BREAKING NEWS

Watsapp

Friday, July 9, 2021

"AKTIFITAS DALAM KESEHARIAN"

 Mulailah dari diri sendiri untuk belajar MANDIRI,

Awali kegiatan mulai dari BANGUN PAGI HINGGA BATASAN MALAM HARI. 

Anak anakku semuanya yang bapak banggakan. Setelah menyimak penjelasan dari 2 Video diatas, berikut dibawah tulisan ini selanjutnya bapak membuat jadwal pula untuk sebagai gambaran dalam melakukan aktivitas. 

Hal ini bapak sampaikan pula  tentunya sekalipun jauh di pandangan mata, namun hati bapak terasa dekat bersama kalian semuanya. Untuk itu bapak tetap dari jarak jauh pantau😀 selalu mengajakmu untuk tetap meningkatkan belajarmu di rumah dengan melaksanakan aktivitas sesuai aturan yang sudah dibuat kalian sendiri. Hanya bapak dibawah ini membuatkan contoh jadwal kegiatan. Agar kalian semuanya tidak lupa dengan waktu. Itu barangkali agar bisa memotivasi diri kalian supaya lebih ditingkatkan belajarnya.

Waktu  dan Kegiatan (diKondisikan saja, ini hanya sampel saja).

04.45              

Bangun tidur dan membereskan tempat tidur.

05.00 - 05.30

Shalat Subuh dan membaca Al Qur'an walaupun satu ayat.

05.30 - 06.00 Mandi Pagi.

06.00 - 06.20 Sarapan Pagi.

06.00 - 06.55 

Berangkat Sekolah (sekalipun tinggal dirumah ) diKondisikan situasi.

06.55 - 10.00 

Belajar di Sekolah (sekalipun tinggal dirumah tetap belajar ) dikondisikan.

10.00 - 10.30 

Pulang ke Rumah (sekalipun tinggal di rumah).

10.30 - 12.00 Belajar di Rumah.

12.00 - 12.30 Shalat Zuhur.

12.30 - 13.00 Makan Siang.

13.00 - 14.30 Istirahat.

14.30 - 15.30 Main Bersama Teman.

15.30 - 16.00 Shalat Ashar.

16.00 - 17.30 Belajar di MDA/TPQ

17.30 - 18.00 Mandi

18.00 - 18.30

Berkumpul bersama keluarga.

18.30 - 19.00 Shalat Magrib.

19.00 - 19.30 Makan Malam.

19.30 - 21.00 Shalat Isya dan Belajar.

21.00 04.45 Tidur sd Bangun lagi


Demikianlah jadwal ini dapat berubah sesuai kebutuhan dan situasi daerah setempat. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan motivasi kesemangatan kita agar disiplin dengan waktu.

Terimakasih semoga bermanfaat.

Penulis

 

 

 

 


"3 HAL YANG DIANJURKAN KETIKA TERJADI GERHANA"

 

Senin, 24 Mei 2021 M/ 12 Syawal 1442 H.

Ditulis: AZAY NIPIRAZAY

"3 Hal Yang Dianjurkan Ketika Terjadi Gerhana"

Oleh : A. Hasanuddin HR.

(Menyikapi Peristiwa Gerhana Bulan Dengan 'Ainul Iman/Pandangan Iman).

Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia akan dapat menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan Total (GBT/Super Blood Moon) yang akan terjadi pada hari Rabu, tgl. 26 Mei 2021 M. Mulai pukul: 18: 09 : 29. WIB. sampai dengan pukul. 20: 51:16 WIB. (Kompas.com, Sabtu, 22 Mei 2021/09.00. WIB).

Bagi orang-orang yang beriman, peristiwa gerhana Bulan   adalah merupakan bagian dari tanda-tanda ke-Maha Kuasaan Allah تعالى. Bukan hanya sebatas peristiwa alam biasa dan bukan hanya sebatas fenomena astronomi dan sains  semata, juga bukan hanya sebatas bermakna mitos belaka.

Telah berkata al-imam As-Suyuthi; "Hikmah terjadinya gerhana Matahari dan Bulan adalah ketika telah dahulu dalam ilmu nya Allah سبحانه و تعالى bahwasanya bintang-bintang  akan dijadikan sesuatu yang disembah selain Allah, khususnya Matahari dan Bulan, maka Allah menetapkan atas keduanya dengan mengalami kejadian gerhana. Allah jadikan yang demikian itu sebagai petunjuk bahwasanya keduanya, meskipun memiliki sinar cahaya yang terang benderang dan adanya apa-apa yang tampak dari keindahan sebagai akibat yang ditimbulkan (atsar) dari keduanya,  sesungguhnya keduanya itu tetap tunduk terhadap perintah Allah, dan untuk kebaikan hamba-hamba Allah lah keduanya beredar, maka Maha Sucilah Allah Dzat Yang Maha Bijaksana". (Nihayatuz Zain. hal. 111)

Menurut pendapat Ibnul 'Imad: "Sebab terjadinya gerhana Matahari dan Bulan adalah untuk mengingatkan manusia dengan menahan cahaya keduanya, agar manusia kembali kepada ketaatan kepada Allah تعالى. Karena nikmat ini apabila ditahan bisa menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh dan buah-buahan tidak bisa menjadi kering dan matang." (Nihayatuz Zain. hal. 111).

Karena itu sudah  menjadi keharusan bagi kita untuk menyikapi peristiwa gerhana Bulan yang akan terjadi ini dengan عين الايمان, pandangan keimanan.

Sahabat-Sahabat  رحمكم الله

Ada 3 hal yang dianjurkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada kita ketika terjadi gerhana:

1). Melaksanakan Sholat Sunnah Gerhana.

Berdasarkan hadits:

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda ke-Maha Kuasaan Allah تعالى. Tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang dan tidak (juga) karena hidupnya seseorang. Maka apabila kamu melihat gerhana itu, berdo'alah kamu kepada Allah dan sholatlah kamu." (HR. Bukhari dan Muslim dari Mughirah bin Syu'bah)

Hukum melaksanakan shalat sunnah Gerhana Bulan ini termasuk Sunnah Muakkadah, bagi orang laki-laki maupun perempuan dan sholat ini sunnah dilaksanakan secara Berjamaah dengan ucapan; "Ash-Sholaatul Jaami'ah"(Nihayatuz Zain. hal. 109/Al-Bajuri. Juz. I. hal. 228-229/ Kifayatul Akhyar. Juz. I. hal. 157)

2). Berdzikir, Berdo'a dan Beristighfar (Memohon Ampunan)

Berdasarkan hadits:

"Apabila kamu melihat sesuatu dari peristiwa gerhana itu, maka segeralah kamu berdzikir kepada Allah, berdo'a dan beristghfar (memohon ampunan) kepada-Nya." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa)

3). Memperbanyak Shodaqoh Dan Berbuat Kebaikan.

Berdasarkan hadits:

"Apabila kamu melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah dan sholatlah kamu." (HR. Bukhari dan Muslim dari sayyidah 'Aisyah).

Bertaubat memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan dosa dan menganjurkan untuk berbuat kebaikan kepada sesama manusia dengan bershodaqoh dan kebaikan lainnya,  inilah yang disunnahkan untuk disampaikan oleh seorang khatib dalam khutbah sholat gerhana. (I'anatut Thalibin. Juz. I. hal. 263)

"Semoga Allah Mengampuni Semua Dosa-Dosa Dan Kesalahan Kita, Menerima Semua Amal Ibadah Dan Kebaikan Yang Kita Lakukan, Serta Mengabulkan Do'a Dan Permohonan Yang Kita Panjatkan


امين يارب العالمين

والله أعلم بالصواب


"SHALATLAH KAMU DI RUMAH RUMAHMU"

Jum'at, 09 Juli 2021 M/ 28 Dz. Qo'dah 1442 H.

Oleh : A. Hasanuddin HR.

Sholatlah Kamu Di Rumah-Rumahmu" 

(Sebuah Pandangan Terhadap SE Menag RI. No. 17 Tahun 2021).

 Dalam sebuah hadits dijelaskan: "Dari Abdullah Ibnu Abbas  (رضي الله تعالى عنهما) bahwasanya ia berkata kepada orang yang mengumandangkan adzan bagi nya pada hari (Jum'at) yang turun hujan: "Apabila kamu telah mengucapkan: اشهد ان لا اله الا الله، اشهد ان محمدا رسول الله. Maka janganlah kamu mengucapkan :  حي على الصلاة. Ucapkanlah olehmu:  صلوا في بيوتكم (Sholatlah kamu di rumah-rumahmu). Berkata Abdullah Ibnu 'Abbas: "Maka seakan-akan manusia mengingkari yang demikian itu". Maka Abdullah Ibnu Abbas berkata: "Apakah kalian merasa heran dengan hal ini? Sungguh telah melakukan hal ini orang yang lebih baik dari ku (maksudnya: Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), Sesungguhnya sholat Jum'at itu satu kewajiban yang pasti. Tetapi aku tidak suka untuk menyusahkan kalian, sehingga kalian akan berjalan di tanah basah dan licin (yang bisa membuat kaki tergelincir)." (HR. Muslim. Shahih Muslim. Juz. I. hal. 311. No. 699) Berkata An-Nawawie dalam menjelaskan hadits ini; "Pada hadits ini terdapat dalil  atas gugurnya (kewajiban) shalat Jum'at (dan diganti dengan sholat Zuhur) dengan sebab adanya 'udzur hujan dan seumpamanya..." (Syarhun Nawawi 'ala Muslim. Juz. V. hal. 208. Maktabah Syamilah). Sayyid Al-Bakry, membagi 'udzur yang membolehkan (المرخصة) untuk meninggalkan shalat berjama'ah (termasuk sholat Jum'at) kepada dua bagian. Ada yang bersifat umum untuk semua orang dan yang bersifat khusus untuk pribadi-pribadi. Udzur yang bersifat umum seperti; turunnya hujan, adanya angin kencang, cuaca yang sangat panas dan cuaca yang sangat dingin. (I'anatut Tholibin. Juz. II. hal. 48). Ditengah diberlakukannya PPKM Darurat oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengatasi penyebaran virus Covid19 di tengah masyarakat yang telah banyak menelan korban jiwa, Menteri Agama RI telah mengeluarkan SE (Surat Edaran) No. 17 tahun 2021. Di mana salah satu butir dalam SE tersebut berbunyi:
1. *Peniadaan Peribadatan di Tempat IbadahPada saat pemberlakuan PPKM Darurat, peribadatan di tempat ibadah (masjid, musholla, gereja, pura, wihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah) yang dikelola masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan , Ditiadakan sementara dan kegiatan peribadatan dilakukan di rumah masing-masing. Maksud dan Tujuan dari SE tersebut adalah untuk melindungi masyarakat dari penyebaran covid19. Karena dikhawatirkan di tempat-tempat ibadah tersebut akan terjadi kerumunan yang menjadi penyebab timbulnya penyebaran covid-19 yang membahayakan keselamatan jiwa. Kalau kita pandang dari sudut agama tentang maksud dan tujuan terbitnya SE Mendagri No. 17 tahun 2021 ini, yang semata-mata untuk melindungi keselamatan masyarakat dari penyebaran  covid19, maka seharusnya SE ini tidak perlu menjadi hal yang diperdebatkan dan dipermasalahkan. Karena menjaga keselamatan jiwa (حفظ النفس) adalah merupakan salah satu dari tujuan (Maqashid) Syari'ah yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan manusia.(Rowa'iul Bayan, Tafsir Ayatul Ahkam.Juz.II. hal. 52). Sahabat-Sahabat     رحمكم الله   Berkata Abul Walid Al-Baji dalam syarah Al-Muwatha: "Tha'un adalah penyakit yang tersebar dan mengenai banyak orang pada beberapa wilayah/daerah dengan satu macam penyakit yang sama, berbeda dengan penyakit yang biasa mengenai manusia". (Badzlul Ma'un. hal. 95-96). Kalau kita mengikuti pendapat diatas, maka wabah covid19 yang saat ini sedang kita hadapi adalah termasuk kedalam kategori tho'un. Telah berkata syaikh Tajuddin: "Telah berbeda pendapat para 'ulama kita apabila terjadi tho'un (wabah) dalam sebuah negara, apakah itu sesuatu yang bisa menjadi sebab timbulnya sesuatu yang mengkhawatirkan (المخوف) bagi keselamatan jiwa atau tidak? Dalam hal ini ada dua pendapat. Keduanya berjalan pada apabila telah tersebar kematian (dengan sebab wabah tersebut) pada sebuah negara. Yang lebih shahih dari dua pendapat tersebut menurut pengarang kitab Tahdzib adalah bahwasanya wabah/tho'un tersebut adalah termasuk sesuatu yang mengkhawatirkan (terhadap keselamatan jiwa)." (Badzlul Ma'un. hal. 335). Dihikayatkan ucapan imam Syafi'i رحمه الله: "Tha'un adalah sesuatu yang mengkhawatirkan (terhadap keselamatan jiwa) sehingga tho'un itu hilang." (Badzlul Ma'un. hal. 335). Berkata imam Suyuthi: "Termasuk dari cabangan kaidah (sekiranya saling bertentangan antara kemaslahatan dan kerusakan  maka didahulukan menghindari kerusakan) adalah disyari'atkannya meninggalkan shalat berjama'ah dan sholat Jum'at dengan sebab sakit dan adanya sesuatu yang bisa menimbulkan kekhawatiran (الخوف) (terhadap keselamatan jiwa)..."(Al-Mawahibus Saniyyah, Hamisy Al-Asybah. hal. 120). "Mari Kita Sempurnakan Ikhtiar Guna Mencegah Penyebaran Covid19 Di Tengah Masyarakat Untuk Melindungi Keselamatan Jiwa, Disertai Selalu Bertawakal Serta Berdoa Memohon Perlindungan Kepada Allah تعالى. Semoga Kita Semua Dan Keluarga Kita Semua Selalu Dianugerahi Kesehatan Dan Keselamatan Serta Perlindungan Oleh Allah تعالى Dari Pandemi Covid-19 Ini. Dan Semoga Pandemi Ini Segera Bisa Diatasi Dan Segera Diangkat Dan Dihilangkan Oleh Allah سبحانه و تعالى ."
Sumber lebih jelas silahkan disimak dari Gus Yusup dengan link : https://fb.watch/6DGm5tBpN4/  امين يارب العالمين 🤲🤲🤲 
والله أعلم بالصواب 


Materi 8 Perubahan bentuk Kata Wazan Istilahii

5. Faail/اَلْفَاعِلُ : pelaku pekerjaan

Orang yang melakukan sebuah pekerjaan disebut fail/فَاعِلٌ

Contoh:

Org yg menuntut ilmu/طَالِبٌ

Org yg memukul/ضَارِبٌ

Org yg duduk/جَالِسٌ

Org yg mencintai/حَابِبٌ

6. Maf'ul/اَلْمَفْعُوْلٌ : objek/ korban dari pekerjaan, baik orang,benda, dan lainnya

Contoh:

Sesuatu yang dituntut/مَطْلُوبٌ

Orang yang dipukul/مَضْرُوْبٌ

Orang yang dicintai/مَحْبُوْبٌ

______


Percakapan 8


مَا طَعْمُ السُّكَّرِ وَ طَعْمُ الدَّوَاءِ

Apa rasa gula dan rasa obat

اَلسُّكَّرُ حُلْوٌ وَ الدَّوَاءُ مُرٌّ

Gula rasanya manis dan obat rasanya pahit

مَا الَّذِيْ طَعْمُهُ مَالِحٌ وَ حَامِضٌ

Apa yg rasanya asin dan asam

مَاءُ الْبَحْرِ مَالِحٌ وَ مَاءُ الْبُرْتُقَالِ حَامِضٌ اِذَا مَاءُ النَّهْرِ عَذْبٌ

Air laut rasanya asin dan air jeruk rasanya asam, apabila air sungai tawar

الكُوْرَةُ لَوْنُهَا اَسْوَدُ وَ اَبْيَضُ

Bola warnanya hitam dan putih

لَوْنُ اِزَارِيْ اَحْضَرُ وَ ثَوْبِيْ اَصْفَرُ

Warna sarungku hijau dan bajuku kuning

_______________________________________________________________________________________

Pola 5 & kelipatannya

Sastra Bahasa Arab adalah ilmu alat yg memiliki keunikan. Yaitu setiap materi akan selalu berhubungan satu dengan yg lainnya. materi materi awal akan berhubungan dan terikat dengan materi tengah dan juga akhir. Maka jika salah satu di antara materi awal, tengah, dan akhir terlupa/tidak dipahami, maka materi yang lainnya juga akan sulit dipahami. Dan tidak sedikit orang yg sudah bertahun tahun mempelajari bahasa arab, namun merasa sastra bahasa arab sangat sulit dan tidak sedikit juga yg gagal lalu menyerah mempelajarinya dikarenakan lupa dengan salah satunya sehingga tidak memahami keseluruhannya. Oleh karena itu sebagaimana yg dilakukan ulama ulama salaf terdahulu. kita akan bersama sama muroja'ah/mengulang pola 5 materi sebelumnya dan kelipatannya agar materi materi tersebut tersimpan di memory/ingatan jangka panjang kita. Sebagaimana hikmah para ulama salaf terdahulu.

كان الماهرون مراجعين

"Para ahli/mahir terlahir dari org org yg selalu mengulang pelajarannya"


Muroja'ah/mengulang

Silahkan perhatikan kembali materi materi berikut untuk kembali mengulang 5 materi sebelumnya agar tersimpan di ingatan jangka panjang.


Materi 7 Perubahan bentuk Kata Wazan Istilahii

10 bentuk perubahan kata & maknanya pada wazan istilahi


1. Fiil madhi/فِعْلُ الْمَاضِي : kata kerja yang telah dilakukan/yang menunjukan masa lampau, contoh :

- telah mengerjakan :  فَعَلَ

- telah tidur : نَامَ

- telah berdoa : دَعَى

2. Fi'il mudhari'/فِعْلُ الْمُضَارِعِ : kata kerja yg sedang dilakukan/akan dilakukan, contoh : 

- sedang mengerjakan : يَفْعُلَ

- sedang tidur : يَنَامُ

- sedang berdoa : يَدْعُو

3. masdar/اَلْمَصدَرُ : nama pekerjaan yg tidak terikat oleh waktu/hasil dari sebuah pekerjaan contoh:

• Aku suka memasak/اَنَا أُحِبُّ اَلطَبْخَ

Kata memasak/الطَبْخَ pada kalimat di atas merupakan masdar/مَصدَرٌ Karena memiliki arti memasak namun tidak terikat oleh waktu.

• aku mempelajari pelajaran/اَنَا أَدْرُسُ الدَّرْس

Kata pelajaran/الدرس pada kalimat di atas merupakan masdar/مَصدَرٌ Karena memiliki arti belajar namun tidak terikat oleh waktu.

• Aku menulis tulisan/اَنَا أَكْتُبُ كِتَابَةً

Kata tulisan/كِتَابَةً pada kalimat di atas merupakan masdar/مَصْدَرٌ karena merupakan hasil dari sebuah pekerjaan menulis.

4. Masdar mim/اَلْمَصْدَرُ الْمِيْمُ : masdar/مَصْدَرٌ yg awal katanya terdapat tambahan huruf mim/م (dari segi makna sama seperti masdar pada nomor 3 ☝️). Contoh :

- masalah/مَسَالَةً

- diperpanjang/مُمَدًّا

________

Percakapan 7


اَيْنَ يَعْمَلُ الْمُوَظَّفُ ؟

Di mana pegawai bekerja

الْمُوَظَّفُ يَعْمَلُ فِيْ الْاِدَارَةِ

Pegawai bekerja di kantor

مَا عَمَلُ الطَّبِيْبِ فِيْ الْمُشْتَشْفَى

Apa pekerjaan dokter di rumah sakit

الطَّبِيْبُ يُدَاوِيْ وَيُعَالِجُ الْمَرْضَى

Dokter mengobati dan menyembuhkan orang sakit

اِلَى اَيْنَ يَذْهَبُ الْفَلَّاحُ كُلَّ صَّبَحٍِ

Kemana perginya para petani setiap 

يَذْهَبُ اِلَى مَزْرَعَتِهِ ثُمَّ يَرْجِعُ كُلَ مَسَاءٍ

Dia pergi ke kebunnya kemudian dia pulang setiap sore.

_______________________________________________________________________________________

Pola 5 & kelipatannya

Sastra Bahasa Arab adalah ilmu alat yg memiliki keunikan. Yaitu setiap materi akan selalu berhubungan satu dengan yg lainnya. materi materi awal akan berhubungan dan terikat dengan materi tengah dan juga akhir. Maka jika salah satu di antara materi awal, tengah, dan akhir terlupa/tidak dipahami, maka materi yang lainnya juga akan sulit dipahami. Dan tidak sedikit orang yg sudah bertahun tahun mempelajari bahasa arab, namun merasa sastra bahasa arab sangat sulit dan tidak sedikit juga yg gagal lalu menyerah mempelajarinya dikarenakan lupa dengan salah satunya sehingga tidak memahami keseluruhannya. Oleh karena itu sebagaimana yg dilakukan ulama ulama salaf terdahulu. kita akan bersama sama muroja'ah/mengulang pola 5 materi sebelumnya dan kelipatannya agar materi materi tersebut tersimpan di memory/ingatan jangka panjang kita. Sebagaimana hikmah para ulama salaf terdahulu

كان الماهرون مراجعين

"Para ahli/mahir terlahir dari org org yg selalu mengulang pelajarannya"


Muroja'ah/mengulang


Silahkan perhatikan kembali materi materi berikut untuk kembali mengulang 5 materi sebelumnya agar tersimpan di ingatan jangka panjang.


Materi 6 Wazan

 

Dalam ilmu shorof . Wazan terbagi menjadi 2. Yaitu :


1. wazan istilahy

Wazan istilahy adalah wazan yg berhubungan dengan 10 bentuk perubahan kata yg menyebabkan perubahan maknanya. Contoh :

• Kosakata dia duduk/جَلَسَ menunjukan makna 'dia telah duduk'. 

• Apabila kosakata dia duduk/جَلَسَ berubah bentuknya menjadi يَجْلِسُ maka ia menunjukan makna 'dia sedang/akan duduk', 

• apabila kosakata duduk/جَلَسَ berubah bentuknya menjadi إِجْلِسْ maka ia menunjukan makna perintah yaitu 'kamu duduklah', 

* 10 bentuk perubahan tersebut akan kami jelaskan pada materi materi selanjutnya.


2. Wazan lugawy

Wazan lughawy adalah wazan yang berhubungan dengan 14 domir/kata ganti. Seperti saya/اَنَا , kita/نَحْنُ ، dia/هُوَ ، kamu/اَنْتَ. Contoh

• Apabila kosa kata dia duduk/جَلَسَ berubah bentuknya menjadi جَلَسْتُ menunjukan makna aku duduk. 

• Apabila dia duduk/جَلَسَ berubah bentuknya jadi جَلَسُوْا menunjukan makna mereka duduk

• Contoh wazan lainnya

هو Dia 1 lk² bekerja/ فَعَلَ

هما Mereka 2 lk² bekerja/ فَعَلَا

هم Mereka 3 lk²++ bekerja/ فَعَلُوا

انا Aku bekerja/ فَعَلْتُ

DLL

هو Dia 1 lk² melempari/ يَرْمِي

هماMereka2lk² melempari/يَرْمِيَانِ

همMereka3lk²++ melempari/يَرْمُوْنَ

نحنKami melempari/ نَرمِي

DLL


*Penjelasan d atas hanyalah beberapa contoh agar peserta mengetahui gambaran dari wazan istilahy dan wazan lugawy, penjelasan rincinya akan kami jelaskan pada materi selanjutnya

________


Percakapan 6


صَبَاحُ الْخَيْرِ، هَلْ تَغَدَّيْتَ يَاوَلَدُ

Pagi yg baik, apakah engkau telah makan siang wahai anakku

لَمَّا يَاشَيْخُ اَنْتَظِيْرُ اَصْحابِيْ

Belum wahai guru, aku menunggu para sahabatku

هَلْ تَأْكُلُ اَلطَّعَامَ مَعَهُمْ جَمِيْعًا ؟

Apakah kamu makan makanan dengan mereka bersama sama

نَعَمْ، وَ لَكِنِّيْ بَعْضُ الْاَحْيَانِ مُنْفَرِدًا عِنْدَ الْفُطُوْرِ

Iya,  akan tetapi aku terkadang sendirian saat sarapan

هَلْ تَشْرَبُ اللَّبَنَ مَعَ الْبَيْضِ

Apakah engkau minum susu bersama telur

نَعَمْ، اَحْيَانًا اِذَا شَعَرْتُ بِالتَعْبِ اَوِ الضُّعْفِ  

Iya, terkadang jika aku merasa lelah dan lemah.

________


Pola 5 & kelipatannya

Sastra Bahasa Arab adalah ilmu alat yg memiliki keunikan. Yaitu setiap materi akan selalu berhubungan satu dengan yg lainnya. materi materi awal akan berhubungan dan terikat dengan materi tengah dan juga akhir. Maka jika salah satu di antara materi awal, tengah, dan akhir terlupa/tidak di pahami, maka materi yang lainnya juga akan sulit di pahami. Dan tidak sedikit orang yg sudah bertahun tahun mempelajari bahasa arab, namun merasa sastra bahasa arab sangat sulit dan tidak sedikit juga yg gagal lalu menyerah mempelajarinya dikarenakan lupa dengan salah satunya sehingga tidak memahami keseluruhannya. Oleh karena itu sebagai mana yg di lakukan ulama ulama salaf terdahulu. kita akan bersama sama merojaah/mengulang pola 5 materi sebelumnya dan kelipatannya agar materi materi tersebut tersimpan di memory/ingatan jangka panjang kita. Sebagaimana hikmah para ulama salaf terdahulu

كان الماهرون مراجعين

"Para ahli/mahir terlahir dari org org yg selalu mengulang pelajarannya"


Merojaah/mengulang


Silahkan perhatikan kembali meteri meteri berikut untuk kembali mengulang 5 materi sebelumnya agar tersimpan di ingatan jangka panjang.


Materi 5 Materi Shorof /الصَرْفُ

Materi Shorof /الصَرْفُ


Bab Wazan /ُاَلْوَزْن : timbangan/pembanding

Dalam ilmu shorof terdapat istilah penting yg disebut wazan, wazan/ُالْوَزْن adalah acuan pedoman dalam perubahan bentuk kalimat, contoh:

Perhatikan 2 wazan/الوَزْنُ :timbangan berikut:

1. Wazan Kata فَعَلَ berubah bentuknya menjadi يَفْعُلُ

2. Wazan Kata قَامَ berubah bentuknya menjadi يَقُوْمُ

jika mengacu pada 2 wazan di atas, ketika ada sebuah kalimat كَتَبَ ingin diubah, bentuknya harus mengikuti wazan nomor 1. كَتَبَ berubah menjadi يَكْتُبُ

Dan ketika sebuah kalimat طَافَ ingin diubah, bentuknya harus mengikuti wazan nomor 2. طَافَ berubah menjadi يَطُوْفُ. 

Alasan Perubahan bentuk wazan 1 َفَعَل dan َكَتَب diserupakan, karena keduanya sama sama tersusun dari 3 huruf hijaiah yg normal (huruf yg tidak normal: ي ، و ، ا ).

Sedangkan َwazan 2 طَاف dan قام perubahan bentuknya d serupakan , karena keduanya sama sama memiliki huruf tak normal pada tengah katanya yaitu alif ( ا ) pada susunan hurufnya.


*Penjelasan diatas hanyalah beberapa contoh agar peserta mengetahui gambaran dari wazan, penjelasan rincinya akan kami jelaskan pada materi selanjutnya.


Dan masih banyak jenis jenis wazan wazan lain yang akan kami jelaskan pada materi materi selanjutnya.


______


Percakapan 5


لَوْ سَمَحْتَ, اَسْتَعِيْرُ الْمِرْسَمَ القَدِيْمَ لَحْظَةً

Kalau engkau berkenan, aku pinjam pensil lamamu sebentar

نَعَمْ، تَفَضَلْ.، لَكِنْ لَا تَتَأَخَّرْ بِاِسْتِعْمالهِ لِاَنِّيْ مُحْتَاجٌ اَيْضًا

Baik, silahkan, akan tetapi jangan lama menggunakannya, karena aku punya keperluan juga

اِنتَظِرْ لَحْظَةً، سَاَبْحَثُهُ فِيْ الْحَقِيْبَةِ اَوَّلًا

Tunggulah sebentar, aku akan mencarinya di tas dulu

طَيْبٌ. اَنَا مُنْتَظِرٌ شُكْرًا

Baik, saya tunggu, terima kasih

سَقَطَ اَلطَّبَاشِيْرُ مِنَ الْدُرْجِ اِلَى طَابِقِ الْفَصْلِ

Telah jatuh spidol dari laci ke lantai kelas

وَبَعْدُ الْطَالِبُ يَأْخُذُهَا ثُمَّ يَضَعُهَا اِلَى الْمَكَانِ الْحَقِيْقِ

Dan setelah itu siswa mengambilnya, kemudian meletakkannya ke tempat yg seharusnya

__________


Pola 5 & kelipatannya


Sastra Bahasa Arab adalah ilmu alat yg memiliki keunikan. Yaitu setiap materi akan selalu berhubungan satu dengan yg lainnya. materi materi awal akan berhubungan dan terikat dengan materi tengah dan juga akhir. Maka jika salah satu di antara materi awal, tengah, dan akhir terlupa/tidak dipahami, maka materi yang lainnya juga akan sulit dipahami. Dan tidak sedikit orang yg sudah bertahun tahun mempelajari bahasa arab, namun merasa sastra bahasa arab sangat sulit dan tidak sedikit juga yg gagal lalu menyerah mempelajarinya dikarenakan lupa dengan salah satunya sehingga tidak memahami keseluruhannya. Oleh karena itu sebagaimana yang dilakukan ulama ulama salaf terdahulu. kita akan bersama sama muroja'ah/mengulang pola 5 materi sebelumnya dan kelipatannya agar materi materi tersebut tersimpan di memory/ingatan jangka panjang kita. Sebagaimana hikmah para ulama salaf terdahulu.

كان الماهرون مراجعين

"Para ahli/mahir terlahir dari org org yg selalu mengulang pelajarannya"


Muroja'ah/mengulang


Silahkan perhatikan kembali materi materi berikut untuk kembali mengulang 5 materi sebelumnya agar tersimpan di ingatan jangka panjang. Yaitu materi 1,2,3,4


 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes