BREAKING NEWS

Watsapp

Tuesday, January 11, 2022

INGIN MENELADANI KETAATAN MALAIKAT MALAIKAT ALLAH SWT.

 

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                 : SMPN 2 GARAWANGI

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)

Alokasi Waktu : 3 JP @40 Menit

Materi Pokok         : Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.


  1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

  • Menyebutkan pengertian iman kepada malaikat-malaikat Allah. 

  • Menyebutkan dalil naqli dan 'aqli tentang iman kepada Malaikat. 


Media/Alat, Bahan & Sumber Belajar


Media/Alat

:

Worksheet atau lembar kerja (siswa), Lembar penilaian, Al-Qur’an


Bahan

:

Penggaris, spidol, papan tulis, Laptop & infocus


Sumber Belajar

:

Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2016


  1. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-1

Pendahuluan (15 menit)

1.

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

2.

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.

3.

Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Dalil Naqli Dan ‘Aqli Tentang Iman Kepada Malaikat.

4.

Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,


Kegiatan Inti

(90 Menit)

KEGIATAN LITERASI

  • Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Dalil Naqli Dan ‘Aqli Tentang Iman Kepada Malaikat.

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

  • Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Dalil Naqli Dan ‘Aqli Tentang Iman Kepada Malaikat.

COLLABORATION (KERJASAMA)

  • Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Dalil Naqli Dan ‘Aqli Tentang Iman Kepada Malaikat.

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

  • Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan

CREATIVITY (KREATIVITAS)

  • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Dalil Naqli Dan ‘Aqli Tentang Iman Kepada Malaikat. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami

Penutup (15 menit)

1.

Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. 

2.

Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.


  1. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

  • Penilaian Skala Sikap

  • Penilaian “Membaca dengan Tartil”

  • Penilaian Diskusi 




Mengetahui,

Kepala Sekolah





H.SUKMANA, MM.

NIP. 19670201 199201 1 002


GARAWANGI …………. 20….


Guru Mata Pelajaran





AYIP ZA, M.Pd.

NIP. 19710102 200801 1 002


KAJIAN SYARAH ALFIYYAH PENGERTIAN IGHRO' (الإغراء)

 KAJIAN SYARAH ALFIYYAH

Soal

1:Apakah pengertian ighro' (الإغراء) itu?

2:Dan bagaimana cara membuat ighro'?

Jawab:

Ighra' adalah:

تنبيه المخاطب على أمر محمود ليفعله

( yaitu: mengingatkan mukhotob/orang yang diajak bicara kepada perkara yang terpuji agar ia melakukannya)

2: Adapun lafadz yang dibuat ighra' itu konsepnya sama dengan cara pembuatan Takdir(التحذير) dengan ايّا

-jika lafadz yang dibuat ighro' itu ada wawu athof & diulang2, maka wajib menyimpan amilnya.

Contoh yang diulang 2: اَلْإِجْتِهَادَ اَلْإِجْتِهَادَ (bersungguh lah kamu) amilnya الْزَمْ

Contoh yang bersama wawu athof:

اَلْمُرُوْءَةَ وَ النَّجْدَةَ

(Tetaplah dengan sifat muru'ah dan pemberani) amilnya wajib disimpan, menggerakkan الزمْ

-jika lafadz yang dibuat ighro' itu tidak diulang2 & juga tidak bersama wawu athof,

Maka amilnya boleh disimpan, boleh juga ditampilkan,

Contoh: اَخَاكَ/ اِلْزَمْ اَخَاك( tetaplah kamu bersamau saudaramu)

Boleh lafadz الزم ditampakkan/ disimpan.

Nb: semua tahdzir terbaca nasob, namun orang arab terkadang memperbolehkan membaca Rofa', pada lafadz yang bermakna tahdir, bertendensi pada lafadz ناقَةَ اللّهِ وسُقْيها dengan mengira 2 kan هذه

Kajian selengkapnya silahkan masuk grup 👇

https://facebook.com/groups/237246518046407/

Izin share grup blajar mind🙏🙏


PROPAGANDA DAN JARGON-JARGON YANG SEOLAH OLAH ISLAMI, TAPI SEBENARNYA TADHLILI (MENYESATKAN)

 


BACA & RENUNGKAN, KE-GELISAHAN AL-FAQIR SAAT INI | MAAF JIKA ADA YG TERSINGGUNG DENGAN TULISAN INI

Saat ini kita harus lebih berhati² dengan propaganda dan jargon-jargon yang seolah islami, tapi sebenarnya tadhlili (menyesatkan). Seperti jargon “Kembali Ke Al-Quran dan Al-Hadis”.

Al Faqir mengamati, jargon tersebut sebenarnya ingin menghancurkan konsep bermazhab yang telah terbangun lama dan merupakan suatu kewajiban bagi seseorang yang belum mencapai tingkat mujtahid.

Kegelisahan ini rupanya sudah dirasakan puluhan abad lalu oleh Imam Sufyan bin ‘Uyainah (w. 814 M):

الحديث مضلة إلاّ للفقهاء

“Hadits itu menyesatkan kecuali bagi fuqaha”

Statement beliau ini beberapa abad kemudian dikutip oleh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 1566 M). dalam karyanya al-Fatawa al-Haditsiyah.

Jadi.. seseorang yang hafal Al Quran dan ribuan hadist saja tanpa tahu asbabun nuzul, asbabul wurud, ‘am khas, mujmal mubayyan, takhshish dan seperangkat alat ijtihad lainnya tidak akan pernah mengerti apa maksud dan tujuan dari ayat atau hadis tersebut.

Al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H) dalam kitabnya, Nashihatu Ahli al-Hadits bercerita:

Suatu ketika al-A’masy seorang muhaddits, duduk bersama Imam Abu Hanifah seorang Imam ahli fiqih. Datanglah seorang laki-laki bertanya suatu hukum kepada al-A’masy. Al-‘Amasy berkata: “wahai nu’man (Imam Abu Hanifah), jawablah pertanyaan itu”. Akhirnya Imam Abu Hanifah menjawab pertanyaan itu dengan baik.

Al-A’masy kaget dan bertanya; “dari mana kamu dapat jawaban itu wahai Abu Hanifah?” Imam Abu Hanifah menjawab; “dari hadits yang engkau berikan kepada kami”. Al-A’masy menimpali:

نعم نحن صيادلة وأنتم أطباء

“Benar, kami ini apoteker dan kalian adalah dokternya”

Untuk memahami maksud dari sebuah hadits, kita harus bertanya kepada fuqaha (ahli fiqih), sebagaimana sudah disebutkan oleh Ibnu Hajar al-Haitami diatas. Kenapa bertanya kepada fuqoha? karena merekalah yang mampu meng-istinbath (menarik kesimpulan hukum) dari teks-teks syar’i baik itu al-Qur’an ataupun hadits Nabi.

Walhasil, bagi seseorang yang belum mencapai tingkat tersebut, kewajibannya adalah mengikuti para mujtahid dengan cara bermazhab. Dan bertaqlid sudah menjadi tradisi dari masa ke masa.

Gambar: Adalah keterangan para ulama ttg kewajiban bermadzhab dalam kitab Mizan Al-Kubra juz 1 hal 34.


Wednesday, January 5, 2022

KAJIAN SYARAH ALFIYYAH TENTANG STATUS HURUF TA'

 Soal:

Di Dalam contoh dibawah ini,

إذْ قال يوسف لأبيه يَا أَبَتِ إلخ.....

(Ketika nabi yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai ayahku...)


Apakah status huruf "Tak/ت nya?

Jawab:

Huruf tak di atas merupakan pengganti dari ya mutakallim( yak yang bermakna aku/saya).


Penjelasan:

-untuk menunjukan arti saya/ mutakallim pada fiil madhi, maka pakai huruf tak/تُ yang dibaca dhommah, ditaruh dibelakang.

contoh: ضَرَبْتُ (saya telah memukul).

-untuk menunjukan arti saya/mutakallim dalam fi'il mudhari, maka memakai hamzah( أ) yang ditaruh didepan.

contoh:  أََضْرِبُ ( saya sedang/ lagi memukul)

- untuk menunjukkan arti saya/ mutakallim  pada kalimat isim yaitu dengan menambahkan yak/ي , yang diletakkan di akhir, contoh:   كِتَابِيْ (kitabku).

Jadi di dalam lafadz يَاأَبَتِ bukanlah tak mutakallim, karna ta' mutakallim itu masuk dalam kalimah fi'il, akan tetapi huruf ta' biasa yang mengganti yak/ي , mutakallim.


Syarat pergantian yaa' mutakallim diganti menjadi ta' diantaranya:

-harus terjadi pada munada

-munadanya terkhusus lafal أَبٌ dan أُمّ

-pergantian tersebut bukanlah suatu kelaziman/kewajiban

-jika sudah diganti huruf ta, maka  haknya tidak boleh ditampilkan lagi,

Nb: huruf tak/ت itu diharokati 2 wajah, boleh fathah , boleh kasrah,

Sementara untuk pembacaan dommah  boleh menurut imam farro' dan abu ja'far   An nuhas, namun pendapat ini dicegah oleh imam Az Zujaj beliau menukil dari pendapatnya imam kholil dikatakan hukumnya simai.


Monday, January 3, 2022

KETIKA AL-QUR'AN MULAI DIANGKAT OLEH ALLAH


Syaikhina Maimoen Zubair dalam pengajian kitab Syajarotul Maarif Ramadhan 1437 H dan pada halaqah yang lain sering kali dawuh (berkata) :

"Biyen kapan ono wong apal Qur'an mesti dadi wong ngalim" (Zaman dahulu jika ada orang hafal Al-Qur'an, pasti menjadi orang alim).

Beliau memberikan sebuah fakta bahwa dulu setiap Ulama' sebelum menekuni sebuah bidang khusus seperti Ahli Fiqh, Ahli Ushul Fiqh, Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan sebagainya pastilah didahului dengan pondasi hafalan Qur'an.

Bahkan banyak di antara mereka yang hafal Al-Qur'an dari kecil seperti Al-Syafi'i, Al-Nawawi, Al-Ghozali, Al-Bukhori serta Ulama' lainnya.

Dalam pengajian kitab karya Syaikh Izzudin Ibnu Abdis Salam itu, Syaikhina Maimoen Zubair mencoba memberi perbedaan antara generasi dulu dengan generasi sekarang terkait hafalan Qur'an.

Beliau dawuh (berkata) yang kira-kira jika dibahasa-Indonesia-kan adalah sebagai berikut :

"Pada akhir zaman, Al-Qur'an itu nanti akan diangkat oleh Allah dan yang diangkat terlebih dahulu adalah makna atau artinya. Sehingga tidak ada yang mengetahui dan memahami makna dari lafadz yang dibacanya. Kemudian pada puncaknya, bacaan/lafadz dan naskahnya pun akan diangkat."

Beliau juga menyajikan fakta bahwa zaman sekarang Qur'an hanya untuk sema'an/perlombaan/ pentas dan lainnya, bukan seperti Ulama' dulu di mana Al-Qur'an dijadikan pondasi kuat dalam menjalani kehidupan .

Seperti dalam dawuh:

ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ

ﻭﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻭﺩﻟﻴﻼ

(Radhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warosula wabil qurani imama wa dalila)

Dari sini sebenarnya beliau berpesan kepada penghafal Qur'an untuk tetap mendalami fan Ilmu Agama seperti Fiqih, Tafsir, Hadits, Qiroah Sab'ah dan lain sebagainya .

Semoga kita bisa meneladani Ulama' kita dan tetap husnudzon dalam semua dawuh-dawuh beliau.

-Muhammad Maulana Shibghotullah-

Pada kesempatan yang lain beliau juga dawuh

Zaman akhir cah cilik apal Qur’an # waton apal koyo moco Koran

Cah cilik sing apal mung koyo wayang # munggah panggung mlebu tv dadi hiburan

Akeh sik moco Qur’an mung kerono duit# waton moco tanpo makhroj tanpo tajwid

Pondok dibangun mung kerono gengsi # megah mewah akeh santri tanpo isi

Akeh sik moco Qur’an nanging yo linglung # persis koyo Asu rebutan Balung

Ojo melu edan2nan lee

Manuto Gurumu, mbah Arwani

Syair berisi hikmah dan nasihat yang sangat dalam lagi menyentuh dari Syaikh Simbah Kyai Maimoen Zubair ini bisa dijadikan renungan untuk kita semua.

Jika diterjemahkan kurang lebih:

Di zaman akhir ini banyak kita dapati anak-anak kecil banyak yang menghafal Al Qur’an akan tetapi hanya sekedar hafal seperti halnya membaca koran atau majalah.

Anak-anak kecil yang hafal Al Qur’an diibaratkan seperti wayang kulit yang sering diikutkan perlombaan atau pertunjukan di panggung atau di tempat lain sampai masuk televisi sehingga menjadi sebuah hiburan.

Banyak yang membaca Al Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al Qur’an seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar.

Banyak juga dijumpai berdirinya pondok-pondok pesantren dengan tujuan dan niat gengsi demi persaingan dengan pondok-pondok lain, yang mana ukuran megahnya gedung dan banyaknya jumlah santri menjadi prioritas utama akan tetapi ilmu dan kualitas dari para santrinya dikesampingkan.

Dengan kondisi yang seperti itu sehingga banyak santri yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an akan tetapi lupa terhadap isi dan ajaran dari Al Qur’an yang diharapkan yaitu untuk mengamalkannya, sehingga seolah-olah diibaratkan layaknya anjing-anjing yang saling berebut tulang, yaitu dalam hal ibadah tapi demi tujuan dunia dan saling berlomba-lomba meraihnya.

Nasihat dari syair hikmah di atas harus kita jadikan pengingat (pepeling) dalam menata niat apa saja terutama mencari ilmu dan niat ibadah agar kita tujukan semuanya hanya lillahi ta’ala mengharap ridha Allah bukan untuk yang lainnya.

Karena belajar dan membaca apalagi menghafalkan Al Qur’an adalah hal yang sangat baik. Namun jika niatnya salah maka bukan pahala yang nantinya kita dapatkan.

Rasulullah Saw. bersabda:

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari 5027)

ﺍﻗْﺮَﺀُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻷَﺻْﺤَﺎﺑِﻪ

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804).

-Hilmi Fathurrahman-

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

Artinya: Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.

Semoga bermanfaat


Sunday, January 2, 2022

Bahasan utama dari kitab Tasawuf adalah menjernihkan hati, membersihkan jiwa atau menyucikan kalbu.

قال بعض الحكماء مثل القلب مثل بيت له ستة أبواب ثم قيل له احذر ألا يدخل عليك من أحد هذه الأبواب شئ فيفسد عليك البيت فالقلب هو البيت والابواب اللسان والسمع والبصر واليدان والرجلان والشم فمتى انفتح باب من هذه الأبواب بغير علم ضاع البيت

"Hati, ibaratnya adalah rumah dengan 6 pintu. Pintu-pintu tersebut harus dijaga. Demikian pula, hati memiliki 6 pintu, yakni mata, mulut, telinga, hidung, dua tangan dan kaki. Bila ada pintu yang tidak dijaga maka akan ada maling yang mencuri dar dalam rumah."

Syetan akan berupaya masuk ke dalam hati karena hati adalah pusat kendali dan kontrol. Jika hati baik maka baik seluruh anggota tubuh. Dan jika hati rusak maka rusak seluruh tubuh (HR Muslim)

Kewajiban mulut adalah bermata jujur baik saat senang atau marah. Menahan ucapan baik saat menyendiri atau banyak orang. Sebagaimana terdapat dalam hadis:

ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺑﻌﻤﻞ ﻳﺪﺧﻠﻨﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻭﻳﺒﺎﻋﺪﻧﻲ ﻋﻦ اﻟﻨﺎﺭ

"Wahai Rasulullah, beritahu kepadaku sebuah amalan yang dapat memasukkan ke surga dan menjauhkan dari neraka..."

Diantara jawaban Nabi shalallahu alaihi wa sallam:

ﻭﻫﻞ ﻳﻜﺐ اﻟﻨﺎﺱ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﺧﺮﻫﻢ ﺇﻻ ﺣﺼﺎﺋﺪ ﺃﻟﺴﻨﺘﻬﻢ

"Bukankah manusia dijerumuskan ke neraka tidak lain karena perangkap mulut mereka sendiri?" (HR Tirmidzi)

Mata juga memiliki tugas, yakni memejamkan mata dari hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang dirahasiakan agar tidak dilihat. Sebagaimana dalam hadis:

«اﻟﻨﻈﺮﺓ ﺳﻬﻢ ﻣﺴﻤﻮﻡ ﻣﻦ ﺳﻬﺎﻡ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻟﻌﻨﻪ اﻟﻠﻪ ﻓﻤﻦ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﺁﺗﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻳﺠﺪ ﺣﻼﻭﺗﻪ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ» 

Penglihatan adalah panah beracun dari iblis, semoga Allah melaknatnya. Barangsiapa meninggalkan pandangan (yang terlarang) karena takut kepada Allah maka Allah akan memberikan iman yang dapat ia rasakan manisnya iman dalam hatinya"

Syekh Dr Khaled Kharsah mengutip takhrij dari Syekh Abu Ghuddah terkait riwayat hadis tersebut:

هناك روايات عديدة في الحاكم والطبراني في الكبير باسانيد ضعيفة

Ada banyak riwayat tentang hadis tersebut dengan sanad yang dhaif (hal. 93)

Jika hati terlanjur sakit maka penyakit hati diobati (hal. 56)

1. Prasangka buruk

واحم القلب عن سوء الظن بحسن التأويل

Jagalah hati dari prasangka buruk dengan takwil yang bagus

2. Iri hati

وادفع الحسد بقصر الامل

Singkirkan iri hati dengan angan-angan yang pendek

3. Sombong

وانف الكبر بسلطان العز

Buang kesombongan dengan keagungan Allah

4. Menjaga amanah

واحفظ امانتك بطلب العلم

Jaga amanah dengan ilmu

5. Musibah

واستعد الصبر لكل موطن

Persiapkan sabar di semua tempat

6. Nikmat

واصحب النعمة بالشكر

Bersyukur atas nikmat

7. Selalu minta tolong kepada Allah

واستعن بالله في كل أمر

Minta pertolongan Allah dalam setiap hal

8. Tekun 

وكل عمل تحب تلقاه به فألزم به نفسك

Setiap amal yang engkau senangi untuk menghadap kepada Allah maka teguhkan hatimu

9. Menghindari keburukan orang lain

وكل أمر تكرهه لغيرك فاعتزله من اخلاقك

Jika tidak senang dari orang lain maka hindarilah.

10. Selektif memilih teman

وكل صاحب لا تزداد به خيرا في كل يوم فانبذ عنك صحبته

Jika ada teman yang tidak menambah kebaikan bagi mu maka jangan berteman dengannya.

11. Menerima kesalahan orang

وحصن عملك باداب أهل الحلم

Jaga amalmu dengan akhlak mulia 

12. Memaafkan

وخذ بحظك من العفو والتجاوز

Sediakan pintu maaf

Semoga bermanfaat...

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes