يجب ستر العورة بما - أي بجرم - يمنع إدراك لونها لمعتدل البصر عادة، فلا يكفي ما لا يمنع ذلك… (قوله: ويكفي ما يحكي لحجم الأعضاء لكنه خلاف الأولى أي للرجل، وأما المرأة والخنثى فيكره لهما.
“Wajib menutup aurat dengan sesuatu yang mencegah mata melihat warna kulit, maka tidak cukup menggunakan bahan yang tidak mencegahnya…(Pernyataan: Dan cukup menggunakan sesuatu yang memperlihatkan lekuk tubuh… namun hal semacam ini dihukumi khilaful aula bagi lelaki dan makruh bagi wanita dan khuntsa.”
(فصل) النيه ثلاث درجات : إن كانت الصلاة فرضا وجب قصد الفعل والتعيين والفرضية وإن كانت نافلة مؤقتة كراتبة او ذات سبب وجب قصد الفعل والتعيين ، وان كانت نافلة مطلقة وجب قصد الفعل فقط .
Tingkatan Niat
Niat itu ada tiga derajat, yaitu:
1. Jika sholat yang dikerjakan fardhu, diwajibkanlah niat qasdul fi’li (mengerjakan shalat tersebut), ta’yin (nama sholat yang dikerjakan) dan fardhiyah (kefardhuannya).
2. Jika sholat yang dikerjakan sunnah yang mempunyai waktu atau mempunyai sebab, diwajibkanlah niat mengerjakan sholat tersebut dan nama sholat yang dikerjakan seperti sunah Rowatib (sebelum dan sesudah fardhu-fardhu).
3. Jika sholat yang dikerjakan sunnah Mutlaq (tanpa sebab), diwajibkanlah niat mengerjakan sholat tersebut saja.
Yang dimaksud dengan qasdul fi’li adalah aku beniat sembahyang (menyenghajanya), dan yang dimaksud ta’yin adalah seperti dzuhur atau asar, adapun fardhiyah adalah niat fardhu.
Dimakruhkan mencabut bulu hidung,akan tetapi disunahkan mengguntingnya jika dirasa panjang,dan biarkan tetap ada karena keberadaanya mempunyai manfaat kesehatan (sbgai filter udara)
diperbolehkan mencukur seluruh bulu yang tumbuh dibadan seperti bulu dada dan bulu di kedua tangan,bulu dibokong (maaf, dipantat) dan bulu disekitar anus
Tidk ada ulama fiqh Yg melegalkan wanita haid berdiam dlam masjid, (berbeda dgn sekedar berlalu/melintas)
Dlm salah satu fatwa syaikh Al- buthi seputar wanita haid berdiam diri di dlm masjid
* Bagaimna hukum wanita Haid yg berprofesi sebagai ustadzah masuk masjid untuk mengajar atau mengisi kajian ?
Syaikh muhammad sa'id Ramadhan Al buthi dlm fatwanya prnah di tanyak ,
دخول الحائض المسجد ؟
أريد جوابا قطعيا لهذه المسألة .. إعرف أن الحكم فيها مبتوت فيه وهنالك حديث صحيح لكن من كثرة ما أسمع مخالفات وتيسيات وفتاوى شرقية وغربيه أصحبت أشك في معلومات،
ما حكم دخول الحائض إلى المسجد في دورات القرأن للتعليم أو للتعلم إن لم يكن هنالك بديل عنها في التعليم وهل هنالك مذهب ما يجيز ذلك ؟
يقولون : أنها إن لم تذهب سيتشتت الطلاب فمنهم من أباح ذلك بحكم -ضرورة العلم - و الضرورات تبيح المخظورات
Sya ingin mendpatkn jwaban yg pasti dlm masalah ini, yg saya tua hukumnya sudh jelas dn juga asa hadits shoheh , akan tetapi akhir² ini saya mendengar pendpat² lain yg berbeda dn cendrung meringankn, bagaimna hukum wnita haid masuk Masjid untk mengajar atau belajar kajian Al quran jika di sana tdk ada org yg dpat menggantikannya dlm mengajar ? Dn apakh ada pendpat Yg membolehkan hal itu ?
Sebagian org mengatkan jika sya tdk hadir mka itu akn membuat jamaah tercerai berai dn ia mengatakn saya boleh duduk di masjid dgn alasan darurat , dn ke adaan darurat bisa bisa membolhkn parkara yg di haramkan .
𝙅𝘼𝙒𝘼𝘽𝘼𝙉 : 𝙎𝙔𝘼𝙄𝙆𝙃 𝘼𝙇 𝘽𝙐𝙏𝙃𝙄
ليس في العلماء وائمة المذاهب الفقهية من قال بإباحة مكث المرأة الحائض في المسجد ،
وكلام رسول الله صلى الله عليه وسلم في ذلك صريح ، ومن أبرزه ما رواه مالك في موطئة ، ولكن بعض النساء اليوم برغب في التباهى بكثرة من يخضرن في دروسهن ، فتخرع الواحدة منهن فتاوي بإباحة جلوسالحائض في المسجد ، كيلا يقل عدد الحضور منهن في دروسها ، ولا تبالي أنها تخالف بذلك حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم .. وأعتقد أنه لا خير في حضور دروس مدرسات عذه عي حالهن ،
Tidk ada ulama dri madzhab fiqh manapun yg membolehkn wnita haid berdiam diri di dlm masjid , hadits Rasulullah tentang ini sudh sngat jelas , termasuk yg paling menonjol adlah hadits riwayat imam malik di muwatho' nya ,
Akan tetapi sbagaian ustadz di zaman ini yg berlomba lomba untuk memperbanyak jamaah hingga akhirnya sbgian dri mereka membuat fatwa bolehnya bolehnya wanita duduk di dlm masjid agar jamaahnya tdk berkurang, dn tdk peduli bahasa itu bertentangan dgn hadits Rasulullah saw , saya meyakini tdk ada faidahnya menghadiri kajian2 ustadz / ustadzah yg kelakuannya seprti itu .
Istifta'at Al anaas lil imam al-syahid al-buthi fatwa no 306
➖➖➖➖➖
Wanita haid di larang keras berdiam diri di dlm masjid . Baik untk sekedar diam , sholat, i'tiqaf , atau untk yg lainnya .
Referensi :
كتاب : الموسوعة الفقهية
Menukil bhwa ini sudh menjdi kesepakatan para fuqoha'
Larangan bgi wanita haid berdiam di masjid pelarngan ini adlah ta'abbudi , maka walaupun memakai pembalut yg bisa di pastikan darh tdk menetes ke masjid, mka hukumnya tetap haram apbila berdiam di dlm msjid .
- Ana sampaikan ini semua krna realita yg ada skrg banyak ana temui ustadz2 anyaran dri golongan sebelah yg membolehkn wanita haid ikut kajian, ta'lim di dlm masjid walaupun sedng haid .
Usut punya usut ternyata itu semua hanya untuk tidk mengurangi jumlah jamaahnya . Sehingga fatwanya bertentangan dgn ittifaq para fuqaha' . Jadi apabila satu majlis yg melegalkan wanita haid ikut pengajian di dlmnya . Maka lebih baik tinggalkan majlis tsb . Krna tidk ada manfaat/maslahah mengikuti majlis tsb yg ada hanya mendatangkn mudhorot .
Kata syaikhuna dan bisa tetap pangkat masjid itu cukup kita tahu bahwa tempat itu di pakai untuk sholat ، dan cukup pngkat masjid itu tersebar luas artinya sering di pakai oleh orang orang untuk sholat di sertai dgn TDK inkar bahwa itu masjid
masjid itu adalah setiap tempat yg di wakafkan untuk sholat , dan bisa di nyatakan itu masjid, atau di sangka saja itu masjid kerena memang tersebar luas tahu bahwa itu masjid walaupun tempatnya itu di milik oleh seseorang
Dan Syah di situ sholat tahiyat tapi TDK Syah i'tikaf menurut Qoul mu'tamad
Iya begitu di tuqil dari ibfu hajar dari imam subki bahwa kami jika melihat bentuk masjid dan orang orang sholat di sana serta TDK ada yg ingkar maka kami menghukumi itu barang wakaf artinya mesjid,
Jika TDK memenuhi qaid di atas maka TDK bisa di sebut masjid
Sudah menjadi tradisi bahwa ketika menikah, mempelai dirias dan duduk di pelaminan. Proses rias biasanya dimulai setelah subuh dan tidak dihapus sampai acara selesai sekitar jam 10 malam. Masalah terjadi terkait shalat mempelai. Sebab perias biasanya tidak mau menghapus riasan hanya karena penganten mau shalat. Sebab prosesi rias bisa memakan waktu sampai 3 jam.
Pertanyaan:
Apakah boleh dengan alasan ini, mempelai shalat dhuhur dijamak taqdim dengan asar, dan shalat maghrib dijamak ta'khir dengan isya'?
Jawaban:
Sebenarnya menurut pendapat yang muktamad dalam madzhab syafi'i, tidak boleh jama' sholat di rumah. Namun sebagian ulama' madzhab syafi'i memperbolehkannya asalkan ada hajat dan tidak dijadikan kebiasaan. Akan tetapi, jama' sholat merupakan rukhsoh (dispensasi) yang mana diperbolehkannya tidak boleh karena alasan yang diharamkan agama. Oleh karenanya, jika dalam proses rias dan pemajangan penganten terdapat kemaksiyatan, seperti membuka aurat, seperti rambut dan dada. Maka hukumnya tetap tidak diperbolehkan.
ومن ثم لا يستبيح العاصي بسفره شيئا من رخص السفر: من القصر والجمع والفطر والمسح ثلاثا، والتنقل على الراحلة، وترك الجمعة، وأكل الميتة ; وكذا التيمم، على وجه اختاره السبكي، ويأثم بترك الصلاة إثم تارك لها، مع إمكان الطهارة ; لأنه قادر على استباحة التيمم بالتوبة.
حاشية الباجوري الجزء الثاني ص 99 (مع هامشه) دار الفكر
أحدها نظره ولو كان شيخا هرما عاجزا عن الوطء إلى أجنبية لغير حاجة إلى نظرها فغير جائز.
(قوله: إلى أجنبية) أي إلى شيء من امرأة أجنبية أي غير محرم ولو أمة وشمل ذلك وجهها وكفيها فيحرم النظر إليهما ولو من غير شهوة أو خوف فتنة على الصحيح كما في المنهاج وغيره ووجهه الإمام باتفاق المسلمين على منع النساء من الخروج سافرات الوجوه أي كاشفات الوجوه وبأن النظر محرك للشهوة ومظنة الفتنة وقد قال تعالى قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم واللئق من محاسن الشريعة سد الباب والإعراض عن تفاصيل الأحوال كما قالوه في الخلوة بالأجنبية وقيل لا يحرم لقوله تعالى ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها وهو مفسر بالوجه والكفين والمعتمد الأول ول بأس بتقليد الثاني لا سيما في هذا الزمان الذي كثر فيه خروج النساء في الطرق والأسواق.
Azay Nipira itu saya sebuah nama untuk dalam bermedia saja. Adalah terlahir dari seorang ibu yang cantik, baik, sholehah berdarah Sunda. Tentu saya adalah seorang manusia makhluk biasa yang senantiasa berdoa dan berusaha untuk terus berupaya dan untuk terus berdaya sekemampuan berbuat kebaikan untuk ibu, saudara saudari, seggenap keluarga, masyarakat, bangsa, negara sebagai perintah agama Islam yang saya yakini kebenarannya. Dengan tetap saling menghormati, menghargai, serta menjungjung tinggi siapapun orang untuk tetap saling mengenal satu sama yang lainnya. Ucapan terimakasih kepada siapapun yang telah memberikan ilmu ilmu kepada sayadan menjadi guruku, namun mohon ma'af saya tidak bisa membalasnya hanya saya selalu berdo'a untuk semua yang menjadi guruku dengan mendo'akan agar menjadi nilai tambah baginya sehingga mendapatkan balasan yang setimpal sepadan dari Allah SWT sebaik baiknya Dzat pemberi balasan kebaikan. Aamii..n. yaa..Rabbal Aalamiin....