BREAKING NEWS

Watsapp

Sunday, July 28, 2024

TERJEMAH KITAB NIHAYATUZZAEN BAB SHOLAT PART 5


 TERJEMAH KITAB NIHAYATUZZAEN

  BAB SHOLAT 

 PART  5

وَلَوْ كَان البَاقِی مِن الْوَقْت مَا يسع الْوضُوء وَدون رَكْعَة قدم الْحَاضِرَة على الْفَائِتَة لِئَلَّا تصير صَاحِبَة الْوَقْت فَائِتَة أَيْضا.  


"Dan jika waktu yang tersisa hanya cukup untuk wudlu dan  kurang dari satu rakaat sholat, maka shalat yang sedang berlangsung (hadirah / ada an) didahulukan daripada shalat yang terlewat (fa'itah / qodlo ) agar shalat yang sedang berlangsung (   hadlir ) tidak menjadi terlewat ( qodlo ) juga.


وَلَو تذكر فَائِتَة بعد شُرُوعه فِي حَاضِرَة أتمهَا ضَاقَ الْوَقْت أَو اتَّسع.


 Dan jika seseorang mengingat shalat yang terlewat setelah memulai shalat yang sedang berlangsung ( ada an ), maka ia harus menyelesaikannya sholat yang hadlir , baik waktu sempit maupun luas."


 وَسَوَاء كَانَت الْفَائِتَة يجب قَضَاؤُهَا فَوْرًا أَو لَا . وَلَو شرع فِي فَائِتَة مُعْتَقدًا سَعَة الْوَقْت فَبَان ضيقه وَجب قطعهَا.  وَالْأَفْضَل قَلبهَا نفلا مُطلقًا حَيْثُ فعل مِنْهَا رَكْعَة فَأكْثر لَا أقل.

 

"Dan apakah salat yang terlewat itu harus segera diqadha atau tidak. Jika seseorang memulai shalat yang terlewat ( qodlo ) dengan keyakinan bahwa masih ada cukup waktu, namun ternyata waktunya sempit, maka ia harus memutusnya. Dan yang lebih baik / utama adalah mengubahnya menjadi shalat sunnah mutlak📌 jika ia telah melakukan satu rakaat atau lebih, tidak kurang."

📌sholat sunnah mutlak satu rokaat terus salam


(وَيُؤمر) صبي ذكر وَأُنْثَى (مُمَيّز) بِأَن يصير أَهلا لِأَن يَأْكُل وَحده وَيشْرب ويستنجي كَذَلِك (بهَا) أَي الصَّلَاة وَلَو قَضَاء : 

"Seorang anak laki-laki dan perempuan yang telah mencapai usia tamyiz (dapat membedakan) diperintahkan untuk menjadi mampu makan sendiri, minum, dan membersihkan diri setelah buang air besar, serta diperintahkan (untuk melaksanakan) shalat, meskipun shalat tersebut adalah shalat qadha."


 أَي يجب على كل من أَبَوَيْهِ وَإِن علا ثمَّ الْوَصِيّ أَو الْقيم ,  وَكَذَا نَحْو الْمُلْتَقط وَمَالك الرَّقِيق والوديع وَالْمُسْتَعِير أَن يَأْمر الطِّفْل بِالصَّلَاةِ (لسبع) من السنين  أَي بعد استكمالها. فَلَا يجب الْأَمر قبل اجْتِمَاع السَّبع والتمييز.

 

"Wajib atas Setiap orang tua dari anak tersebut, walaupun itu kakek atau nenek, kemudian wali atau pengasuh, demikian juga orang yang menemukan anak terlantar, pemilik budak, dan pemegang amanah wajib memerintahkan anak untuk melaksanakan shalat pada usia tujuh tahun, yaitu setelah genap tujuh tahun. Maka, tidak wajib memerintah sebelum genap tujuh tahun dan mencapai usia tamyiz (dapat membedakan)."


 وَلَا يقْتَصر الْوَلِيّ على مُجَرّد الْأَمر , بل مَعَ التهديد على ترك الصَّلَاة كَأَن يتوعده بِمَا يخوفه إِذا تَركهَا. 

 

  "Dan tidak cukup bagi wali hanya dengan memerintahkan saja, tetapi juga harus disertai dengan ancaman jika anak meninggalkan shalat, seperti mengancam dengan sesuatu yang menakutkan anak  jika shalat ditinggalkan.

 

(وَيضْرب) أَي الْمُمَيز وجوبا على من ذكر (عَلَيْهَا) أَي على تَركهَا ضربا غير مبرح (لعشر) لِأَنَّهُ مَظَنَّة الْبلُوغ فَيجوز ضربه فِي أثْنَاء الْعَاشِرَة.

 

 Dan anak yang sudah tamyiz wajib dipukul oleh orang yang disebutkan di atas jika meninggalkan shalat dengan pukulan yang tidak menyakitkan pada usia sepuluh tahun, karena pada usia tersebut anak sudah mungkin mencapai baligh. Oleh karena itu, boleh memukulnya pada usia sepuluh tahun."


وَالْأَصْل فِي ذَلِك قَوْله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم مروا أَوْلَادكُم بِالصَّلَاةِ وهم أَبنَاء سبع وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وهم أَبنَاء عشر وَفرقُوا بَينهم فِي الْمضَاجِع (كَصَوْم أطاقه) بِأَن لم تحصل لَهُ بِهِ مشقة لَا تحْتَمل عَادَة وَإِن لم تبح التَّيَمُّم.


"Dasar dari hal ini adalah sabda Rasulullah ﷺ: 'Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) ketika mereka berusia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka.' Demikian juga dengan puasa, jika mereka mampu melaksanakannya tanpa mengalami kesulitan yang tidak biasa, meskipun tidak sampai diperbolehkan untuk bertayammum."


وَيجب على من مر نَهْيه عَن الْمُحرمَات وتعليمه الْوَاجِبَات وَسَائِر الشَّرَائِع كالسواك وَحُضُور الْجَمَاعَات.

"Dan wajib bagi siapa saja yang disebutkan sebelumnya untuk melarang anak dari perbuatan haram, mengajarkan kewajiban, dan syariat lainnya seperti bersiwak dan menghadiri jamaah.


 ثمَّ إِن بلغ رشيدا انْتَفَى ذَلِك عَن الْأَوْلِيَاء أَو سَفِيها فولاية الْأَب مستمرة فَيكون كَالصَّبِيِّ.


 Kemudian, jika anak tersebut mencapai usia dewasa dan bijaksana, kewajiban ini tidak lagi berlaku bagi para wali. Namun, jika anak tersebut masih bodoh, maka kewalian ayah tetap berlanjut sehingga anak tersebut dianggap seperti anak kecil.


 وَأُجْرَة تَعْلِيمه الْوَاجِبَات فِي مَاله,  فَإِن لم يكن فعلى الْأَب , ثمَّ الْأُم , وَيخرج من مَاله أُجْرَة تَعْلِيم الْقُرْآن والآداب .

 

Biaya pengajaran kewajiban dibebankan pada hartanya, jika tidak ada maka dibebankan pada ayahnya, kemudian ibunya. Dan dari hartanya juga dikeluarkan biaya pengajaran Al-Qur'an dan adab."

 

كزكاته وَنَفَقَة ممونه وَبدل متلفه فَمَعْنَى وُجُوبهَا فِي مَاله ثُبُوتهَا فِي ذمَّة الصَّبِي.


"Seperti zakatnya, nafkah untuk orang yang ia tanggung, dan ganti rugi dari kerusakannya, maka makna kewajiban tersebut pada hartanya adalah tetap berada dalam tanggungan anak tersebut.


(وَأول وَاجِب) من الْمَقَاصِد على كل مُكَلّف من ذكر وَأُنْثَى معرفَة كل عقيدة بِالدَّلِيلِ الإجمالي وَيقوم مقَام ذَلِك مَعْرفَته بالكشف.


Kewajiban pertama dari tujuan-tujuan syariat yang harus diketahui oleh setiap mukallaf, baik laki-laki maupun perempuan, adalah mengenal setiap akidah dengan dalil ijmali, dan hal ini bisa digantikan dengan pengenalan melalui penyaksian langsung (kasyf).


والمعرفة جزم بالعقائد مُطَابق للْوَاقِع ناشىء عَن دَلِيل فَخرج بهَا الظَّن وَالشَّكّ وَالوهم فِي العقائد فَإِن صَاحبهَا كَافِر.


Pengetahuan tentang akidah adalah keyakinan yang sesuai dengan realitas yang didasarkan pada dalil, sehingga mengeluarkan prasangka, keraguan, dan ilusi dalam akidah, karena siapa yang memiliki (prasangka, keraguan, dan ilusi dalam akidah) adalah kafir."


وَأول وَاجِب من الْوَسَائِل النّظر.  وَهُوَ أَن يتَأَمَّل بفكره فِي المصنوعات فيستدل بهَا على وجود الصَّانِع وَصِفَاته , فَينْظر فِي أَحْوَال ذَاته وَمَا اشْتَمَلت عَلَيْهِ :  من سمع وبصر وَكَلَام وَطول وعمق ورضا وَغَضب وَبَيَاض وَحُمرَة وَسَوَاد وَعلم وَجَهل وَلَذَّة وألم وَغير ذَلِك مِمَّا لَا يُحْصى. 


 "Kewajiban pertama dari sarana adalah berpikir kritis. Yaitu dengan merenungkan ciptaan-ciptaan dan mengambil pelajaran dari mereka tentang keberadaan Sang Pencipta dan sifat-sifat-Nya. Dengan begitu, seseorang merenungkan keadaan dirinya sendiri dan segala sesuatu yang ada padanya, seperti pendengaran, penglihatan, pembicaraan, tinggi, kedalaman, rasa puas, marah, putih, merah, hitam, pengetahuan, kebodohan, kenikmatan, sakit, dan lain sebagainya yang tak terhitung.

 

 وَكلهَا متغيرة من عدم إِلَى وجود وَبِالْعَكْسِ فَتكون حَادِثَة وَهِي قَائِمَة بِالذَّاتِ لَازِمَة لَهَا وملازم الْحَادِث حَادث . وَذَلِكَ دَلِيل الافتقار إِلَى صانع حَكِيم وَاجِب الْوُجُود عَام الْعلم تَامّ الْقُدْرَة والإرادة فَاعل بِالِاخْتِيَارِ يفعل مَا يَشَاء .


Semua ini mengalami perubahan dari tidak ada menjadi ada dan sebaliknya, maka semuanya adalah makhluk yang diciptakan dan bergantung pada esensi dirinya, dan segala sesuatu yang bergantung pada makhluk yang diciptakan juga merupakan makhluk yang diciptakan. Hal ini menunjukkan kebutuhan terhadap Sang Pencipta yang Maha Bijaksana, Wajibul Wujud, Maha Mengetahui segala sesuatu, sempurna kekuasaan dan kehendak-Nya, dan bertindak berdasarkan pilihan-Nya, melakukan apa yang Dia kehendaki."


ثمَّ يتَأَمَّل فِي الْعَالم الْعلوِي :  وَهُوَ مَا ارْتَفع من الفلكيات من سموات وكواكب وَغَيرهَا فَإِنَّهُ يجد بعض ذَلِك سَاكِنا وَبَعضه متحركا وَبَعضه نورانيا وَبَعضه ظلمانيا وَذَلِكَ دَلِيل حدوثها وافتقارها إِلَى صانع حَكِيم .ثمَّ يتَأَمَّل فِي الْعَالم السفلي.


 "Kemudian merenungkan alam atas, yaitu segala sesuatu yang tinggi dari benda-benda langit seperti langit dan bintang-bintang serta lainnya. Maka ia akan mendapati sebagian dari mereka diam, sebagian bergerak, sebagian bercahaya, dan sebagian gelap. Hal ini adalah bukti bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dan memerlukan Sang Pencipta yang Maha Bijaksana. 

 

ثمَّ يتَأَمَّل فِي الْعَالم السفلي وَهُوَ مَا نزل من الفلكيات كالهواء والسحاب وَالْأَرْض وَمَا فِيهَا من الْمَعَادِن والبحار والنبات وَغير ذَلِك 


Setelah itu, ia merenungkan alam bawah,yaitu segala sesuatu yang rendah dari benda-benda langit seperti udara, awan, bumi, serta apa yang ada di dalamnya seperti mineral, lautan, tumbuhan, dan lainnya."


والله اعلم بالصواب

MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

TERJEMAH KITAB NIHAYATUZZAEN BAB SHOLAT PART 3

 TERJEMAH KITAB NIHAYATUZZAEN

BAB SHOLAT 

PART 3


(طَاهِر) من الْحيض وَالنّفاس فَلَا تجب على حَائِض ونفساء لعدم صِحَّتهَا مِنْهُمَا فَمن توفرت فِيهِ هَذِه الشُّرُوط وَجَبت عَلَيْهِ الصَّلَاة إِجْمَاعًا.


SHOLAT LIMA WAKTU DIWAJIBKAN

Atas Muslim, Mukallaf, 


yang SUCI dari haid dan nifas, maka shalat tidak wajib bagi perempuan yang sedang haid dan nifas karena tidak sah bagi mereka. Maka, siapa saja yang memenuhi syarat-syarat ini, wajib baginya melaksanakan shalat secara ijma' (kesepakatan ulama)."


HUKUMAN BAGI ORANG YG MENINGGALKAN SHOLAT


( وَيقتل ) أَي من ذكر بِضَرْب عُنُقه بِالسَّيْفِ لَا بِغَيْر ذَلِك,  ( إِن أخرجهَا ) أَي الصَّلَاة وَلَو صَلَاة وَاحِدَة فَقَط.

"Dan ( DIA DIBUNUH ) yaitu siapa saja yang meninggalkan shalat dengan memenggal lehernya dengan pedang, bukan dengan cara lain, ( jika dia meninggalkan SHOLAT ) yaitu shalat, meskipun hanya satu shalat saja."


 (عَن وَقت جمع) لَهَا إِن كَانَ , فَلَا يقتل بترك الظّهْر كالعصر حَتَّى تغرب الشَّمْس,  وَلَا بترك الْمغرب كالعشاء حَتَّى يطلع الْفجْر ,

 

 oleh meninggalkannya sholat  (dari waktu jamak  ( menggabungkan shalat ) untuknya, jika ada ( Waktu jamaknya )📝, maka seseorang tidak dibunuh karena meninggalkan shalat Zhuhur seperti halnya shalat Ashar hingga matahari terbenam. Dan tidak dibunuh karena meninggalkan shalat Maghrib seperti halnya shalat Isya' hingga fajar terbit,

 ---------------+

 📝 أي فلا يقتل بالظهر حتى تغرب الشمس، ولا بالمغرب حتى يطلع الفجر، هذا إن كان لها وقت جمع وإلا فيقتل بخروج وقتها، كالصبح فإنه يقتل فيها بطلوع الشمس، وفي العصر بغروبها، وفي العشاء بطلوع الفجر، فيطالب بأدائها إن ضاق الوقت ويتوعد بالقتل إن أخرجها عن وقتها بأن نقول له عند ضيق الوقت: صل فإن صليت تركناك وإن أخرجتها عن الوقت قتلناك.

 

Jadi, dia tidak dibunuh sebab meninggalkan sholat dhuhur pada waktu Zuhur sampai matahari terbenam, dan tidak dibinuh  sebab meninggalkan sholat maghrib pada waktu Maghrib sampai fajar terbit. Ini berlaku jika dia memiliki waktu untuk  menggabungkannya ( وقت جمع ). Jika tidak ada waktu jamak disholat tersebut , maka dia dibunuh saat waktu tersebut habis, seperti waktu Subuh, maka dia dibunuh ketika matahari terbit, dan pada waktu Ashar ketika matahari terbenam, dan pada waktu Isya ketika fajar terbit. Dia diminta untuk menunaikan shalat jika waktu sudah sempit dan diancam akan dibunuh jika meninggalkannya setelah waktunya habis dengan mengatakan kepadanya saat waktu hampir habis: 'Shalatlah, jika kamu shalat kami akan membiarkanmu, dan jika kamu meninggalkannya setelah waktunya habis, kami akan membunuhmu.'"

 

IANATUTHOLIBIN JUZ  1  HAL 22

NURUL ILMI

-----------------

 لِأَن وَقت الْجمع وَقت الصَّلَاة فِي الْعذر , فَكَانَ شُبْهَة فِي الْقَتْل وَيقتل بترك الصُّبْح بعد طُلُوع الشَّمْس .


 karena waktu jama' adalah waktu shalat dalam keadaan uzur, maka adanya waktu jamak sholat,  Menjadikan syubhat   (keraguan) dalam hal membunuh. Namun, seseorang dibunuh jika meninggalkan shalat Subuh setelah matahari terbit."


SHOLAT DHUHUR TIDAK BISA SEBAGAI GANTI SHOLAT JUMAT


أما الْجُمُعَة فَيقْتل بهَا إِذا ضَاقَ الْوَقْت عَن أقل مُمكن من الْخطْبَة وَالصَّلَاة,  وَإِن قَالَ أصليها ظهرا لِأَن الظّهْر لَيْسَ بَدَلا عَنْهَا .


Adapun seorang yang meninggalkan shalat Jumat, maka dibolehkan dibunuh  sebab shalat tersebut,  apabila waktu sudah sangat sempit sehingga hanya memungkinkan untuk menyelesaikan khutbah dan shalat dengan waktu sholat jumat,. Walaupun seseorang mengatakan, 'Saya akan melaksanakan shalat Zuhur karena Zuhur bukanlah pengganti dari shalat Jumat.'"


(كسلا) أَو تهاونا مَعَ اعْتِقَاده وُجُوبهَا , (إِن لم يتب) أَي إِن لم يفعل الصَّلَاة بعد مُطَالبَة الإِمَام أَو نَائِبه بأدائها وتوعده بِالْقَتْلِ , 


olehnya Meninggalkan sholat

"(karena malas) atau meremehkan meskipun ia percaya akan kewajibannya, ( jika ia tidak bertaubat ) yaitu jika ia tidak melaksanakan shalat setelah diminta ole IMAM atau WAKILNYA untuk melaksanakannya dan diancam dengan hukuman mati,"


فَلَا يُفِيد طلب غَيره وتوعده ثُبُوت الْقَتْل لِأَنَّهُ لَيْسَ من منصبه , 


"Maka tidak berguna permintaan orang lain ( SELAIN IMAM ) dan ancamannya untuk menetapkan hukuman mati karena itu bukanlah wewenangnya ( ORANG LAIN ). 


فَيُطَالب ندبا الإِمَام أَو نَائِبه فِي الْحَال بأدائها إِذا ضَاقَ وَقتهَا عَن فعلهَا ,  بِأَن بَقِي من الْوَقْت زمن يسع مِقْدَار الْفَرِيضَة وَالطَّهَارَة ويتوعده بِالْقَتْلِ . 


Maka disarankan agar IMAM atau WAKILNYA segera memintanya untuk melaksanakan shalat jika waktunya sudah sangat sempit, yaitu jika waktu yang tersisa hanya cukup untuk melaksanakan kewajiban/sholat dan bersuci, serta mengancamnya dengan hukuman mati."


إِن أخرجهَا عَن الْوَقْت فَيَقُول لَهُ صل فَإِن صليت تركناك وَإِن أخرجتها عَن الْوَقْت قتلناك.


"Jika ia mengeluarkan / meninggalkan sholat  dari waktunya , maka ia berkata kepadanya: 'Shalatlah, jika engkau shalat, kami akan membiarkanmu. Jika engkau mengeluarkan / meninggalkan sholat dari waktunya, kami akan membunuhmu.'"


وَعلم من ذَلِك أَن الْوَقْت وقتان ,  وَقت أَمر وَوقت قتل . فَلَا يقتل عِنْد ضيق الْوَقْت بِحَيْثُ يتَحَقَّق فَوتهَا.

Dan dari situ diketahui bahwa waktu ada dua macam: waktu untuk melaksanakan perintah dan waktu untuk membunuh. Maka tidak dibunuh ketika waktu sempit sehingga dipastikan dia akan melewatkan / meninggalkan sholatnya."

---------------

👉📝Terjemahan ini mengandung makna bahwa ada dua jenis waktu: satu untuk melaksanakan perintah ( seperti shalat ) dan satu lagi sebagai waktu peringatan yang lebih serius. Seseorang tidak akan dibunuh jika waktunya sudah sangat sempit sehingga dipastikan dia tidak bisa melaksanakan perintah tersebut.📝👈

----------------


ثمَّ الْقَتْل بعد خُرُوج الْوَقْت لَيْسَ لمُطلق كَونهَا قَضَاء إِذْ لَا قتل بِهِ وَإِنَّمَا هُوَ للترك بِلَا عذر مَعَ الطّلب مِنْهُ فِي الْوَقْت وامتناعه من الْفِعْل بعده وَإِن لم يُصَرح بقوله لَا أفعل كَمَا فِي فتح الْجواد.


"Kemudian, pembunuhan setelah keluar waktu bukan hanya karena pelaksanaan yang terlambat, karena tidak ada pembunuhan karenanya. Tetapi itu karena meninggalkannya tanpa alasan setelah diminta untuk melakukannya pada waktunya dan menolak untuk melaksanakannya setelah itu, meskipun tidak secara eksplisit mengatakan 'Saya tidak akan melakukannya', sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al-Jawad."

--------------

👉📝Terjemahan ini menjelaskan bahwa hukuman berat (seperti pembunuhan) bukan hanya karena melakukan sesuatu terlambat, tetapi karena penolakan untuk melakukannya tanpa alasan yang sah setelah diminta pada waktunya.📝👈

-------------------


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

Friday, July 26, 2024

BAB ZAKAT 𝕡𝕒𝕣𝕥 3

 

BAROKAH NGAJI KIYAI SHOLIHIN

TERJEMAH FATHUL MUIN 


BAB ZAKAT  

𝕡𝕒𝕣𝕥 3


 


فلو نقص في ميزان وتم في آخر فلا زكاة، للشك.


Jika dalam suatu timbangan belum mencapai jumlah tersebut, (tapi) pada timbangan yang lain sudah mencapai, maka tidak wajib mengeluarkan zakat, sebab ada keraguan ( nisob ). 


 والمثقال: اثنان وسبعون حبة شعير متوسطة. 

 

Satu mitsqal 📌adalah seberat 72 biji syair dengan ukuran sedang.

 ----------------

📌هو لم يتغير جاهلية وإسلاما


Ukuran misqol tidak berubah baik zaman jahiliyah maupun zaman islam.


IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150

NURUL ILMI

-----------------------


قال الشيخُ زكريا: ووزنُ نصابِ الذهبِ بالاشرفي:

 خمسةٌ وعشرون وسُبُعان وتُسُعٌ. وقال تلميذه - شيخنا - والمراد بالاشرفي: القايتبايي. 

 

Asy-Syekh Az-Zarkasyi berkata: Timbangan nisab ( ukuran minimal mulai terkena zakat ) emas menurut timbangan Al-Asyrafi 📝adalah: 25 asyrofiy + 2/7 + 1/9=25 25/63.


 Kemudian murid beliau, yaitu Guru kita (Ibnu Hajar Al-Haitami) mengomentari: Yang dimaksud dengan Al-Asyrafi adalah raja Al-Qaitabaiy.📌

--------------

📝نسبة للسلطان الأشرف قايتباي، وليس المراد به من بنى جامع الأشرفية، وهو خليل البرسبائي - بضم الباء والراء، وسكون السين، وبموحدة بعدها مدة -.


Terkait / dinisbatkan dengan Sultan Al-Ashraf Qaitabay, bukan yang dimaksud adalah yang membangun Masjid Al-Ashrafiyah, yaitu Khalil Al-Burusbaiy - dengan di dhumma huruf ba dan ra, sukun pada huruf sin, dan dengan huruf ba ' setelahnya disertai mad.


📌أي لأنه الذي كان في زمن الشيخ زكريا، وبه يعلم نصاب ما زاد على وزنه من المعاملة الحادثة الآن، على أنه حدث أيضا تغيير في المثقال لا يوافق شيئا مما مر.

"Karena itu yang berlaku pada zaman Syaikh Zakaria, dan dengannya diketahui nisab (batas minimum) dari apa yang melebihi beratnya dalam transaksi yang terjadi sekarang, padahal juga terjadi perubahan dalam satuan berat yang tidak sesuai dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya."

بجيرمي.


وقال في حواشي الإقناع: واعلم أن الذي تحرر أن النصاب في البنادقة والفنادقة سبعة وعشرون من كل منهما إلا ثلثا لأن البندقي ثمانية عشر قيراطا، 


Imam Bujayrami.

Dia mengatakan dalam catatan pinggir kitab 'Al-Iqna': Ketahuilah bahwa yang telah ditetapkan adalah nisab (batas minimum) dalam banadiqah dan fanadiqah adalah dua puluh tujuh masing-masing kecuali sepertiga, karena benadiqah adalah delapan belas qirath,


والمثقال أربعة وعشرون قيراطا، والقيراط ثلاث شعيرات، فكل ثلاثة مثاقيل أربعة بنادقة.


 sedangkan mitsqal adalah dua puluh empat qirath, dan qirath adalah tiga benih gandum, jadi setiap tiga mitsqal setara dengan empat benadiqah."

 

 والفندقي كالبندقي في الوزن، لكنه - أي الفندقي - ليس سالما من الغش، وفي المحابيب خمسة وثلاثون محبوبا كاملة.

 

 "Dan fanduqiyah memiliki berat yang sama dengan bunduqiyah, tetapi fanduqiyah tidak bebas dari kecurangan, sedangkan dalam mahabbiyah terdapat tiga puluh lima mahabbiyah yang lengkap."

 

IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150

NURUL ILMI

---------------


(و) في (فضة بلغت مائتي درهم) بوزن مكة: وهو خمسون حبة وخمسا حبة. فالعشرة دراهم: سبعة مثاقيل.

(Dan wajib zakat) atas perak 📚yang jumlahnya sudah mencapai 200 dirham, menurut timbangan Mekah. Yaitu seberat 550 biji sya’ir. Jadi 10 dirham sama dengan 7 mitsqal. 

-------------------

📚وسمي الذهب ذهبا لأنه يذهب ولا يبقى.


Emas dinamakan emas karena ia "pergi" dan tidak tinggal.


وسميت الفضة بذلك لأنها تنفض ولا تبقى، 


Perak dinamakan demikian karena ia "bertebaran" dan tidak tinggal. 


وسمي المضروب من الذهب دينارا، ومن الفضة درهما، لأن الدينار آخره نار، والدرهم آخره هم،


Uang logam yang terbuat dari emas dinamakan dinar, dan yang terbuat dari perak dinamakan dirham, karena dinar diakhiri dengan kata "nar" (api), dan dirham diakhiri dengan kata "ham" (kekhawatiran).


 والمرء إن أحبهما قلبه معذب بين الهم في الدنيا، والنار في الآخرة، بسبب اكتسابهما من حرام أو عدم أداء زكاتهما.


 Seseorang yang mencintai keduanya, hatinya akan tersiksa antara kekhawatiran di dunia dan api neraka di akhirat, karena memperoleh keduanya dari sumber yang haram atau tidak membayar zakatnya.

 

IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 150

NURUL ILMI

------------------


 ولا وقْصَ فيهما كالمعشرات، فيجب في العشرين، والمائتين، وفيما زاد على ذلك، ولو ببعض حبة: (ربع عشر) للزكاة،

 

Dalam masalah emas dan perak👈 adalah tidak ada suatu Waqash ( kelebihan dari ukuran nishob yg tidak dikenakan zakat nya ) . 

Hal ini sebagaimana juga atas barang-barang yang wajib dikeluarkan zakatnya ( mu,asyarat : biji bijian atau buah buahan yang mengenyangi ) sebesar 1/10, maka zakatnya dari emas 20 mitsqal, perak yang mencapai 200 dirham 📗dan selebihnya📒, sekalipun hanya separo biji sya’ir.


 (Emas dan perak) itu, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 — 2,5%

 --------------


👈أي لا عفو في الذهب والفضة، فالزائد على النصاب بحسابه، ولو يسيرا، وذلك لإمكان التجزي في ذلك بلا ضرر، 


: "Tidak ada pengecualian (tidak ada pengampunan) dalam zakat emas dan perak. Jumlah yang melebihi nisab (batas minimum yang dikenakan zakat) harus dihitung, meskipun sedikit. Hal ini karena memungkinkan untuk membagi (menghitung) dengan tepat tanpa menyebabkan kerugian.


بخلافه في المواشي، فإنه لو حسب الزائد على النصاب فيها لتضرر هو والفقراء بالمشاركة فيه.


 Berbeda dengan zakat ternak, jika jumlah yang melebihi nisab juga dihitung, maka itu akan merugikan baik pemilik ternak maupun fakir miskin yang menerima zakat karena harus berbagi."


 📗وذلك لقوله - صلى الله عليه وسلم -: ليس فيما دون خمس أواق من الورق صدقة.


"Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah - صلى الله عليه وسلم -: 'Tidak ada zakat pada kurang dari lima uqiyah dari perak.


والأوقية أربعون درهما بالنصوص المشهورة والإجماع.


'Uqiyah adalah empat puluh dirham menurut teks-teks yang terkenal dan kesepakatan ulama.


قال البجيرمي: وقد حدث للناس عرف آخر، فجعلوها عبارة عن اثني عشر درهما، وعند الطيبي عشرة دراهم وخمسة أسباع درهم، وبعضهم سمى هذه الأوقية: أوقية الطيبي.


Al-Bujayrami berkata: 'Namun, masyarakat telah membuat kebiasaan lain, sehingga mereka menjadikannya dua belas dirham, sedangkan menurut Al-Tibi, sepuluh dirham dan lima per tujuh dirham, dan sebagian mereka menyebut uqiyah ini sebagai uqiyah Al-Tibi.'"


IANATUTHOLIBIN JUZ 2 HAL 151

NURUL ILMI

-----------------------


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

KARNAVAL BIKIN MACET

 

KARNAVAL BIKIN MACET 

Deskripsi Masalah :

Event perayaan kemerdekaan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, mulai seni, perlombaan, hingga karnval. Tidak jarang event tersebut memberikan efek samping pada khalayak umum, salah satunya adalah KARNAVAL, banyaknya peserta, hingga menyebabkan panjangnya arak-arakan, hal ini mengakibatkan jalanan menjadi macet. 

Namun dinas perhubungan (DISHUB) terkadang membuat alternative dengan cara memblokir jalanan yang dipakai untuk karnaval dan menyediakan jalan pintas bagi pengguna jalan, tapi tidak se layak jalan utama 


Pertanyaan :

a. Bagaimana hukum membuat karnaval hingga berakibat macet seperti di atas ?


b. Benarkah tindakan petugas dinas perhubungan melakukan pemblokiran jalan dengan alasan di atas?


Jawaban :

a. Tidak diperbolehkan, walaupun ada izin imam karena mengandung banyak kemaksiatan yang dipertontonkan sehingga merusak iman dan akhlak umat islam, disamping itu juga menimbulkan dloror berupa kemacetanb.  

b. Tidak dibenarkan menurut Syara’ walaupun dibenarkan menurut Negara kita.                                                 


Referensi :

فيض القدير المناوي (5/ 11)  

 

( كل أمتي معافى ) اسم مفعول من العافية وهو إما بمعنى عفى الله عنه وإما سلمه الله وسلم منه ( إلا المجاهرين ) أي المعلنين بالمعاصي [ ص 12 ] المشتهرين بإظهارها الذين كشفوا ستر الله عنهم وروي المجاهرون بالرفع ووجهه بأن معافى في معنى النفي فيكون استثناء من كلام لغو موجب والتقدير لا ذنب لهم إلا المجاهرون ثم فسر المجاهر بأنه ( الذي يعمل العمل بالليل فيستره ربه فيقول يا فلان إني عملت البارحة كذا وكذا فيكشف ستر الله عز و جل ) عنه فيؤاخذ به في الدنيا بإقامة الحد وهذا لأن من صفات الله ونعمه إظهار الجميل وستر القبيح فالإظهار كفران لهذه النعمة وتهاون بستر الله  

 

إسعاد الرفيق ج 2 ص 68  

 

وعلم مما تقرر انه يجب على كل مكلف ترك جميع المحرمات صغائرها وكبائرها لاسيما المتعلقة بالباطن كالعجب والكبر وغيرهما مما يأتي بيانه إن شاء الله تعالى وأنه كما يجب عليه تركها في حق نفسه يجب عليه نهي مرتكبها اي مرتكب شيء منها ولو صغيرة كما تقرر باللسان ان لم يقدر عليه باليد او منعه قهرا عليه من ارتكب شيء منها باليد ان قدر عليه اي على منعه وقهره من ذلك بها والا يقدر على شيء من ذلك وجب عليه الرتبة الثالثة وهي رفعه الى الوالي فإن عجز وجب عليه ان ينكر ذلك بقلبه اي يكرهه به كما مر وهذا يقدر عليه كل احد ويجب عليه ايضا مع الإنكار بالقلب مفارقة موضع المعصية فلا يجالس فاعلها ولا يوكله .  

 

شرح سنن أبي داود - عبدالمحسن العباد (ص: 2)  

 

السؤال: ما حكم حديث: (إذا بليتم فاستتروا)؟ الجواب: لا أعلم,لكن المجاهرة أمرها خطير؛ لأن الإنسان الذي يعصي وهو مختفٍ ليس كالذي يعصي وهو مجاهر  

 

بغية المسترشدين ص : 248  

 

( مسئلة ى ) حاصل ما ذكره العلماء فى التزيى بزى الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلا إلى دينهم وقاصدا التشبه بهم فى شعائر الكفر أو يمشى معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم فى شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم .....

Thursday, July 25, 2024

JUMLAH AYAT SUJUD TILAWAH

 Jumlah Sujud Tilawah


Jumlah sujud tilawah di dalam Al Quran ada 15 tempat. 


1. QS. Al A'raaf : 206


2. QS. Ar Ra'd : 15


3. QS. An Nahl : 50


4. QS. Al Isra' : 109


5. QS. Maryam : 58


6. QS. Al Haj : 18 


7. QS. Al Haj : 77


8. QS. Al Furqan : 60


9. QS. An Naml : 25/26


10. QS. As Sajdah : 15


11. QS. Shad : 24


12. QS. Fushshilat : 37/38


13. QS. An Najm : 62


14. QS. Al Insyiqaq : 21


15. QS. Al 'Alaq : 19


Catatan ;

1. Semua surat yang di dalamnya ada ayat Sujud tilawah adalah surat Makkiyah. 


2. Kecuali dua Surat yang di perselisihkan, ada yang mengatakan Makkiyah dan ada yang mengatakan Madaniyah yaitu QS. Ar Ra'd dan QS. Al Hajj. 


Semoga bermanfaat

TINGKATAN IMAN DALAM KITAB KASIFATUSSAJA'

Dinukil dari kitab Kasyifatussaja, Syaikh Nawawi Al-bantani, halaman 49


مراتب الإيمان خمسة أولها إيمان تقليد وهو الجزم بقول الغير من غير أن يعرف دليلاً وهو يصح إيمانه مع العصيان بتركه النظر أي الاستدلال إن كان قادراً على الدليل 


Tingkatan-tingkatan iman ada lima,yaitu: 


1. Iman Taqlid, yaitu yaqin karena ucapan orang lain tanpa mengetahui dalil. Imannya sah, tetapi berdosa karena meninggalkan mencari dalil apabila mampu untuk menemukannya (belajar).


ثانيها إيمان علم وهو معرفة العقائد بأدلتها وهذا من علم اليقين وكلا القسمين صاحبهما محجوب عن ذات االله تعالى


2. Iman ‘Ilmi, yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil- dalilnya. Tingkatan iman ini termasuk dari "ilmu yaqin". 


Setiap dari pemilik dua tingkatan iman ini (Taqlid dan Ilmul Yaqin) termasuk orang yang mahjub atau terhalang dari Dzat Allah Ta’ala. 


 ثالثها إيمان عيان وهو معرفة االله بمراقبة القلب فلا

يغيب ربه عن خاطره طرفة عين بل هيبته دائماً في قلبه كأنه يراه وهو مقام المراقبة ويسمى عين اليقين 


3. Iman ‘Iyaan, yaitu ma'rifat pada Allah dengan pengawasan hati. Maka, tidak sekedip mata pun, Allah hilang dari hati, karena rasa takut/kagem kepada-Nya, seolah- olah dia melihat Allah, dan orang ini berada di maqom muroqobah. level iman ini disebut dengan "Ainul Yaqin".


رابعها إيمان حق وهو رؤية االله تعالى بقلبه وهو معنى قولهم: العارف يرى ربه في كل شيء وهو مقام المشاهدة ويسمى حق اليقين وصاحبه محجوب عن الحوادث 


4. Iman Haq, yaitu melihat Allah dengan hati. Ini adalah maksud yang dikatakan ulama “Orang makrifat mampu melihat Tuhannya dalam segala sesuatu.” 


Tingkat iman ini adalah maqom musyahadah dan disebut dengan "Haqqul Yaqin". Orang yang memiliki tingkatan ini, ia terhalang dari semua Makhluk.


وخامسها إيمان حقيقة وهو الفناء باالله والسكر بحبه فلا يشهد إلا إياه كمن غرق في بحر ولم ير له ساحلاً.


5. Iman Hakikat, yaitu fana' (sirna) bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Maka, dia tidak melihat apapun kecuali hanya Allah, seperti halnya orang yang tenggelam di dasar laut


Wallahu a'lam

Wednesday, July 24, 2024

CIRI-CIRI PAHAM WAHABI

 

*CIRI-CIRI PAHAM WAHABI:*

@@@@

Catatan diawal dan diakhir berikut ini 

*CATATAN INI TIDAK BERMAKSUD MENEBAR KEBENCIAN, NAMUN SEKEDAR BERTUJUAN AGAR LEBIH MENGENAL SAUDARA KITA DARI GOL WAHABY*


BAHWA ciri-ciri Wahabi 

1.Sering merujuk pendapat Ibnu Taimiyyah, al-Albani, Ibnu Qayyim, Abdul Aziz bin Baz dan Ibnu Ustaimin.


2. Mengatakan Allah ada di langit bersemayam di atas Arsy.


3. Membagi tauhid kepada tiga: tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma' wa sifat.


- Menolak amalan menyebut lafald niat solat (USHOLLI).


- Menolak amalan menyebut SAYYIDINA ketika bersolawat.


- Menolak amalan mengusap muka setelah selesai solat.


- Menolak zikir, wirid dan doa berjamaah setelah solat di masjid/musolla/tempat tertentu.


- Menolak amalan baca yaasiin berjamaah pada malam jumat di masjid/musolla/tempat tertentu.


- Menolak amalan solat tarawih 20 raka'at.


- Menolak amalan baca yaasiin 3 kali pada malam nishfu Sya'ban.


- Menolak amalan membaca doa akhir dan awal tahun.


- Menolak bacaan talqin ketika pengebumian mayat.


- Menolak tahlil.


- Menolak bacaan barzanji.


- Menolak amalan solawat syifa', Sholawat fatih, Sholawat nariyah.


- Menolak sambutan maulidur rasul.


- Menolak amalan ziarah makam nabi/makam auliya'.


- Menolak bacaan tarhim dan bacaan Al-Quran sebelum azan subuh menggunakan pengeras suara.


- Mengatakan tiada solat qabliah jumat.


- Menolak amalan membaca teks ketika khutbah.


- Menolak tasawwuf dan tarekat.


- Menolak MADZHAB.


- Mengatakan bid'ah tidak ada yang hasanah, semua bid'ah adalah sesat.


- Menolak beramal dengan hadits dhaif.


- Menolak amalan tawassul dengan orang yang sudah meninggal dunia. 


- Menolak amalan tabarruk selain dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.


- Menolak amalan istighoutsah. 


- Mengatakan talak tiga sekaligus cuma jatuh talak satu.


- Menolak manhaj Asy'ariah dan Maturidiyah.


- Menolak Sifat Dua Puluh.

 

 

*AQIDAH*


1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu: 


(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekkah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.


(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighoutsah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama Islam khasnya ulama Empat Imam madzhab.


(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti: 


-Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila


-Merterjemahkan yad sebagai tangan.


-Menterjemahkan wajh sebagai muka.


-Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya).


-Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk.


-Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat.


-Menterjemah saq sebagai betis.


-Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll.


-Menyatakan bahwa Allah سبحانه وتعالى mempunyai “surah” atau rupa.


-Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutasyabihat.


2. Memahami ayat-ayat mutasyabihat secara dhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar.


3. Menolak asy-sya'iroh dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam.


4. Sering mengkritik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.


5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.


6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek.


7. Berlindung di balik madzhab Salaf.


8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-

Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.


9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke madzhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu

Hasan Al-Asy’ari.


10. Menolak ta’wil dalam bab Mutasyabihat. 


11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.


12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam 

 [ membaca maulid dll ] membawa kepada perbuatan syirik.


13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan

dalih menghindari syirik.


14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.


15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighoutsah dengan para anbiya’ serta sholihin.


16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighoutsah sebagai cabang-cabang syirik.


17. Memandang remeh karomah para wali [auliya’].


18. Menyatakan bahwa ibu bapak dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.


19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.


*SIKAP*


1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan

mereka.


2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).


3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).


4. Sering mentertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.


5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir kepada orang Islam.


6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal). 


*HADITS*


1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.


2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.


3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak

mempunyai sanad Untuk menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.

[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahwa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].


4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits maudhu’ [mereka mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama].


5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna hadits. Oleh karena itu, perbedaan pemahaman ulama’ [syawahid] dikesampingkan.


*QUR’AN* 


1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahabi indonesia yang jahil/bodoh) 


*FIQH*


1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya

mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”.


2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram.


3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya ber ittiba’.


4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah.


5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah.


6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah.


7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab.


8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain.


9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab].


10. Sering mengkoarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”.


11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman.


*NAJIS*


1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughalladhah.


2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.


*WUDHU’*


1. Tidak menerima konsep air musta’mal.


2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu.


3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.


*ADZAN*


1. Adzan Juma’t sekali; adzan kedua ditolak 


*SHALAT* 


1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟,


dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar.


2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.


3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.


4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.


5. Mengangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.


6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu berdiri.


7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).


8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.


9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.


10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.


11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu

sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya.


12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.


13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.


14. Menganggap amalan bersalaman setelah shalat adalah bid’ah.


15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.


16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.


17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.


18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.


19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Jum’at.


20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah


*DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN*


1. Menggangap do’a berjama’ah setelah shalat sebagai bid’ah.


2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.


3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” setelah membaca al-Qur’an adalah Bid’ah.


4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.


5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.


6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.


7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.


8. Mengganggap dzikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.


9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.


10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.


11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.


12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.


13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.


14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.


15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih. 


*PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR*


1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.


2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.


3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.


4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.


5. Tidak membaca do’a setelah shalat jenazah.


6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik.


7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram.


8. Do’a dan bacaan al-Quran di pekuburan dianggap sebagai bid’ah.


*MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]* 


1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1) 


*MAJLIS / PERAYAAN*


1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Maulid Nabi dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.


2. Menolak amalan marhaban para habaib.


3. Menolak amalan barzanji.


4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah


5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll. 


*HAJI DAN UMRAH* 


1. Mencoba untuk memindahkan “Maqam Ibrahim as.” namun usaha tersebut telah digagalkan oleh al-Marhum Syeikh Mutawalli Sya’rawi saat beliau menemui Raja Faisal ketika itu.


2. Menghilangkan tanda 

telaga zam-zam.


3. Mengubah tempat sa’i di antara Sofa dan Marwah yang mendapat tentangan ulama’ Islam dari seluruh dunia.


*PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN* 


1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka (di Indonesia).


2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:

a. Ibnu Taymiyyah al-Harrani

b. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

c. Muhammad bin Abdul Wahhab

d. Syekh Abdul Aziz bin Baz

e. Nasiruddin al-Albani

f. Syeikh Sholeh al-Utsaimin

g. Syeikh Sholeh al-Fawzan

h. Adz-Dzahabi dll. 


3. Sering mendakwahkan untuk kembali kepada al-Qura-n dan Hadits (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Qur-an dan Hadits sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga lah yang memelihara dan menjabarkan kandungan al-Qur’an dan Hadits untuk umat ini).


4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin” 


*PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM* 


1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah.


2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan mereka.


3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur tengah.


4. Memusnahkan sebagian besar peninggalan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meratakan maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar dll, dengan hujjah tempat tersebut bisa membawa kepada syirik.


5. Di Indonesia, sebagian mereka dulu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu]. 


*TASAWWUF DAN THARIQAT* 


1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar


2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani


3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat. 


*Inilah kejahatan dan kesesatan aliran Salafi Wahabi yakni ajaran yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi an-Najdi :*


1. Allah bersemayam di atas ‘arsy seperti akidahnya kaum Yahudi.


2. Golongan yang beriman kepada setengah ayat Al-Qur’an dan kafir dengan setengah ayat Al-Quran yang lain.


3. Golongan yang menolak Takwil pada setengah ayat, dan membolehkan Takwil pada setengah ayat yang lain berdasarkan mengikuti hawa nafsu mereka.


4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam Alaihissalaam.


5. Golongan yang menyatakan bahwa Alam ini Qidam/Maha Dahulu (Rujuk pandangan ibn Taimiyyah).


6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari dan para pengikutnya.


7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al-Fateh.


8. Golongan yang mengkafirkan Imam An-Nawazwi dan Seluruh Ulama Islam yang menjadi para pengikutnya (Asy’ariyah dan Maturidiyah).


9. Golongan yang mendhoifkan hadits-hadits shohih dan menshohihkan hadits-hadits dhoif (lihat penulisan Albani).


10. Golongan yang tidak mempelajari ilmu dari Guru atau Syeikh, hanya copy paste dan membaca dari buku-buku dan sebagainya.


11. Golongan yang mengharamkan bermusafir ke Madinah dengan niat ziarah Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.


12. Golongan yang membunuh Ummat Islam beramai-ramai di Mekah, Madinah, dan beberapa kawasan di tanah Hijaz (lihat tarikh an-Najdi).


13. Golongan yang meminta bantuan Askar dan Senjata pihak Britain (yang bertapak di tempat Kuwait pada ketika ini) ketika kalah dalam perang ketika mereka ingin menjajah Mekkah dan Madinah.


14. Golongan yang menghancurkan turath (sejarah peninggalan) Ummat Islam di Mekkah dan Madinah. (lihat kawasan pekuburan Jannatul Baqi, Bukit Uhud dan sebagainya).


15.  Golongan yang membenci kaum ahlul bait/keturunan Nabi.


16. Golongan yang bertentangan dengan Ijma para Shohabat, Tabiin, Salaf, Khalaf dan seluruh Ulama ASWAJA.


17. Golongan yang mendakwa akal tidak boleh digunakan dalam dalil syara’, dengan menolak fungsi akal (ayat-ayat Al-Quran menyarankan menggunakan akal).


18. Golongan yang mengejar syuhrah (pangkat, 


nama, promosi, kemasyhuran) dengan menggunakan pemahaman mereka yang salah terhadap Al-Qura’n dan As-Sunnah.


19.  Golongan yang mendhoifkan hadits solat tarawih 20 rakaat. (Albani)


20.  Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih. (Albani)


21. Golongan yang mengharamkan berpuasa pada hari sabtu walaupun hari Arafah jatuh pada hari tersebut. (Albani)


22.  Golongan yang melecehkan Imam Abu Hanifah R.A. (Albani)


23. Golongan yang mendakwa Allah memenuhi alam ini dan menghina Allah dengan meletakkan anggota pada Allah سبحانه وتعالى.


24. Golongan yang mendakwa Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam tidak hayyan (hidup) di kuburan beliau. (Albani)


25. Golongan yang melarang membaca Sayyidina dan menganggap perbuatan itu bid'ah dholalah/sesat.


26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran dan membaca talqin pada orang yang meninggal.


27.  Golongan yang melarang membaca shalawat setelah adzan. (Albani)


28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana (tidak akan kekal). (ibn Taimiyyah)


29. Golongan yang mengatakan lafadz talaq tiga tidak jatuh, jika aku talaq kamu dengan talaq tiga. (ibn Taimiyyah).


30. Golongan yang mengisbatkan (menyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah. (Ibn Taimiyyah)


31. Golongan yang menggunakan uang rupiah untuk menggerakkan ajaran sesat mereka, membuat tadlis (penipuan dan pengubahan) di dalam kitab-kitab ulama yang tidak sependapat dengan mereka.


32. Golongan yang mengkafirkan orang Islam yang menetap di Palestine sekarang ini. (Albani)


33.  Golongan yang membid’ahkan seluruh ummat Islam.


34. Golongan yang menghukumi syirik terhadap amalan ummat Islam yang tidak sepaham dengan mereka.


35. Golongan yang membawa ajaran tauhid dan tidak pernah belajar ilmu tauhid. (Ibn Taimiyyah)


36. Golongan yang mengatakan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab juga mempunyai tauhid, tidak pernah Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa sallam mengajar begini atau pun para Shohabah R.A. (Muhammad Abdul Wahab)


37. Golongan yang membolehkan memakai lambang salib hanya semata-mata untuk mujamalah/urusan resmi kerajaan, dan hukumnya tidak kufur. (Bin Baz)


38.  Golongan yang membiayai keuangan Askar Kaum Kuffar untuk membunuh Ummat Islam dan melindungi negara mereka. (kerajaan Wahhabi Saudi)


39.  Golongan yang memberi Syarikat-syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram. (Kerajaan Wahhabi Saudi)


40.  Golongan yang memecah-belah Ummat Islam dan institusi kekeluargaan.


41.  Golongan yang mengharamkan Maulid dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban.


42.  Golongan yang menghalalkan bom bunuh diri atas nama jihad walaupun orang awam kafir yang tidak bersenjata mati. (selain di Palastine)


43. Golongan yang menghalalkan darah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Asy’ariyah dan Maturidiyah. Lihat di Lubnan, Chechnya, Algeria, dan beberapa negara yang lain.


44.  Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan menjelek-jelekkan nama baik Islam.


45.  Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand.


46.  Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia.


47.  Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama ASWAJA yang muktabar.


48.  Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWAJA.


49.  Golongan yang minoritas dalam dunia, malah baru kemaren sore seumur jagung.


50.  Golongan yang menuduh orang lain dengan tujuan melarikan diri atau menyembunyikan kesesatan mereka.


51.  Golongan yang jahil, tidak habis mempelajari ilmu-ilmu Agama, tetapi ingin membuat fatwa sesuka hati.


52.  Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat mereka.


53.  Golongan yang secara dzahirnya berjubah, berkopiah, celana di atas tumit, janggut panjang tetapi kelewatan, tidak menghormati ulama, mengutuk para Alim Ulama dan tidak amanah dengan ilmu dan agama Islam.


54.  Golongan yang tidak hujjah dalam ajaran mereka.


55. Golongan yang membawa ajaran sesat Ibn Taimiyyah/Muhamad Ibn Abd Wahab, kedua-dua individu ini telah dicemooh, ditentang, dijawab dan dikafirkan oleh Jumhur Ulama ASWAJA atas dasar akidah mereka yang sesat.


Wallahu a’lam bish-Showab wal hadi ila sabilil 

haq.


*CATATAN INI TIDAK BERMAKSUD MENEBAR KEBENCIAN, NAMUN SEKEDAR BERTUJUAN AGAR LEBIH MENGENAL SAUDARA KITA DARI GOL WAHABY*

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes