BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, September 5, 2021

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

 


I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

  • Mengidentifikasi Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.

  • Menghubungkan dalil naqli tentang hari akhir dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

  • Menyajikan paparan hubungan dalil naqli tentang hari akhir dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari.


II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan (15 menit)

1. Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : 

Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.
2. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti (90 Menit)

A. KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.

B. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.

C. COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.

D. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.

E. CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.

Penutup (15 menit)

1. Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

III. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian yang akan dilakukan diantaranya penilaian skala sikap, penilaian “Membaca dengan Tartil”, penilaian tes uraian serta penilaian diskusi.


BAHAN AJAR

MATERI : memahami Dalil Naqli Tentang Hari Akhir Beserta Artinya.
Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk

Kiamat Sugra Kiamat Kubro
Yaumul Barzakh
Yaumul Ba’ats
Yaumul hasyr
Yaumul     Miz an
SURGA
NERAKA
Dipahami dan Diyakini

Kejadiannya

Sikap

Mulia

Mawas Diri, Membiasakan Perbuatan
Baik dan Menjauhi Perbuatan Buruk
A. Gambaran
Kiamat Sugra (kiamat kecil), yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya.

Peristiwa kiamat kecil berupa kematian sudah sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kiamat kecil itu merupakan akhir dari kehidupan orang-orang yang mengalaminya. Bagi orang yang masih hidup hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bahwa pada saatnya kita juga akan mengalaminya. Kiamat Kubra memang belum terjadi, karena itu peristiwanya hanya dapat diketahui melalui keterangan dan berita dari Allah Swt. dan Rasulullah saw.

DALIL KIAMAT SUGRA (KEMATIAN)
Kiamat Sugra (kiamat kecil), yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Setiap manusia memiliki ajal, dan kematian tidak bisa dihindari dan kita tidak ada yang bisa lari darinya. Namun sayang, sedikit manusia yang mau bersiap menghadapinya. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu kan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah : 8).

Kematian semua akan merasakan gambaran merupakan takdir seluruh makhluk, manusia maupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Ta’ala berikut ini (yang artinya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185). “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’ : 78). “ Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran : 145). Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan. “Sering-seringlah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu KEMATIAN, karena tidaklah seseorang mengingatnya dalam kesempitan hidup melainkan akan melapangkannya dan tidaklah seseorang mengingatnya dalam keleluasaan hidup melainkan akan mempersempitnya.” (HR. Baihaqi, Ibnu Hibban dan Bazzar, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, hadist nomor 1222).


Kiamat Kubra (kiamat besar) yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Kiamat Kubra ini dialami oleh seluruh makhluk hidup di jagad raya tanpa terkecuali. Kejadian ini terjadi secara menyeluruh, sehingga dapat dibayangkan bahwa suasana saat itu sangat mencekam dan luar biasa dahsyatnya. Jika itu sudah dikehendaki oleh Allah Swt., Sang Pencipta, maka tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan dan kebesaran-Nya.

DALIL KIAMAT KUBRA (HANCUR ALAM DUNIA)
Umat Islam harus percaya dan yakin bahwa hari akhir itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah Swt. Perhatikan firman Allah Swt. berikut:
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Artinya : dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Sebagai gambaran bahwa seluruh manusia menjadi panik. Mereka berlari pontang-panting

dan tidak sempat mengenali lagi sanak saudaranya. Semua ingin menyelamatkan diri, namun akhirnya semuanya mati, hancur, dan menghadap Ilahi. Tidak hanya manusia yang mati, seluruh tumbuhan, hewan, kuman, bakteri, virus, jin, dan syaitan juga mengalami kematian.

Maha Besar Allah atas segala kuasanya. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan.



Setelah peristiwa kiamat yang maha dahsyat itu terjadi, semua manusia akan mati dan mengalami proses kehidupan di alam akhirat sebagai berikut:

A. Alam barzakh dan dalinya.
Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyakan, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani kehidupan di dunia.

Dalam suatu cerita saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama para sahabat mengantarkan jenazah seorang sahabat Anshar. Setibanya beliau bersama mereka di pemakaman, penggalian liang lahat belum selesai digali lubangnya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas tanah sambil menghadap kiblat. Sementara para sahabat sahabat lainnya duduk di sekitarnya dengan penuh rasa ketenangan. Saking tenangnya, seakan-akan ada burung hinggap di atas kepala mereka. Melalui hadits ini, perawi hadits menggambarkan bagaimana keadaan di sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu. Beliau mengambil sebuah kayu lalu mengorek-ngorek tanah. Kemudian, beliau melihat ke langit lalu menunduk. Tak lama, beliau melihat lagi ke langit kemudian menunduk. Hingga tiga kali. Setelah itu, beliau bersabda kepada para sahabat, “Memohonlah kalian (perlindungan) kepada Allah dari siksa kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Lantas, beliau pun berdiri dan berdoa:   اَللَهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ 

Itulah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus menjadi pembuka atas haditsnya yang panjang. Beliau menggambarkan kepada para sahabatnya bagaimana keadaan seorang hamba sejak ditemui kematian sampai dimasukkan ke dalam liang kuburnya, lalu ditinggalkan oleh keluarga, kolega, dan para sahabat. Lantas apa saja yang menimpa hamba tersebut setelah itu? kita bisa membayangkan betapa sedihnya kita manakala tak ada yang menemani kecuali amal kita selama di alam dunia. Oleh karena itu mari kita bersegera bertaubat, hati qonaah giat juga dalam beribadah.

Alam barzah alam yang dimulai dengan masuknya ke alam kubur, mari kita simak cerita dibawah ini kisah ini menjelaskan kehidupan di alam kubur yang diceritakan oleh Nabi Muhammad saw. berikut ini:

Beda Orang Mukmin dan Kafir di Alam Kubur. Nabi Muhammad saw. pernah masuk ke sebuah kebun milik Bani Najjar, lalu mendengar suara hingga beliau khawatir. Beliau
bertanya: “Siapa yang dikubur ini?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang-orang yang mati pada masa Jahiliyah.” Beliau berkata, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa neraka dan ftnah Dajjal.” Para sahabat merasa heran, lalu mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, memang kenapa, apa yang terjadi ya Rasul?” Beliau menjawab, “Seorang mukmin jika telah diletakkan dalam kuburnya, maka seorang malaikat akan datang kepadanya seraya berkata, “Apa yang kamu sembah?” Jika Allah memberinya petunjuk maka ia akan menjawab, “Aku menyembah Allah.” Lalu ditanyakan kepadanya, “Apa yang kau katakan tentang pria ini (Muhammad)?” Lalu ia menjawab, “Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Orang tersebut tidak ditanya kecuali pertanyaan yang tadi. Lalu ia dibawa menuju rumah yang disediakan untuknya di dalam neraka, dikatakan kepadanya, “Lihatlah, ini adalah rumah yang semula disediakan untukmu di neraka, tetapi Allah telah melindungi dan memberimu rahmat lalu Allah menggantikan rumahmu di surga.” Laki- laki mukmin itu pun berkata, “Biarkanlah aku mengabarkan berita baik ini kepada keluargaku di dunia.” Lalu dikatakan kepadanya, “Tenangkan dirimu dan tinggallah di situ.”, Bila seorang ka!r telah diletakkan dalam kuburnya, maka seorang malaikat akan datang kepadanya seraya bertanya, “Siapa yang kamu sembah?” Ia lalu menjawab, “Aku tidak tahu.” Lalu dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu tapi tidak mau membaca!” Lalu malaikat berkata, “Apa yang kamu katakan tentang pria ini (Muhammad)?” Ia lalu menjawab, “Aku mengatakan ia manusia biasa, bukan utusan Allah. Swt.” Malaikat itu lalu memukulnya dengan palu besi antara dua telinganya hingga ia melolong dan menjerit kesakitan dengan jeritan yang dapat didengar oleh para semua makhluk kecuali jin
dan manusia. Sumber: Kitab Hadis Sunan Abu Dawud.

B.  Yaumul Ba'ats dan Dalilnya¡
Pernahkan kamu melihat benih kecil yang tumbuh diatas tanah? Begitulah kelak Allah Swt. akan membangkit-kan kembali seluruh manusia yang telah mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinama-kan yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats adalah hari dibangkit-kannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menuju ke padang mahsyar. Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur. Adapun keadaan mereka bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan mereka pada waktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الأجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ 
Artinya : 
Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 
 


Karena kesombongannya, sebagian orang tidak mau percaya tentang kejadian hari akhir. Orang-orang seperti ini kelak akan tercengang, menyesal, malu, lantas menundukkan kepala mereka dengan lesu. Mereka merasa kebingungan dan sangat panik karena tidak pernah menduga hal semacam ini akan terjadi. Orang-orang yang ingkar semacam ini diibaratkan Allah Swt. seperti belalang yang beterbangan ke sana kemari karena cemas, panik, dan bingung. Pandangan mereka tertunduk dan ketika mereka keluar dari kuburan, mereka panik seperti belalang yang beterbangan serta meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya.

C. Yaumul Mahsyar dan Dalilnya.
Pada yaumul mahsyar ini pula manusia menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal saleh mereka merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat dan kerusakan ketika hidup di dunia akan menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih serta penuh dengan penyesalan. Penyesalan hanyalah tinggal penyesalan karena segalanya sudah terjadi. Pada hari itu orang yang tidak beriman sungguh telah putus harapannya karena pertolongan Allah Swt. sudah tidak mungkin lagi datang kepadanya. Sebaliknya bagi orang-orang yang beriman penantiannya di Padang Mahsyar adalah penantian yang penuh harapan akan pertolongan Allah Swt. Ketika seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, mereka menunggu pengadilan dari Allah Swt. Bagaimana gambaran Padang Mahsyar? Padang Mahsyar sendiri digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai tanah lapang berwarna putih bersih dan tidak ada tempat untuk berteduh maupun pepohonan. Di Padang Mahsyar inilah Allah Swt. akan mengadili manusia dengan seadil adilnya. sebagaimana firman Allah, SWT dalam (QS. az-Zumar/39:69).

وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ 

Artinya : Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. 

Seluruh manusia ketika berada di Padang Mahsyar merasa sangat cemas. Orang yang banyak beramal baik merasa cemas apakah amal kebaikannya diterima Allah Swt. Sebaliknya orang yang berbuat jahat merasa cemas dan takut apakah perbuatannya itu akan diampuni oleh Allah Swt. Pengadilan Allah Swt. di Padang Mahsyar ini juga menentukan, apakah manusia akan selamat dan masuk surga dengan penuh kebahagiaan atau akan masuk neraka.

D. Yaumul Miizan dan Yaumul Hisab serta Dalilnya.

Arti kata Miizan adalah timbangan, sedangkan Hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini, yaitu Yaumul Miizan  dan Yaumul Hisab memiliki makna yang hampir sama maknanya.
Dengan demikian, yaumul mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya masing-masing. Yaumul Miizan ini disebut juga dengan Yaumul Hisab, yaitu hari diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan menerima balasannya masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt. Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang. Bagi mereka yang timbangan amal baiknya lebih berat akan mendapatkan balasan yang memuaskan, sedangkan bagi mereka yang timbangan amal baiknya lebih ringan akan mendapatkan balasan neraka hawiyah, yaitu neraka yang panas.
Firman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zalzalah/99 ayat 7 dan 8.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ 

Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. 

Pada hari perhitungan amal manusia, akan diperlihatkan kepadanya semua perbuatannya selama hidup di dunia. Ketika ia melihat amal baiknya, dia akan merasa senang. Sebaliknya, ketika melihat amal buruknya, dia akan menyesal. Firman Allah Swt.:

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ 

Artinya : Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. 

Rasulullah saw. menjelaskan bahwa perkara yang pertama kali akan diperhitungkan adalah salat seseorang. Bila seseorang tidak pernah meninggalkan salat dan salat itu dilaksanakan dengan khusyu, dia akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. 

Amal baik dan amal buruk manusia kelak akan ditimbang di neraca keadilan. Inilah yang disebut dengan Yaumul mizan. Yaumul mizan merupakan hari ditimbangnya amal perbuatan manusia dari yang terkecil sampai yang terbesar. Seluruhnya akan terlihat dan tidak ada
yang luput dari perhitungan. Perbuatan baik meskipun hanya seberat atom akan ada balasannya, begitu pula perbuatan jahat walaupun seberat atom juga akan ada balasannya.
Berbahagialah orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

Mereka akan mendapatkan timbangan yang berat untuk amal salehnya dan mereka juga akan memperoleh kebahagi Sumber Referensiaan di akhirat. Di akhirat sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya akan mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak sekali ayat al-Qur'an yang menyatakan betapa meruginya orang yang ketika di dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan mendapatkan siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas perbuatan jahatnya itu.

Saturday, September 4, 2021

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

 


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE 1)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
       Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
  • Beriman kepada hari akhir

  • Menunjukkan perilaku mawas diri sebagai implementasi pemahaman iman kepada hari akhir

  • Memahami penjelasan mengenai iman kepada hari akhir.

B. Pendahuluan (15 menit)

1. Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi :           Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.

2. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan                 ditempuh,


B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Inti (90 Menit)


A. KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.


B. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.


C. COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.


D. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.


E. CREATIVITY (KREATIVITAS)

Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Pengertian Iman Kepada Hari Akhir. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.


Penutup (15 menit)

1. Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

2. Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.


C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

@ Penilaian yang akan dilakukan diantaranya penilaian skala sikap, penilaian “Membaca dengan Tartil”, penilaian tes uraian serta penilaian diskusi.



BAHAN AJAR KE 1

(Menunjukkan perilaku mawas diri sebagai implementasi pemahaman iman kepada hari akhir)

(Memahami penjelasan mengenai iman kepada hari akhir)


Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Umat Islam harus percaya dan yakin bahwa hari akhir itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah Swt. Sebagaimana banyak penjelasan dalam ayat Al-Qur'an salah satu diantaranya Perhatikan firman Allah Swt. berikut:

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur” (Q.S. al-¦hajj/22:7). 1. Pengertian Hari Akhir Pengertian iman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati, bahwa hari kiamat itu pasti akan tiba, yang ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil kemudian diikuti oleh kehancuran alam semesta beserta segala isinya. Iman kepada hari akhir itu merupakan rukun iman yang ke 5.

Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan. Seluruh manusia menjadi panik. Mereka berlari pontang-panting dan tidak sempat mengenali lagi sanak saudaranya. Semua ingin menyelamatkan diri, namun akhirnya semuanya mati, hancur, dan menghadap Ilahi. Tidak hanya manusia yang mati, seluruh tumbuhan, hewan, kuman, bakteri, virus, jin, dan syaitan juga mengalami kematian. Maha Besar Allah atas segala kuasanya.


2. Gambaran Keadaan Hari Akhir

1. Ditiup sangkakala oleh malaikat Isrofil, kemudian diikuti kehancuran alam semesta beserta segala isinya (Lihat QS Az Zumar ayat 68).

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُون

Artinya : Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu.

2. Manusia pada bingung bagai anai-anai bertebaran, gunung berhamburan bagai kapas ditiup angin. (lihat QS AI-Qori'ah).

يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ

Artinya : Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,

وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ

Artinya : dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 

3.Bumi diguncang dengan goncangan yang hebat, bumi mengeluarkan segala isi perutnya (Lihat QS Al-Zalzalah). 

  إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ زِلْزَالَهَا

Artinya : Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

 4.Langit terpecah-pecah, matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, lautan meluap dan airnya panas (Lihat QS Al-Muzammil : 18).

السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولا
Artinya : Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janjiNya itu pasti terlaksana. 

5. Allah melipat langit dengan tangan kanannya, melipat bumi dengan kiriNya (HR Bukhari Muslim), dan masih banyak lagi ayat-ayat maupun hadis nabi yang menggambarkan kedahsyatan hari kiamat itu.

3. Kehidupan Dunia Hanyalah Sementara.

Banyak ayat maupun hadits nabi yang menerangkan, bahwa kehidupan dunia ini sifatnya fana, sementara, dan suatu saat akan binasa. Sedangkan kehidupan akhirat itu abadi. Oleh sebab itu kita hendaknya memanfaatkan kehidupan yang sementara ini untuk melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama. Kita mencari bekal yang cukup untuk kehidupan akhirat. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al- Hadid : 20.

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya : ’’Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.’’ 

4. Kiamat Kubra dan kiamat Sugra Kiamat dibagi menjadi 2, yaitu: 
a.Kiamat kubra artinya kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam raya dan isinya. 
b.Kiamat Sugra artinya kiamat kecil, yaitu peristiwa matinya seseorang dan rusaknya sebagian alam semesta seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, gempa bumi, dan sebagainya. 

5. Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan hari akhir. 
1.Alam Barzah (Yaumul Barzakh), yaitu alam kubur, di mana semua manusia setelah mati akan masuk ke alam kubur, seraya menunggu datangnya hari kiamat. 

2.Yaumul Ba'ats, yaitu setelah datangnya hari kiamat, semua manusia akan dibangkitkan kembali. Keadaan manusia pada waktu itu berbeda-beda, sesuai dengan amalannya pada waktu hidup di dunia.

3.Yaumul Mahsyar, yaitu tempat yang amat luas, di mana manusia berkumpul menerima pengadilan dari Allah SWT. 

4.Yaumul Mizan atau Yaumul Hisab, yaitu hari di mana amal manusia akan ditimbang, atau dihitung, untuk menentukan akan masuk surga atau neraka. Orang yang timbangan amal kebaikannya lebih banyak akan masuk ke surga, sedang yang lebih banyak amal keburukannya akan masuk ke neraka.

6.Tanda-tanda Hari Kiamat Tanda-tanda kiamat dibagi menjadi 2 antara lain, yaitu: 

A. Tanda kecil antara lain: 
1.hamba sahaya perempuan dikawini tuannya; 
2.ilmu agama sudah dianggap tidak penting; 
3.tersebarnya perzinaan; 
4.minum-minuman keras merajalela; 
5.fitnah muncul dimana-mana 

B. Tanda besar, yaitu apabila kiamat sudah sangat dekat antara lain: 
1.matahari terbit dari arah barat; 
2.munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara; 
3.keluarnya imam mahdi; (siapa imam mahdi itu?) 
4.keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj; 

Friday, September 3, 2021

"HUKUM APAKAH KEHARUSAN DALAM MENYEBUTKAN MAHAR AKAD NIKAH"

Penjelasan :

Pemberian mahar (mas kawin) dari mempelai pria kepada mempelai wanita adalah salah satu kewajiban dalam pernikahan, hanya saja penyebutan mahar dalam akad nikah tidak menjadi syarat sahnya pernikahan, karena mahar bukan merupakan rukun dalam akad nikah, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab fiqih rukun nikah hanya ada lima, yaitu sighat (ijab kabul), mempelai wanita (zaujah), mempelai pria (zauj), wali nikah dan dua saksi. 

Tidak disyariatkannya menyebutkan mahar saat akad nikah telah disepakati oleh semua ulama' ahli fiqih berdasarkan firman Allah ;

لَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً

"Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-isteri kamu sebelum kamu menggauli mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya". (Al-Baqarah : 236).

Ayat diatas menjelaskan bahwa perceraian dihukumi sah meskipun tanpa menyebutkan mahar, dan perceraian hanya ada dalam pernikahan yang sah, berarti nikah yang dilakukan tanpa menyebutkan mahar dihukumi sah.

Meski menyebutkan mahar hukumnya tidaklah wajib, namun disunatkan untuk menyebutkan mahar pada saat akad nikah, sebab nabi tidak pernah melaksanakan akad nikah tanpa menyebutkan mahar dan agar terhindar dari perselisihan antara kedua belah pihak mengenai maharnya. Karena itulah menurut Imam Al-Mawardi dan Imam Al-Mutawalli dan ulama'-ulama' tidak menyebutkan mahar saat akad nikah hukumnya makruh. Wallahu a'lam.


Referensi :

1.Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz : 39 Hal : 151-152

2.Roudlotut Tholibin, Juz : 7 Hal : 249

3.Al-Fiqhul Manhaji, Juz : 4 Hal : 55

4.Nihayatul Muhtaj, Juz : 6 Hal : 335

Ibarot :

Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz : 39 Hal : 151-152

حكم ذكر المهر في عقد النكاح

3 - المهر واجب في كل نكاح لقوله تعالى: {وأحل لكم ما وراء ذلكم أن تبتغوا بأموالكم} فقد قيد الإحلال به ؛ إلا أن ذكر المهر في العقد ليس شرطا لصحة النكاح فيجوز إخلاء النكاح عن تسميته باتفاق الفقهاء لقوله تعالى: {لا جناح عليكم إن طلقتم النساء ما لم تمسوهن أو تفرضوا لهن فريضة} حكم بصحة الطلاق مع عدم التسمية؛ ولا يكون الطلاق إلا في النكاح الصحيح وروي أن ابن مسعود رضي الله عنه سئل عن رجل تزوج امرأة ولم يفرض لها صداقا ولم يدخل بها حتى مات؛ فقال ابن مسعود: لها مثل صداق نسائها لا وكس ولا شطط وعليها العدة ولها الميراث؛ فقام معقل بن سنان الأشجعي فقال: قضى رسول الله صلى الله عليه وسلم في بروع بنت واشق امرأة منا مثل ما قضيت ؛ ولأن القصد من النكاح الوصلة والاستمتاع دون الصداق فصح من غير ذكره كالنفقة. وصرح الشافعية والحنابلة أنه يستحب سمية المهر للنكاح؛ لأنه صلى الله عليه وسلم لم يخل نكاحا عنه؛ ولأنه أدفع للخصومة

Roudlotut Tholibin, Juz : 7 Hal : 249

قال الأصحاب: ليس المهر ركنا في النكاح، بخلاف المبيع والثمن في البيع ; لأن المقصود الأعظم منه الاستمتاع وتوابعه، وهو قائم بالزوجين، فهما الركن، فيجوز إخلاء النكاح عن تسمية المهر، لكن المستحب تسميته ; لأنه أقطع للنزاع

Al-Fiqhul Manhaji, Juz : 4 Hal : 55

النكاح أركان خمسة: وهي: صيغة، وزوجه، وزوج، وولي، وشاهدين

Nihayatul Muhtaj, Juz : 6 Hal : 335

تسن تسميته في العقد) " لأنه - صلى الله عليه وسلم - لم يخل نكاحا منه " ولئلا يشبه نكاح الواهبة نفسها له - صلى الله عليه وسلم -، ولأنه أدفع للخصومة، وإنما لم يجب لأن الغرض الأعظم الاستمتاع ولواحقه وذلك يقوم بالزوجين فهما كالركنز –إلى أن قال- (ويجوز إخلاؤه منه) أي من تسميته إجماعا لكن مع الكراهة كما صرح به الماوردي والمتولي وغيرهما


Salam Hormat 

Penulis

Thursday, September 2, 2021

KITAB MENJELASKAN HUKUM ZAKAT


 محمد ابن قاسم بن محمد الغزي ابن الغرابيلي أبو عبد الله شمس الدين

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُـــــمَّ صَلّ وَسَلّم وَبَرِك عَلَی سَيّـــــدِنَا مُحَمَّـــــد وَعَلَی آلِه وَصَحبِهِ وَسَلّــــــم، رَبِّ زِدْنِـي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا وَاجْعَلْنِي مِنَ الصَّالِحِــــــيْنَ، اَلّلهُمَ اِنّي اسأَلُكَ عِلمًا نَافِــعًا، سُبْحٰــنَكَ لَا عِلْـمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ  اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِـــــــيْمُ

┈┈┈┈┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈┈┈┈┈

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : *من يرد الله به خيرًا يفقهه في الدين


كتاب أحكام الزكاة

KITAB MENJELASKAN HUKUM HUKUM ZAKAT

وهي لغة النماء، وشرعاً اسم لمال مخصوص يؤخذ من مال مخصوص على وجه مخصوص يصرف لطائفة مخصوصة 

A. DEFINISI ZAKAT

Zakat secara Bahasa adalah berkembang.. Dan secara syara’ adalah nama harta tertentu yang diambil dari harta tertentu dengan cara tertentu dan diberikan pada golongan tertentu.

(تجب الزكاة في خمسة أشياء وهي المواشي) ولو عبر بالنعم لكان أولى لأنها أخص من المواشي، والكلام هنا في الأخص (والأثمان) وأريد بها الذهب والفضة (والزروع) وأريد بها الأقوات (والثمار وعروض التجارة) وسيأتي كل من الخمسة مفصلاً

Zakat wajib dilakukan di dalam lima perkara, Lima perkara tersebut adalah hewan ternak, Seandainya mushannif mengungkapkan dengan bahasa “an na’am” maka hal itu lebih baik karena bahasa “النعم” itu lebih khusus cakupannya daripada bahasa “المواشي” dan pembahasan di sini yang pertama adalah di dalam binatang ternak yang lebih khusus.

Dan yang kedua الأثمان (mata uang) Yang dikehendaki dengan الأثمان adalah emas dan perak.

Dan yang ke tiga الزروع (hasil pertanian) Yang dikehendaki dengan الزروع adalah bahan makanan penguat badan (makanan pokok).

Dan yang keempat dan kelima buah buahan dan barang dagangan, Masing-masing dari kelimanya akan dijelaskan secara terperinci.

Allah تعالى Berfirman : 

وَأَقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرّٰكِعِينَ

"Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk" (QS. Al-Baqarah 2 : 43)

خُذْ مِنْ أَمْوٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ  ۖ إِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ  ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui" (QS. At-Taubah 9 : 103).

وَمَآ ءَاتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

"Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)" (QS. Ar-Rum 30 : 39).

 (فأما المواشي فتجب الزكاة في ثلاثة أجناس منها وهي الإبل والبقر والغنم) فلا تجب في الخيل والرقيق والمتولد مثلاً بين غنم وظباء

1. ZAKAT BINATANG TERNAK

Adapun binatang ternak, maka wajib mengeluarkan zakat di dalam tiga jenis darinya yaitu unta, sapi dan kambing, Maka tidak wajib mengeluarkan zakat di dalam kuda dan binatang yang lahir semisal dari hasil perkawinan kambing dan kijang..

Syarat wajib zakat ternak ada enam perkara, Dalam sebagian redaksi matan diungkapkan dengan bahasa “ enam khishal "ست خصال"

(وشرائط وجوبها ستة أشياء) وفي بعض نسخ المتن ست خصال (الإسلام) فلا تجب على كافر أصلي، وأما المرتد فالصحيح أن ماله موقوف، فإن عاد إلى الإسلام وجبت عليه وإلا فلا (والحرية) فلا زكاة على رقيق، وأما المبعض فتجب عليه الزكاة فيما ملكه ببعضه الحر. (والملك التام) أي فالملك الضعيف لا زكاة فيه كالمشتري قبل قبضه لا تجب فيه الزكاة، كما يقتضيه كلام المصنف تبعاً للقول القديم، لكن الجديد الوجوب (والنصاب والحول) فلو نقص كل منهما فلا زكاة (والسوم) وهو الرعي في كلأ مباح فلو علفت الماشية معظم الحول فلا زكاة فيها، وإن علفت نصفه فأقل قدراً تعيش بدونه بلا ضرر بين وجبت زكاتها وإلا فلا

Syarat wajib zakat ternak ada enam perkara, Dalam sebagian redaksi matan diungkapkan…

ZAKAT HEWAN TERNAK

(فصل): وأول نصاب الإبل خمس وفيها شاة.. أي جذعة ضأن لها سنة ودخلت في الثانية أو ثنية معز لها سنتان، ودخلت في الثالثة وقوله

Awal Nishab Unta

(Fasal) permulaan nisab unta adalah lima ekor, dan didalamnya wajib mengeluarkan satu ekor kambing, maksudnya kambing jadz’atudla’nin yang telah berusia satu tahun dan menginjak usia dua tahun, atau kambing tsaniatu ma’zin yang telah berusia dua tahun dan menginjak usia tiga tahun.


(وفي عشر شاتان وفي خمسة عشر ثلاث شياه وفي عشرين أربع شياه وفي خمس وعشرين بنت مخاض) من الإبل (وفي ست وثلاثين بنت لبون وفي ست وأربعين حقة وفي إحدى وستين جذعة وفي ست وسبعين بنتاً لبون وفي إحدى وتسعين حقتان وفي مائة وإحدى وعشرين ثلاث بنات لبون) الخ. ظاهر غني عن الشرح وبنت المخاض لها سنة، ودخلت في الثانية وبنت لبون لها سنتان، ودخلت في الثالثة والحقة لها ثلاث سنين، ودخلت في الرابعة، والجذعة لها أربع سنين ودخلت في الخامسة وقوله (ثم في كل) أي ثم بعد زيادة التسع على مائة وإحدى وعشرين، وزيادة عشر بعد زيادة التسع، وجملة ذلك مائة وأربعون يستقيم الحساب على أن في كل (أربعين بنت لبون وفي كل خمسين حقة) ففي مائة وأربعين حقتان وبنت لبون، وفي مائة وخمسين ثلاثة حقاق، وهكذا


Perkataan pengarang, “di dalam sepuluh ekor unta wajib mengeluarkan dua kambing.. Di dalam lima belas ekor wajib mengeluarkan tiga ekor kambing. Di dalam dua puluh ekor unta wajib mengeluarkan empat ekor kambing. Di dalam dua puluh lima ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta bintu makhad.. Di dalam tiga puluh enam ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor bintu labun.. Di dalam empat puluh enam ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta hiqqah.. Di dalam enam puluh satu ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta jadz’ah.. Di dalam tujuh puluh enam ekor unta wajib mengeluarkan dua ekor unta bintu labun.. Di dalam sembilan puluh satu ekor unta wajib mengeluarkan dua ekor unta hiqqah.. Dan di dalam seratus dua puluh satu ekor unta wajib mengeluarkan tiga ekor unta bintu labun” dan sampai akhir, itu sudah jelas dan tidak butuh untuk disyarahi / dijelaskan lagi..

- Bintu makhadh adalah unta yang berusia satu tahun dan menginjak usia dua tahun..

- Bintu labun adalah unta berusia dua tahun dan menginjak usia tiga tahun...

- Hiqqah adalah unta berusia tiga tahun dan menginjak usia empat tahun...

- Jadz’ah adalah onta berusia empat tahun dan menginjak usia lima tahun...


Dan perkataan mushannif “kemudian di dalam setiap empat puluh ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta bintu labun. dan setiap lima puluh ekor unta wajib mengeluarkan satu unta hiqqah”, maksudnya adalah kemudian setelah bertambah sembilan ekor unta dari jumlah seratus dua puluh satu, dan setelah sembilan ekor tersebut bertambah sepuluh ekor unta lagi sehingga jumlahnya menjadi seratus empat puluh ekor unta, maka hitungannya menjadi pasti, yaitu setiap hitungan empat puluh ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta bintu labun, dan setiap hitungan lima puluh ekor unta wajib mengeluarkan satu ekor unta hiqqah.. Maka di dalam seratus empat puluh ekor unta wajib mengeluarkan dua ekor unta hiqqah dan satu ekor unta bintu labun. dan di dalam seratus lima puluh ekor unta wajib mengeluarkan tiga ekor unta hiqqah.. Dan begitu seterusnya.

(فصل): وأول نصاب البقر ثلاثون فيجب فيها. وفي بعض النسخ وفيه أي النصاب (تبيع) ابن سنة ودخل في الثانية سمي بذلك لتبعيته أمه في المرعى، ولو أخرج تبيعة أجزأت بطريق الأولى (و) يجب (في أربعين مسنة) لها سنتان ودخلت في الثالثة، سميت بذلك لتكامل أسنانها، ولو أخرج عن أربعين تبيعين أجزأ على الصحيح. (وعلى هذا أبداً فقس) وفي مائة وعشرين ثلاث مسنات أو أربعة أتبعة

Nishab Zakat Sapi

(Fasal) permulaan nishab sapi adalah tiga puluh ekor, Dan didalamnya wajib mengeluarkan satu ekor sapi tabi’, yaitu anak sapi yang berusia satu tahun dan menginjak usia dua tahun.. Dalam sebagian redaksi menggunakan bahasa “didalam satu nishab tersebut” Disebut tabi’ yang mempunyai arti yang mengikuti, karena ia mengikuti induknya di tempat penggembalaan.. Seandainya sang pemilik mengeluarkan zakat berupa sapi tabi’ betina, maka hal itu lebih mencukupi.. Di dalam empat puluh ekor sapi, wajib mengeluarkan satu ekor sapi musinnah yang berusia dua tahun dan menginjak usia tiga tahun.. Disebut musinnah karena gigi-giginya sudah sempurna, Seandainya sang pemilik mengeluarkan zakat berupa dua ekor sapi tabi’ dari empat puluh ekor sapi, maka hal itu telah mencukupi menurut pendapat ash shahih, Dan pada hitungan inilah, samakanlah selama-lamanya. Di dalam seratus dua puluh ekor sapi, wajib mengeluarkan tiga ekor sapi musinnah atau empat ekor sapi tabi’.

(فصل): وأول نصاب الغنم أربعون وفيها شاة جذعة من الضأن أو ثنية من المعز وسبق بيان الجذعة والثنية.. وقوله (وفي مائة وإحدى وعشرين شاتان وفي مائتين وواحدة ثلاث شياه وفي أربعمائة أربع شياه ثم في كل مائة شاة) الخ ظاهر غني عن الشرح

Nisab Zakat Kambing

(Fasal) permulaan nishab kambing adalah empat puluh ekor, Dan di dalamnya wajib mengeluarkan satu ekor kambing jadza'ah dari jenis kambing domba atau satu ekor kambing tsaniyah dari jenis kambing kacang. Dan telah dijelaskan pengertian dari jadz’ah dan tsaniyah.. Perkataan mushannif “ di dalam seratus dua puluh satu ekor kambing, wajib mengeluarkan dua ekor kambing. Di dalam dua ratus satu ekor kambing, wajib mengeluarkan tiga ekor kambing.. Dan di dalam empat ratus empat ekor kambing, wajib mengeluarkan empat ekor kambing. Kemudian di dalam setiap seratus ekor kambing, wajib menambah satu ekor kambing” Sampai akhir perkataan beliau, itu sudah jelas dan tidak perlu penjelasan lagi..

┈┈┈━━━━✨🌹🕊️━━━━┈┈┈


 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes