TERJEMAH FATHUL MUIN SHIFAT SHOLAT 𝕡𝕒𝕣𝕥 3⃣
Posted by
MWC.NUGAR.ANZAAY
on
August 24, 2024
in
|
Berdoalah kepada Allah SWT memberkahinya kepada orang yang selalu meminta
BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN
TERJEMAH FATHUL MUIN
SHIFAT SHOLAT
𝕡𝕒𝕣𝕥 3⃣
۩ و) ثانيها: (تكبير تحرم) للخبر المتفق عليه: إذا قمت إلى الصلاة فكبر.
RUKUN SHOLAT YANG KEDUA adalah
Takbiratul Ihram📌. Berdasarkan sebuah hadis yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Jika kamu hendak berdiri mengerjakan shalat, maka bertakbirlah!🔷”
---------------
📌قال البجيرمي: وفي البحر وجه أنها - أي تكبيرة الإحرام - شرط لأنه لا يدخل إلا بعد تمامها، فليست داخل الماهية
"Al-Bujairmi berkata: Dalam kitab Al-Bahr, ada pandangan yang menyatakan bahwa takbiratul ihram adalah syarat (dalam shalat), karena seseorang tidak masuk (dalam shalat) kecuali setelah menyelesaikan TAKBIROTULIHROM, Maka, takbiratul ihram bukanlah bagian dari esensi (shalat itu sendiri)."
ثم أجاب بأنه بفراغه منها يتبين دخوله في الصلاة من أولها.
"Kemudian dia menjawab bahwa dengan selesainya takbiratul ihram, ternyata dia telah masuk ke dalam shalat sejak awal."
🔷تمامه: ثم اقرأ ما تيسر معك من القرآن، ثم اركع حتى تطمئن راكعا، ثم ارفع حتى تعتدل قائما، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، ثم افعل ذلك في صلاتك كلها.
رواه الشيخان.
"Sempurnanya TAKBIR : Kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur'an, lalu rukuklah hingga kamu merasa tenang dalam posisi rukuk, lalu bangkitlah hingga kamu berdiri tegak, kemudian sujudlah hingga kamu merasa tenang dalam posisi sujud, lalu bangkitlah hingga kamu merasa tenang dalam posisi duduk, dan lakukanlah hal itu dalam seluruh shalatmu."
Hadis ini diriwayatkan oleh *Asy-Syaikhan* (Imam Bukhari dan Muslim)*
وورد أيضا: مفتاح الصلاة الوضوء، وتحريمها التكبير، وتحليلها التسليم.
Juga disebutkan: "Kunci shalat adalah wudhu, yang mengharamkannya (segala perbuatan yang bukan shalat) adalah takbir, dan yang menghalalkannya kembali adalah salam."
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 130
NURUL ILMI
----------------
۩ سمي بذلك لان المصلي يحرم عليه به ما كان حلالا له قبله من مفسدات الصلاة،
Takbir ini disebut Takbiratul ihram, sebab orang yang mengerjakan shalat,diharamkan melakukan sesuatu yang sebelumnya halal dilakukan📝, yaitu perbuatanperbuatan yang membatalkan shalat.
-------------
📝وهي كالأكل والشرب والكلام ونحو ذلك مما يأتي.
Yaitu seperti makan, minum, berbicara dan lain sebagainya.
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 130
NURUL ILMI
----------------
۩ وجعل فاتحة الصلاة ليستحضر المصلي معناه الدال على عظمة من تهيأ لخدمته حتى تتم له الهيبة والخشوع،
Takbir dijadikan pembukaan shalat, agar orang yang mengerjakan shalat mencamkan maknanya📚, yang menunjukkan📑 keagungan Dzat yang ia telah siap mengabdi kepada-Nya, sehingga akan sempurnalah rasa takut dan khusyuknya.
------------------
📚أي التكبير، وهو اتصاف الله سبحانه وتعالى بالكبرياء والعظمة.
"Yaitu takbir, yang merupakan sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan kebesaran dan keagungan."
📑من دلالة الكل على بعض أجزائه."
"menunjukkan keseluruhan melalui sebagian dari bagiannya." Ini adalah konsep di mana sesuatu yang kecil atau bagian dari suatu keseluruhan dapat mewakili atau menunjukkan keseluruhan itu sendiri.
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 130
NURUL ILMI
-------------------
۩ ومن ثم زيد في تكراره ليدوم استصحاب ذينك في جميع صلاته.
Berangkat dari situ, maka takbir selalu disebut berulang kali dalam shalat, agar rasa takut dan khusyuk 📒kepada Allah swt. selalu bersama di dalam semua shalatnya.
---------------
📒أي الهيبة والخشوع، إذ لا روح ولا كمال
للصلاة بدونهما.
Yaitu Takut dan kekhusyukan, karena tidak RUH dan KESEMPURNAAN dalam shalat tanpa TAKUT DAN KHUSYUK.
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 130
NURUL ILMI
-------------
۩ (مقرونا به) أي بالتكبير، (النية) لان التكبير أول أركان الصلاة فتجب مقارنتها به،
Takbiratul ihram harus dilakukan bersamaan niat 📖shalat. Sebab, takbir sebagai rukun shalat yang pertama, yang berarti wajib bersamaan niat shalat.
--------------
📖وقوله: النية نائب فاعله، والمراد بها النية المشتملة على جميع ما يعتبر فيها، من قصد الفعل أو والتعيين، أو والفرضية والقصر في حق المسافر، والإمامة والمأمومية في الجمعة.
🔷"Dan (yang dimaksud) dengan perkataan mushonef "'niat'" adalah (bahwa) niat menjadi pengganti bagi fa'il (subjek), dan yang dimaksud dengan niat di sini adalah niat yang mencakup semua hal yang dianggap penting di dalam niyat, seperti maksud (قصد الفعل) untuk melakukan suatu tindakan atau penentuan (التعيين) , atau (penentuan) fardhu (الفرضية) dan qasar ( القصر ) bagi musafir, serta menjadi imam ( الامامة) atau makmum ( المأمومية) dalam shalat Jumat."
وذلك بأن يستحضر قبيل التكبير في ذهنه ذات الصلاة تفصيلا، وما يجب التعرض له من صفاتها، ثم يقصد فعل ذلك المعلوم، ويجعل قصده مقارنا للتكبير من ابتدائه إلى انتهائه.
🔷"Yaitu dengan menghadirkan dalam pikirannya sebelum takbir, rincian dari shalat itu sendiri, dan hal-hal yang wajib diperhatikan dari sifat-sifatnya, kemudian ia berniat untuk melakukan hal tersebut yang telah diketahui, dan menjadikan niatnya itu bersamaan dengan takbir dari awal hingga akhirnya."
وما ذكر هو الاستحضار الحقيقي والمقارنة الحقيقية
🔷Yang disebutkan adalah mencamkan secara haqiqi ( menghadirkan kekhusyukan) dan perbandingan yang sebenarnya."
ونازع في هذا إمام الحرمين وقال أنه لا تحويه القدرة البشرية.
🔸🔷 Imam AL HARAMAIN berselisih pendapat dalam hal ini ( استحضار حقيقي ) dan berkata bahwa hal itu tidak dapat dicapai oleh kemampuan manusia."
واختار الاكتفاء بالاستحضار العرفي والمقارنة العرفية، وذلك بأن يستحضر في ذهنه هيئة الصلاة إجمالا مع ما يجب التعرض له مما مر، ويقرنه بجزء من التكبير.
🔸🔷 Dan dia Imam AL HARAMAIN memilih untuk mencukupkan diri dengan kehadiran secara umum dan perbandingan secara umum, yaitu dengan menghadirkan dalam pikirannya gambaran shalat secara keseluruhan beserta apa yang harus diperhatikan dari yang telah disebutkan, dan menghubungkannya dengan sebagian dari takbir.
Al-'Allamah al-Bujairimi berkata: 'Dan ini adalah pendapat yang diandalkan.'"
قال العلامة البجيرمي: وهو المعتمد.
👉Al-'Allamah al-Bujairimi berkata: 'Dan ini ( 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑎𝑙 𝑖𝑚𝑎𝑚 𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑚𝑎𝑖𝑛) adalah pendapat yang diandalkan.'"
كما قرره شيخنا ح ف، وهو عن شيخه الخليفي، وهو عن شيخه الشيخ منصور الطوخي، وهو عن شيخه الشوبري، وهو عن شيخه الرملي الصغير، وهو عن شيخ الإسلام.
"Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh guru kami, SYAMSUDDIN MUHAMMAD bin SALIM Al-HAFNAWI (w. 1181 H). yang mengambilnya dari gurunya, Al-KHALIFY, yang mengambilnya dari gurunya, SYAIKH MANSUR ATH-THOUKHI, yang mengambilnya dari gurunya, AS- SYU'BARI, yang mengambilnya dari gurunya, AR-RAMLI ASH-SHAGHIR, yang mengambilnya dari SYAIKHUL ISLAM.
YANG MENDAPAT JULUKAN SYAIKHUL ISLAM
1. **Ibnu Taimiyah (661–728 H / 1263–1328 M)**: Ulama yang sangat terkenal dalam bidang akidah, tafsir, dan fikih. Karya-karyanya banyak dirujuk hingga saat ini.
2. **Imam Zakariya al-Ansari (823–926 H / 1420–1520 M)**: Seorang ulama besar dalam Mazhab Syafi'i yang juga dikenal sebagai Syaikhul Islam.
3. **Imam Ibn Hajar al-Asqalani (773–852 H / 1372–1449 M)**: Ulama hadits yang dikenal dengan karyanya *Fath al-Bari*, sebuah syarah (penjelasan) dari Sahih al-Bukhari.
4. **Imam al-Suyuthi (849–911 H / 1445–1505 M)**: Ulama produktif dalam berbagai bidang keilmuan seperti tafsir, hadits, dan fiqih.
وكان الشيخ الطوخي يقول هو مذهب الشافعي
Dan Syaikh Ath - Thukhy berkata itu madzhab imam AsSyafi i.
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 130
NURUL ILMI
-------------
۩ بل لا بد أن يستحضر كل معتبر فيها مما مر وغيره. كالقصر للقاصر، وكونه إماما أو مأموما في الجمعة، والقدوة لمأموم في غيرها، مع ابتدائه. ثم يستمر مستصحبا لذلك كله إلى الراء.
Bahkan dalam niat itu wajib mencamkan (menghadirkan) unsur-unsur penting niat, yang telah tertuturkan (qasdul fili, ta’yin dan fardhiyah) dan lainnya, misalnya qashar bagi orang yang mengqashar shalat, menjadi imam atau makmum dalam shalat Jumat, bermakmum pada selain jamaah, Jumat, yang semua itu 📌telah dicamkan di awal takbiratul ihram yang berlangsung terus sampai mengucapkan huruf ra’ di akhir takbiratul ihram.
----------------
📌أي لذلك المستحضر في ذهنه، ولا يكفي التوزيع بأن يبتدئ ذلك مع ابتدائه وينهيه مع انتهائه، لما يلزم عليه من خلو معظم التكبير عن تمام النية.
"(Ucapan: لذلك كله): Maksudnya adalah untuk semua hal yang telah terlintas dalam pikirannya, dan tidak cukup dengan membagi niat tersebut, yaitu dengan memulai niat bersamaan dengan awal takbir dan mengakhirinya bersamaan dengan akhir takbir, karena hal tersebut mengakibatkan sebagian besar dari takbir dilakukan tanpa niat yang sempurna."
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 131
NURUL ILMI
-------------
۩ وفي قول صححه الرافعي، يكفي قرنها بأوله.
Menurut pendapat yang telah dibenarkan
🔷 oleh Imam AR - ROFI,I, semua unsur yang disebutkan di atas, adalah cukup dicamkan bersamaan pada awal takbiratul ihram
۩ وفي المجموع والتنقيح المختار ما اختاره الامام والغزالي: أنه يكفي فيها المقارنة العرفية عند العوام بحيث يعد مستحضرا للصلاة.
Menurut pendapat yang dipilih
🔷 Imam Al-GHOZALY, yang tersebut dalam kitab Al-Majmu’ dan Tanqihul Mukhtar: Bagi ORAM AWAM, bersamaannya itu, adalah cukup dengan UKURAN UMUM📚 sekira sudah disebut mencamkan bentuk salat 📒(menurut ukuran umum, Al-istikhdhar al-‘urfi-pen).
-----------------
📚 أي لا عند الخواص، فإنهم رضي الله عنهم يوسع لهم الزمان، فلهم قدرة على الاستحضار الحقيقي والمقارنة الحقيقية.
Bukan Bagi kaum khusus (orang-orang pilihan), semoga Allah meridhai mereka, waktu dilapangkan untuk mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk menghadirkan (hal-hal) secara nyata dan membandingkannya secara nyata."
-----------------
📒فالحيثية بيان للاستحضار العرفي لا للمقارنة العرفية.
"Pada pertimbangan ini merupakan penjelasan tentang kehadiran secara kebiasaan, bukan untuk perbandingan secara kebiasaan.
لأن المقارنة العرفية معناها أن يوجد اقترانها عند أي جزء، ولا يضر عزوبها بعد.
Karena perbandingan secara kebiasaan berarti adanya penyertaan pada setiap bagian, dan tidak masalah jika hal itu tidak hadir setelahnya.
والاستحضار الحقيقي أن يستحضر جميع الأركان تفصيلا.
Sedangkan isrihdlor haqiqy adalah menghadirkan semua rukun secara rinci.
والمقارنة الحقيقية أن يستحضر الأركان من أول التكبيرة إلى آخرها كما مر.
Dan al muqoronah haqiqiy adalah menghadirkan rukun-rukun tersebut dari awal takbir hingga akhir, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya."
IANATUTHOLIBIN JUZ 1 HAL 131
NURUL ILMI
-------------
۩ وقال ابن الرفعة: إنه الحق الذي لا يجوز سواه. وصوبه السبكي،
🔷Imam IBNU RIF,AH berkata: Pendapat ini adalah satu-satunya yang benar. Imam As-Subki juga membenarkannya.
۩ وقال: من لم يقل به وقع في الوسواس المذموم.
🔷Imam AS-SUBKI berkata: Barangsiapa tidak mengatakan atas ketercukupan prakuk seperti itu, maka ja akan terjerumus dalam was-was tercela ini.
۩ وعند الائمة الثلاثة: يجوز تقديم النية على التكبير بالزمن اليسير.
Menurut pendapat
🔷 Imam Mazhab yang tiga (selain Imam Syafi’i): Boleh mendahulukan niat atas . takbiratul ihram dalam selang waktu yang pendek.
۩ (ويتعين) فيه على القادر لفظ: (الله أكبر) للاتباع، أو الله الاكبر. ولا يكفي أكبر الله، ولا الله كبير، أو أعظم، ولا الرحمن أكبر. ويضر إخلال بحرف من الله أكبر. وزيادة حرف يغير المعنى،
Bacaan takbiratul ihram bagi orang yang mampu, adalah ditentukan dengan kalimat: “Allaahu Akbar“, sebagai ittiba’ kepada Nabi saw., atau boleh juga “Allahul Akbar“ Ketika takbir, tidak boleh mem. baca: “Akbarullaah, Allaahu Kabiir (A’zham), atau Arrahmaanu Akbar. Merusak satu huruf pada lafal “Allaahu Akbar“, menjadi masalah. Demikian pula menambah satu huruf yang dapat mengubah makna kalimat tersebut.
۩ كمد همزة الله، وكألف بعد الباء، وزيادة واو قبل الجلالة، وتخلل واو ساكنة ومتحركة بين الكلمتين، وكذا زيادة مد الالف التي بين اللام والهاء إلى حد لا يراه أحد من القراء.
(Menambah huruf) misalnya: Memanjangkan hamzah pada lafal. اللهُ (sebab, kalimat tersebut akan berbentuk istifham (pertanyaan): Apakah Allah Maha Besar? -pen), menambah huruf alif setelah ba’ (maknanya: Beberapa genderang – pen): menambah huruf wawu sebelum lafal اللهُ (kahryat tersebut akan berbunyi وَاللهُ اكْبَرْ Hal ini menjadi masalah, sebab faedah huruf wawu adalah ‘athaf, di mana kalimat tersebut belum didahului oleh kaiimat lain -pen), meletakkan wawu, baik mati atgu hidup di antara. اللهُ dan, اَكْبَرُ demikian Pula memperpanjang bacaan ai di antara lam dan ha’ di mana perpanjangan tersebut tidak ada ahli qiraah yang memperbolehkannya.
۩ ولا يضر وقفة يسيرة بين كلمتيه، وهي سكتة التنفس، ولا ضم الراء.
Tidak menjadi masalah, berhenti sebentar bernapas di antara Allah dan Akbar, atau membaca dhammah huruf ra’.
MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI SEMOGA BERMANFAAT
Post a Comment