BREAKING NEWS

Watsapp

Friday, September 10, 2021

KULTUM DUHA PEMBAHASAN MATERI FIQIH

JUM'AT,... SEPTEMBER 2021

PERTEMUAN 2

HAFALKAN

LALU MEMBUAT VIDEO 

dengan Judul PEMBAHASAN FIQIH

ASSALAMU'ALAIKUM. WR.WB,

HAMDALAH DAN SHOLAWAT.

SELANJUTNYA SAYA AKAN MENYAMPAIKAN  PEMBAHASAN FIQIH  MULAI DENGAN

Definisi fiqih: FIQIH   adalah pengetahuan tentang beberapa hukum syari'at yang dilakukan dengan mengambil  dalil-dalil hukum yang terperinci.

Pembahasan fiqih adalah pekerjaan orang-orang mukallaf.

Faedah mempelajari fiqih adalah untuk melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah.

Masalah-masalah fiqih adalah kajian beberapa keputusan yang akan disebutkan di dalamnya.

Sumbernya Fiqih adalah hasil karya ulama mujtahid tentang keputusan hukum dari al- Qur'an, hadits, ijma dan qiyas. 

Hukum mempelajari fiqih adalah wajib Ain bagi (individu) baik laki laki maupun perempuan.             

Hukum mempelajari  llmu Fiqih  tergantung pada amal perkara yang menjadikan sahnya ibadah, transaksi dan nikah.

Wajib kifayah mempelajari fiqih pada perkara yang lebih dari wajib ain sampai pada derajatnya fatwa.

Sunnah dalam fiqih pada perkara yang lebih dari Wajib kifayah untuk tuntutan dalam melakukan perbuatan yang dipandang baik. 

Hubungan fiqih pada ilmu-ilmu yang lain  dicemburuinya pada beberapa ilmu.

Keutamaan fiqih  adalah mengunggulinya atas ilmu-ilmu yang lain dalam memperdalam pemahaman agama yang merupakan perintah Allah dan Rasulnya. Sehingga ahli fiqih lebih utama daripada ahli ibadah.

Pengarang fiqih  adalah beberapa para  pemimpin yang ahli ijtihad yang telah memenuhi syarat keilmuan keilmuan mereka,  disebutnya sebagai para ulama mujtahid. 

Demikian apa yang saya sampaikan semoga bermanfaat khususnya untuk diri saya sendiri umumnya untukmu para pendengar🤲🤲🤲 assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.


HASIL CHELSE KELAS 7 F YANG TELAH MEMBUAT VIDIO CLIK DISINI

Tuesday, September 7, 2021

MENYELAMATKAN KESELAMATAN UMMAT MANUSIA

 


Senin, 06 September 2021 M/ 28 Muharram 1443 H.

Oleh : AHMAD HASANUDDIN HR.

"Dengan Menyelamatkan Satu Nyawa Manusia, Seakan-Akan Telah Menyelamatkan Seluruh Nyawa Manusia".

(Sebuah Apresiasi Untuk Para Nakes Dan Relawan Penanganan Covid-19)

Salah satu dari tujuan dasar syari'at Islam yang mulia adalah memelihara keselamatan jiwa (Hifdz An-Nafs) (Rowa'i'ul Bayan, Tafsir Ayatul Ahkam. Juz. II. hal. 52).

Begitu pentingnya memelihara keselamatan jiwa ini dalam syari'at Islam, sehingga orang-orang yang berupaya dan berjuang untuk menyelamatkan kehidupan seseorang memperoleh penghargaan pahala yang begitu besar di sisi Allah تعالى:

"Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia." (QS. Al-Ma'idah (5) : 32).

Meskipun ayat ini Allah tetapkan bagi kaum Bani Israil di dalam kitab Taurat, tapi ayat ini pun berlaku bagi umat Nabi Muhammad.صلى الله عليه وسلم

Sulaiman bin 'Ali Ar-Roba'iy bertanya kepada Al-Hasan: "Apakah ayat ini juga untuk kita wahai Abu Sa'id, sebagaimana untuk kaum Bani Israil?" Maka Al-Hasan menjawab: "Iyah! Demi Dzat Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Sebagaimana ayat ini untuk kaum Bani Israil..." (Tafsir Ibnu Katsir. Juz. II. hal. 585)

Menurut imam Mujahid, yang dimaksud dengan memelihara kehidupan seorang manusia (ومن احياها)  ya'ni; " Menyelamatkannya dari tenggelam, atau kebakaran atau dari sesuatu yang bisa menyebabkan kematian seseorang." (Tafsir Ibnu Katsir. Juz. II. hal. 585).

Syekh Nawawi Al-Bantani, menafsirkan ayat tersebut dengan; "Ya'ni, siapa orang yang menyelamatkan satu jiwa dari perkara-perkara yang bisa menimbulkan kematian, seperti; (menyelamatkan) dari kebakaran, dari tenggelam, dari kelaparan yang melampaui batas, dan dari cuaca dingin dan panas yang juga melampaui batas" (Marohul Lubaid Tafsir An-Nawawie. Juz. I. hal. 201).

Menurut Ahmad As-Showi, tafsir ayat tersebut ialah: "Yakni, orang-orang yang menjadi sebab bagi tetapnya kehidupan jiwa seseorang, baik dengan cara mencegah orang yang akan membunuh orang itu dari membunuhnya, atau dengan cara memberi makan orang itu (yang kelaparan) dan menyelamatkan jiwa orang itu dari segala bentuk sebab yang bisa menimbulkan kematian." (Hasyiyah As-Showi 'ala Tafsir Jalalain. Juz. I. hal. 280).

Sahabat-Sahabat رحمكم الله

Ditengah terjadinya pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, dan sudah cukup banyak korban yang meninggal akibat terpapar Covid-19 ini, para Nakes dan Relawan penanganan Covid-19, menjadi garda terdepan untuk berjuang dan berupaya tanpa kenal waktu dan tanpa mengenal rasa lelah demi menyelamatkan nyawa rakyat negeri ini dari pandemi Covid-19. 

Sudah selayaknya mereka mendapat apresiasi yang setinggi-tingginya atas jerih payah  perjuangan dan upaya yang telah mereka lakukan demi menyelamat kan kehidupan manusia.

Mari teruslah semangat untuk berjuang dan berupaya  wahai para Nakes dan Relawan penanganan Covid-19. Jerih payah  saudara-saudaraku untuk menyelamatkan kehidupan seorang manusia begitu berharga nilainya di sisi Allah سبحانه و تعالى; 

"Pahalanya Seakan-Akan Telah Memelihara Kehidupan Semua Manusia." 💪💪💪👍👍👍

"Semoga Allah selalu melimpahkan perlindungan dan keselamatan-Nya kepada para nakes dan relawan penanganan Covid-19 beserta keluarga mereka dan juga kepada kita semua, Dan semoga Pandemi Ini segera diangkat dan dihilangkan oleh Allah سبحانه وتعالى, Sehingga aktifitas kehidupan secara normal bisa segera kembali terwujud seperti yang  kita dambakan ."

امين يارب العالمين

والله أعلم بالصواب

-اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

-اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

-اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد 

Semoga Bermanfaat.

Aamiin....


Sunday, September 5, 2021

SOAL ULANGAN HARIAN PAI BAB I . DENGAN ILMU PENGETAHUAN SEMUA JADI LEBIH MUDAH

DENGAN ILMU PENGETAHUAN SEMUA JADI LEBIH MUDAH

 


I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :

  • memahami Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 dan mempraktekkannya di depan kelas.

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-3

Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11.

Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti (90 Menit)


A. KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11.


B. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11.


C. COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11.


D. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.


E. CREATIVITY (KREATIVITAS)

Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Hukum bacaan mad dalam Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.


Penutup (15 menit)

1. Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

2. Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.


III. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

  • Penilaian Skala Sikap

  • Penilaian “Membaca dengan Tartil”

  • Penilaian Diskusi 


DENGAN ILMU PENGETAHUAN SEMUA JADI LEBIH MUDAH

 


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN KE 2

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
@ memahami Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11.

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan (15 menit)

1. Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.

2. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti

(90 Menit)


I. KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.

II. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu

III. COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.

IV. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.

V. CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Makna Q.S. ar-Rahmān/55:33 dan Q.S. al-Mujādalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.

Penutup (15 menit)

1. Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

2. Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

III. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
  • Penilaian Skala Sikap

  • Penilaian “Membaca dengan Tartil”

  • Penilaian Diskusi 

DENGAN ILMU PENGETAHUAN SEMUA JADI LEBIH MUDAH

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 1

Surat Ar Rahman ayat 33 adalah ayat yang memotivasi untuk menuntut ilmu dan mengembangkan teknologi. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan makna Ar Rahman ayat 33.

Surat Al Mujadalah ayat 11 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya.

NASEHAT UNTUK ANAK-ANAKKU

🌷Jangan Menjadi Penuntut Ilmu yang Angkuh dan Sombong🌷

Oleh: Ayip Zaenal Aripin

Sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita telah mengetahui bahwa salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan harta dan ketamakan terhadap dunia. Akan tetapi, sedikit dari kita yang mengetahui bahwa setan juga menyesatkan manusia melalui ilmu. Yaitu dengan membuat pemilik ilmu tersebut menjadi angkuh, sombong, dan merendahkan manusia karena merasa sudah berilmu. Umumnya ditunjukkan dengan sifat yang keras, hobi berdebat kusir, dan banyak membicarakan kesalahan orang lain secara tidak bijak.

Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata,

إن للعلم ظغيانا كطغيان المال

“Sesungguhnya ilmu memiliki keangkuhan sebagaimana keangkuhan harta.” (an-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi, hal. 185)


Bisa jadi banyak manusia yang tahu bahwa harta adalah fitnah terbesar umat Islam dan membuat pemiliknya menjadi sombong. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)

Demikian juga dengan ilmu, dapat membuat pemiliknya menjadi sombong dan angkuh. Perhatikanlah perkataan yang dinukil oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berikut,

“Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibil ‘Ilmi, hal. 79)

Hendaknya kita tidak sombong hanya karena memiliki ilmu, karena kita tidak layak mensucikan diri sendiri lalu merendahkan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)

Salah satu cara agar terhindar dari sifat sombong adalah berusaha melihat orang lain lebih baik dari kita. ‘Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata,

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku.‘ Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka dia sebenarnya lebih baik dariku.‘ Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 226)


Demikian, semoga bermanfaat.


🌸🍀


Penyusun: NS

Artikel: kehidupan

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes