kepadanyalah kembali.

Tentu saja kalimat ini bukan sekedar untuk dibaca , tetapi juga direnungi maknanya , bahwa kita ini tidaklah memiliki apa apa , ketika allah mengambilnya kembali kita harus ikhlas mengembalikan apa yang bukan milik kita.

Kendatipun demikian musibah yang ditimpakan kepada hambanya tidak serta merta tanda kebencian , tetapi justru tanda kasih sayang bahwa allah akan memberi yang lebih baik daripada apa yang sudah hilang.

Sehingga Rosulullah mengajarkan doa ketika mendapat musibah , supaya allah mengganti sesuatu yang lebih baik.

Terbukti ketika ummu Salamah ditinggal wafat suaminya , kemudian mengamalkan doa ini , ternyata ummu Salamah mendapat ganti suami Rosulullah.

Padahal sebelumnya hal ini rasanya seperti mustahil menurut akal , tetapi begitulah kuasa allah untuk mengganti apa yg sudah hilang dari diri kita bukanlah hal sulit.

Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 

"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"

Ibnu katsir menjelaskan :

أي : تسلوا بقولهم هذا عما أصابهم ، وعلموا أنهم ملك لله يتصرف في عبيده بما يشاء ، وعلموا أنه لا يضيع لديه مثقال ذرة يوم القيامة ، فأحدث لهم ذلك اعترافهم بأنهم عبيده ، وأنهم إليه راجعون في الدار الآخرة .

Maksudnya,  mereka menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut manakala mereka tertimpa musibah, dan mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah.

Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki. 

Mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala di sisi-Nya seberat biji sawi pun kelak di hari kiamat. 

Maka ucapan ini menanamkan di dalam hati mereka suatu pengakuan yang menyatakan bahwa diri mereka adalah hamba-hamba-Nya dan mereka pasti akan kembali kepada-Nya di hari akhirat nanti.

(Tafsir ibnu katsir QS Al-Baqarah ayat 156)


Ummu Salamah berkata :

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْنِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَخَلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ مَنْ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ ثُمَّ عَزَمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِي فَقُلْتُهَا اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَتَزَوَّجْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Aku  telah mendengar Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda: 

"Tidaklah seorang hamba yang tertimpa oleh musibah, lantas ia berdo'a: 

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN ALLAHUMMA AJURNI FII MUSHIBATI WAKHLUFNI KHAIRAN MINHA 

(Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala pada mushibahku, dan gantilah darinya dengan yang lebih baik).

kecuali Allah akan memberinya pahala pada mushibah yang menimpanya dan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik darinya." 

Ketika Abu Salamah meninggal, saya berkata; 

'Siapakah orang yang lebih baik dari Abu Salamah, seorang sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam? ' 

'Allah Azzawajalla pun memberi keinginan kepadaku, sehingga aku pun membacanya; 

ALLAHUMMA AJURNI FII MUSHIBATI WAKHLUFNI KHAIRAN MINHA 

(Ya Allah, berilah aku pahala pada mushibahku, dan gantilah darinya dengan yang lebih baik).' 


Akhirnya aku pun menikah dengan Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam.

(HR Ahmad nomor 25417)

SEJARAH MATA AIR YANG TIAP HARI KITA MINUM, BUAT MANDI DLL..

 

PERJALANAN KE LASEM


"KAJIAN TAFSIR AL-QURAN"

SEJARAH MATA AIR YANG TIAP HARI KITA MINUM, BUAT MANDI DLL.. 

Alloh menurunkan 5 sungai dari syurga (Sungai Saihun, jaihun, dajlah, furot, nil) dialiri satu sumber mata air dari beberapa mata air syurga yang tingkatan paling bawah, melewati  sayapnya malaikat jibril yang dititipkan (ditampung) digunung, 

lalu dialirkan di bumi untuk kemanfaatan manusia, Kelak jika ya'juz ma'juz sudah kluar diangkat lah sungai2 itu kelangit bersamaan benda2 lainnya, Alqur'an , ilmu, hajar aswad, maqom ibrahim, peti musa dst.. Tatkala smuanya diangkat dari muka bumi binasalah kebaikan dunia dan agama.


Referensi:

(وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ) 

إلى أن قال.. روي الشيخان عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم، أنزل من الجنة خمسة أنهار : سيحون جيحون ودجلة والفرات والنيل أنزلها الله عز وجل من عين واحدة من عيون الجنة من أسفل درجة من درجاتهاعلى جناحي جبريل استودعها الجبال وأجراها في الأرض وجعل فيها منافع للناس إلخ.... (الصاوي ص:١٣٩ ج:٣ دارالفكر)

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes