BREAKING NEWS

Watsapp

Thursday, June 13, 2024

"Apakah menafikan hukum membutuhkan dalil?

 البحر المحيط في علم أصول الفقه للزركشي -

الجزء : ٦.                صحيفة : ٣٢.


النافي هل يلزمه الدليل ...؟

المثبت للحكم يحتاج للدليل بلا خلاف ، وأما النافي فهل يلزمه الدليل على دعواه...؟ فيه مذاهب ، أحدها نعم ، وجزم به القفال والصير في واختاره ابن الصباغ وابن السمعاني ............ إلى أن قال (بحذف يسير) ، وقال  الماوردي : إنه مذهب الشافعي وجمهور الفقهاء .  

 لا يجوز نفي الحكم  إلا بدليل كما لا يجوز إثباته ، وحكاه الباجي عن الفقهاء والمتكلمين ، وقال القاضي في التقريب : إنه صحيح ، وبه قال الجمهور ، وقال صاحب المصادر : إنه صحيح صحيح . إنتهى مع حذف يسير  .


Artinya :

"Apakah menafikan hukum membutuhkan dalil?


Jawab : 

- Menetapkan hukum itu membutuhkan dalil, tanpa perbedaan.


-Adapun menafikan hukum apakah mengharuskan dalil atas dakwaannya (klaimnya)?  terdapat beberapa pendapat, yang pertama betul (membutuhkan dalil), dan pendapat tersebut dipastikan (dan diikuti) oleh imam qoffal, dan menjadikan yang dipilih oleh ibnu sobbagh, dan ibnu sam'aaniy.... Sampai pada ucapan.... Dengan membuang sedikit. Dan imam al-mawardiy berkata : "bahwa itu adalah madzhab syafi'i dan jumhur ulama ahli fiqh". Tak diperbolehkan menafikan hukum melainkan dengan dalil seperti mana tak diperbolehkan menetapkannya,dan hal tersebut diceritakan oleh imam al-baaji dari para ahli fiqh dan para ahli mutakallim (tauhid), dan imam qodli didalam kitab taqrib berkata : "bahwa hal itu adalah benar". Dan dengan itu pula jumhur 'ulama dan pemilik kitab al-mashodir berpendapat, bahwasanya : "benar".

Tuesday, June 11, 2024

SHOLAT YANG DIPERBAN , BAGAIMANAKAH?

 🌀 *RUMUSAN TJHF*


🗓️. Sabtu,14-01-2023


*Deskripsi*


Assalamualaikum

Mau bertanya


```Ada orang kecelakaan dan tangannya dioperasi. Kemudian digips, dan tidak boleh terkena air```


*Pertanyaan*


1. *Bagaimana cara wudhunya untuk sholat*?

Karena selama di rumah sakit dia tidak sholat, sehingga banyak yang harus diqodho


2. *Semisal dia junub, bagaimana mandi junubnya*?sedangkan tangan tidak boleh terkena air


Sail +62 857-1303-1505


*Jawaban*


1. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagaimana berikut : 

🔹Melakukan wudhu sebagaimana biasa, hingga nyampai pada anggota yang terdapat perban.

🔹Bertayamum pada anggota yang terdapat perban.

🔹Membasuh anggota yang sehat.

🔹Mengusap perban tersebut dengan air.

🔹Menyempurkan sisa dari wudhu nya. 


2. Boleh memilih antara mandi dulu atau tayammum dulu. Namun lebih utama tayammum dulu, baru mandi (meratakan air) pada bagian selain yang diperban.


📌 Catatan :

🔹_Udzur sholat itu ada 4 (empat), yaitu tidur, lupa, jamak dan terpaksa. Sakit tidak termasuk udzur untuk meninggalkan sholat, sehingga sebaiknya walaupun sakit tetap melaksanakan sholat semampunya._

🔹Jika hendak melakukan sholat fardlu lagi misal untuk qodho sholat, maka cukup mengulang tayammumnya saja selama tidak melakukan hal² yang membatalkan wudhu.

🔹Tentang i'adah/qodlo sholat bagi sohibil jabiroh tafshil :

🧷 Jika perban berada di anggota tayammum (wajah dan tangan) maka wajib qodho secara mutlak.

🧷 Jika perban berada diselain anggota tayammum, maka tafshil :

▫️Jika perban hanya menutupi luka maka wajib membasuh anggota yang sehat dan bertayammum sebagai pengganti luka yg tak terbasuh. Qodho tidak wajib.

▫️Jika perban juga menutupi sekitaran luka, maka tafshil :

- Jika plaster menutupi sekitaran luka agar bisa menempel (menutup luka) dan ketika pemasangannya dalam kondisi tidak berhadats kecil/besar maka tidak wajib qodho.

- Namun jika dalam kondisi berhadats atau plesternya melebihi tempat yg dibutuhkan untuk menempel (baik berhadats atau tidak) maka wajib qodho.


*Referensi*


التقريرات السديدة قسم العبادات، ١٥٢

الجبيرة هي ساتر على العضو تمنع وصول الماء إلى البشرة

حكمها ان لم يخش الضرر من نزعها فيجب عليه نزعها وإلا فلا

كيفية وضوء صاحب الجبيرة :

1. يتوضأ حتى يصل الى العضو الذي عليه الساتر

2. يتيمم عن الجريح

3. يغسل الصحيح من العضو

4. يمسح بالماء على الساتر الذي على الجرح

5. يكمل ما بقي من الوضوء

كيفية غسل صاحب الجبيرة: يتخير بين ان يتقدم الغسل اولًا او التيمم , والأفضل تقديم التيمم, ليزيل الغسل اثر التراب

• الحكم اذا أراد ان يصلي فرضا اخر وهو على طهر من قبل:

1. في الوضوء: عليه أن يتيمم فقط عند النووي, وهو المعتمد وعند الرافعي يتيمم ويعيد غسل الأعضاء التي من بعد العضو الذي عليه الساتر

2. في الغسل: يتيمم فقط بالاتفاق

• حكم صلاة صاحب الجبيرة من ناحية القضاء فيه تفصيل:

1. اذا كان الساتر الجبيرة في عضو من أعضاء التيمم الوجه او اليدين يجب عليه القضاء مطلقا لنقض البدل التيمم بالتراب والمبدل منه الوضوء او الغسل بالماء ولعدم وصول احدهما الى ما تحت الساتر

2. واذا كان في غير أعضاء التيمم فنظر :

أ‌. اذا كان الساتر بقدر الجرح فيجب عليه ان يغسل جميع الصحيح ويتيمم عن الجرح ويمسح على الساتر بالتراب ويكون المسح ندبا بالتراب لا واجبا ولا قضاء عليه مطلقا

ب‌. واذا اخذ الساتر من الصحيح قدرا ففيه تفصيل:

1. اذا اخذ من الصحيح قدر الاستمساك ووضعه على طهارة فلا يجب عليه القضاء كذاك

2. اذا أخذ من الصحيح قدرا الاستمساك فقط, ووضعه على غير طهارة أو اخذ من الصحيح زيادة على قدر الاستمساك سواء اوضعه على طهارة ام لا فيجب عليه القضاء في كلتا الحالتين.

• واما اذا لم يكن على الجرح ساتر فيجب عليه ان يغسل الصحيح ويتيمم ولا قضاء عليه مطلقا ولو كان في أعضاء التيمم.


[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ٧٢/١

ومثل الجنب الحائض والنفساء، فالجنب في كلامه إنما هو مثال لا قيد، أي *فله أن يتيمم أولا عن العليل ثم يغسل الصحيح، وله أن يغسل أولا الصحيح من بدنه ثم يتيمم عن العليل، لكن الأولى تقديم التيمم ليزيل الماء أثر التراب.*


التقريرات السديدة قسم العبادات، ١٩٠

اعذار الصلاة أربعة : النوم والنسيان والجمع والإكراه، ومعنى أعذار الصلاة اي انه لا يأثم من أخر الصلاة عن وقتها بان عذر من هذه الأعذار


[النووي ,المجموع شرح المهذب ,2/329]

وقال الْقَاضِي أَبُو الطَّيِّبِ وَأَصْحَابُ الشَّامِلِ وَالتَّتِمَّةِ وَالْبَحْرِ وَالرَّافِعِيُّ هَذَا الْخِلَافُ إذَا كَانَتْ الْجَبِيرَةُ أَوْ اللَّصُوقُ عَلَى غَيْرِ مَحَلِّ التَّيَمُّمِ فَإِنْ كَانَ عَلَيْهِ وَقُلْنَا لَا يَجِبُ التَّيَمُّمُ فَكَذَلِكَ وَإِنْ قُلْنَا يَجِبُ وَجَبَتْ الْإِعَادَةُ قَوْلًا وَاحِدًا لِنُقْصَانِ الْبَدَلِ وَالْمُبْدَلِ وَلَمْ أَرَ لِلْجُمْهُورِ تَصْرِيحًا بِمُخَالَفَةِ هَذِهِ الْجَمَاعَةِ وَلَا بِمُوَافَقَتِهَا لَكِنَّ إطْلَاقَهُمْ يَقْتَضِي أَنْ لَا فَرْقَ هَذَا تَفْصِيلُ مَذْهَبِنَا وَحَكَى ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ لَا إعَادَةَ عَلَيْهِ وَحَكَى الْعَبْدَرِيُّ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَسَائِرِ الْفُقَهَاءِ أَنَّهُ لَا يَجِبُ التَّيَمُّمُ عَلَى صَاحِبِ الْجَبِيرَةِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ


®Sibawaih 2023

Monday, June 10, 2024

PENJELASAN TENTANG HADITS DHOIF

 Gerbang BERKAH 



A). Definisi hadits dloif, sebagai berikut :


نظم الدرر في علم الأثر للإمام السيوطي -

  ص : ٣٧.


هو الذي عن صفة الحسن خلا # وهو على مراتب قد جعل . 


Artinya :

"Hadits dloif adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadits hasan. Hadits dloif juga memiliki beberapa tingkatan".


وابن الصلاح فله تعديد # إلى كثير وهو لا يفيد .


Artinya :

"Ibnu sholah menyebutkan jumlah tingkatan Hadits dloif sampai jumlah yang sangat banyak (1), yang menurut saya penyebutan itu tidak manfa'at (2)". 


منهج ذوى النظر للشيخ محفوظ الترمسي -

  ص : ٤٨.


(1) Bahkan al-Busti ibnu hibban terlalu berlebihan beliau menyebutkan sampai 49 tingkatan.


منهج ذوى النظر للشيخ محفوظ الترمسي -

  ص : ٤٩.


(2) Ibnu hajar mengatakan hal tersebut sangat melelahkan dan hasilnya juga tidak diperlukan.


B). Hadits dloif secara bahasa dan istilah, sebagai berikut :


تيسير مصطلح الحديث -

  ص : ٣٢.


الضعيف تعريفه : لغة : ضد القوي ، والضعف حسي ومعنوي ، والمراد به هنا الضعف المعنوي . اصطلاحا : هو ما لم يجمع صفة الحسن ، بفقد شرط من شروطه .


Artinya :

"Hadits dloif secara bahasa adalah kebalikan dari kuat (yakni lemah), lemah terdapat dua, lemah secara terlihat (hissi) dan kasat mata (ma'nawi), sedangkan yang dikehendaki dalam pembahasan ini adalah lemah secara ma'nawi (yakni kasat mata atau tak terlihat)".


"Secara istilah hadits dloif artinya hadits yang tidak memenuhi syarat dari hadits hasan, dengan tiadanya satu syarat daei beberapa syarat-syaratnya (yakni syaratnya hadits hasan tersebut)".


- Hadits dloif secara istilah menurut referensi lain, sebagai berikut :


الأسئلة السانية على المنظومة البيقونية -

  ص : ٤.


قيل : هو الحديث الذي لم يجتمع فيه صفة قبول الستة .


Artinya :

"Dikatakan hadits dloif, adalah hadits yang tidak memenuhi didalamnya enam syarat diterimanya hadits".


- Penyebutan 6 syarat diterimanya hadits, sebagai berikut :


منهاج النقد في علوم الحديث -

  ص : ٢٨٦.


أحسن ما يعرف به الحديث ، الضعيف هو ما فقد شرطا من شروط الحديث المقبول . وشروط الحديث المقبول ستة هي : عدالة ، الضابط ولو لم يكن تاما ، الإتصال ، فقد الشذوذ ، فقد العلة القادحة ، العاضد عند الإحتياج إليه .


Artinya :

"Lebih baiknya mendefinisikan (mengartikan) hadits dloif adalah, "hadits yang tiada memenuhi satu syarat dari beberapa syarat diterimanya hadits".


- Dan syarat diterimanya hadits itu ada 6 :


1). Sifat 'adilnya rowi.

2). Dhobit, sekalipun tidak sempurna dhobitnya.

3). Muttasilnya sanad.

4). Tiadanya syadz. 

5). Tiadanya 'illat yang menyebabkan cacat.

6). Adanya dukungan hadits lain ketika dibutukan.


------------------------- 


- Yang disebut sifat 'adilnya rowi, sebagai berikut :

 

نيل الأماني في توضيح مقدمة القسطلاني -

  ص : ٣٥.


   Adil secara bahasa adalah istiqomah. Sedangkan secara istilah adalah tabiat atau kemampuan diri yang dengannya seseorang dapat menghindari dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil yang hina dan hal-hal rendahan lain yang legal (boleh). Sebagaimana yang dijelaskan oleh imam ibnu as-Subkiy dalam kitab Jam'ul jawami'nya. Contoh dosa besar adalah zina, Sedangkan contoh dosa kecil yang hina adalah mencuri satu suap makanan misalnya, sedangkan contoh dari pekerjaan yang legal adalah makan dipasar, berjalan tanpa memakai penutup kepala (peci).


- Yang disebut dhobit adalah, sebagai berikut :


نيل الأماني في توضيح مقدمة القسطلاني -

  ص : ٣٥.


  Dhobit atau tingkatan hafalan, Ahli ilmu mustolah hadits membagi dhobit menjadi dua, yakni dhobit shodron dan dhobit kitabi. Dhobit shodron adalah kemampuan seseorang dalam mengingat akan apa yang dia dengar serta mampu mengucapkan atau mengingatnya kembali kapanpun dia menghendakinya. Sedangkan dhobit kitabi adalah pengabadian seseorang dalam sebuah kitab disisinya tentang apa yang dia dengar, dan saat akan menyampaikan terlebih dahulu apa yang akan dia sampaikan dia cocokkan terlebih dahulu terhadap kitab tersebut. 


- Yang dimaksud tiadanya syadz, sebagai berikut :


نيل الأماني في توضيح مقدمة القسطلاني -

  ص : ٣٦.


  Tidak adanya syadz. Gambarannya adalah, tidak adanya salah satu rowi 'adil yang bertentangan terhadap rowi lain yang lebih unggul kualitas hafalan dan bilangan penguasaan haditsnya dari dirinya, yang mana pertentangan tersebut tidak bisa dikompromikan.


- Yang dimaksud dengan tiadanya 'illat, sebagai berikut :


نيل الأماني في توضيح مقدمة القسطلاني -

  ص : ٣٦.


  'Illat adalah sesuatu yang dapat merusak atau mencacatkan terhadap hadits, yang dengannya (yakni dengan adanya 'illat tersebut) hadits dapat tertolak/tidak diterima, seperti halnya rowi yang bersifat fasiq atau jeleknya hafalan, atau illat itu samar.


-------------------------


C). Rupa-rupa jenis hadits yang termasuk kedalam hadits dloif, sebagai berikut :


المنهال الروي -

 ص : ٣٩.

من أنواع الضعيف ما له لقب خاص كالمنقطع ، والمعضل ، والمعلل ، والشاذ ، والمعلل ، والمضطرب ، والمرسل ، والمقطوع ، والموضوع ، وهو شرها . إنتهى مع حذف يسير .


Artinya : 

"Termasuk beberapa rupa hadits dloif adalah yang memiliki julukan khusus, seperti Hadits Munqothi', Hadits Mu'dol, Hadits Mu'allal, Hadits syadz, Hadits Mudlthorib, Hadits Mursal, Hadits Maqthu', Dan Hadits Maudlu' itu adalah yang terparah". Telah selesai serta membuang sedikit.


D). Tingkatan hadits dloif dari yang terparah, sebagai berikut :


نظم الدرر في علم الأثر للإمام السيوطي -

  ص : ٧٨.


شر الضعيف الوضع فالمتروك ثم # ذو النكر فالمعل فالمدرج ضم .


وبعده المقلوب فالمضطرب # وآخرون غير هذا رتبوا .


Artinya :

"Hadits dloif dari yang terparah adalah :

1. Hadits Maudlu'.

2. Hadits Matruk.

3. Hadits Munkar.

4. Hadits Mu'al (Mu'allal).

5. Hadits Mudraj.

6. Hadits Maqlub.

7. Hadits Mudltorib.

Dan ulama-ulama lainnya menyusun dengan susunan yang selain ini".


E). Konsekuensi hadits dloif, sebagai berikut :

مختصر علم مصطلح الحديث للعلامة الحبيب زين ابن إبرهيم ابن سميط - ص: ٢٤.


قال العلماء : لا يجوز العمل في الأحكام إلا بالحديث الصحيح أو الحسن ، ولا يجوز بالضعيف ؛ ولكن يعمل به فيما يتعلق بفضائل الأعمال والمواعظ ونحو ذلك، وأجمعوا على أنه لا يعمل بالحديث الموضوع.


Artinya :

Ulama berkata : " Tak boleh menggunakan dalam hukum-hukum melainkan menggunakan hadits sohih atau hasan, dan tak diperbolehkan menggunakannya dengan hadits dloif. Akan tetapi hadits dloif bisa dipakai dalam hal yang berkaitan dengan keutamaan amal-amal, dan tutur-tutur kata bijak, dan seumpama itu, dan ulama sepakat bahwa hadits maudlu' (hadits palsu) tidak bisa digunakan pada hal seperti itu (yakni, tidak bisa digunakan untuk keutamaan amal-amal, dan tutur kata bijak, dan seumpamanya).


- Diperbolehkan untuk menghujjahnya dan mempergunakannya hadits dloif tersebut jika memenuhi beberapa syarat, sebagai berikut :


الأسئلة الثانية على المنظومة البيقونية -   

  ص: ٥.


ما هو حكم الضعيف ؟ لا يجوز الإحتجاج والعمل به إلا بشروط : 

- أن يكون في فضائل الأعمال والقصص ، فلا يجوز العمل به في العقائد وفي أحكام الشريعة من التحليل والتحريم .


- أن لا يكون شديد الضعف كأن يكون راويه كاذبا أومتها بالكذب أو بالوضع أو فاحش الغلط .


- أن يندرج تحت أصل عام فيخرج ما يخترع . إنتهى مع حذف يسير . 


- أن لا يعتقد بثبوته بل يعتقد الإحتياط.


Artinya :

"Apa itu hukumnya hadits dloif ? 

Jawab : Hadits dloif tak bisa untuk menghujjah dan diamalkan melainkan terpenuhi beberapa syarat :


- Muatan dari apa yang akan dilakukan itu adalah berwujud fadlailul a'mal (pekerjaan yang punya keutamaan dan mendapatkan pahala bila dikerjakan), kisah-kisah, oleh karena itu tak diperbolehkan mengamalkan hadits dloif jika berkaitan dengan akidah atau hukum syari'at, yakni hukum halal atau haram sebuah hal.


- Status kedlaifannya tidak berat. Seperti contohnya ada rowi-rowi dari hadits yang mana itu adalah sosok rowi yang banyak dustanya atau dicurigai telah melakukan kebohongan atau pemalsuan atau melakukan kesalahan yang sangat parah.


- Adanya hadits itu masih di bawah naungan pokok dasar yang umum, yang sehingga kebohongan yang ada menjadi terkeluarkan. Telah selesai serta membuang sedikit.


- Tidak meyakini ketetapannya namun meyakininya dalam rangka berhati-hati.

SAMPAINYA PAHALA BACAAN ALQURAN KEPADA ORANG YG SUDAH MENINGGAL

 

BERKAH NGAJI BERSAMA 

KIYAI SHOLIHIN



SAMPAINYA PAHALA BACAAN ALQURAN KEPADA ORANG YG SUDAH MENINGGAL

وعن الإمام أحمد بن حنبل أنه قال: إذا دخلتم المقابر فاقرأوا بفاتحة الكتاب والإخلاص والمعوذتين، واجعلوا ثواب ذلك لأهل المقابر، فإنه يصل إليهم.

Dari Imam Ahmad bin Hanbal, ia berkata: "Jika kalian memasuki pemakaman, bacalah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, dan Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), dan jadikan pahala bacaan itu untuk ahli kubur, karena sesungguhnya pahala itu akan sampai kepada mereka.

فالاختيار أن يقول القارئ بعد فراغه: اللم أوصل ثواب ما قرأته إلى فلان.

"Pilihan terbaik adalah pembaca mengatakan setelah selesai: "Ya Allah, sampaikanlah pahala dari apa yang aku baca kepada si fulan."

(وحكى) بعض أهل العلم أن رجلا رأى في المنام أهل القبور في بعض المقابر قد خرجوا من قبورهم إلى ظاهر المقبرة، وإذا بهم يلتقطون شيئا ما يدري ما هو.

(Diceritakan) oleh sebagian ulama bahwa seorang laki-laki melihat dalam mimpi penduduk kubur di beberapa pemakaman keluar dari kuburan mereka menuju halaman pemakaman, dan mereka tampak mengumpulkan sesuatu yang tidak diketahui apa itu.

قال: فتعجبت من ذلك، ورأيت رجلا منهم جالسا لا يلتقط معهم شيئا، فدنوت منه وسألته: ما الذي يلتقط هؤلاء؟ فقال يلتقطون ما يهدي إليهم المسلمون من قراءة القرآن والصدقة والدعاء.

Ia berkata: "Aku pun merasa heran dengan itu, dan aku melihat seorang dari mereka duduk tidak ikut mengumpulkan sesuatu. Aku mendekatinya dan bertanya: 'Apa yang mereka kumpulkan?' Ia menjawab: 'Mereka mengumpulkan hadiah yang diberikan kepada mereka dari kaum muslimin berupa bacaan Al-Qur'an, sedekah, dan doa.

فقال: فقلت له: فلم لا تلتقط أنت معهم؟ قال أنا غني عن ذلك.

'Aku berkata: 'Mengapa engkau tidak ikut mengumpulkan bersama mereka?' 

Ia menjawab: 'Aku tidak memerlukannya.

فقلت: بأي شئ أنت غني؟ قال بختمة يقرؤها ويهديها إلى كل يوم ولدي يبيع الزلابية في السوق الفلاني.

'Aku bertanya: 'Dengan apa engkau tidak memerlukannya?' Ia menjawab: 'Dengan khataman (selesainya membaca Al-Qur'an) yang dibacakan dan dihadiahkan kepadaku setiap hari oleh anakku yang menjual zalabiyah (kue manis) di pasar tertentu.


فلما استيقظت ذهبت إلى السوق حيث ذكر، فإذا شاب يبيع الزلابية، ويحرك شفتيه.

'Ketika aku terbangun, aku pergi ke pasar seperti yang disebutkan, dan menemukan seorang pemuda menjual zalabiyah sambil menggerakkan bibirnya.


فقلت: بأي شئ تحرك شفتيك؟ قال أقرأ القرآن وأهديه إلى والدي في قبره.

Aku bertanya: 'Apa yang engkau baca?' Ia menjawab: 'Aku membaca Al-Qur'an dan mengirimkan pahalanya untuk ayahku di kuburnya.

قال: فلبثت مدة من الزمان، ثم رأيت الموتى قد خرجوا من القبور، وإذا بالرجل الذي كان يلتقط صار يلتقط، فاستيقظت وتعجبت من ذلك، ثم ذهبت إلى السوق لا تعرف خبر ولده فوجدته قد مات.

'Aku pun menunggu beberapa waktu, kemudian aku melihat para penghuni kubur keluar dari kuburan mereka, dan orang yang sebelumnya tidak mengumpulkan, sekarang ikut mengumpulkan. Ketika aku terbangun, aku merasa heran, lalu aku pergi ke pasar untuk mengetahui kabar anaknya, dan aku mendapati bahwa ia telah meninggal dunia."


SEMOGA MEMBERI SEMANGAT KEPADA KITA UNTUK MENDOAKAN ORANG TUA YG SUDAH MENINGGAL


Ianah Tholibin juz 2 hal 143

Nurul ilmi.

PENGGABUNGAN NIAT DALAM IBADAH, BAGAIMANAKAH?

 

Penggabungan niat ibadah

Presentasi santri NFA 2 

Imam al-Suyuti membagi ketentuan tentang penggabungan niat ke dalam lima kategori. (Abd. Rahman Ibn Abi Bakr Jalaluddin al-Suyuthi, al-Ashbah wa Nadlair, Dar al-Kutub al-Ilmiah, halaman: 20-23)

ثم للتشريك في النيات نظائر وضابطها أقسام : الأول أن ينوى مع العبادة ما ليس بعبادة فقد يبطلها وقد لا يبطلها

Artinya: Untuk ketentuan membarengkan niat, ada beberapa ketentuan: Pertama, niat ibadah dibarengkan dengan niat untuk selain ibadah, maka niat untuk selain ibadah tersebut terkadang membatalkan niat ibadah, terkadang tidak membatalkan.

Kategori pertama adalah menggabungkan niat ibadah kepada selain ibadah, maka hukumnya terkadang ibadahnya batal terkadang tidak. Contoh dari yang ibadahnya batal adalah niat menyembelih hewan untuk Allah SWT dan untuk selain Allah seperti berhala. Maka niat untuk selain Allah itu bisa membuat sembelihan itu haram. 

Sedangkan contoh yang tidak membatalkan adalah niat berwudlu atau mandi untuk ibadah dan mendinginkan badan. Maka pendapat yang lebih shahih mengatakan wudhu dan mandinya tetap sah.

القسم الثاني أن ينوى مع العبادة المفروضة عبادة أخرى مندوبة وفيه صورمنها ما لا يقتضي البطلان ويحصلان معا, ومنها ما يحصل الفرض فقد, ومنها ما يحصل النفل فقد, ومنها ما يقتضي البطلان في الكل.

Artinya: Kedua, niat ibadah fardlu disertai dengan niat ibadah sunah, maka hukumnya diperinci, 1) Kedua jenis ibadah tersebut (fardlu dan sunah) sah dan tidak batal. 2) Sah untuk yang fardlu saja. 3) Sah bagi yang sunah saja. 4) Keduanya batal.

Kategori kedua adalah menggabungkan niat ibadah fardlu dengan ibadah sunah. Tentang hal ini hukumnya dibagi menjadi empat bagian.

1. Kedua ibadah fardlu maupun sunah tetap sah, Contohnya adalah niat shalat fardlu disertai niat tahiyatul masjid, maka shalatnya sah, dan keduanya dicapai secara bersamaan. Selain itu juga sah jika seseorang niat mandi jinabah disertai niat mandi shalat Jumat, keduanya sama-sama bisa dicapai.

2. Ibadah yang terhitung sah adalah hanya ibadah fardlunya, sedangkan ibadah sunah batal. Contohnya adalah niat haji untuk ibadah fardlu dan sunah, maka yang sah adalah niat fardlunya saja. Karena jika seseorang niat ibadah haji untuk kesunahan, maka dengan sendirinya akan berubah menjadi fardlu.

3. Yang sah adalah ibadah sunahnya, sedang ibadah fardlunya tidak sah. Contohya adalah jika seseorang mengeluarkan uang lima dirham dan berniat untuk zakat dan sedekah sekaligus, maka yang sah adalah sedekahnya. 

4. Kedua ibadah tersebut, baik fardlu maupun sunah batal. Contohnya adalah seorang makmum masbuq melakukan takbir ketika imam sudah dalam keadaan rukuk. Takbir tersebut diniatkan untuk takbiratul ihram yang merupakan hal yang wajib, dan takbir bangun dari rukuk, yang merupakan sunah, maka shalatnya batal karena menggabungkan niat untuk sesuatu yang wajib dan dan sunah.

القسم الثالث أن ينوي مع المفروضة فرضا اخر

Artinya: Pembagian ketiga adalah niat ibadah fardu disertai niat ibadah fardlu lainnya. 

Kategori ketiga adalah menggabungkan niat ibadah fardlu dengan ibadah fardlu lainnya, dalam hal ini Imam al-Subki berkata: Hal tersebut tidak bisa terjadi kecuali di dalam haji dan umrah. Sedangkan menurut Imam al-Suyuthi, selain haji dan umrah, ketentuan ini juga berlaku pada niat mandi wajib disertai niat wudlu, keduanya sah menurut pendapat yang lebih shahih.

القسم الرابع أن ينوي مع النفل نفلا اخرفيحصلان

Artinya: Pembagian keempat, niat ibadah sunah disertai niat ibadah sunah lainnya, maka keduanya tetap sah.

Kategori keempat dari menggabungkan niat adalah niat dua ibadah sunah, maka hukum keduanya sah. Contohnya adalah mandi dengan niat untuk shalat Jumat dan shalat Idul Fitri/Adha, maka niatnya sah dan kedua ibadahnya bisa tercapai. 

Contoh lain adalah niat puasa Arafah dan puasa hari Senin, maka keduanya sah.

القسم الخامس أن ينوي مع غيرالعبادة شيأ اخر غيرها وهما مختلفان في الحكم

Artinya: Pembagian kelima, niat sesuatu selain ibadah disertai dengan sesuatu yang lain, maka hukumnya diperselisihkan.

Jenis terakhir dari penggabungan niat adalah niat melakukan sesuatu selain ibadah disertai dengan sesuatu yang lain yang bukan ibadah juga. Dalam hal ini hukumnya diperdebatkan oleh para ulama.

Contohnya, jika ada suami berkata kepada istrinya: Engkau haram bagiku, dengan niat talak dan dhihar, maka hukum diperselisihkan. Pendapat yang lebih shahih mengatakan, suami diminta untuk memilih dari keduanya talak atau dhihar, yang dipilih oleh suami yang akan terjadi. Sedangkan pendapat kedua mengatakan talak sudah sah karena talak lebih kuat dari dhihar. Ada juga yang berpendapat bahwa yang terlaksana adalah dhihar.

SEWA BELUM SELESAI, DISEWAKAN LAGI , BAGAIMANAKAH?

 SEWA BELUM SELESAI, DISEWAKAN LAGI 

Kegiatan MWC NU GARAWANGI 

Deskripsi Masalah :

Saiful menyewa sawah kepada Arif dalam jangka waktu tiga tahun. Sebelum menggarapnya, Saiful menyewakan sawah itu kepada Sulaiman.


Pertanyaan :

Bolehkah praktik sewa yang dilakukan Saiful di atas?


Jawaban :

Bila Saiful sudah menerima (qabdh) sawah itu, maka dia boleh menyewakannya pada Sulaiman. Jika dia belum qabdh, maka tidak boleh menurut pendapat yang mu’tamad, dan boleh menurut al-Qaffal.


Referensi :

(المهذب, 2/403)

(فَصْلٌ) وَلِلْمُسْتَأْجِرِ أَنْ يُؤَجِّرَ الْعَيْنَ الْمُسْتَأْجَرَةَ إِذَا أَقْبَضَهَا-إِلَى أَنْ قَالَ-وَهَلْ يَجُوْزُ قَبْلَ الْقَبْضِ فِيْهِ ثَلاَثَةُ أَوْجُهٍ، أَحَدُهَا لاَ يَجُوْزُ، كَمَا لاَ يَجُوْزُ بَيْعُ الْمَبِيْعِ قَبْلَ الْقَبْضِ، وَالثَّانِيْ يَجُوْزُ، لأَنَّ الْمَعْقُوْدَ عَلَيْهِ هُوَ الْمَنَافِعُ، وَالْمَنَافِعُ لاَ تَصِيْرُ مَقْبُوْضَةً بِقَبْضِ الْعَيْنِ فَلَمْ يُوْفِهَا قَبْضُ الْعَيْنِ اهـ

(حاشية الشرقاوي, 2/86)

وَأَنْ يَتَّصِلَ الشُّرُوْعُ فِيْ اسْتِيْفَاءِ الْمَنْفَعَةِ بِالْعَقْدِ فِيْ إِجَارَةِ الْعَيْنِ، فلَوْ أَجَّرَ دَارَهُ السَّنَةَ الْقَابِلَةَ لَمْ يَصِحَّ، كَمَا لَوْ بَاعَهَا عَلىَ أَنْ يُسَلِّمَهَا فِيْ السَّنَةِ الْقَابِلَةِ، إِلاَّ فِيْ إِجَارَةِ مُدَّةٍ تَلِيْ مُدَّةَ إِجَارَةٍ سَابِقَةٍ قَبْلَ انْقِضَائِهَا لِمَالِكِ مَنْفَعَتِهَا. (قَوْلُهُ لِمَالِكِ مَنْفَعَتِهَا) مُتَعَلِّقٌ بِإِجَارَةٍ، وَصُوْرَةُ ذَلِكَ أَنْ يُؤَجِّرَ زَيْدٌ دَارَهُ لِعَمْرٍو سَنَةً ثُمَّ تَارَةً يُبْقِيهَا عَمْرٌو تَحْتَ يَدِهِ، وَتَارَةً يُؤَجِّرُ لِبَكْرٍ تِلْكَ السَّنَةِ، لأَنَّ الْمُسْتَأْجِرَ لَهُ أَنْ يُؤَجِّرَ، بِخِلاَفِ الْمُسْتَعِيْرِ، فَلِزَيْدٍ مَالِكِ الدَّارِ أَنْ يُؤَجِّرَهَا السَّنَةَ الثَّانِيَةَ لِعَمْرٍو إِنْ بَقِيَتْ تَحْتَ يَدِهِ، وَلِبَكْرٍ إِنْ أَكْرَاهَا عَمْرٌو لَهُ، وَلاَ يَجُوْزُ لَهُ فِيْ هَذِهِ الْحَالَةِ أَنْ يُؤَجِّرَهَا لِعَمْرٍو عَلىَ الْمُعْتَمَدِ لِعَدَمِ مِلْكِهِ الْمَنْفَعَةَ-إِلَى أن قَالَ-وَعِبَارَةُ الْمَنْهَجِ وَشَرْحِهِ وَصَحَّ كِرَاؤُهَا لِمَالِكِ مَنْفَعَتِهَا مُدَّةً تَلِيْ مُدَّتَهَا، لاِتِّصَالِ الْمُدَّتَيْنِ فَدَخَلَ فِيْ ذَلِكَ مَا لَوْ آجَرَهَا لِزَيْدٍ مُدَّةً فآجَرَهَا زَيْدٌ لِعَمْرٍو تِلْكَ الْمُدَّةِ فَيَصِحُّ إِيْجَارُهَا مُدَّةً تَلِيْهَا مِنْ عَمْرٍو لأَنَّهُ الْمَالِكُ لِمَنْفَعَتِهَا لاَ مِنْ زَيْدٍ خِلاَفًا لِلْقَفَّالِ اهـ


Copyright © 2021 IASS

TIPS CARA MENGETAHUI DAGING ITU HASIL SEMBELIHAN ATAU TIDAK (BANGKAI)* Bagaimanakah?

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes