SHOLAT JANAZAH PART 18 MENTALQIN JANAZAH SETELAH DIMAKAMKAN
Posted by
MWC.NUGAR.ANZAAY
on
July 03, 2024
in
FIQIH SHOLAT
|
BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN
TERJEMAH FATHUL MU'IN
SHOLAT JANAZAH
PART 18
MENTALQIN JANAZAH SETELAH DIMAKAMKAN
وَ أَنْ يَقِفَ جَمَاعَةٌ بَعْدَ الدَّفْنِ عِنْدَ الْقَبْرِ سَاعَةً يَسْأَلُوْنَ لَهُ التَّثْبِيْتُ وَ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ
Sunnah sesudah mayat dimaqāmkan segolongan orang 📝 berdiri sejenak📚 di sekitar kubur untuk memohonkan ketetapan iman📑 dan ampunan dosa.
------------------
📝وإنما ندب وقوف جماعة بعد الدفن، لانه - صلى الله عليه وسلم - كان إذا فرغ من دفن ميت وقف عليه وقال: استغفروا لأخيكم، وأسألوا له التثبيت، فإنه الآن يسئل.
"Disunnahkan agar sekelompok orang berdiri setelah pemakaman, karena Nabi - shallallahu 'alaihi wa sallam - ketika selesai menguburkan seorang mayit, beliau berdiri di atasnya dan berkata: 'Mintalah ampun untuk saudara kalian, dan mintalah kekuatan baginya, karena saat ini dia sedang ditanya.'"
(واعلم) أن السؤال عام لكل مكلف، ويكون بحسب لغته - على الصحيح - وقيل بالسرياني.
"Dan ketahuilah bahwa pertanyaan itu umum bagi setiap orang yang mukallaf (bertanggung jawab secara syariat), dan akan dilakukan sesuai dengan bahasa mereka - menurut pendapat yang shohih - dan ada yang mengatakan dalam bahasa Suryani.
وهو - على القول به - أربع كلمات،
Menurut pendapat yang mengatakan demikian, bahasa suryani ada empat kata:
الأولى: اتره.
فمعنى الأولى: قم يا عبد الله إلى سؤال الملكين.
Makna dari kata pertama ( أتره ): Berdirilah wahai hamba Allah untuk menjawab pertanyaan dua malaikat.
الثانية: اترح.
ومعنى الثانية: فيم كنت؟
Makna dari kata kedua ( أترح ): Untuk apa kamu? ( hidupmu untuk apa ?)
الثالثة: كاره.
ومعنى الثالثة: من ربك وما دينك؟
Makna dari kata ketiga ( كاره ) : Siapa Tuhanmu dan apa agamamu?
الرابعة: سالحين.
ومعنى الرابعة: ما تقول في هذا الرجل الذي بعث فيكم وفي الخلق أجمعين؟
Makna dari kata keempat: Apa yang kamu katakan tentang orang ini yang diutus di tengah kalian dan seluruh makhluk?
وقد ورد أن حفظ هذه الكلمات دليل على حسن الخاتمة.
Dikatakan bahwa menghafal kata-kata ini adalah tanda dari akhir hayat yang baik / HUSNUL KHOTIMAH."
📚أي بقدر ذبح جزور وتفرقة لحمها.
Artinya: "Yaitu sebanyak waktu yang digunakan untuk menyembelih unta dan membagikan dagingnya."
📑كأن يقولوا اللهم ثبته.
Seperti mereka berdoa اللهم ثبته " artinya : ya Allah tetapkan imannya "
فلو أتوا بغير ذلك - كالذكر على القبر - لم يكونوا آتين بالسنة وإن حصل لهم ثواب على ذكرهم.
"Jadi, jika mereka melakukan selain itu ( selain اللهم ثبته ) - seperti berdzikir di atas kuburan - mereka tidak menjalankan sunnah meskipun mereka mendapatkan pahala atas dzikir mereka."
والسؤال المذكور غير التلقين الآتي، وذلك لما روي عن عمرو بن العاص أنه قال: إذا دفنتموني فأقيموا بعد ذلك حول قبري ساعة، قدر ما تنحر جزور ويفرق لحمها، حتى أستأنس بكم
: "Dan pertanyaan tersebut berbeda dengan talqin yang akan datang, karena diriwayatkan dari 'Amr bin al-'As bahwa ia berkata: 'Jika kalian menguburku, berdirilah di sekeliling kuburanku selama satu jam, sebanyak waktu yang dibutuhkan untuk menyembelih unta dan membagikan dagingnya, agar aku merasa tenang bersama kalian.'"
I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 140.
Nurul ilmi
---------------------
وَ (تَلْقِيْنُ بَالِغٍ، وَ لَوْ شَهِيْدًا) كَمَا اقْتَضَاهُ إِطْلَاقُهُمْ خِلَافًا لِلزَّرْكَشِيِّ (بَعْدَ) تَمَامِ (دَفْنٍ) فَيَقْعُدُ رَجُلٌ قِبَالَةَ وَجْهِهِ وَ يَقُوْلُ: “يَا عَبْدَ اللهِ ابْنَ أَمَةِ الله: اذْكُرِ الْعَهْدَ الَّذِيْ خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ أَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ، وَ أَنَّ النَّارَ حَقٌّ، وَ أَنَّ الْبَعْثَ حَقٌّ، وَ أَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيْهَا، وَ أَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ، وَ أَنَّكَ رَضِيْتَ بِاللهِ رَبًّا، وَ بِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَ بِالْقُرْآنِ إِمَامًا، وَ بِالْكَعْبَةِ قِبْلَةً، وَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ إِخْوَانًا. رَبِّيَ اللهُ، لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ”.
Dan sunnah Mentalqīn Mayat yang Telah Bāligh📚
Sesudah sempurna pemakāman, hukumnya sunnah menalqīn mayat yang sudah bāligh, sekalipun mati syahīd, (5⃣6⃣) sebagaimana menurut ketetapan ‘ulamā’, berbeda dengan pendapat Imām az-Zarkasyī📒. Maka pentalqīn duduk berhadapan dengan wajah mayat dan berkata: (يَا عَبْدَ اللهِ ابْنَ أَمَةِ الله:…..) 📗– sampai selesai – “Wahai hamba Allah, putra hamba wanita! Ingatlah janjimu yang engkau bawa dari alam dunia, yaitu persaksian tiada tuhan selain Allah, yang tiada menyekutui-Nya; Nabi Muḥammad adalah Rasūl-Nya; sungguh surga itu hak adanya, neraka adalah hak, kebangkitan dari kubur adalah hak, hari kiamat pasti akan tiba yang tiada keraguan lagi, dan Allah akan membangkitkan orang-orang yang berada dalam kubur. Sesungguhnya engkau telah rela Allah s.w.t. menjadi Tuhanmu; Islam sebagai agamamu; al-Qur’ān sebagai panutanmu; Ka‘bah sebagai qiblatmu, orang-orang mu’min sebagai saudaramu,
Tuhanku adalah Allah s.w.t.; Tiada tuhan selain Allah, kepada-Nya saya berserah diri, dan Dia Penguasa ‘Arsy Yang Agung”.
-------------
📚 وخرج بالبالغ الطفل، فلا يسن تلقينه لأنه لا يفتن في قبره.
: "Dan yang tidak termasuk adalah anak kecil, maka tidak disunnahkan untuk memberinya talqin karena ia tidak akan ditanya di dalam kuburnya.
ومثله المجنون - إن لم يسبق له تكليف وإلا لقن - وعبارة النهاية: ولا يلقن طفل - ولو مراهقا - ومجنون لم يتقدمه تكليف - كما قيد به الأذرعي - لعدم افتتانهما.
Begitu pula dengan orang gila - jika sebelumnya tidak terkena taklif ( gila dari kecil ), jika tidak ( gila dari kecil ) maka ia diberi talqin - dan menurut kitab An-Nihayah: 'Anak kecil - meskipun sudah remaja - dan orang gila yang sebelumnya tidak terkena taklif - sebagaimana dibatasi oleh al-Adhra'i - karena mereka tidak akan ditanya di dalam kuburnya.'"
5⃣6⃣
ولا فرق بين شهيد المعركة وغيره.
"Dan tidak ada perbedaan antara syahid yang gugur dalam pertempuran dengan yang lainnya.
وقال م ر: استثنى بعضهم شهيد المعركة، كما لا يصلى عليه.
Dan Imam Syamsuddin Ar-Romli (w. 1004 H ). mengatakan: Sebagian dari mereka mengecualikan syahid pertempuran, seperti tidak dishalatkan.
وأفتى به الوالد رحمه الله تعالى.
Dan ayah saya (rahimahullah) juga berfatwa demikian."
والأصح أن الأنبياء - عليهم الصلاة والسلام - لا يسألون، لأن غير النبي يسئل عن النبي، فكيف يسأل هو عن نفسه؟.
"Yang lebih benar adalah bahwa para nabi - semoga shalawat dan salam tercurah kepada mereka - tidak ditanya, karena yang bukan nabi itulah yang ditanya tentang nabi, maka bagaimana mungkin dia bertanya tentang dirinya sendiri?"
واستدل القرطبي لعدم سؤال شهيد المعركة بخبر مسلم هل يفتن الشهيد؟ قال: كفى ببارقة السيوف على رأسه فتنة
Al-Qurṭubī menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai dalil bahwa syahid dalam pertempuran tidak akan ditanya di alam kubur. Dalam hadits tersebut disebutkan, "Apakah syahid akan diuji (di alam kubur)?" Dijawab: "Cukup dengan kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian."
📒أي في قوله إن الشهيد لا يلقن لعدم سؤاله.
Berbeda dengan pendapat Imām Zarkasyī yang menyatakan tidak perlu ditalqīn sebab ia tidak akan ditanya malaikat di alam qubur.
رواه الطبراني بلفظ: إذا مات أحد من إخوانكم فسويتم التراب على قبره، فليقم أحدكم على رأس قبره، ثم ليقل: يا فلان ابن فلانة، فإنه يسمعه.
Hadis yang diriwayatkan"Jika salah satu dari saudara kalian meninggal dan kalian telah meratakan tanah di atas kuburnya, hendaklah salah satu dari kalian berdiri di dekat kepala kuburnya, lalu berkata: 'Wahai Fulan bin Fulanah,' maka ia akan mendengarnya.
قال: ومعناه أن السؤال في القبر إنما جعل لامتحان المؤمن الصادق في إيمانه، وثبوته تحت بارقة السيوف أدل دليل على صدقه في إيمانه.
Dia berkata: "Artinya, pertanyaan di kubur dibuat untuk menguji keimanan seorang mukmin yang sejati, dan keteguhannya di bawah kilatan pedang adalah bukti paling jelas atas kebenaran keimanannya."
(قوله: يقول: يا عبد الله إلخ) رواه الطبراني بلفظ: إذا مات أحد من إخوانكم فسويتم التراب على قبره، فليقم أحدكم على رأس قبره، ثم ليقل: يا فلان ابن فلانة، فإنه يسمعه.
Perkataan mushonef يا عبد الله الخ
Imam ath thobroni meriwayatkan hadis dengan lafad ( artinya )
"Jika salah satu dari saudara kalian meninggal dan kalian telah meratakan tanah di atas kuburnya, hendaklah salah satu dari kalian berdiri di dekat kepala kuburnya, lalu berkata: 'Wahai Fulan bin Fulanah,' maka ia akan mendengarnya.
ثم يقول: يا فلان ابن فلانة، فإنه يستوي قاعدا.
Kemudian katakan: 'Wahai Fulan bin Fulanah,' maka ia akan duduk tegak.
ثم يقول: يا فلان ابن فلانة، فإنه يقول :
Kemudian katakan lagi: 'Wahai Fulan bin Fulanah,' maka ia akan berkata:
: أرشدنا يرحمك الله - ولكن لا تشعرون -
'Tunjukkan kami, semoga Allah merahmati kalian - tetapi kalian tidak menyadarinya -
فليقل: اذكر ما خرجت عليه من الدنيا: شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمدا عبده ورسوله، وأنك رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا، وبمحمد نبيا، وبالقرآن إماما
maka hendaklah dia mengatakan: 'Ingatlah apa yang kamu bawa dari dunia: kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa kamu ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai nabi, dan Al-Qur'an sebagai imam.'"
I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 140 Nurul ilmi
--------------
قَالَ شَيْخُنَا: وَ يُسَنُّ تِكْرَارَهُ ثَلَاثًا، وَ الْأَوْلَى لِلْحَاضِرِيْنَ الْوُقُوْفُ، وَ لِلْمُلَقَّنِ الْقَعُوْدُ.
Guru kami berkata: Sunnah mengulang talqīn sebanyak tiga kali. Yang lebih utama dalah peziarah-peziarah berdiri, sedangkan orang yang mentalqin duduk. 5⃣7⃣
-------------
(5⃣7⃣) قوله: وللملقن القعود) أي والأولى للملقن أن يقعد أي لأنه أقرب إلى إسماع الميت التلقين.
Yang utama bagi yang metalqin adalah duduk, Supaya mayit dapat mendengar talqīn tersebut.
I‘ānat-uth-Thālibīn juz 2 hal. 141
Nurul ilmi
--------------
وَ نِدَاؤُهُ بِالْأُمِّ فِيْهِ أَيْ إِنْ عُرِفَتْ، وَ إِلَّا فَبِحَوَّاءَ لَا يُنَافِيْ دُعَاءَ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِآبَائِهِمْ، لِأَنَّ كِلَيْهِمَا تَوْقِيْفٌ، لَا مَجَالَ لِلرّْأْيِ فِيْهِ. وَ الظَّاهِرُ أَنَّهُ يُبْدَلُ الْعَبْدَ بِالْأُمَّةِ فِي الْأُنْثَى، وَ يُؤْنَثُ الضَّمَائِرَ. اِنْتَهَى.
Memanggil si mayat dalam talqīn dengan menyebut nama ibunya – jika ibunya diketahui, jika tidak, maka dengan menyebut nama Ḥawwā’ – tidak menafikan panggilan manusia di hari kiamat yang memakai nama ayahnya. Sebab, keduanya merupakan ketentuan dari syara‘ yang tidak dapat di nalar oleh pikiran. Sudah jelas bahwa lafazh (الْعَبْدَ) diganti dengan (الْأُنْثَى) bagi mayat wanita dan dhamīr-dhamīrnya diganti dengan mu’annats. Selesai.
MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI
SEMOGA BERMANFAAT
Post a Comment