BREAKING NEWS

Watsapp

Wednesday, February 8, 2023

DASAR HUKUM TAHLILAN

 

Kajian dari sebuah pertanyaan terungkap berikut ini 

PERTANYAAN 

Assalamualaikum wr wb,,mohon maaf para yai mu bertanya adakah ibaroh orang yg meninggal di tahlilkan malam pertama pahala / kanjarannya untuk beberapa hari sampe mlam k 7 pahala / ganjarannya untuk beberapa hari kedepan ,,mohon maaf 🙏🙏


Jawaban 


Waalaikum salam warahmatullahi wabarokatuh


Tahlilan Yang Memberatkan

Tahlilan sudah membudaya dan memiliki penerapan yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Tidak bisa digeneralisir salah semua hanya berdasarkan satu kejadian, lalu disalahkan NUnya.

Di tempat saya lahir di Malang dan tempat saya menikah di Surabaya, Tahlilan bukan momok yang menakutkan. Karena yang menonjol adalah saling bantu, tetangga dan kerabat membawa bantuan baik bahan makanan, minuman hingga tenaga, mulai dari memasang kursi, menyapa tamu, memasak di dapur dan seterusnya. Pihak tuan rumah yang sedang berbela sungkawa sama sekali tidak direpotkan apalagi memikirkan yang berat-berat.

Tradisi semacam ini telah sampai ke ulama di Makah dan beliau, Syekh Muhammad bin Ali Husain Al-Maliki, membenarkan dengan mencatumkan beberapa sumber riwayat:

اِعْلَمْ اَنَّ الْجَاوِيِّيْنَ غَالِبًا اِذَا مَاتَ اَحَدُهُمْ جَاؤُوْا اِلَى اَهْلِهِ بِنَحْوِ اْلاَرُزِّ نَيِّئًا ثُمَّ طَبَّخُوْهُ بَعْدَ التَّمْلِيْكِ وَقَدَّمُوْهُ ِلاَهْلِهِ وَلِلْحَاضِرِيْنَ عَمَلاً بِخَبَرِ "اصْنَعُوْا ِلاَلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا" وَطَمَعًا فِي ثَوَابِ مَا فِي السُّؤَالِ بَلْ وَرَجَاءَ ثَوَابِ اْلاِطْعَامِ لِلْمَيِّتِ عَلَى اَنَّ اْلعَلاَّمَةَ الشَّرْقَاوِيَ قَالَ فِي شَرْحِ تَجْرِيْدِ الْبُخَارِي مَا نَصُّهُ وَالصَّحِيْحُ اَنَّ سُؤَالَ الْقَبْرِ مَرَّةٌ وَاحِدَةٌ وَقِيْلَ يُفْتَنُ الْمُؤْمِنُ سَبْعًا وَالْكَافِرُ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا وَمِنْ ثَمَّ كَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ اَنْ يُطْعَمَ عَنِ الْمُؤْمِنِ سَبْعَةَ اَيَّامٍ مِنْ دَفْنِهِ اهــ بِحُرُوْفِهِ (بلوغ الامنية بفتاوى النوازل العصرية مع انارة الدجى شرح نظم تنوير الحجا 215-219)   


"Ketahuilah, pada umumnya orang-orang Jawa jika diantara mereka ada yang meninggal, maka mereka datang pada keluarganya dengan membawa beras mentah, kemudian memasaknya setelah proses serah terima, dan dihidangkan untuk keluarga dan para pelayat, untuk mengamalkan hadis: 'Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far' dan untuk mengharap pahala sebagaimana dalam pertanyaan (pahala tahlil untuk mayit), bahkan pahala sedekah untuk mayit. Hal ini berdasarkan pendapat Syaikh al-Syarqawi dalam syarah kitab Tajrid al-Bukhari yang berbunyi: Pendapat yang sahih bahwa pertanyaan dalam kubur hanya satu kali. Ada pendapat lain bahwa orang mukmin mendapat ujian di kuburnya selama 7 hari dan orang kafir selama 40 hari tiap pagi. Oleh karenanya para ulama terdahulu menganjurkan memberi makan untuk  orang mukmin selama 7 hari setelah pemakaman" (Bulugh al-Amniyah dalam kitab Inarat al-Duja 215-219).

Memang pernah saya jumpai di sebuah daerah yang mengalami pergeseran tradisi dan budaya. Tidak lagi mendahulukan untuk mendoakan para almarhum dengan sedekah sesuai kemampuan atas pemberian tetangga dan kerabat, namun mengarah pada semacam keterpaksaan.

Di wilayah ini saya sepakat, budaya dan tradisi tahlilan bukan sebuah kewajiban. Jika tidak melakukan pun tidak terkena dampak hukum apa-apa. Atau sampai dikeluarkan dari NU? tidak sama sekali. NU tidak sekecil anggapan kumpulan jemaah Yasin Tahlil. Tapi kalau sampai Tahlilan dibilang bidah atau dituduh tidak ada tuntunannya, ini yang akan saya hadapi karena ketidaktahuan metode istimbath dalam hukum Islam.

Ketika saya berkali-kali memberi pelatihan keAswajaan terkadang berjumpa dengan pertanyaan jika sampai berhutang? Saya menyampaikan bahwa sedekah adalah sesuai kadar kemampuan. Jika tidak mampu jangan dipaksa, apalagi sampai minjam sana minjam sini.

Namun giliran Ust Idrus Ramli menjawab: "Kadang kita dalam bersedekah belum mencapai pada tingkat kesulitan dalam hadis: 

ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﻴﻞ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﻯ اﻟﺼﺪﻗﺔ ﺃﻓﻀﻞ؟ ﻗﺎﻝ: " ﺟﻬﺪ اﻟﻤﻘﻞ ".

Dari Abi Hurairah bahwa Nabi ditanya sedekah apa yang paling utama? Nabi menjawab: "Kesungguh-sungguhan orang yang sedang kesulitan" (HR Abu Dawud dan Al-Hakim).

Boleh jadi orang yang dalam keadaan tidak mampu tapi ingin sekali bersedekah untuk keluarga yang wafat telah menjalankan kandungan hadis tersebut, kata beliau.

Wa akhiran. Tahlilan dan semua rangkaiannya sama seperti kendaraan bermotor. Kalau ada kecelakaan satu motor apakah lantas semua motor dilarang dan harus dihentikan? Justru insiden dan kejadian tersebut yang diarahkan ke cara yang benar. Bukan memukul rata. Kecuali memang hatinya sudah rata dengan kebencian.

Kumpul-kumpul Bersama Untuk Berdoa

Nahdliyyin kulturan ketika berkumpul akan saling mengajak dan saling bersambut untuk doa bersama bagi keluarga yang sudah wafat. Tidak memandang tempat apakah di kampung atau perkotaan.

Semalam, di sebuah kawasan perumahan bergengsi di Sidoarjo, saya menyertai bapak-bapak dan ibu-ibu yang mengamalkan Tahlilan. Mereka dari berbagai unsur, suku, profesi dan keragaman lainnya. Tapi mereka disatukan untuk gemar Yasinan bersama, bersedekah makanan bersama dan sebagainya.

Dalil-dalil kirim Fatihah, baca Yasin, pahala kalimat Thayyibah yang dihadiahkan untuk almarhum telah saya sampaikan. Dan saya memastikan bahwa kebiasaan semacam ini bukan tradisi agama sebelum Islam di tanah Jawa, melainkan juga telah diamalkan di banyak negara, contohnya adalah Yaman, seperti disampaikan oleh Syekh Asy-Syaukani:

الْعَادَةُ الْجَارِيَةُ فِي بَعْضِ الْبُلْدَانِ مِنَ اْلاِجْتِمَاعِ فِي الْمَسْجِدِ لِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ عَلَى اْلأَمْوَاتِ وَكَذَلِكَ فِي الْبُيُوْتِ وَسَائِرِ اْلاِجْتِمَاعَاتِ الَّتِي لَمْ تَرِدْ فِي الشَّرِيْعَةِ لاَ شَكَّ إِنْ كَانَتْ خَالِيَةُ عَنْ مَعْصِيَةٍ سَالِمَةً مِنَ الْمُنْكَرَاتِ فَهِيَ جَائِزَةٌ ِلأَنَّ اْلاِجْتِمَاعَ لَيْسَ بِمُحَرَّمٍ بِنَفْسِهِ لاَ سِيَّمَا إِذَا كَانَ لِتَحْصِيْلِ طَاعَةٍ كَالتِّلاَوَةِ وَنَحْوِهَا

"Tradisi yang berlaku di sebagian negara dengan berkumpul di masjid untuk membaca al-Quran dan dihadiahkan kepada orang-orang yang telah meninggal, begitu pula perkumpulan di rumah-rumah, maupun perkumpulan lainnya yang tidak ada dalam syariah, tidak diragukan lagi apabila perkumpulan tersebut tidak mengandung maksiat dan kemungkaran, hukumnya adalah boleh. Sebab pada dasarnya perkumpulannya sendiri tidak diharamkan, apalagi dilakukan untuk ibadah seperti membaca al-Quran dan sebagainya.

وَلاَ يُقْدَحُ فِي َذَلِكَ كَوْنُ تِلْكَ التِّلاَوَةِ مَجْعُوْلَةً لِلْمَيِّتِ فَقَدْ وَرَدَ جِنْسُ التِّلاَوَةِ مِنَ الْجَمَاعَةِ الْمُجْتَمِعِيْنَ كَمَا فِي حَدِيْثِ اقْرَأُوْا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ وَهُوَ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ وَلاَ فَرْقَ بَيْنَ تِلاَوَةِ يس مِنَ الْجَمَاعَةِ الْحَاضِرِيْنَ عِنْدَ الْمَيِّتِ أَوْ عَلَى قَبْرِهِ وَبَيْنَ تِلاَوَةِ جَمِيْعِ الْقُرْآنِ أَوْ بَعْضِهِ لِمَيِّتٍ فِي مَسْجِدِهِ أَوْ بَيْتِهِ اهـ (الرسائل السلفية للشيخ علي بن محمد الشوكاني ص : 46)

Dan tidaklah dilarang menjadikan bacaan al-Quran itu untuk orang yang meninggal. Sebab membaca al-Quran secara berjamaah ada dasarnya seperti dalam hadis: "Bacalah Yasin pada orang-orang yang meninggal". Ini adalah hadis sahih. Dan tidak ada bedanya antara membaca Yasin berjamaah di depan mayit atau di kuburannya, membaca seluruh al-Quran atau sebagiannya, untuk mayit di masjid atau di rumahnya" (Rasail al-Salafiyah, Syaikh Ali bin Muhammad as Syaukani, 46).

Share this:

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes