Sunday, July 28, 2024
TERJEMAH KITAB NIHAYATUZZAEN BAB SHOLAT PART 3
Friday, July 26, 2024
BAB ZAKAT 𝕡𝕒𝕣𝕥 3
BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN
TERJEMAH FATHUL MUIN
BAB ZAKAT
𝕡𝕒𝕣𝕥 3
فلو نقص في ميزان وتم في آخر فلا زكاة، للشك.
Jika dalam suatu timbangan belum mencapai jumlah tersebut, (tapi) pada timbangan yang lain sudah mencapai, maka tidak wajib mengeluarkan zakat, sebab ada keraguan ( nisob ).
والمثقال: اثنان وسبعون حبة شعير متوسطة.
Satu mitsqal 📌adalah seberat 72 biji syair dengan ukuran sedang.
----------------
📌هو لم يتغير جاهلية وإسلاما
Ukuran misqol tidak berubah baik zaman jahiliyah maupun zaman islam.
IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150
NURUL ILMI
-----------------------
قال الشيخُ زكريا: ووزنُ نصابِ الذهبِ بالاشرفي:
خمسةٌ وعشرون وسُبُعان وتُسُعٌ. وقال تلميذه - شيخنا - والمراد بالاشرفي: القايتبايي.
Asy-Syekh Az-Zarkasyi berkata: Timbangan nisab ( ukuran minimal mulai terkena zakat ) emas menurut timbangan Al-Asyrafi 📝adalah: 25 asyrofiy + 2/7 + 1/9=25 25/63.
Kemudian murid beliau, yaitu Guru kita (Ibnu Hajar Al-Haitami) mengomentari: Yang dimaksud dengan Al-Asyrafi adalah raja Al-Qaitabaiy.📌
--------------
📝نسبة للسلطان الأشرف قايتباي، وليس المراد به من بنى جامع الأشرفية، وهو خليل البرسبائي - بضم الباء والراء، وسكون السين، وبموحدة بعدها مدة -.
Terkait / dinisbatkan dengan Sultan Al-Ashraf Qaitabay, bukan yang dimaksud adalah yang membangun Masjid Al-Ashrafiyah, yaitu Khalil Al-Burusbaiy - dengan di dhumma huruf ba dan ra, sukun pada huruf sin, dan dengan huruf ba ' setelahnya disertai mad.
📌أي لأنه الذي كان في زمن الشيخ زكريا، وبه يعلم نصاب ما زاد على وزنه من المعاملة الحادثة الآن، على أنه حدث أيضا تغيير في المثقال لا يوافق شيئا مما مر.
"Karena itu yang berlaku pada zaman Syaikh Zakaria, dan dengannya diketahui nisab (batas minimum) dari apa yang melebihi beratnya dalam transaksi yang terjadi sekarang, padahal juga terjadi perubahan dalam satuan berat yang tidak sesuai dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya."
بجيرمي.
وقال في حواشي الإقناع: واعلم أن الذي تحرر أن النصاب في البنادقة والفنادقة سبعة وعشرون من كل منهما إلا ثلثا لأن البندقي ثمانية عشر قيراطا،
Imam Bujayrami.
Dia mengatakan dalam catatan pinggir kitab 'Al-Iqna': Ketahuilah bahwa yang telah ditetapkan adalah nisab (batas minimum) dalam banadiqah dan fanadiqah adalah dua puluh tujuh masing-masing kecuali sepertiga, karena benadiqah adalah delapan belas qirath,
والمثقال أربعة وعشرون قيراطا، والقيراط ثلاث شعيرات، فكل ثلاثة مثاقيل أربعة بنادقة.
sedangkan mitsqal adalah dua puluh empat qirath, dan qirath adalah tiga benih gandum, jadi setiap tiga mitsqal setara dengan empat benadiqah."
والفندقي كالبندقي في الوزن، لكنه - أي الفندقي - ليس سالما من الغش، وفي المحابيب خمسة وثلاثون محبوبا كاملة.
"Dan fanduqiyah memiliki berat yang sama dengan bunduqiyah, tetapi fanduqiyah tidak bebas dari kecurangan, sedangkan dalam mahabbiyah terdapat tiga puluh lima mahabbiyah yang lengkap."
IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150
NURUL ILMI
---------------
(و) في (فضة بلغت مائتي درهم) بوزن مكة: وهو خمسون حبة وخمسا حبة. فالعشرة دراهم: سبعة مثاقيل.
(Dan wajib zakat) atas perak 📚yang jumlahnya sudah mencapai 200 dirham, menurut timbangan Mekah. Yaitu seberat 550 biji sya’ir. Jadi 10 dirham sama dengan 7 mitsqal.
-------------------
📚وسمي الذهب ذهبا لأنه يذهب ولا يبقى.
Emas dinamakan emas karena ia "pergi" dan tidak tinggal.
وسميت الفضة بذلك لأنها تنفض ولا تبقى،
Perak dinamakan demikian karena ia "bertebaran" dan tidak tinggal.
وسمي المضروب من الذهب دينارا، ومن الفضة درهما، لأن الدينار آخره نار، والدرهم آخره هم،
Uang logam yang terbuat dari emas dinamakan dinar, dan yang terbuat dari perak dinamakan dirham, karena dinar diakhiri dengan kata "nar" (api), dan dirham diakhiri dengan kata "ham" (kekhawatiran).
والمرء إن أحبهما قلبه معذب بين الهم في الدنيا، والنار في الآخرة، بسبب اكتسابهما من حرام أو عدم أداء زكاتهما.
Seseorang yang mencintai keduanya, hatinya akan tersiksa antara kekhawatiran di dunia dan api neraka di akhirat, karena memperoleh keduanya dari sumber yang haram atau tidak membayar zakatnya.
IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150
NURUL ILMI
------------------
ولا وقْصَ فيهما كالمعشرات، فيجب في العشرين، والمائتين، وفيما زاد على ذلك، ولو ببعض حبة: (ربع عشر) للزكاة،
Dalam masalah emas dan perak👈 adalah tidak ada suatu Waqash ( kelebihan dari ukuran nishob yg tidak dikenakan zakat nya ) .
Hal ini sebagaimana juga atas barang-barang yang wajib dikeluarkan zakatnya ( mu,asyarat : biji bijian atau buah buahan yang mengenyangi ) sebesar 1/10, maka zakatnya dari emas 20 mitsqal, perak yang mencapai 200 dirham 📗dan selebihnya📒, sekalipun hanya separo biji sya’ir.
(Emas dan perak) itu, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 — 2,5%
--------------
👈أي لا عفو في الذهب والفضة، فالزائد على النصاب بحسابه، ولو يسيرا، وذلك لإمكان التجزي في ذلك بلا ضرر،
: "Tidak ada pengecualian (tidak ada pengampunan) dalam zakat emas dan perak. Jumlah yang melebihi nisab (batas minimum yang dikenakan zakat) harus dihitung, meskipun sedikit. Hal ini karena memungkinkan untuk membagi (menghitung) dengan tepat tanpa menyebabkan kerugian.
بخلافه في المواشي، فإنه لو حسب الزائد على النصاب فيها لتضرر هو والفقراء بالمشاركة فيه.
Berbeda dengan zakat ternak, jika jumlah yang melebihi nisab juga dihitung, maka itu akan merugikan baik pemilik ternak maupun fakir miskin yang menerima zakat karena harus berbagi."
📗وذلك لقوله - صلى الله عليه وسلم -: ليس فيما دون خمس أواق من الورق صدقة.
"Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah - صلى الله عليه وسلم -: 'Tidak ada zakat pada kurang dari lima uqiyah dari perak.
والأوقية أربعون درهما بالنصوص المشهورة والإجماع.
'Uqiyah adalah empat puluh dirham menurut teks-teks yang terkenal dan kesepakatan ulama.
قال البجيرمي: وقد حدث للناس عرف آخر، فجعلوها عبارة عن اثني عشر درهما، وعند الطيبي عشرة دراهم وخمسة أسباع درهم، وبعضهم سمى هذه الأوقية: أوقية الطيبي.
Al-Bujayrami berkata: 'Namun, masyarakat telah membuat kebiasaan lain, sehingga mereka menjadikannya dua belas dirham, sedangkan menurut Al-Tibi, sepuluh dirham dan lima per tujuh dirham, dan sebagian mereka menyebut uqiyah ini sebagai uqiyah Al-Tibi.'"
IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 151
NURUL ILMI
-----------------------
MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI
SEMOGA BERMANFAAT
KARNAVAL BIKIN MACET
a. Bagaimana hukum membuat karnaval hingga berakibat macet seperti di atas ?
b. Benarkah tindakan petugas dinas perhubungan melakukan pemblokiran jalan dengan alasan di atas?
b. Tidak dibenarkan menurut Syara’ walaupun dibenarkan menurut Negara kita.
شرح سنن أبي داود - عبدالمحسن العباد (ص: 2)
( مسئلة ى ) حاصل ما ذكره العلماء فى التزيى بزى الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلا إلى دينهم وقاصدا التشبه بهم فى شعائر الكفر أو يمشى معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم فى شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم .....
Thursday, July 25, 2024
JUMLAH AYAT SUJUD TILAWAH
Jumlah Sujud Tilawah
Jumlah sujud tilawah di dalam Al Quran ada 15 tempat.
1. QS. Al A'raaf : 206
2. QS. Ar Ra'd : 15
3. QS. An Nahl : 50
4. QS. Al Isra' : 109
5. QS. Maryam : 58
6. QS. Al Haj : 18
7. QS. Al Haj : 77
8. QS. Al Furqan : 60
9. QS. An Naml : 25/26
10. QS. As Sajdah : 15
11. QS. Shad : 24
12. QS. Fushshilat : 37/38
13. QS. An Najm : 62
14. QS. Al Insyiqaq : 21
15. QS. Al 'Alaq : 19
Catatan ;
1. Semua surat yang di dalamnya ada ayat Sujud tilawah adalah surat Makkiyah.
2. Kecuali dua Surat yang di perselisihkan, ada yang mengatakan Makkiyah dan ada yang mengatakan Madaniyah yaitu QS. Ar Ra'd dan QS. Al Hajj.
Semoga bermanfaat
TINGKATAN IMAN DALAM KITAB KASIFATUSSAJA'
Dinukil dari kitab Kasyifatussaja, Syaikh Nawawi Al-bantani, halaman 49
مراتب الإيمان خمسة أولها إيمان تقليد وهو الجزم بقول الغير من غير أن يعرف دليلاً وهو يصح إيمانه مع العصيان بتركه النظر أي الاستدلال إن كان قادراً على الدليل
Tingkatan-tingkatan iman ada lima,yaitu:
1. Iman Taqlid, yaitu yaqin karena ucapan orang lain tanpa mengetahui dalil. Imannya sah, tetapi berdosa karena meninggalkan mencari dalil apabila mampu untuk menemukannya (belajar).
ثانيها إيمان علم وهو معرفة العقائد بأدلتها وهذا من علم اليقين وكلا القسمين صاحبهما محجوب عن ذات االله تعالى
2. Iman ‘Ilmi, yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil- dalilnya. Tingkatan iman ini termasuk dari "ilmu yaqin".
Setiap dari pemilik dua tingkatan iman ini (Taqlid dan Ilmul Yaqin) termasuk orang yang mahjub atau terhalang dari Dzat Allah Ta’ala.
ثالثها إيمان عيان وهو معرفة االله بمراقبة القلب فلا
يغيب ربه عن خاطره طرفة عين بل هيبته دائماً في قلبه كأنه يراه وهو مقام المراقبة ويسمى عين اليقين
3. Iman ‘Iyaan, yaitu ma'rifat pada Allah dengan pengawasan hati. Maka, tidak sekedip mata pun, Allah hilang dari hati, karena rasa takut/kagem kepada-Nya, seolah- olah dia melihat Allah, dan orang ini berada di maqom muroqobah. level iman ini disebut dengan "Ainul Yaqin".
رابعها إيمان حق وهو رؤية االله تعالى بقلبه وهو معنى قولهم: العارف يرى ربه في كل شيء وهو مقام المشاهدة ويسمى حق اليقين وصاحبه محجوب عن الحوادث
4. Iman Haq, yaitu melihat Allah dengan hati. Ini adalah maksud yang dikatakan ulama “Orang makrifat mampu melihat Tuhannya dalam segala sesuatu.”
Tingkat iman ini adalah maqom musyahadah dan disebut dengan "Haqqul Yaqin". Orang yang memiliki tingkatan ini, ia terhalang dari semua Makhluk.
وخامسها إيمان حقيقة وهو الفناء باالله والسكر بحبه فلا يشهد إلا إياه كمن غرق في بحر ولم ير له ساحلاً.
5. Iman Hakikat, yaitu fana' (sirna) bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Maka, dia tidak melihat apapun kecuali hanya Allah, seperti halnya orang yang tenggelam di dasar laut
Wallahu a'lam
Wednesday, July 24, 2024
CIRI-CIRI PAHAM WAHABI
Catatan diawal dan diakhir berikut ini
2. Mengatakan Allah ada di langit bersemayam di atas Arsy.
3. Membagi tauhid kepada tiga: tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma' wa sifat.
- Menolak amalan menyebut lafald niat solat (USHOLLI).
- Menolak amalan menyebut SAYYIDINA ketika bersolawat.
- Menolak amalan mengusap muka setelah selesai solat.
- Menolak zikir, wirid dan doa berjamaah setelah solat di masjid/musolla/tempat tertentu.
- Menolak amalan baca yaasiin berjamaah pada malam jumat di masjid/musolla/tempat tertentu.
- Menolak amalan solat tarawih 20 raka'at.
- Menolak amalan baca yaasiin 3 kali pada malam nishfu Sya'ban.
- Menolak amalan membaca doa akhir dan awal tahun.
- Menolak bacaan talqin ketika pengebumian mayat.
- Menolak amalan solawat syifa', Sholawat fatih, Sholawat nariyah.
- Menolak sambutan maulidur rasul.
- Menolak amalan ziarah makam nabi/makam auliya'.
- Menolak bacaan tarhim dan bacaan Al-Quran sebelum azan subuh menggunakan pengeras suara.
- Mengatakan tiada solat qabliah jumat.
- Menolak amalan membaca teks ketika khutbah.
- Menolak tasawwuf dan tarekat.
- Mengatakan bid'ah tidak ada yang hasanah, semua bid'ah adalah sesat.
- Menolak beramal dengan hadits dhaif.
- Menolak amalan tawassul dengan orang yang sudah meninggal dunia.
- Menolak amalan tabarruk selain dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.
- Menolak amalan istighoutsah.
- Mengatakan talak tiga sekaligus cuma jatuh talak satu.
- Menolak manhaj Asy'ariah dan Maturidiyah.
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
-Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila
-Merterjemahkan yad sebagai tangan.
-Menterjemahkan wajh sebagai muka.
-Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya).
-Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk.
-Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat.
-Menterjemah saq sebagai betis.
-Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll.
-Menyatakan bahwa Allah سبحانه وتعالى mempunyai “surah” atau rupa.
-Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutasyabihat.
4. Sering mengkritik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.
7. Berlindung di balik madzhab Salaf.
8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.
10. Menolak ta’wil dalam bab Mutasyabihat.
11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.
12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam
[ membaca maulid dll ] membawa kepada perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighoutsah dengan para anbiya’ serta sholihin.
16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighoutsah sebagai cabang-cabang syirik.
17. Memandang remeh karomah para wali [auliya’].
1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan
2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).
3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).
4. Sering mentertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.
6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal).
1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.
2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.
3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak
mempunyai sanad Untuk menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.
1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”.
3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya ber ittiba’.
4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah.
5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah.
6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah.
7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab.
8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain.
11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman.
1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughalladhah.
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.
1. Tidak menerima konsep air musta’mal.
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu.
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
1. Adzan Juma’t sekali; adzan kedua ditolak
1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟,
dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar.
2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.
3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.
4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.
5. Mengangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu berdiri.
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.
10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.
11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya.
12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.
13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.
14. Menganggap amalan bersalaman setelah shalat adalah bid’ah.
15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.
16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.
17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.
18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.
19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Jum’at.
20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah
*DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN*
1. Menggangap do’a berjama’ah setelah shalat sebagai bid’ah.
2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” setelah membaca al-Qur’an adalah Bid’ah.
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.
7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.
9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.
10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.
12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.
13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.
15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.
*PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR*
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.
5. Tidak membaca do’a setelah shalat jenazah.
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram.
8. Do’a dan bacaan al-Quran di pekuburan dianggap sebagai bid’ah.
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
2. Menolak amalan marhaban para habaib.
4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah
5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll.
1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka (di Indonesia).
2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin”
*PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM*
1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah.
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan mereka.
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur tengah.
1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat.
1. Allah bersemayam di atas ‘arsy seperti akidahnya kaum Yahudi.
4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam Alaihissalaam.
5. Golongan yang menyatakan bahwa Alam ini Qidam/Maha Dahulu (Rujuk pandangan ibn Taimiyyah).
6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari dan para pengikutnya.
7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al-Fateh.
15. Golongan yang membenci kaum ahlul bait/keturunan Nabi.
18. Golongan yang mengejar syuhrah (pangkat,
19. Golongan yang mendhoifkan hadits solat tarawih 20 rakaat. (Albani)
20. Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih. (Albani)
22. Golongan yang melecehkan Imam Abu Hanifah R.A. (Albani)
25. Golongan yang melarang membaca Sayyidina dan menganggap perbuatan itu bid'ah dholalah/sesat.
26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran dan membaca talqin pada orang yang meninggal.
27. Golongan yang melarang membaca shalawat setelah adzan. (Albani)
28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana (tidak akan kekal). (ibn Taimiyyah)
30. Golongan yang mengisbatkan (menyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah. (Ibn Taimiyyah)
32. Golongan yang mengkafirkan orang Islam yang menetap di Palestine sekarang ini. (Albani)
33. Golongan yang membid’ahkan seluruh ummat Islam.
34. Golongan yang menghukumi syirik terhadap amalan ummat Islam yang tidak sepaham dengan mereka.
35. Golongan yang membawa ajaran tauhid dan tidak pernah belajar ilmu tauhid. (Ibn Taimiyyah)
39. Golongan yang memberi Syarikat-syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram. (Kerajaan Wahhabi Saudi)
40. Golongan yang memecah-belah Ummat Islam dan institusi kekeluargaan.
41. Golongan yang mengharamkan Maulid dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban.
44. Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan menjelek-jelekkan nama baik Islam.
45. Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand.
46. Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia.
47. Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama ASWAJA yang muktabar.
48. Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWAJA.
49. Golongan yang minoritas dalam dunia, malah baru kemaren sore seumur jagung.
52. Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat mereka.
54. Golongan yang tidak hujjah dalam ajaran mereka.