BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, October 24, 2021

SELAMAT DATANG NABI MUHAMMAD SAW. KEKASIHKU

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah                 : SMP www.ilmuguru.org

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kelas/ Semester : VII / 2 (Genap)

Alokasi Waktu : 3 JP @40 Menit

Materi Pokok : Selamat Datang Nabi Muhammad Saw. Kekasihku


  1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

  • Menerangkan sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Mekah. 

  • Menunjukkan perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Mekah. 

  • Menjelaskan perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Mekah. 

  • Meneladani perjuangan Rasulullah saw. di Mekah.


Media/Alat, Bahan & Sumber Belajar


Media/Alat

:

Worksheet atau lembar kerja (siswa), Lembar penilaian, Al-Qur’an


Bahan

:

Penggaris, spidol, papan tulis, Laptop & infocus


Sumber Belajar

:

Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2016


  1. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-2

Pendahuluan (15 menit)

1.

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

2.

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.

3.

Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah. 

4.

Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,


Kegiatan Inti

(90 Menit)

KEGIATAN LITERASI

  • Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah.

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

  • Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah.

COLLABORATION (KERJASAMA)

  • Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah.

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

  • Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan

CREATIVITY (KREATIVITAS)

  • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami

Penutup (15 menit)

1.

Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. 

2.

Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.


  1. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

  • Penilaian Skala Sikap

  • Penilaian “Membaca dengan Tartil”

  • Penilaian Diskusi 






BAHAN PELAJARAN PERTEMUAN KE 2

A. Memahami Al-Qur’ān, Hadits, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam

1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Mekah
a. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama.

Menurut beberapa riwayat yang śaĥiĥ, Nabi Muhammad saw. pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril datang untuk membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu Q.S. al-‘Alāq. Nabi Muhammad saw. diperintahkan membacanya, namun Rasulullah saw. berkata bahwa ia tidak dapat membaca. Malaikat Jibril mengulangi permintaannya, tetapi jawabannya tetap sama. Kemudian, Jibril menyampaikan firman Allah Swt. yaitu Q.S. al-‘Alāq/96:1-5 sebagai berikut.

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq/96:1-5).

Itulah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. sebagai awal diangkatnya sebagai rasul. Kemudian, Nabi Muhammad saw. menerima ayat-ayat al-Qur’ān secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat al-Qur’ān turun disertai oleh Asbābun Nuzûl (sebab/kejadian yang mendasari turunnya ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama al-Musḥaf yang juga dinamakan al-Qur’ān.

b. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah

1) Aqidah

Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran tauĥid. Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan kepada kaum Quraisy bahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini, langit, bumi, matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan, tumbuhan, batu-batuan, air, api, dan lain sebagainya itu merupakan ciptaan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu, sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Maha Agung (Mulia), sedangkan manusia rendah dan hina. Selain Maha Pencipta dan Maha Kuasa, Ia memelihara seluruh makhluk-Nya dan Ia sediakan seluruh kebutuhannya, termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt. mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.

Ajaran keimanan merupakan ajaran utama yang diembankan kepada Rasulullah saw. yang bersumber kepada wahyu-wahyu Ilahi. Banyak sekali ayat al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt. berfirman yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Swt., Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. (Allah Swt.) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlaś/112:1-4).

Ajaran tauĥid ini berbekas sangat dalam di hati Nabi dan para pengikutnya, sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat, mapan, dan tak tergoyahkan. Dengan keyakinan ini, para sahabat sangat percaya bahwa Allah Swt. tidak akan membiarkan mereka dalam kesulitan dan penderitaan. Dengan keyakinan ini pula, mereka percaya bahwa Allah Swt. akan memberikan kebahagiaan hidup kepada mereka. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat terbebas dari pengaruh kekayaan dan kesenangan duniawi. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat mampu bersabar dan bertahan serta tetap berpegang teguh pada agama ketika mereka mendapatkan tantangan dan siksaan yang amat keji dari pemuka-pemuka Quraisy. Dengan keyakinan seperti ini pulalah, Nabi Muhammad saw. dapat mengatakan dengan mantap kepada Abu Ţalib, “Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan. Biarlah nanti Allah Swt. yang akan membuktikan apakah saya memperoleh kemenangan (berhasil) atau binasa karenanya”.

Ini pula yang menjadi rahasia mengapa Bilal bin Rabah dapat bertahan atas siksaan yang ia terima dengan tetap mengucapkan “Allah Maha Esa” secara berulang-ulang.

2) Akhlak Mulia

Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan yang baik (ideal). Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai al-Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad saw. merupakan sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai sosok yang berani dalam membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.

Nabi Muhammad saw. mengajak agar sikap dan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab seperti berjudi, meminum minuman keras (khamr), berzina, membunuh, dan kebiasaan buruk lainnya untuk ditinggalkan. Selain karena pribadi Nabi Muhammad saw. dengan akhlaknya yang luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga bersumber dari Allah Swt. dalam FirmanNya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah Swt. agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-Ḥujurāt/49:10).

Keterangan di atas memberikan penjelasan kepada kita, bagaimana Rasulullah saw. memadukan teori dengan praktik. Ia mengajarkan akhlak mulia kepada masyarakatnya, sekaligus juga membuktikannya dengan perilakunya yang sangat luhur. Akhlak Rasulullah saw. adalah apa yang dimuat di dalam al-Qur’ān itu sendiri. Ia tidak hanya mengajarkan, tetapi juga mencontohkan dengan akhlak terpuji. Hal ini diakui oleh seorang penulis Barat, Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” dengan menempatkan Rasulullah saw. sebagai manusia tersukses mengubah perilaku manusia yang biadab menjadi manusia yang beradab.






https://wirahadie.com/materi-pai-kelas-7-bab-5/
oke sekian dan terimakasih


Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes