BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN
TERJEMAH FATHUL MU'IN
SHOLAT JANAZAH
PART 17
MENTALQIN ORANG YANG SAKIT KERAS ( SAKARATUL MAUT )
(وَ يُنْدَبُ) أَنْ يُلَقَّنَ مُحْتَضِرٌ وَ لَوْ مُمَيِّزًا عَلَى الْأَوْجَهٍ الشَّهَادَةَ: أَيْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ، فَقَطْ لِخَبَرِ مُسْلِمٍ: “لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ أَيْ مَنْ حَضَرَهُ الْمَوْتُ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ”
Sunnah mentalqīn orang yang sedang sakit keras (54) – sekalipun baru mumayyiz📚, menurut pendapat aujah – , yaitu dengan bacaan (لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ) saja.📝
Berdasarkan hadis muslim : Talqinlah orang-orang matimu -maksudnya orang yang hampir mati dengan ucapan
لاَاِلٰهَ اِلَّا اللّٰه.
-------------------
54.
. أي بلا إلحاح عليه، لئلا يضجر، ولا يقال له: قل.
"Dengan tidak mendesaknya, agar ia tidak merasa bosan, dan jangan katakan padanya: 'Ucapkan !!."
بل تذكر بين يديه ليتدبر، أو يقال ذكر الله مبارك فنذكر الله جميعا.
"Tetapi sebaiknya diingatkan di hadapannya agar ia merenung, atau dikatakan: 'Menyebut nama Allah adalah berkah,' maka marilah kita semua mengingat Allah."
ويسن أن يكون الملقن غير متهم بإرث أو عداوة أو حسد أو نحو ذلك، فإن يحضر غيره لقنه أشفق الورثة ثم غيره، ولا يترك التلقين حينئذ.
Disunnahkan agar yang memberi talqin (membimbing untuk mengucapkan syahadat) bukan orang yang memiliki kepentingan warisan atau permusuhan atau iri hati, atau hal-hal semacam itu. Jika yang hadir adalah orang lain, maka yang paling penuh kasih dari ahli warisnya yang hendaknya memberi talqin, kemudian yang lainnya. Jangan meninggalkan talqin pada saat itu."
📚 أي ليحصل له الثواب الآتي.
"Agar ia mendapatkan pahala yang akan datang.
وإنما لم يلقن في القبر لأمنه من السؤال.
Sesungguhnya mumazis Tidak perlu ditalqin di dalam kubur karena ia aman dari pertanyaan kubur.
وعبارة شرح البهجة: وكلامهم يشمل الصبي والمجنون، فيسن تلقينهما، وهو قريب في المميز.
Dalam kitab Syarh al-Bahjah disebutkan: 'Ucapan mereka mencakup anak-anak dan orang gila, sehingga disunnahkan untuk mentalqin mereka, dan ini juga berlaku untuk anak-anak yang sudah dapat membedakan ( mumazis ).'"
📝أي من غير زيادة محمد رسول الله.
Tanpa menambahi MUHAMMADURROSULULLOH
Ianah Tholibin juz 2 hal 138
Nurul ilmi
-----------------
مَعَ الْخَبَرِ الصَّحِيْحِ: “مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ، دَخَلَ الْجَنَّةَ”، أَيْ مَعَ الْفَائِزِيْنَ.
serta berdasar hadits shaḥīḥ yang artinya: “Barang siapa yang di akhir ucapannya berupa (لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ) maka ia masuk surga bersama-sama orang-orang yang beruntung📑”.
----------------
📑 أي من الله بالرتب العلية.
Semoga mendapatkan kedudukan tinggi dari Allah.
والفوز هو النجاة والظفر مع حصول السلامة.
Dan kemenangan adalah keselamatan dan keberhasilan dengan mendapatkan keselamatan."
Ianah Tholibin juz 2 hal 139
Nurul ilmi
-------------------
وَ إِلَّا فَكُلُّ مُسْلِمٍ وَ لَوْ فَاسِقًا يَدْخُلُهَا، وَ لَوْ بَعْدَ عَذَابٍ، وَ إِنْ طَالَ.
Jika tidak diartikan seperti ini {“Barang siapa yang di akhir ucapannya berupa (لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ) maka ia masuk surga bersama-sama orang-orang yang beruntung"}, maka setiap orang yang Muslim pasti masuk surga, sekalipun fāsiq, dan meskipun terlebih dahulu disiksa lama sekali.
وَ قَوْلُ جَمْعٍ: يُلَقَّنُ “مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ” أَيْضًا، لِأَنَّ الْقَصْدَ مَوْتُهُ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَ لَا يُسَمَّى مُسْلِمًا إِلَّا بِهِمَا مَرْدُوْدٌ بِأَنَّهُ مُسْلِمٌ، , وَ إِنَّمَا الْقَصْدُ خَتْمُ كَلَامِهِ بِلَا إِلهَ إِلَّا اللهُ لِيُحْصُلَ لَهُ ذلِكَ الثَّوَابَ.
Tentang perkataan segolongan ‘ulamā’: – orang yang sakit keras juga ditalqīn dengan (مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ), sebab supaya mati dalam keadaan Islam, sedang ia belum dikatakan Muslim, - -jika belum mengucapkan dua kalimat tersebut – , adalah ditolak sebab orang yang ditalqīn itu sendiri sudah Muslim.
Talqīn hanya bertujuan untuk mengakhiri ucapannya dengan kalimat: (لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ) supaya mendapatkan pahala💻.
------------
💻أي هو دخول الجنة مع الفائزين.
Maksud pahala adalah masuk surga bersama sama orang- orang yang meraih kemenangan.
Ianah Tholibin juz 2 hal 139
Nurul ilmi
-----------------
وَ بُحِثَ تَلْقِيْنُهُ الرَّفِيْقُ الْأَعْلَى، لِأَنَّهُ آخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ، مَرْدُوْدٌ بِأَنَّ ذلِكَ لِسَبَّبٍ لَمْ يُوْجَدْ فِيْ غَيْرِهِ، وَ هُوَ أَنَّ اللهَ خَيَّرَهُ فَاخْتَارَهُ.
Mengenai pembahasan tentang menalqīn mayat memakai “ar-Rafīq-ul-A‘lā” 📒(derajat tertinggi), sebab kalimat tersebut adalah kalimat yang diucapkan oleh Nabi s.a.w. adalah ditolak, sebab akhir perkataan Nabi tersebut merupakan suatu perkara yang tidak ditemukan pada selain beliau, yaitu Allah s.w.t. menyuruh Nabi memilih, lalu beliau memilih Rafīq-ul-A‘lā.
-----------------=
📒قيل هو أعلى المنازل - كالوسيلة التي هي أعلى الجنة - فمعناه: أسألك يا الله أن تسكنني أعلى مراتب الجنة.
Artinya:"Dikatakan bahwa " Rofiqul A'la" itu adalah derajat tertinggi - seperti Al-Wasilah yang merupakan derajat tertinggi di surga - maka maknanya: Aku memohon kepada-Mu ya Allah untuk menempatkanku di derajat tertinggi di surga.
وقيل معناه: أريد لقاءك يا الله يا رفيق يا أعلى.
Dan dikatakan maknanya: Aku ingin bertemu dengan-Mu ya Allah, wahai Al-Rafiq yang Maha Tinggi.
والرفيق من أسمائه تعالى، للحديث الصحيح: إن الله رفيق.
Dan Al-Rafiq adalah salah satu dari nama-nama-Nya yang Maha Tinggi, berdasarkan hadits yang shahih: Sesungguhnya Allah adalah Rafiq (Maha Lembut)."
Ianah Tholibin jus 2 hal 139
Nurul ilmi.
-----------------
وَ أَمَّا الْكَافِرُ فَيُلَقَّنُهُمَا قَطْعًا، مَعَ لَفْظِ أَشْهَدُ، لِوُجُوْبِهِ أَيْضًا عَلَى مَا سَيَأْتِيْ فِيْهِ إِذْ لَا يَصِيْرُ مُسْلِمًا إِلَّا بِهِمَا.
Adapun orang kafir📖yang sakit keras, maka pasti ditalqin memakai dua kalimat di atas📗, yang diawali memakai lafazh: (أَشْهَدُ) “saya bersaksi” sebab kata ini harus diucapkan seperti keterangan yang akan datang. Hal itu dikarenakan seseorang tidak bisa dikatakan Muslim kecuali dengan dua kalimat tersebut.
-----------------
📖 وقوله: لخبر الغلام اليهودي: وهو ما رواه البخاري عن أنس.
Perkataan mushonef : karena adanya hadits tentang anak laki-laki Yahudi: yaitu yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas.
قال: كان غلام يهودي يخدم النبي - صلى الله عليه وسلم -، فمرض، فأتاه النبي - صلى الله عليه وسلم - يعوده، فقعد عند رأسه، فقال له: أسلم.
Dia berkata: Ada seorang anak laki-laki Yahudi yang melayani Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, lalu dia sakit. Maka Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- datang menemuinya untuk menjenguknya, kemudian duduk di dekat kepalanya dan berkata kepadanya: "Masuk Islamlah.
فنظر إلى أبيه وهو عنده، فقال له: أطع أبا القاسم، فأسلم.
"Maka dia melihat kepada ayahnya yang ada di dekatnya, lalu ayahnya berkata kepadanya: "Taatilah Abul Qasim (Nabi Muhammad)." Maka anak itu pun masuk Islam.
فخرج النبي - صلى الله عليه وسلم - وهو يقول: الحمد لله الذي أنقذه من النار.
Lalu Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- keluar sambil berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka."
📗أي كلمتي التوحيد.
Dua kalimat tauhid.
Ianah Tholibin juz 2 hal 139
Nurul ilmi
-------------------
MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI
SEMOGA BERMANFAAT