BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, October 22, 2023

KEUTAMAAN ULAMA DAN ILMU

 


*KEUTAMAAN ULAMA DAN ILMU*


*1. Ampunan Dosa Karena Memandang Ulama*


وقال صلى الله عليه وسلم: من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة


Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa memandang wajah orang ‘alim dengan pandangan yang menyenangkan maka Allah akan menciptakan malaikat dari pandangan tersebut yang akan memohonkan ampunan kepada orang tersebut di hari kiamat.”


*2. Memuliakan Ulama, Syurga Imbalannya*


وقال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة


Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa memuliakan orang ‘alim, berarti ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, berarti memuliakan Allah. Barang siapa memuliakan Allah, maka tempat kembalinya adalah surga.”


*3. Keutamaan Tidurnya Ulama*

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ


Nabi ﷺ bersabda: “Tidurnya orang ‘alim adalah lebih utama dari pada ibadahnya orang bodoh.”


*4. Belajar Satu Bab Lebih Utama*


وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ العِلْمِ، يَعْمَلُ بهِ أوْ لَمْ يَعْمَلْ بهِ كَانَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ يُصَلِّي أَلْفَ رَكْعَةٍ تَطَوُّعًا


Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa belajar ilmu satu bab, diamalkan atau tidak, adalah lebih utama dari pada shalat sunnat 1000 (seribu) rekaat.”


*5. Keutamaan Berkunjung Kepada Orang ‘Alim*


وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ


Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah-olah ia berjabat tangan denganku. Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah-olah ia duduk berdampingan dengan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di hari kiamat.”


_Disarikan dari Tanqihul Qaul Al-Hatsits karya Syaikh Nawawi Al-Bantani, syarh atas Lubabul Hadits karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi._


✍️ Ustadz Muhammad Husein Al Habsyi

CARA MANUSIA UNTUK MENGETAHUI AIB-AIB DIRINYA

 

بِسْــــــــــمِـ اللَّـٰهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِـ

الـسَّـلَامُـ عَلَيْڪُمْـ وَرَحْمَةُ اللّٰـٰه وَبَرَڪَاتُهُ

اَللَّٰہُمَّ صَلِّ عَلَیٰ سَیِّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


Kajian Ihya Ulumuddin :

CARA MANUSIA UNTUK MENGETAHUI AIB-AIB DIRINYA.

إعلم : أن الله عزّ وجلّ إذا أراد بعبده خيرا بصّره بعيوب نفسه


Imam Al Ghazali berkata :

 

"Ketahuilah, sesungguhnya jika Allah SWT menginginkan seorang hamba menjadi baik, maka Dia akan memperlihatkan nya dengan kekurangan-kekurangan dirinya.

Maka ketika mata hatinya terbuka, dia akan mengenali aib-aib dirinya dan akan dapat memperbaikinya, namun sebagian besar manusia tidak mengetahui aib dirinya sendiri.

Dia bisa melihat kotoran di diri  orang lain tetapi seperti buta terhadap kotoran di diri nya sendiri."


Bagi orang yang ingin memperbaiki aib dirinya, maka harus melakukan 4 hal :


1. أن يجلس بين يدي شيخ بصير بعيوب النفس 

Dia harus _duduk_ dihadapan guru yang bisa mengetahui kekurangan dirinya, serta bisa mengarahkan murid untuk perbaikan diri. 

Seorang murid harus taat melaksanakan bimbingannya dalam memerangi nafsunya.


2. أن يطلب صديقا صدوقا بصيرا متديّنا

Dia harus mencari teman yang jujur dalam perbuatan kebaikannya, yang memiliki wawasan serta bagus dalam beragama.

Yang mendukungnya dalam kebaikan dan mencegah dan menasehatinya ketika melakukan kesalahan. 

Tetapi teman yang semacam ini sangat langka didapatkan, karena sedikit sekali teman yang jujur dan tidak berpura-pura dalam pertemanan. Yang jujur menunjukkan kekurangan dan tidak memiliki kedengkian di dalam hati.


3. أن يستفيد معرفة عيوب نفسه من ألسنة أعدائه

Dia harus bisa mengambil faedah dari perkataan buruk musuh kepadanya.

Karena musuh itu akan menampakkan aib-aib dirinya, dan mungkin dia mengambil pelajaran itu untuk perbaikan dirinya. Watak seseorang lebih menyukai pujian dari teman meskipun terkadang berupa kebohongan tetapi membenci cacian musuh meskipun terkadang bermanfaat untuk kebaikan.


4. أن يخالط الناس

Dia harus bergaul dengan manusia dengan tujuan mengambil pelajaran.

Hal buruk dari manusia yang membuat kerusakan dirinya harus dia jauhi dan hal baik yang bermanfaat untuk dia teladani harus dia ikuti.

Begitulah karena orang beriman itu bisa berkaca kepada orang-orang disekitarnya. 

Kebaikan menurut dirinya belum tentu bernilai baik bagi orang lain dan disisi Allah SWT......

PERAN PENTING AKHLAK DALAM MUAMALAH

 



*Peran penting akhlak dalam Muamalah*


Al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah berkata, 


*اعلم أن الألفة ثمرة حسن الخلق، والتفرق ثمرة سوء الخلق، لأن حسن الخلق يوجب التحابب والتوافق، وسوء الخلق يثمر التباغض والتدابر، ولا يخفى ما فى حسن الخلق من الفضل، والأحاديث دالة على ذلك*


"Ketahuilah bahwa keakraban itu merupakan buah dari akhlak yang baik dan pertikaian itu merupakan buah dari jeleknya akhlak karena akhlak yang mulia pasti akan mendatangkan kecintaan dan kesesuaian"


"Sedangkan akhlak yang jelek pasti akan mendatangkan sikap saling membenci dan membelakangi"


"Dan perkara yang tidak diragukan lagi bahwa akhlak yang mulia itu memiliki keutamaan sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh hadits-hadits." 


(Mukhtashar Minhaj al-Qashidin, jilid 1, hlm. 97).

Saturday, October 21, 2023

ADZAN DAN IQOMAH SAAT MENGUBUR ORANG YANG MENINGGAL

 


ADZAN DAN IQOMAH SAAT MENGUBUR ORANG YANG MENINGGAL


Deskripsi Masalah :

Adzan dan Iqomah saat hendak mengubur mayyit sudah menjadi tradisi dikebanyakan daerah di Indonesia, khususnya kaum Nahdiyin. Kebanyakan dari mereka hanya sekdar ikut-ikutan dalam melakukannya, tanpa mengetahui hukum asal dari Adzan dan Iqomah tersebut.


Pertanyaan :

1. Bagaimana hukum menguburkan jenazah di kumamdankan adzan dan iqomah terlebih dahulua?2. apakah hal itu disunnahkan secara syariat??


Jawaban :

Hukum adzan dan iqomah pada saat memasukkan mayyit ke lianglahat adalah khilaf: 

1. Tidak disunnahkan

2. Disunahkan seperti halnya kesunahan adzan dan iqamah pada telinga bayi sesaat setelah lahir. Titik kesamaan antara keduanya adalah keluar menuju dimensi kehidupan baru.

Referensi :

إِعَانَةُ الطَّالِبِيْن جُزْ 1ص 230<br />

وَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ يُسَنُّ الأَذَان عِنْدَ دُخُولِ القَبْرِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ بِنِسْبَتِهِ قِيَاسًا لِخُرُوجِهِ مِنَ الدُنْيَا عَلَى دُخُولِهِ فِيْهَا. قَالَ إبنُ حَجَرٍ: وَرَدَدْتُهُ فِى شَرْحِ العُبَابِ، لَكِنْ إِذَا وَافَقَ إِنْزَالُهُ القَبْرَ أَذَانٌ خَفَّفَ عَنْهُ فِى السُّؤَالِ.<br />

<br />

الفتاوي الفقهية الكبرى ص 17 ج 2<br />

<br />

(ﻭﺳﺌﻞ) ﻧﻔﻊ اﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﻣﺎ ﺣﻜﻢ اﻷﺫاﻥ ﻭاﻹﻗﺎﻣﺔ ﻋﻨﺪ ﺳﺪ ﻓﺘﺢ اﻟﻠﺤﺪ؟<br />

(ﻓﺄﺟﺎﺏ) ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻫﻮ ﺑﺪﻋﺔ ﺇﺫ ﻟﻢ ﻳﺼﺢ ﻓﻴﻪ ﺷﻲء ﻭﻣﺎ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻓﻴﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﻮﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ اﻷﺻﺒﺤﻲ ﺃﻓﺘﻰ ﺑﻤﺎ ﺫﻛﺮﺗﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﺳﺌﻞ ﻫﻞ ﻭﺭﺩ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺧﺒﺮ ﻋﻨﺪ ﺫﻟﻚ ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺧﺒﺮا ﻭﻻ ﺃﺛﺮا ﺇﻻ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﺤﻜﻰ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ اﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻟﻌﻠﻪ ﻣﻘﻴﺲ ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ اﻷﺫاﻥ ﻭاﻹﻗﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺃﺫﻥ اﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﻭﻛﺄﻧﻪ ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻮﻻﺩﺓ ﺃﻭﻝ اﻟﺨﺮﻭﺝ ﺇﻟﻰ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻫﺬا ﺁﺧﺮ اﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻓﻴﻪ ﺿﻌﻒ ﻓﺈﻥ ﻣﺜﻞ ﻫﺬا ﻻ ﻳﺜﺒﺖ ﺇﻻ ﺑﺘﻮﻗﻴﻒ ﺃﻋﻨﻲ ﺗﺨﺼﻴﺺ اﻷﺫاﻥ ﻭاﻹﻗﺎﻣﺔ ﻭﺇﻻ ﻓﺬﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﺤﺒﻮﺏ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ ﺇﻻ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ ﻗﻀﺎء اﻟﺤﺎﺟﺔ اﻩـ ﻛﻼﻣﻪ - ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ - ﻭﺑﻪ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻮاﻓﻖ ﻟﻤﺎ ﺫﻛﺮﺗﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺑﺪﻋﺔ ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺎﺭ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺿﻌﻒ اﻟﻘﻴﺎﺱ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻇﺎﻫﺮ ﺟﻠﻲ ﻳﻌﻠﻢ ﺩﻓﻌﻪ ﺑﺄﺩﻧﻰ ﺗﻮﺟﻪ ﻭاﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮاﺏ.


Copyright © 2021 IASS

Friday, October 20, 2023

DZAKAR BERGERAK LEBIH 3X/LEBIH KETIKA SHALAT,, TIDAK MEMBATALKAN SHALAT

EVALUASI DIRI

 


*EVALUASI DIRI*


'Umar bin Khatthab رضي الله عنه berkata :


*حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا ، فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي الْحِسَابِ غَدًا ، أَنْ تُحَاسِبُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ ، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ*


"Hisablah dirimu semua sebelum (nanti) dihisab, dan timbanglah dirimu sebelum (nanti) ditimbang, karena nanti hisabmu akan lebih mudah jika engkau "evaluasi" dirimu sekarang, 

hiaslah dirimu (dengan beramal shalih) untuk Pertemuan Akbar (besar). 

Pada Hari itu kamu Dihadapkan (kepada Rabbmu), & tidak ada sesuatu Darimu Yang Tersembunyi (Bagi Allah)"


(Az-Zuhud hal 120 oleh Imam Ahmad, & Hilyatul Auliya' I/52, dan Muhaasabatun Nafs hal 22 oleh Ibnu Abid Dunya)


'Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه berkata :


*ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا،* 

*فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ*


"Dunia pergi membelakangi, sedangkan akhirat datang menghadap, & keduanya memiliki warga. 

Maka jadilah kalian anak-anak akhirat, & janganlah menjadi anak-anak dunia, karena 

*sesungguhnya hari ini (di dunia) tempat beramal tanpa ada hisab, sedangkan besok (di akhirat) tempat hisab (perhitungan) & tanpa ada kesempatan beramal"*

 (Bukhari no.6417)


Abu ad-Darda' رضي الله عنه berkata :


"Sesungguhnya yang Paling Aku "Takuti" adalah ketika sedang dihisab ditanyakan kpda diriku : "Sungguh engkau "memiliki" ilmu, lalu Apa yang engkau Amalkan dari yang Telah engkau ketahui ?" 

(Akhlaaqul Ulamaa' hal 71 oleh Imam al-Ajurry)


Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata :


"Hisab menjadi "ringan" bagi orang yg telah menghisab dirinya di dunia. 

Dan hisab jadi berat pada hari Kiamat bagi orang yang melakukan "Urusan Tanpa Muhasabah" 

(Hilyatul Auliyaa' 2/157)


Al-Fudhail bin ‘Iyadh رحمه الله berkata :


"Mukmin itu yg rajin menghisab dirinya & ia mengetahui bahwa ia akan berada "di hadapan" Allah kelak. 

Sedang orang munafik adalah "orang yang lalai" akan dirinya sendiri (dia enggan mengoreksi diri). 


Semoga Allah merahmati seorang hamba yang terus "mengoreksi" dirinya sebelum datang "malaikat maut" untuk menjemputnya" 

(Tarikh Baghdad 4/148, lihat A’mal Al-Qulub hal 372)


اَللّٰهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَاباً يَسِيْرًا ، وَ يَمِّنْ كِتَابِيْ


Ya Allah hisablah diriku dengan hisab yg Mudah, & berikan di Tangan Kanan kitab (catatan amal)ku...

Thursday, October 19, 2023

PENTINGNYA BELAJAR ADAB SEBELUM MEMPELAJARI ILMU AGAMA

 *_Urgensi Mempelajari Adab Sebelum Mempelajari Ilmu Agama_*

Tidak diragukan lagi bahwa belajar dan menuntut ilmu agama telah dijelaskan keutamaannya dalam nash yang terbilang dalam al-Quran maupun al-Hadist, diantaranya Allah berfirman:


*يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ*


Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (al-Mujadilah: 11).


Disebutkan pula dalam hadist bahwa Rasul sallallahu alaihi wa sallam bersabda:


*وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ*


Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” 

(HR. Abu Dawud no.3641, Ibnu Majah no.223, dari hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu).


Seorang penuntut ilmu jika senantiasa menghadirkan keutamaan yang disebutkan dalam dalil-dalil tersebut. 


Karena sangatlah penting agar ia bisa tetap memberikan suntikan semangat untuk belajar.


Dan menuntut ilmu itu memiliki adab-adab yang harus diperhatikan. 


Ketika seorang pembelajar memegang adab-adab ini, maka dampaknya akan memberikan nilai positif ketika berinteraksi dengan guru dan teman sejawatnya dalam belajar. 


Ia juga bisa mempersingkat jalan dia dalam belajar. Bisa mengetahui mana yang lebih penting dari perkara-perkara penting dalam belajar yang harus diambil terlebih dahulu. 


Bahkan adab belajar bisa menuntun dia kepada jalan yang akan menjadikannya ahli ilmu yang kokoh dalam keilmuan.


*NASEHAT ULAMA TENTANG PENTINGNYA BERADAB SEBELUM BERILMU*


Sebagaimana hal tersebut telah dicontohkan oleh para kibar ulama. Sebagian adab-adab belajar bisa didapat dengan membaca buku-buku yang ditulis dalam tema ini, atau juga bisa diambil dengan berinteraksi langsung dengan para ulama. 


Berikut diantara statement ulama yang menekankan pentingnya beradab dahulu sebelum menuntut ilmu :


Berkata Ibnu Wahb :


*ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه*


Apa yang kami nukilkan dari adabnya Imam Malik jumlahnya lebih banyak daripada apa yang kami pelajari dari ilmunya”. 

(Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala juz:8 hal:113)


Kebutuhan seorang penuntut ilmu akan adab sebelum memulai menuntut ilmu adalah perkara yang sangat penting, oleh karenanya begitu banyak wasiat para ulama dalam masalah ini.


Salah satu contohnya, wasiat Imam Malik ketika mengarahkan seorang pemuda dalam belajar, beliau mengatakan:


*يا ابن أخي، تعلم الاب قبل أن تتعلم العلم*


Wahai putra saudaraku, belajarlah adab sebelum engkau mempelajari ilmu”. (Lihat: al-Hilyah oleh Abu Nu’aim juz:6 hal:330)


Yusuf bin Husain juga berkata:


*بالأدب تفهم العلم*


Dengan adab anda akan memahami ilmu”. 

(Lihat: Iqtidhou al-Ilmi al-Amal oleh al-Khatib al-Baghdady hal:170).


Begitupula Abu Abdillah al-Balkhy mengatakan :


*أدب العلم أكثر من العلم*


Adab berilmu lebih banyak dari ilmu itu sendiri”. 

(Lihat: al-Aadabu al-Syariyyah juz:3 hal:552)


Juga lihatlah Imam Laits ibnu Sa’ad ketika beliau mengawasi penuntut ilmu hadist, kemudian beliau melihat ada sesuatu yang kurang pas dalam sikap mereka, kemudian beliau menegur:


*ما هذا؟ أنتم إلى يسير من الأدب أحوج منكم إلى كثير من العلم*


Apa ini? Kebutuhan kalian terhadap sedikit adab itu lebih mendesak daripada kebutuhan kalian pada ilmu yang banyak”.

 (Lihat: Syarafu Ashabi al-Hadist oleh al-Khatib al-Baghdady no:283).


Dari beberapa kutipan di atas, kita kemudian menjadi tahu urgensi mempelajari adab sebelum menuntut ilmu, *apalah arti seseorang memiliki ilmu yang banyak dan luas namun tidak beradab,* justru dampak negatifnya akan lebih besar daripada dampak positif yang akan dibawa.


*ADAB-ADAB SEORANG PENUNTUT ILMU*


Secara singkat, berikut beberapa adab-adab menuntut ilmu yang perlu untuk diketahui oleh para pembelajar ilmu syari :


*1. Kesabaran.*


Menuntut ilmu adalah termasuk perkara mulia dan tinggi dalam sudut pandang agama, dan perkara yang mulia tidaklah bisa dituai melainkan harus bersusah payah dan berlelah-lelah, dan ini semua butuh kesabaran.


*2. Mengikhlaskan amalan.*


Maksudnya adalah menjadikan upaya menuntut ilmu itu sebagai bentuk mencari keridoan Allah, harus ikhlas, jauh dari riya dan keinginan untuk agar bisa tampil dan merasa tinggi di hadapan orang lain, benar-benar tujuannya untuk mengangkat kebodohan dalam diri dan pada orang lain.


*3. Mengamalkan ilmu yang didapat.*


Ketahuilah, bahwa mengamalkan ilmu itu adalah tanda bahwa ilmu tersebut berbuah, barangsiapa yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sejatinya ia telah menyerupai kaum yahudi dalam hal ini.


*4. Senantiasa merasa diawasi oleh Allah.*


Wajibnya bagi penuntut ilmu untuk menghiasi dirinya dengan perasaan diawasi oleh Allah (muroqobatullah) baik dalam keadaan sembunyi maupun terang, berjalan menuju Allah dengan didampingi perasaan takut (khouf) dan harap (roja), selalu memenuhi hati dengan rasa cinta pada Allah ta’ala (al-mahabbah).


*5. Memanfaatkan waktu dengan baik.*


Yaitu bersegera memanfaatkan waktu muda dan umur dengan sebaik mungkin untuk menggali ilmu, jangan terlalu banyak ungkapan besok atau menunda-nunda amalan, jangan terlalu banyak harapan namun minim aksi, menit demi menit berlalu, hari, pekan, bulan dan seterusnya, jika tidak dimanfaatkan waktu itu dengan baik maka kita akan merugi.


*6. Himbauan untuk tidak sibuk dengan khilaf para ulama.*


Sekali-kali janganlah engkau menyibukkan dirimu dengan persilangan pendapat para ulama pada awal mulai belajar, atau menyibukkan dengan perselisihan di tengah masyarakat secara mutlak, karena hal tersebut akan membingungkan pikiran, juga jangan terlalu membaca terlalu banyak dari banyak sumber, tapi pilihlah kitab-kitab dasar yang sudah diarahkan oleh guru, dibaca dan dikuasai dengan baik sampai mutqin, dengan begitu akan lebih bisa menghemat waktu.


*7. Memahami ilmu secara cermat dan itqan (menguasai sempurna).*


Bersemangatlah memahami ilmu secara cermat dan mutqin, tentunya hal tersebut bisa diwujudkan ketika mempelajari ilmu dengan didampingi oleh syaikh atau guru yang berkompeten, dengan menghafal ilmu tersebut, senantiasa diulang-ulang secara periodik agar tidak mudah lupa dan lekang oleh waktu.


*8. Menelaah kitab-kitab.*


Setelah kita menghafal bentuk ringkas dari setiap disiplin ilmu secara mutqin dan cermat, memahami makna dan syarahnya dengan baik dengan dibimbing oleh guru, barulah kita bisa berpindah kepada rujukan yang pembahasannya lebih luas, dengan menelaah secara kontinyu, memberikan komentar dan catatan pada perkara yang dianggap penting dan berfaidah, atau masalah-masalah yang detail, memberikan jawaban dan solusi dari masalah tersebut.


*9. Memilih teman yang baik.*


Berupaya untuk memilih teman yang baik dalam menuntut ilmu, yang menyibukkan dirinya dengan ilmu dan bukan dunia, dia bisa membantumu untuk mewujudkan mimpimu, menolongmu untuk mengumpulkan faidah-faidah ilmiyah dalam belajar, menyemangatimu ketika engkau futur, meringankan bebanmu, yaitu teman yang bersemangat belajar, memiliki akhlak dan agama yang baik dan senantiasa tidak bosan memberikan nasehat.


*10. Beradab di hadapan para guru.*


Ilmu itu tidak bisa diambil langsung begitu saja dari buku, namun wajib engkau ambil dengan arahan dan pengajaran dari guru yang berkompeten, agar engkau tidak terpeleset dalam kesalahan dan kekeliruan pemahaman, karena anda butuh dengan guru yang membimbing anda, maka wajib bagi anda untuk menjaga adab di hadapannya, dengan demikianlah anda akan sukses dan beruntung dalam belajar, mendapatkan ilmu yang mumpuni dan diberi taufik, muliakan guru anda, hormati dia dan bersikap lemah lembut padanya, demikian contoh yang diberikan oleh para ulama di masa lampau.


*KESIMPULAN*


Dari paparan sederhana di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa menuntut ilmu agama haruslah didahului dengan mempelajari adab-adabnya. 


Hal ini sebagaimana arahan dari para ulama yang telah kami kutipkan, karena apalah arti seseorang memiliki ilmu yang banyak namun kurang atau tidak memiliki adab. 


Tentu hasilnya tidak menjadi sesuatu yang baik. 


Semoga Allah memberikan taufik pada kita semua.

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes