KAJIAN QS AL ANFAL AYAT 72 TENTANG KONTROL DIRI (KANDUNGAN, SIKAP)
Dalam agama
Islam, kontrol diri diistilahkan dengan mujahadah an nafs. Kontrol diri sama
dengan pengendalian menghadapi hawa nafsu, emosi, dan hal lain yang nantinya
berdampak buruk.
"Mujahadah an nafs berasal dari kata
mujahadah yang artinya bersungguh-sungguh, serta an nafs berarti diri sendiri.
Maknanya adalah perjuangan melawan hawa nafsu atau perbuatan tercela sesuai
hukum Allah SWT,"
kontrol diri bukan hal yang mudah. Apalagi manusia punya kecenderungan tertarik pada hal negatif dan bujukan negatif. Hal ini tercantum dalam Al Quran surat Al-Mujadalah ayat 19
, ٱسۡتَحۡوَذَ عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ
فَأَنسَٮٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ أَلَآ
إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ (١٩)
Artinya: "Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi."
Beratnya kontrol diri yang dalam agama Islam diistilahkan mujahadah an nafs juga dikisahkan Rasulullah SAW, yang baru pulang dari Perang Badar. Rasulullah SAW ternyata menganggap perang Badar sebagai pertempuran kecil dibanding melawan diri sendiri.
"Ya Rasulullah, Apakah ada lagi perang yang lebih besar dari ini (Perang Badar)?" Rasulullah mengatakan, "Melawan hawa nafsu,"
Imam Al-Ghazali menerangkan, kontrol diri yang baik akan menghasilkan kekuatan karakter. Artinya pembangunan karakter memerlukan pengendalian diri, disiplin, dan selalu yakin akan balasan dari Allah SWT. Muslim yang taat beribadah, punya karakter kuat, dan mampu kontrol diri lebih mampu menahan diri dari kesenangan sementara.
Dijelaskan di dalam kitab ihya ulumuddin oleh imam al ghazali ,tersebut ada tiga tahap Cara untuk melemahkan hawa nafsu :
1.Memutuskan keterikatan .
Contoh: jika kita Terikat di dalam makanan Diputus dengan berpuasa.
2.Memadamkan api
maksudnya adalah Sesungguhnya nafsu syahwat itu bisa berkobar dengan pandangan hal hal yang bisa menarik nafsu syahwat kita ,Rasulullah saw bersabda "bahwa Pandangan itu Salah satu panah yang beracun dari panah panah iblis". Contoh : menjaga Pandangan atau diri kita dari hal hal yang tidak baik dan juga mata telinga hidung mulut serta hati kita kita luruskan tekad di dalam hati kita bahwa di dalam hal hal yg tercela itu tidak diridhoi oleh allah .
3.Mencari jalan yang halal
Setiap manusia Tentu memiliki kebutuhan jasmani Yg harus dipenuhi Baik makanan pakaian tempat tinggal dll,Maka Semua itu dapat diPenuhi dalam menjaga diri kita Dg syariat dan tawakal yang diperkuatkan Yakni mencari perkara atau Jalan yg halal Atas setiap kebutuhan hidup .
Inilah tiga jalan Yang mampu melemahkan hawa nafsu syahwat kita yg dijelaskan oleh imam al ghozzy di dalam kitabnya .والله أعلم بالصواب
Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan dari perbuatan yang akan dilakukan,
Memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakukan,
Berdzikir kepada Allah,
Berdoa kepada Allah.
Nah, untuk lebih memahami tentang isi kandungan Surat Al Anfal Ayat 72, berikut ini akan kami sampaikan Isi Kandungan, Asbabun Nuzul, Kajian Ilmu Tajwid, Terjemahan (Arti), dan sikap dan perilaku yang mencerminkan QS Al Anfal : 72.
Asbabun Nuzul Surat Al Anfal Ayat 72
Menurut Ibnu Munzir, ayat ini turun sebagai jawaban dari pertanyaan kaum muslim, "Bagaimana kalau kami memberi dan menerima harta waris dari saudara kami yang musyrik?" Ayat ini diturunkan sebagai penjelasan bahwa antara mukmin dan kafir tidak saling mewarisi harta.
Riwayat lain yang disampaikan oleh Ibnu Sa'ad, menyebutkan bahwa Rasulullah saw telah mempersaudarakan Zubair bin Awwam dengan Ka'ab bin Malik. Zubair berkata, "Saat perang Uhud, aku melihat Kaab terluka parah. Kemudian aku berkata, Jika dia meninggal, dia terputus hubungan keluarganya dan aku yang menjadi pewarisnya."Lalu ayat ini turun dan menjadi dasar dalil bahwa : warisan itu diberikan bagi orang yang memiliki hubungan kerabat, pernikahan, dan satu agama.
Bacaan Surat Al Anfal Ayat 72
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَاجِرُوْا مَا لَكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوْاۚ وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Kajian Ilmu Tajwid Surat Al Anfal Ayat 72
Dalam QS Al Anfal : 72, ada beberapa tajwid yang perlu kita ketahui. Beberapa ilmu tajwid yang ada pada QS surat Al Anfal tersebut antara lain mencarikan Contoh bacaan :
Ø Idgam bigunnah :……………………..
Ø Iqlab :…………………………………
Ø Iqlab :…………………………………
Ø Idgam mutamasilain :…………………
Ø Mad Arid Lissukun :………………….
Terjemahan dan Makna Kata Surat Al Anfal Ayat 72
Terjemahan QS Al Anfal 72 yaitu : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Makna kosakata yang ada pada QS Al Anfal : 72 yaitu :
وَهَاجَرُوا (Wahaajaruu ) : Hijrah menjadi bukti yang jelas bagi seseorang atau kelompok yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik. Sejak masa lalu sampai modern, mereka yang memelihara keimanannya selalu melakukan hijrah.
أَوْلِيَاءُ: (Auliaa) Makna bahasa adalah dekat, lalu maknanya meluas, diantaranya membela melindungi, membantu dan mencintai.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Dst seterusnya silahkan untuk dibuatkan dari yang ada pada surat Al-‘Anfal ayat 72. Makna kosakata atau mufrodatnya.
5. Isi dan Kandungan Ayat Surat Al Anfal Ayat 72
Isi dan kandungan yang terdapat dalam QS Al Anfal : 72 mengajarkan kita banyak hal. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut :
Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah swt. menjelaskan kepada kaum muslim tentang sikap yang harus dilakukan saat berhadapan dengan orang kafir,[1] sementara ayat-ayat ini (khususnya Q.S. Al-Anfal [8]: 72-75) menjelaskan hubungan yang harus dijalin antar sesama umat Islam dalam membentuk tatanan umat yang kuat dan kokoh.
Jalinan kasih dan sayang, senantiasa saling melindungi harus selalu dibina antar kaum muslim. Bukan hanya sekadar mengorbankan harta, namun harus juga melalui jiwa dan raga seperti yang telah diperankan oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka saling mengorbankan apa saja yang dipunya dalam menegakkan kehormatan dan martabat agama.
Sesama orang beriman harus saling membantu, menolong. dan memperkuat, terutama saat-saat menghadapi musibah atau kesulitan. Sebaliknya, mukmin harus melakukan kontrol diri untuk tidak saling berdebat, berselisih paham, apalagi bertengkar yang pada akhirnya hanya menimbulkan kekacauan dan kerusakan yang lebih besar (Q.5. Al-Anfal 18) 73) karena akibat selanjutnya kekuatan umat akan semakin menurun dan lemah di hadapan musuh-musuhnya.
Perlu kesungguhan bagi setiap muslim untuk bersama sama memikul beban berat perjuangan, saling menolong dan melindungi, baik melalui harta maupun jiwa, dalam mengemban risalah ilahi yang kini tantangannya semakin berat dan kompleks.
Pada setiap kurun atau masa selalu ada sekelompok umat yang bersikap mementingkan diri-sendiri, tidak mau berbagi dan peduli, apalagi berkorban dengan harta dan jiwa mereka. Melalui ayat ini, kita diingatkan oleh Allah swt dengan teladan dan contoh yang bagus, yakni perjuangan dua kelompok umat Islam, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Sementara satu kelompok yang tidak perlu ditiru, yaitu kaum muslim yang tidak ikut hijrah bersama Rasulullah saw.
Keberhasilan dan kesuksesan sangat dipengaruhi komitmen yang tinggi, ikhtiar yang sungguh-sungguh, kontrol diri yang terus terjaga (stabil), dan kebersamaan dalam merasakan suka dan duka.
Perlunya umat melakukan hijrah di saat menghadapi situasi dan kondisi yang serba tidak menentu. Hijrah bukan hanya berpindah dalam makna fisik, namun yang lebih penting adalah hijrah dalam makna rohani, yaitu bertekad bulat untuk senantiasa mengubah pola hidup (life style) yang buruk menjadi baik, lemah semangat menjadi bersemangat, miskin cita-cita menjadi tinggi cita dan asa
6. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Ayat Surat Al Anfal Ayat 72
Ada beberapa perilaku dan sikap yang mencerminkan QS Al Anfal : 72 yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan komitmen yang tinggi dari seluruh komponen umat, baik pikiran, tenaga, harta, bahkan jiwa dan raga.
Tradisi diaspora, menjelajahi kawasan dunia, ekspedisi, dan eksplorasi harus ditumbuhkembangkan di kalangan umat Islam, mengikuti tradisi umat Islam dahulu. Mereka sering melakukan hal-hal tersebut sehingga mereka dapat mencapai apa yang kita rasakan sekarang ini, yaitu titik-titik keberadaan umat Islam dapat kita temukan di belahan bumi (benua/area) mana pun juga.
Kontrol diri, menata keluarga dan umat yang dilakukan secara sungguh-sungguh menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan umat Islam, baik untuk masa kini dan esok.
Bahu-membahu dan saling melindungi, menolong, dan membantu antar sesama umat Islam sangat diperlukan dalam ikhtiar menggapai dan menuju kemuliaan Islam dan martabat umat Islam.
Setiap kehidupan pasti dilingkupi keburukan, halangan, dan rintangan yang terkadang sangat menyulitkan dan menyesakkan dada. Jika menemukan hal tersebut ada solusi yang ditawarkan, yaitu melakukan hijrah. Bila perlu, kita tidak hanya melakukan hijrah fisik, namun juga secara mental, tekad dan strategi perjuangan.
Demikianlah kajian dan hanyalah bersifat tulis ulang kembali saja untuk kita pelajari bersama sama.
[1] Tugas kalian semuanya cari tahu seperti apakah dalam ayat sebelumnya Allah menjelaskan sikap yang harus dimiliki kaum muslimin kepada orang kafir?
Post a Comment