BREAKING NEWS

Watsapp

Saturday, November 25, 2023

HUKUM PERAYAAN ULANG TAHUN

 Perpisahan Bupati di tahun 2023


PERAYAAN ULANG TAHUN 

Deskripsi Masalah :

Ulang tahun bagi sebagian orang adalah hal yang dinanti-nanti dan merupakan hari bahagia. Cara orang memperingati Hari Ulang Tahun bervariasi. Sebagian orang merayakannya dengan cara mengundang teman-temannya, kemudian tiup lilin yang dinyalakan di atas roti tart, selanjutnya memotong kue atau tumpeng dengan diiringi nyanyian lagu “Panjang Umur” dari para hadirin. Sebagian lagi, di samping dengan cara itu, juga plus dengan bacaan-bacaan seperti Maulid Daibâ‘ dan surat-surat al-Qur’an yang pendek. Ada juga yang merayakannya dengan mentraktir teman-temannya.


Pertanyaan :

1. Sebenarnya bagaimana pandangan fikih tentang merayakan Hari Ulang Tahun?2. Jika boleh, bagaimana cara-cara yang benar menurut Islam dalam merayakan Hari Ulang Tahun?


Jawaban :

1. Tidak ada dasarnya. Akan tetapi hukum mengadakan ulang tahun tergantung pada maksud dan cara merayakannya.2. Apabila itu digunakan untuk muhâsabah dan caranya tidak menggunakan media munkarât, maka hal itu termasuk sesuatu yang baik.                                                 


Referensi :

شرح الياقوت النفيس، 170) 

 

وَهُنَاكَ اَعْيَادُ الْمِيْلاَدِ قَدْ يَفْرَحُ الْإِنْسَانُ وَيَتَذَكَّرُ مَيْلَادَهُ إِنَّمَا عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ يَجْعَلَ مِيْلاَدَهُ مُنَاسَبَة لِمُحَاسَبِ نَفْسِهِ وَيَعْمَلُ مُقَارَنَةً بَيْنَ عَامٍ وَعَامٍ هَلِ ازْدَادَ وَتَقَدَّمَ اَمْ نَقَصَ وَتَأَخَّرَ؟ هَذَا شَيْئٌ جَمِيْلٌ وَلَا يَكُوْنُ ذَلِكَ لِمُجَرَّدِ التَّقْلِيْدِ وَلَا لِلسَّرَفِ وَاْلأَعْيَادِ الْمجَازِيَّةِ وَالتَّقْلِيْدِيَّةِ كَثِيْرَةٌ وَكُلُّ فَرْدٍ يَتَمَنَّى عَلَيْهِ الْعِيْدُ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ وَلُطْفٍ وَسَعَادَةٍ وَإِلَى زِيَادَةٍ نَسْأَلُ اللهَ اَنْ يُعِيْدَ عَوَائِدَهُ الْجَمِيْلَةَ. 

 

فتوى للشيخ رمضان البوطي، 2/223) 

 

( هَلِ اْلإِحْتِفَالُ بِأَعْيَادِ الْمِيْلَادِ حَلَالٌ اَمْ حَرَامٌ بِالنِّسْبَةِ لِلصِّغَارِ؟ لَا أُحِبُّ أَنْ تُشَيَّعَ فِي الْبَيْتِ الْمُسْلِمِ عَادَاتٌ غَرْبِيَّةٌ لَا إِسْلَامِيَّةٌ إِذْ إنَّ لَهَا عَلى الْمَدَى الْبَعِيْدِ أَثَرَ ضَارَّةٍ مَعْرُوْفَةٍ. (مؤنث منشورة و 

 

 

Copyright © 2021 IASS

Wednesday, November 22, 2023

GORENG LARON

 KRIYUK KRIYUK


🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Laron atau rayap dalam istilah Arab dikenal dengan kata ardlah. Hukum mengonsumsi hewan ini adalah haram karena tergolong hewan yang menjijikkan. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam kitab al-Hayawan al-Kubra:


 الآرضة- دويبة صغيرة كنصف العدسة ، تأكل الخشب ، وهي التي يقال لها السرفة ، بالسين والراء المهملة والفاء . وهي دابة الأرض التي ذكرها الله تعالى في كتابه - ولما كان فعلها في الأرض أضيفت إليها . قال القزويني في الأشكال : إذا أتى على الأرضة سنة ، تنبت لها جناحان طويلان ، تطير بهما - ومن شأنها أنها تبني لنفسها بيتا حسنأ ، من عيدان تجمعها مثل غزل العنكبوت ، متخرطا من أسفله إلى أعلاه الحكم : يحرم أكلها لاستقذارها “


Ardlah (rayap/laron) adalah hewan kecil seukuran separuh dari biji ‘adas (sejenis kacang), pemakan kayu dikenal juga dengan nama sarfah, hewan ini adalah hewan merayap di bumi yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an. Hewan ini disebut dengan ardlah karena tingkah khasnya di tanah, maka namanya disandarkan pada tanah (ardl). Imam al-Qazwiny berkata dalam kitab al-Isykal, ‘Ketika ardlah memasuki umur 1 tahun, maka tumbuh dua sayap panjang yang ia gunakan untuk terbang. Sebagian karakternya, ia mampu membangun untuk dirinya sarang yang bagus dari potongan-potongan kayu yang ia kumpulkan, sebagaimana pintalan sarang laba-laba yang terkatung dari bawah ke atas. Hukum mengonsumsi hewan ardlah adalah haram karena hewan ini dianggap menjijikkan (menurut orang Arab).” (Syekh Kamaluddin ad-Damiri, Hayat al-Hayawan al-Kubra, juz I, hal. 35) 


Sebagian kalangan beranggapan bahwa laron adalah hewan yang halal dimakan karena dianggap sebagai salah satu jenis belalang, sehingga bangkainya pun boleh untuk dimakan. Hal ini berdasarkan hadits:


 أحلت لكم ميتتان ودمان ، فأما الميتتان : الجراد والحوت ، وأما الدمان : فالطحال والكبد 

“Dihalalkan bagi kalian dua bangkai dan dua darah, dua bangkai yaitu bangkai belalang dan ikan, sedangkan dua darah yaitu limpa dan hati” (HR. Baihaqi) Jika ditelisik lebih dalam, anggapan tersebut sama sekali tidak berdasar dan tidak sesuai dengan pengertian belalang yang dijelaskan dalam berbagai kitab-kitab mazhab Syafi’iyyah. Misalnya seperti yang terdapat dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin


: قوله ويحل أكل ميتة الجراد أي للحديث المار والجراد مشتق من الجرد وهو بري وبحري وبعضه أصفر وبعضه أبيض وبعضه أحمر وله ديدان في صدره وقائمتان في وسطه ورجلان في مؤخره “


Halal mengonsumsi bangkai belalang berdasarkan hadis yang telah dijelaskan. Belalang adalah hewan darat dan laut, sebagian tubuhnya berwarna kuning, putih dan merah. Ia memiliki dua penyangga pada dadanya yang menegakkan bagian tubuh yang tengah dan memiliki dua kaki pada bagian belakang tubuhnya.” (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha’, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz II, hal. 353) 




Sunday, November 19, 2023

ZAKAT PERHIASAN WANITA

 


TANYA JAWAB FIQH AQIDAH

ZAKAT PERHIASAN


 *PERTANYAAN* :

1. Adakah zakat pada perhiasan wanita jika yg di gunakan itu telah sampai nishob? 


2. Bagaimana status perhiasan wanita yg mana telah sampai nishob, akan tetapi di pakai secara keseluruhan, tetapi pemakaian nya tidak sekaligus. Contoh, hari senin hanya pakai gelang, selasa pakai kalung, rabu pakai anting, dan sebagainya, apakah juga termasuk wajib zakatnya? 


3. Sebatas manakakah ukuran diperbolehkan memakai perhiasan emas bagi wanita?


*JAWABAN*

1. Perhiasan yang di pakai wanita walaupun sampai pada nisab zakat, tidak wajib di zakati. Karena yang wajib di zakati adalah perhiasan yang disimpan bukan perhiasan yang di pakai. 


2. Perhiasan yang di pakai walau bergantian pemakaiannya juga tidak wajib di zakati, karena tidak ada niat untuk menyimpannya. Yang wajib di zakati adalah perhiasan dengan tujuan di simpan dan sampai pada nisab zakat.


3. Perempuan boleh memakai perhiasan emas dan perak tanpa berlebihan, jika berlebihan maka tidak boleh, misal berlebihan adalah ukuran total perhiasan yang dipakai sebanyak 200 mitsqol. Dalam kitab Al-Fiqhul Islamy, dijelaskan 200 mitsqol itu kurang lebih setara dengan 850 gram. Namun menurut Al-adzro'i, ukurannya tidak terbatas 200 mitsqol namun yang menjadi pertimbangan adalah adat kebiasaan jadi bisa lebih dari 200 ataupun kurang.  Sedangkan menurut yang lainnya bahwa ukuran berlebihan dalam perak mencapai 2.000 mitsqol.


*REFERENSI :*


*فقه العبادات على المذهب الشافعي، ١١٦/٢*


لا يجب في الحلي المباحة زكاة لحديث ابن عمر رضي الله عنهما قال: "لا زكاة في الحلي ، ولأنها معدة للزينة، وهي استعمال مباح. أما إن ورثها ولم يعلم بها حتى مضى الحول فتجب زكاتها، وكذا لو انكسرت وقصد كنزها فتجب زكاتها، لأنه لا يقصد بإمساكها الاستعمال المباح، بخلاف ما لو قصد إصلاحها، فلا زكاة فيها وإن بقيت أحوالاً.


والحلي المباحة هي ما أحل للمرأة لبسه، فقد أحل لبس جميع أنواع الذهب والفضة، كالسوار والخلخال والخاتم ، وكذا لبس ما ينسج بهما من الثياب، ما لم تسرف، وكذا ما أحل للرجل لبسه، وهو خاتم فضة، بحسب عادة أمثاله، ويحل له تحلية بعض آلات الحرب بالفضة، كالسيف والرمح، ولكن يحرم الإسراف في ذلك.


أما الحلي المحرمة، كسوار وخلخال للرجل فتجب الزكاة فيها، وكذلك الأواني الذهبية والفضية، وما يعلق للنساء والصغار من النقدين في القلائد والبراقع فتجب الزكاة فيه، ويعتبر في الأواني المحرمة وزنها لا قيمتها، أما الحلي فتعتبر قيمتها لا وزنها 



*فتح المعين ص ٢٣٣*


ولا زكاة في حلي مباح ولو اتخذه الرجل بلا قصد لبس أو غيره أو اتخذه لإجارة أو إعارة لامرأة إلا إذا اتخذه بنية كنز فتجب الزكاة فيه


“Tidak dikenakan zakat untuk perhiasan yang mubah (dipakai) meskipun perhiasan tersebut dimiliki oleh seorang laki-laki yang bertujuan untuk tidak dipakai atau yang lainnya semisal disewakan dan dipinjamkan kepada seorang perempuan. Kecuali jika perhiasan tersebut dimiliki dengan niat disimpan, maka perhiasan tersebut wajib dikeluarkan

zakatnya” 



*إعانة الطالبين ج ٢ ص ١٨١*

 

ويحل الذهب والفضة بلا سرف لامرأة وصبي إجماعا في نحو السوار والخلخال والنعل والطوق. وعلى الأصح في المنسوج بهما. ويحل لهن التاج وإن لم يعتدنه وقلادة فيها دنانير معراة قطعا وكذا مثقوبة ولا تجب الزكاة فيها. أما مع السرف: فلا يحل شيء من ذلك كخلخال وزن مجموع فردتيه مائتا مثقال فتجب الزكاة فيه


(قوله: مائتا مثقال) قال في التحفة: لم يرتض الأذرعي التقييد بالمائتين، بل اعتبر العادة، فقد تزيد وقد تنقص. وبحث غيره أن السرف في خلخال الفضة أن يبلغ ألفي مثقال، وهو بعيد، بل ينبغي الاكتفاء فيه بمائتي مثقال كالذهب. اه.



* الفقه الاسلامى وأدلته ج ٣ ص ١٨٢٧*


بأن بلغ مئتي مثقال (حوالي ٨٥٠ غم)


*Kesimpulan:*


Tidak wajib dikeluarkan zakatnya untuk perhiasan yang mubah berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma : Tidak ada zakat untuk perhiasan. Yang dimaksud perhiasan disini adalah perhiasan yang mubah dipakai. 


Jadi ketika punya emas yang bertujuan untuk dipakai, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya meskipun sudah sampai nisob.

Wallahu ta'ala A'lam 

____

Friday, November 17, 2023

MELEMPARKAN TANAH KE DALAM KUBURAN TIGA KALI

 SPENTWOGAR BERSINERGI 


Assalamu'alaikum

Apa hikmahnya melempar tanah 3x ke kuburan dan membaca


 منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة أخرى


JAWABAN : 


Waalaikumussalam wrwb.


Hukumnya Sunnah melempar tanah ketika menguburkan jenazah terdapat banyak sekali. Salah satunya adalah melempar tanah sebanyak 3 kali ke dalam kuburan saat menguburkan jezanah. 


Adapun setiap lemparan tanah terdapat bacaan tersendiri, seperti di bawah ini :


1. Membaca مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ

Ini merupakan bacaan ketika lemparan tanah yang pertama. Di dalam sebuah hadits bahwasannya Rasulullah ketika menghadiri jenazah yang telah di kuburkan (dalam proses pengurukan tanah), beliau mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke dalam kuburan.


Kemudian, beliau mengucapkan مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ, yang artinya “dari bumi (tanah) Kami (Allah) menciptakan kalian”


2. Membaca فِيْهَا نُعِيْدُكُمْ

Ketika lemparan kedua di sunnahkan membaca bacaan di atas.


Setelah melakukan lemparan pertama, kemudian Nabi Saw. mengambil segenggam tanah lagi dan di masukkan ke dalam kuburan dengan mengucapkan فِيْهَا نُعِيْدُكُمْ yang artinya “ke dalam bumilah Kami mengembalikan kalian”


3. Membaca وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى

Ini merupakan kesunnahan bacaan ketika lemparan tanah yang ketiga. Ketika Nabi Saw. telah melakukan dua lemparan sebelumnya, kemudian beliau mengambil segenggam tanah lagi dan mengucapkan وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى, yang artinya ”Dan dari bumi itu pula Kami membangkitkan kalian pada saat yang lain.”


Ketiga bacaan di atas, terdapat di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir Qur’an Surah Thaha ayat 55, jilid 5 halaman 307.


- Tafsir Munir

Menurut tafsir munir, ketika nutfah (sperma) berada di dalam rahim maka malaikat pergi mengambil debu bumi (saripati bumi) yang nantinya seseorang yang berasal dari nutfah itu akan dikuburkannya.


(Jilid 2 Halaman 21)


- Tafsir Baidhowi

Menurut tafsir baidhowi, bumi di samping asal kejadian Nabi Adam a.s. yang menjadi awal bapak kita semua. Juga bumi itu adalah awal bahan penciptaan kita semua.


(Jilid 2 Halaman 24)


Wallahu A'lam bis showabb

Thursday, November 16, 2023

LEWAT DI BAWAH KERANDA MAYAT


LEWAT DI BAWAH KERANDA MAYAT 


Deskripsi Masalah :

Di Jawa Timur banyak sekali tradisi-tradisi yang masih meyakini mitos-mitos kuno. Salah satunya adalah tradisi lewat di bawah keranda orang meninggal yang dilakukan oleh kerabat-kerabatnya. Mereka melakukan semua itu karena mereka meyakini bahwa hal tersebut memiliki beberapa manfaat, di antaranya: agar kerabat yang masih kecil tidak terlalu mengingat si mayat; sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada si mayat; agar musibah kerabat dibawa pergi oleh si mayat.


Pertanyaan :

Bagaimana hukum berjalan di bawah keranda dengan memandang mamfaat seperti dalam diskripsi masalah di atas?


Jawaban :

Ada pemilahan sebagai berikut:


Bisa kafir bila berkeyakinan bahwa yang mengakibatkan pengaruh positif ataupun negatif adalah praktik tersebut; bukan Allah .


Haram bila berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut dapat berpengaruh negatif/positif dengan kekuatan yang diciptakan oleh Allah padanya (menurut pendapat ashah).


Makruh bila praktik tersebut berpotensi menghambat percepatan pemberangkatan jenazah ke pemakaman.


Sunah bila dengan tujuan untuk menghindari gunjingan masyarakat awam ketika tidak melakukannya.


Referensi :

تحفة المريد، 125)


وَالْحَاصِلُ اَنَّ كُلَّ مَا وَافَقَ الْكِتَابَ أَوْ السُّنَّةَ اَمِ الْاِجْمَاعَ اَوْ القِيَاسَ فَهُوَ سُنَّةٌ وَمَا خَرَجَ عَنْ ذَلِكَ فَهُوَ بِدْعَةٌ مَذْمُوْمَةٌ. ( وَسُئِلَ أَعَادَ اللَّهُ عَلَيْنَا من بَرَكَاتِهِ عَمَّا يُذْبَحُ من النَّعَمِ وَيُحْمَلُ مع مِلْحٍ خَلْفَ الْمَيِّتِ إلَى الْمَقْبَرَةِ وَيُتَصَدَّقُ بِهِ على الْحَفَّارِينَ فَقَطْ وَعَمَّا يُعْمَلُ يوم ثَالِثِ مَوْتِهِ من تَهْيِئَةِ أَكْلٍ وَإِطْعَامِهِ لِلْفُقَرَاءِ وَغَيْرِهِمْ وَعَمَّا يُعْمَلُ يوم السَّابِعِ كَذَلِكَ وَعَمَّا يُعْمَلُ يوم تَمَامِ الشَّهْرِ من الْكَعْكِ وَيُدَارُ بِهِ على بُيُوتِ النِّسَاءِ اللَّاتِي حَضَرْنَ الْجِنَازَةَ ولم يَقْصِدُوا بِذَلِكَ إلَّا مُقْتَضَى عَادَةِ أَهْلِ الْبَلَدِ حتى إنَّ من لم يَفْعَلْ ذلك صَارَ مَمْقُوتًا عِنْدَهُمْ خَسِيسًا لَا يَعْبَئُونَ بِهِ وَهَلْ إذَا قَصَدُوا بِذَلِكَ الْعَادَةَ وَالتَّصَدُّقَ في غَيْرِ الْأَخِيرَةِ أو مُجَرَّدَ الْعَادَةِ مَاذَا يَكُونُ الْحُكْمُ جَوَازٌ وَغَيْرُهُ وَهَلْ يُوَزَّعُ ما صُرِفَ على أَنْصِبَاءِ الْوَرَثَةِ عِنْدَ قِسْمَةِ التَّرِكَةِ وَإِنْ لم يَرْضَ بِهِ بَعْضُهُمْ وَعَنْ الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ الْمَيِّتِ إلَى مُضِيِّ شَهْرٍ من مَوْتِهِ لِأَنَّ ذلك عِنْدَهُمْ كَالْفَرْضِ ما حُكْمُه؟ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ جَمِيعُ ما يُفْعَلُ مِمَّا ذُكِرَ في السُّؤَالِ من الْبِدَعِ الْمَذْمُومَةِ لَكِنْ لَا حُرْمَةَ فيه إلَّا إنْ فُعِلَ شَيْءٌ منه لِنَحْوِ نَائِحَةٍ أو رِثَاءٍ وَمَنْ قَصَدَ بِفِعْلِ شَيْءٍ منه دَفْعَ أَلْسِنَةِ الْجُهَّالِ وَخَوْضِهِمْ في عِرْضِهِ بِسَبَبِ التَّرْكِ يُرْجَى أَنْ يُكْتَبَ له ثَوَابُ ذلك أَخْذًا من أَمْرِهِ  من أَحْدَثَ في الصَّلَاةِ بِوَضْعِ يَدِهِ على أَنْفِهِ وَعَلَّلُوهُ بِصَوْنِ عِرْضِهِ عن خَوْضِ الناس فيه لو انْصَرَفَ على غَيْرِ هذه الْكَيْفِيَّةِ وَلَا يَجُوزُ أَنْ يُفْعَلَ شَيْءٌ من ذلك من التَّرِكَةِ حَيْثُ كان فيها مَحْجُورٌ عليه مُطْلَقًا أو كَانُوا كلهم رُشَدَاءَ لَكِنْ لم يَرْضَ بَعْضُهُمْ بَلْ من فَعَلَهُ من مَالِهِ لم يَرْجِعْ بِهِ على غَيْرِهِ وَمَنْ فَعَلَهُ من التَّرِكَةِ غَرِمَ حِصَّةَ غَيْرِهِ الذي لم يَأْذَنْ فيه إذْنًا صَحِيحًا وإذا كان في الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ الْمَيِّتِ تَسْلِيَةٌ لهم أو جَبْرٌ لِخَوَاطِرِهِمْ لم يَكُنْ بِهِ بَأْسٌ لِأَنَّهُ من الصِّلَاتِ الْمَحْمُودَةِ التي رَغَّبَ الشَّارِعُ فيها وَالْكَلَامُ في مَبِيتٍ لَا يَتَسَبَّبُ عنه مَكْرُوهٌ وَلَا مُحَرَّمٌ وَإِلَّا أُعْطِيَ حُكْمَ ما تَرَتَّبَ عليه إذْ لِلْوَسَائِلِ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ.


(الفتاوى الفقهية الكبرى، 2/7)


اِعْلَمْ أَنَّ الْعُقَلَاءَ عَلىَ أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ فَمِنْهُمْ مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ الْأَسْبَابَ الْعَادِيَّةَ تُؤَثِّرُ مُسَبَّبَتَهَا بِطَبْعِهِا وَذَاتِهَا وَالتَّلاَزُمَ بَيْنَهُمَا عَقْلِيٌّ هَذَا كَافِرٌ اِجْمَاعًا ومِنْهُمْ مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ الْأَسْبَابَ الْعَادِيَّةَ تُؤَثِّرُ مُسَبَّبَتِهَا بِقُوَّةٍ أَوْدَعَهَا اللهُ فِيْهَا وَالتَّلَازُمَ بَيْنَهُمَا عَادِيٌ وَهَذَا فِي كُفْرِهِ قَوْلَانِ وَالصَّحِيْحُ عَدَمُ كُفْرِهِ –إِلَى أَنْ قَالَ– وَمِنْهُمْ يَعْتَقِدُ أَنَّ الْمُؤَثِّرَ فِيْ الْمُسَبَّبَاتِ الْعَادِيَةِ كَالْإِحْرَاقِ وَالرِّيِّ وَالشِّبَعِ هُوَ اللهُ وَحْدَهُ إِلَّا أَنَّهُ يَعْتَقِدُ أَنَّ الْمُلَازَمَةَ بَيْنَ الْأَسْبَابِ وَالْمُسَبَّبَاتِ عَقْلِيَّةٌ لَا يُمْكِنُ تَخَالُفُهَا –إِلَى أَنْ قَالَ– وَهَذَا غَيْرُ كَافِرٍ اِجْمَاعًا إِلَّا أَنَّ هَذَا الْإِعْتِقَادَ جَهْلٌ وَرُبَّمَا جَرَّهُ ذَلِكَ الْجَهْلُ إِلَى الْكُفْرِ –إِلَى أَنْ قَالَ– وَمِنْهُمْ مَنْ يَعْتَقِدُ أَنَّ الْمُؤَثِّرَ فِي الْمُسَبَّبَاتِ الْعَادِيَةِ هُوَ اللهُ وَحْدَهُ وَأَنَّ الْمُلَازَمَةَ وَالْمُقَارَنَةَ بَيْنَ الْأَسْبَابِ وَالْمُسَبَّبَاتِ عَادِيٌ يُمْكِنُ تَخَلُّفُهُ بِأَنْ وُجِدَ السَّبَبُ دُوْنَ الْمُسَبَّبِ وَهَذَا الْإِعْتِقَادُ هُوَ الْمُنْجِي عِنْدَ اللهِ وَهُوَ اِعْتِقَادُ أَهْلِ السُّنَّةِ.


(حاشية الدسوقي على أم البراهن، 40–41)


باب السُّرْعَةِ بِالْجِنَازَةِ. وَقَالَ أَنَسٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنْتُمْ مُشَيِّعُونَ وَامْشِ بَيْنَ يَدَيْهَا وَخَلْفَهَا وَعَنْ يَمِينِهَا وَعَنْ شِمَالِهَا وَقَالَ غَيْرُهُ قَرِيبًا مِنْهَا حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَفِظْنَاهُ مِنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  عَنْ النَّبِيِّ  قَالَ: أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ.


(فتح الباري، 3/182)


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ  قَالَ كَانَ النَّبِيُّ  يَقُولُ: إِذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ لِأَهْلِهَا يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلاَّ الإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَ الإِنْسَانُ لَصَعِقَ.


Copyright © 2021 IASS

Wednesday, November 8, 2023

KELAK DI SURGA ISTRI AKAN BERKUMPUL DENGAN SUAMI YG PERTAMA ATAU YG KEDUA ?

 Bantu subscribe 




Pertanyaan 

 Assalamu'alaikum Wr Wb

Maaf yai bagi istri Suami adalah surgaku, karena suami adalah ladang surga bagi istri. Bagaimana kalau Suami Sudah wafat? Sang Istri yaqin kalau nikah lagi kelak sang istri tidak akan bertemu dengan suami pertama disurga.

Apakah keyakinan seperti ini benar yai?

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

[8/11 20.06] KYAI Sibawaih: 

KELAK DI SURGA ISTRI AKAN BERKUMPUL DENGAN SUAMI YG PERTAMA ATAU YG KEDUA ?

 PENGURUS LEMBAGA BAHTSUL MASAIL MWCNU PASREPAN PASURUAN


=============================


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Hasil keputusan Bahtsul masa'il MWC NU kecamatan Pasrepan 


Deskripsi masalah : 


Sering orang bilang " isteri yg di tinggal mati oleh suaminya apabila kawin lagi besok di akhirat tidak bisa kumpul dengan suami pertamanya" .


 Pertanyaan 


Berdasarkah anggapan orang tersebut menurut pandangan Hadits maupun Fiqih ..?


 Jawaban


√ . Perkataan orang bahwa "Isteri (janda) yg kawin lagi tdk akan berkumpul dengan suami pertamanya benar ada dasarnya bahkan dari hadits ". 


Dengan uraian sebagai berikut.


√ . Menurut imam ibnu hajar al haitamy " isteri akan di pertemukan dgn suami pertamanya jika Isteri tidak kawin lagi sampai mati.


√ . Jika Isteri kawin lagi maka akan di pertemukan dgn suami yg terahir jika pada saat meninggal dunia si isteri (mantan isteri suami pertama) tsb masih terikat perkawinan dg suami yang  terahir.


√. Isteri yg kawin lagi akan di suruh memilih suami yg terbaik akhlaqnya jika derajat suaminya tidak sama.


dengan catatan saat meninggal dunia dia (mantan isteri) tidak terikat perkawinan dengan siapapun (seperti sdh di cerai sebelum meninggal dunia ).


√. dan jika derajat di antara suaminya sama maka isteri tsb menjadi milik suami yang g terakhir meski saat meninggal dunia dia (si janda) tdk terikat perkawinan dg siapapun


• - Format rumusan ini di ambil oleh imam ibnu hajar Al haitamy dg mengawinkan dua riwayat Abid darda' dan Ummi Habibah yg secara tekstual kontradiksi.

REFERENSI

الفتاوى الحديثية ١/٣٥

وَسُئِلَ نفع الله تَعَالَى بِهِ: عَمَّن لَهَا أزواج فِي الدُّنْيَا هَل هِيَ فِي الْجنَّة لآخر أزواجها أَو لأحسنهم خلقا فِي الدُّنْيَا؟ وَفِي (شرح الرَّوْض فِي الخصائص) : وَلِأَن الْمَرْأَة لآخر أزواجها كَمَا قَالَه ابْن الْقشيرِي انْتهى. وَفِي مَجْمُوع الأحباب وَتَذْكِرَة أولي الْأَلْبَاب لمُحَمد بن الْحسن الْعَلَاء لأبي الْفرج: وروى عَن أبي الدَّرْدَاء وَحُذَيْفَة رَضِي الله عَنْهُمَا أَن الْمَرْأَة لآخر أزواجها فِي الدُّنْيَا، وَجَاء أَنَّهَا تكون لأحسنهم خلقا. قَالَ أَبُو بكر بن النجار: حَدثنَا جَعْفَر بن مُحَمَّد. حَدثنَا عبيد بن إِسْحَاق الْعَطَّار. حَدثنَا سُفْيَان بن هارون عَن حميد عَن أنس: (أَن أم حَبِيبَة رَضِي الله تَعَالَى عَنْهَا قَالَت: يَا رَسُول الله الْمَرْأَة يكون لَهَا الزَّوْجَانِ فِي الدُّنْيَا فلأيهما تكون؟ قَالَ: لأحسنهما خلقا كَانَ مَعهَا فِي الدُّنْيَا، ثمَّ قَالَ: يَا أم حَبِيبَة ذهب حسن الْخلق بِخَير الدُّنْيَا وَالْآخِرَة) . وَرُوِيَ عَن أم سَلمَة رَضِي الله تَعَالَى عَنْهَا نَحْو هَذَا انْتهى. وعَلى الثَّانِي اقْتصر السَّيِّد معِين الدّين الصفوي فِي (تَفْسِيره جَامع الْبَيَان) فَقَالَ: وَمن لَهَا أَزوَاج تخير فتختار أحْسنهم خلقا، وَلم يعرف أَن هَذَا كَلَامه أَو بَقِيَّة الحَدِيث الْمُتَقَدّم؟ فَأجَاب بقوله: روى الطَّبَرَانِيّ عَن أبي الدَّرْدَاء أَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ: (الْمَرْأَة لزَوجهَا الآخر) وَأخرج عبد بن حميد وسمويه وَالطَّبَرَانِيّ والخرائطي فِي مَكَارِم الْأَخْلَاق، وَابْن لال عَن أنس رَضِي الله تَعَالَى عَنهُ (أَن أم حَبِيبَة قَالَت: يَا رَسُول الله الْمَرْأَة يكون لَهَا فِي الدُّنْيَا زوجان لأيهما تكون فِي الْجنَّة؟ قَالَ: تخير فتختار أحْسنهم خلقا كَانَ مَعهَا فِي الدُّنْيَا فَيكون زَوجهَا، رَضِي الله عَنْهَا أَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ لها: (يَا أم سَلمَة إِنَّهَا تخير فتختار أحْسنهم خلقا، فَتَقول: يَا رب هَذَا كَانَ أحْسنهم خلقا فِي دَار الدُّنْيَا فزوجنيه يَا أم سَلمَة ذهب حسن الْخلق بِخَير الدُّنْيَا وَالْآخِرَة) . فَإِن قلت: هَذَانِ الحديثان عَن أم حَبِيبَة وَأم سَلمَة يخالفان حَدِيث أبي الدَّرْدَاء رَضِي الله عَنْهُم / قلت: لَا مُخَالفَة لِإِمْكَان الْجمع بَينهمَا بِأَن يحمل الأول على من مَاتَت فِي عصمَة زوج وَقد كَانَت تزوجت قبله بأزواج فَهَذِهِ لآخرهم، وَكَذَا لَو مَاتَ واستمرت بِلَا زوج إِلَى أَن مَاتَت فَتكون لآخرهم لِأَن علقته بهَا لم يقطعهَا شَيْء، وَحمل الثَّانِي على من تزوجت بِأَزْوَاج ثمَّ طلقوها كلهم فحينئذٍ تخير بَينهم يَوْم الْقِيَامَة فتختار أحْسنهم خلقا والتخيير هُنَا وَاضح لانْقِطَاع عصمَة كل مِنْهُم، فَلم يكن لأحد مِنْهُم مُرَجّح لاستوائهم فِي وُقُوع علقَة لكل مِنْهُم بهَا مَعَ انقطاعها فاتجه التَّخْيِير حينئذٍ لعدم الْمُرَجح، وَبِمَا سقته من حَدِيث أم حَبِيبَة وَأم سَلمَة رَضِي الله تَعَالَى عَنْهُمَا يعلم أَن التَّخْيِير مَذْكُور فِي الحَدِيث وَأَنه لَيْسَ من كَلَام السَّيِّد الْمَذْكُور فِي السُّؤَال، وَالله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أعلم بِالصَّوَابِ كَذَا وجد للمؤلف

وَسُئِلَ رَضِي الله عَنهُ: عَمَّن تزوجت أزواجا لمن تكون لَهُ مِنْهُم فِي الْآخِرَة؟ فَأجَاب بقوله: أخرج الطَّبَرَانِيّ عَن أم سَلمَة رَضِي الله عَنْهَا فِي صفة أهل الْجنَّة حَدِيثا طَويلا وَفِيه: (قلت يَا رَسُول الله الْمَرْأَة تتَزَوَّج الزَّوْجَيْنِ وَالثَّلَاثَة وَالْأَرْبَعَة فِي الدُّنْيَا ثمَّ تَمُوت فَتدخل الْجنَّة ويدخلون مَعهَا من يكون زَوجهَا مِنْهُم؟ قَالَ صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: إِنَّهَا تخير فتختار أحْسنهم خلقا، فَتَقول يَا رب إِن هَذَا كَانَ أحْسنهم خلقا فِي دَار الدُّنْيَا فزوجنيه، يَا أم سَلمَة ذهب حسن الْخلق بِخَير الدُّنْيَا وَالْآخِرَة) . وَأخرج الخرائطي فِي مَكَارِم الْأَخْلَاق وَالْبَزَّار وَالطَّبَرَانِيّ عَن أنس أَن أم حَبِيبَة رَضِي الله عَنْهَا قَالَت: (يَا رَسُول الله الْمَرْأَة يكون لها الزَّوْجَانِ فِي الدُّنْيَا تَمُوت ويموتان فيجتمعون فِي الْجنَّة لأيهما تكون؟ فَقَالَ صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: لأحسنهما خلقا كَانَ عِنْدهَا فِي الدُّنْيَا، ذهب حسن الْخلق بِخَير الدُّنْيَا وَالْآخِرَة) . وَلَا يُعَارض ذَلِك مَا أخرجه ابْن سعد عَن أبي الدَّرْدَاء رَضِي الله عَنهُ سَمِعت رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم يَقُول: (الْمَرْأَة لآخر أزواجها فِي الْآخِرَة)


لِإِمْكَان الْجمع بِأَن الأوّل فِيمَن طلقوها وَلم تمت فِي عصمَة أحد مِنْهُم، وَالثَّانِي فِيمَن مَاتَت فِي عصمته أَو مَاتَ عَنْهَا وَلم تتَزَوَّج بعده

2983 - (ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺗﻮﻓﻲ ﻋﻨﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ) ﺃﻱ ﻣﺎﺕ ﻭﻫﻲ ﻓﻲ ﻋﺼﻤﺘﻪ (ﻓﺘﺰﻭﺟﺖ ﺑﻌﺪﻩ ﻓﻬﻲ) ﺃﻱ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻫﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﺯﻭﺟﺔ (ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ) (1) ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻗﺎﻟﻮا ﻭﻫﺬا ﻫﻮ ﺃﺣﺪ اﻷﺳﺒﺎﺏ اﻟﻤﺎﻧﻌﺔ ﻣﻦ ﻧﻜﺎﺡ ﺯﻭﺟﺎﺕ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻌﺪﻩ ﻟﻤﺎ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﻖ ﺃﻧﻬﻦ ﺯﻭﺟﺎﺗﻪ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ

(ﻃﺐ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء) ﻭﺃﺻﻠﻪ ﺃﻥ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺧﻄﺐ ﺃﻡ اﻟﺪﺭﺩاء ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺕ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻓﻘﺎﻟﺖ: ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻳﻘﻮﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺇﻟﺦ ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﺧﺘﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻓﻜﺘﺐ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺤﺴﻤﺔ ﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﻓﻴﻪ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺮﻳﻢ ﻭﻗﺪ اﺧﺘﻠﻂ


___


(1) 

[ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺭﺽ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺜﻴﻦ اﻟﺘﺎﻟﻴﻴﻦ ﻟﻀﻌﻔﻬﻤﺎ: ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻃﻮﻳﻞ: " ﻳﺎ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺇﻧﻬﺎ ﺗﺨﻴﺮ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ " - ﺑﻀﻢ اﻟﺨﺎء ﻭاﻟﻻﻡ - ﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭﻓﻴﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻛﺮﻳﻤﺔ ﺿﻌﻔﻪ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺗﻢ ﻭاﺑﻦ ﻋﺪﻱ. ﻭﻭﺭﺩ ﺣﻴﺚ ﻣﺜﻠﻪ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺧﺎﻃﺐ ﻓﻴﻪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭاﻟﺒﺰاﺭ ﺑﺎﺧﺘﺼﺎﺭ ﻭﻓﻴﻪ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﻫﻮ ﻣﺘﺮﻭﻙ ﻭﻗﺪ ﺭﺿﻴﻪ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺗﻢ ﻭﻫﻮ ﺃﺳﻮﺃ ﺃﻫﻞ اﻹﺳﻨﺎﺩ ﺣﺎﻻ

 ﻭﻳﻤﻜﻦ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺜﻼﺛﺔ ﺑﺄﻧﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﺇﺫا ﺗﺴﺎﻭﻭا ﻓﻲ اﻟﺨﻠﻖ ﻭﺇﻻ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ؟ ؟ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ. ﺩاﺭ اﻟﺤﺪﻳﺚ]

ﺳﺌﻞ) ﻋﻦ اﻷﻃﻔﺎﻝ ﻭﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭاﻟﻨﺴﺎء ﻳﺘﺰﻭﺟﻮﻥ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ ﺃﻭ ﻻ ﻭﻫﻞ ﻭﺭﺩ ﺃﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫا ﺗﺰﻭﺟﺖ ﺑﺃﺯﻭاﺝ ﻭﻣﺎﺗﺖ ﻋﻨﺪ ﺁﺧﺮﻫﻢ ﺗﺄﺧﺬ اﻷﻭﻝ ﺃﻭ اﻷﺧﻴﺮ ﺃﻭ ﺗﺨﻴﺮ ﻭﻫﻞ ﻛﺬﻟﻚ اﻟﺮﺟﻞ ﺇﺫا ﺗﺰﻭﺝ ﺑﺄﺯﻭاﺝ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻭﻣﺎﺕ ﻭﻣﻌﻪ اﻷﺧﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﻦ ﻳﺄﺧﺬ اﻷﻭﻟﻰ ﺃﻭ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺃﻭ ﻳﺨﻴﺮ ﺃﻡ ﻻ؟


(ﻓﺄﺟﺎﺏ) ﺑﺄﻥ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ ﻳﺘﺰﻭﺟﻮﻥ ﻭﻳﺘﺰﻭﺟﻦ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ، ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﺃﺯﻭاﺝ ﻛﺎﻧﺖ ﺯﻭﺟﺔ ﻟﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﺁﺧﺮا ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ ﺣﺬﻳﻔﺔ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﺇﻥ ﺳﺮﻙ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻧﻲ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻓﻼ ﺗﺘﺰﻭﺟﻲ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﻓﺈﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺝﻫﺎ ﻭﺧﻄﺐ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺃﻡ اﻟﺪﺭﺩاء ﻓﺄﺑﺖ ﻭﻗﺎﻟﺖ ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺑﺎ اﻟﺪﺭﺩاء ﻳﺤﺪﺙ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ «اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ» ﻭﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺃﺭﺩﺕ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻧﻲ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ ﻓﻼ ﺗﺘﺰﻭﺟﻲ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﻭﻗﻴﻞ ﺇﻧﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﺯﻭﺟﺔ ﻷﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ ﻭﻗﻴﻞ ﺇﻧﻬﺎ ﺗﺘﺨﻴﺮ، ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺮﺟﻞ ﺇﺫا ﺗﺰﻭﺝ ﺯﻭﺟﺎﺕ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻄﻠﻖ ﺑﻌﻀﻬﻦ ﻛﻦ ﻛﻠﻬﻦ ﺯﻭﺟﺎﺕ ﻟﻪ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ، ﻭﺇﻥ ﻃﻠﻖ ﺑﻌﻀﻬﻦ ﻭﺗﺰﻭﺟﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻛﻦ ﻟﺃﺯﻭاﺝﻫﻦ.


34 ﻭﺳﺌﻞ ﻧﻔﻊ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻪ: ﻋﻤﻦ ﻟﻬﺎ ﺃﺯﻭاﺝ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻫﻞ ﻫﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺝﻫﺎ ﺃﻭ ﻷﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ؟ ﻭﻓﻲ (ﺷﺮﺡ اﻟﺮﻭﺽ ﻓﻲ اﻟﺨﺼﺎﺋﺺ) : ﻭﻷﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ اﺑﻦ اﻟﻘﺸﻴﺮﻱ اﻧﺘﻬﻰ. ﻭﻓﻲ ﻣﺠﻤﻮﻉ اﻷﺣﺒﺎﺏ ﻭﺗﺬﻛﺮﺓ ﺃﻭﻟﻲ اﻷﻟﺒﺎﺏ ﻟﻤﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻦ اﻟﻌﻼء ﻷﺑﻲ اﻟﻔﺮﺝ: ﻭﺭﻭﻯ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻭﺣﺬﻳﻔﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻭﺟﺎء ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﻷﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ. ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ اﻟﻨﺠﺎﺭ: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ. ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ اﻟﻌﻄﺎﺭ. ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﻋﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ: (ﺃﻥ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﺎ اﻟﺰﻭﺟﺎﻥ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻸﻳﻬﻤﺎ ﺗﻜﻮﻥ؟ ﻗﺎﻝ: ﻷﺣﺴﻨﻬﻤﺎ ﺧﻠﻘﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﻳﺎ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﺫﻫﺐ ﺣﺴﻦ اﻟﺨﻠﻖ ﺑﺨﻴﺮ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ) . ﻭﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﺎ ﻧﺤﻮ ﻫﺬا اﻧﺘﻬﻰ. ﻭﻋﻠﻰ اﻟﺜﺎﻧﻲ اﻗﺘﺼﺮ اﻟﺴﻴﺪ ﻣﻌﻴﻦ اﻟﺪﻳﻦ اﻟﺼﻔﻮﻱ ﻓﻲ (ﺗﻔﺴﻴﺮﻩ ﺟﺎﻣﻊ اﻟﺒﻴﺎﻥ) ﻓﻘﺎﻝ: ﻭﻣﻦ ﻟﻬﺎ ﺃﺯﻭاﺝ ﺗﺨﻴﺮ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ، ﻭﻟﻢ ﻳﻌﺮﻑ ﺃﻥ ﻫﺬا ﻛﻼﻣﻪ ﺃﻭ ﺑﻘﻴﺔ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﻤﺘﻘﺪﻡ؟ ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﻘﻮﻟﻪ: ﺭﻭﻯ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: (اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ اﻵﺧﺮ) ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻋﺒﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻭﺳﻤﻮﻳﻪ ﻭاﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭاﻟﺨﺮاﺋﻄﻲ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﺭﻡ اﻷﺧﻼﻕ، ﻭاﺑﻦ ﻻﻝ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ (ﺃﻥ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﻗﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺯﻭﺟﺎﻥ ﻷﻳﻬﻤﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ؟ ﻗﺎﻝ: ﺗﺨﻴﺮ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﺯﻭﺟﻬﺎ، ﻳﺎ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﺫﻫﺐ ﺣﺴﻦ اﻟﺨﻠﻖ ﺑﺨﻴﺮ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ) ﻭﺃﺧﺮﺝ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭاﻟﺨﻄﻴﺐ ﻋﻦ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ

والله أعلم بالصواب

👈 - (ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺗﻮﻓﻲ ﻋﻨﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ) ﺃﻱ ﻣﺎﺕ ﻭﻫﻲ ﻓﻲ ﻋﺼﻤﺘﻪ (ﻓﺘﺰﻭﺟﺖ ﺑﻌﺪﻩ ﻓﻬﻲ) ﺃﻱ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻫﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﺯﻭﺟﺔ (ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ) (1) ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻗﺎﻟﻮا ﻭﻫﺬا ﻫﻮ ﺃﺣﺪ اﻷﺳﺒﺎﺏ اﻟﻤﺎﻧﻌﺔ ﻣﻦ ﻧﻜﺎﺡ ﺯﻭﺟﺎﺕ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻌﺪﻩ ﻟﻤﺎ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﻖ ﺃﻧﻬﻦ ﺯﻭﺟﺎﺗﻪ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ


(ﻃﺐ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء) ﻭﺃﺻﻠﻪ ﺃﻥ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺧﻄﺐ ﺃﻡ اﻟﺪﺭﺩاء ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺕ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻓﻘﺎﻟﺖ: ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻳﻘﻮﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺇﻟﺦ ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﺧﺘﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻓﻜﺘﺐ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺤﺴﻤﺔ ﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﻓﻴﻪ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺮﻳﻢ ﻭﻗﺪ اﺧﺘﻠﻂ


___


(1) 

[ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺭﺽ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺜﻴﻦ اﻟﺘﺎﻟﻴﻴﻦ ﻟﻀﻌﻔﻬﻤﺎ: ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻃﻮﻳﻞ: " ﻳﺎ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺇﻧﻬﺎ ﺗﺨﻴﺮ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ " - ﺑﻀﻢ اﻟﺨﺎء ﻭاﻟﻻﻡ - ﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭﻓﻴﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻛﺮﻳﻤﺔ ﺿﻌﻔﻪ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺗﻢ ﻭاﺑﻦ ﻋﺪﻱ. ﻭﻭﺭﺩ ﺣﻴﺚ ﻣﺜﻠﻪ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺧﺎﻃﺐ ﻓﻴﻪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻡ ﺣﺒﻴﺒﺔ ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻬﻴﺜﻤﻲ: ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻭاﻟﺒﺰاﺭ ﺑﺎﺧﺘﺼﺎﺭ ﻭﻓﻴﻪ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﻫﻮ ﻣﺘﺮﻭﻙ ﻭﻗﺪ ﺭﺿﻴﻪ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺗﻢ ﻭﻫﻮ ﺃﺳﻮﺃ ﺃﻫﻞ اﻹﺳﻨﺎﺩ ﺣﺎﻻ


ﻭﻳﻤﻜﻦ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺜﻼﺛﺔ ﺑﺄﻧﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﺇﺫا ﺗﺴﺎﻭﻭا ﻓﻲ اﻟﺨﻠﻖ ﻭﺇﻻ ﻓﺘﺨﺘﺎﺭ ﺃﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ؟ ؟ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.. ﺩاﺭ اﻟﺤﺪﻳﺚ]

MEMBAYAR FIDYAH DENGAN CARA DI PUTER, BAGAIMANA KAH?

 Megahnya 


Pertanyaan 

[8/11 14.24] +62 853-3770-8652: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh izin bertanya yai, di daerah kami ada istiadat membayar fidyah mayit dg cara di putar, gampang nya seperti contoh si A menyerahkan fidyah atas nama si Fulan, diserahkan ke si B, karena kuota beras tidak mencukupi dg sholat yg di tinggal kan si mayit, maka si B membayarkan lagi/ menyerahkan lgi beras fidyah tsbt ke si A, begitu seterus nya, sampai terpenuhi jumlah sholat yg ditinggalkan, apakah perbuatan serah terima yg dilakukan hanya oleh 2 orang tsbt( si A dan si B) di bolehkan dan mencukupi, trimakasih🙏🙏🙏

Jawabannya 
[8/11 15.57] KYAI Sibawaih: *Rumusan KFM*

Praktek sperti itu apakah di benarkan yi?🙏🏻
+62 838-0590-9484

✍️ Untuk menjawab pertanyaan di atas, baiknya kita uraikan menjadi 2 sub bagian :

*Jawaban*





Ibarot secara umum :

Thursday, November 2, 2023

UNTUK PARA PENCARI ILMU

 


NGOPI PAGIU UNTUK PARA PENCARI ILMU*


قال عمر رضي الله عنه :

لا تتعلم العلم لثلاث ولا تتركه لثلاث ؛

لا تتعلمه لِتُمارِيَ به، ولا لِتُباهِيَ به، ولا لِتُرائِيَ به.

ولا تَتْرُكْه حَيَاءً مِن طَلَبه، ولا زَهَادَةً فِيْه، ولا رَضًا بِالجَهْل مِنه


*Berkata sahabat Umar bin Khothob RA :

*"Jangan kamu mempelajari ilmu karena 3 hal, dan jangan kamu meninggalkan mempelajari ilmu dikarenakan 3 hal!"*


-Jangan kamu mempelajari ilmu karena :


(1) *Hanya dipakai untuk berdebat*


_Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar, maka akan dibangunkan rumah di surga teratas._


_Orang yang berdebat biasanya hanya untuk kesombongan ilmu serta ingin menghinakan orang lain. Maka hal ini tidak lah terpuji dan termasuk dosa._


_Orang yang suka berdebat akan menghilangkan kewibawaan dirinya._


_Yang mengherankan justru banyak di pondok pesantren, berdebat ini dijadikan materi pelajaran. Santri yang paling pandai berdebat walaupun dengan hati sombong, di banggakan dan dijadikan duta keilmuan._


_Lihatlah ulama-ulama dahulu, walaupun ilmunya seluas samudera tetapi lebih banyak diam dan tawadhu'._


(2) *Hanya untuk membanggakan diri dengan ilmunya*.


_Kebanggaan diri adalah termasuk kebodohan, karena hakekatnya yang memberikan ilmu adalah Allah dan tidak pantas bagi makhluq untuk tinggi hati._


_Yang lebih parah, jika ada orang yang baru mengerti ilmu, sudah berani mengkritik para ulama, mengkritik imam syafii, imam ghozali, dan para wali Allah. Dia sudah menganggap dirinya lebih dari para ulama tersebut. Maka inilah kelucuan._


(3) *Hanya untuk pamer atau riya*. 


_Dengan tendensi mendapat kedudukan, pujian, dan pemberian materi dari manusia. Bertambahnya ilmu tidak menambahkan ikhlas, tawadhu', khusyuk, dan tawakkal kepada Allah._


_Bahkan dikatakan : siapapun guru, ustadz yang mengetahui bahwa santrinya itu kemungkinan akan menjadi ulama yang buruk, maka dilarang mengajarkan ilmu kepada nya, hal itu termasuk membantu dalam merobohkan agama islam._


Jangan kamu meninggalkan mempelajari ilmu dikarenakan 3 alasan :


(1) *Karena malu untuk mencari ilmu*


_Sifat malu sebagaimana dalam sabda Rasululloh SAW adalah pasti menuju kebaikan. Malu karena tidak banyak ibadah, malu karena mempertontonkan aurot, malu karena tidak mengerti ilmu agama, itu adalah malu yang tepat._


_Namun jika malu untuk bergabung di majelis ilmu, malu bertanya kepada par ulama, atau malu karena sudah berusia tua, maka ini tidak tepat._


_Malulah....jika anda ditanya oleh anak anda tentang syarat-syarat wudhu' tetapi anda tidak dapat menjawabnya!_


(2) *Karena merasa ilmunya sudah cukup*


_Sifat ini menyebabkan ilmu seorang tidak dapat berkembang._


_Jangan merasa udah belajar di pondok, di Hadromaut, di Mesir, telah berguru ke guru fulan ke Habib fulan, hingga tidak mau lagi hadir majelis-majelis ilmu._


_Bisa jadi ilmu dia akan kalah dengan muridnya yang semakin berkembang sesuai dengan keadaan zaman._


(3) *Karena merasa puas dengan kebodohannya*


_Dia malas dan tidak ada usaha dalam urusan ilmu. Lebih parahnya jika diapun ridho atau puas melihat anak-anaknya juga bodoh masalah ilmu agama. Ini bukan sifat orang tua, dia menjerumuskan keluarganya kedalam kesesatan._


( Ihya Ulumiddin, jilid III hal 114)

Wednesday, November 1, 2023

HUKUM MEMBELI PRODUK YANG DIBOIKOT ... HARAMKAH ?


HUKUM MEMBELI PRODUK YANG DIBOIKOT ... HARAMKAH ?


DESKRIPSI


Farhan (nama samaran) adalah Seorang Balita yang masih umur 3 bulan. Farhan sejak lahir tidak pernah mau diberi ASI. Lalu Orang tua Farhan membelikan susu SGM untuk memberi asupan/pengganti dari ASI Ibunya kepada Farhan. 

Mendengar kabar pada saat ini yang terjadi bahwasanya Umat Islam meng-embargo/boikot produk Prancis sebagai bentuk protes atas pernyataan Presiden Prancis yang menghina Nabi dan Agama Islam. Orang Tua Farhan pun bingung, karena Farhan tidak cocok meminum susu selain SGM.


PERTANYAAN


Dosakah orang Tua Farhan jikalau masih membeli susu SGM (produk Prancis) ?


JAWABAN 


Tidak berdosa, apabila pemboikotan tersebut tidak datang dari Pemerintah / Ulil amri yang wajib ditaati. Apabila pemboikotan tersebut datang dari Pemerintah, maka wajib ditaati dan dianggap berdosa jika tidak mentaati.


Referensi :


{بغية المسترشدين، ص ١٨٠}


والحاصل أنه تجب طاعة الإمام فيما أمر به ظاهراً وباطناً مما ليس بحرام أو مكروه


 فالواجب يتأكد، والمندوب يجب، وكذا المباح إن كان فيه مصلحة 


كترك شرب التنباك إذا قلنا بكراهته لأن فيه خسة بذوي الهيئات، وقد وقع أن السلطان أمر نائبه بأن ينادي بعدم شرب الناس له في الأسواق والقهاوي، فخالفوه وشربوا فهم العصاة، ويحرم شربه الآن امتثالاً لأمره


 ولو أمر الإمام بشيء ثم رجع ولو قبل التلبس به لم يسقط الوجوب اهـ٠


Artinya : Kesimpulannya bahwasanya wajib secara dhohir dan batin, mentaati peraturan Pemerintah yang tidak mengadung keharaman atau kemakruhan.


Maka mentaati hal yang wajib itu hukumnya sangat wajib, mentaati hal yang sunnah itu menjadi wajib, begitu juga mentaati hal yang mubah itu juga wajib jika hal yang mubah itu membawa maslahat secara umum,


seperti perintah meninggalkan rokok, jika kita mengikuti pendapat yang menyatakan rokok itu makruh karena merokok dipandang kurang baik jika dilakukan oleh orang yang memiliki kedudukan.


Lalu Pemerintah mengintruksikan pada bawahannya untuk menerbitkan peraturan tidak boleh merokok ditempat umum semisal pasar maupun cafe (warung kopi), namun mereka melanggarnya dengan merokok ditempat umum, dalam hal ini mereka tergolong orang yang melakukan maksiat.


Dalam kondisi ini hukum merokok menjadi haram disebabkan karena adanya kewajiban melaksanakan aturan Pemerintah.


Jika Pemerintah membuat peraturan lalu mencabutnya kembali meskipun belum sampai tahap menerapkan /merealisasikan peraturan tersebut, maka kewajiban melaksanakan peraturan belum gugur.


{التشريع الجنائي، ج ١ ص ١٨١}


تعتبر القوانين والقرارات واللوائح مملكة التشريع الإسلام لأن الشريعة تعطي لأولي الأمر حق التشريع فيما يمس مصلحة الأفراد ومصلحة الجماعة بالنفع


فللسلطة التشريعية في أي بلد الإسلامي إن تعاقب على أي فعل مباح إذا اقتضت المصلحة العامة ذلك٠٠٠٠٠٠إلى أن قال٠٠٠٠٠٠القوانين والقرارات واللوائح التي تصدها السلطة التشريعية تكون نافذة واجبة الطاعة شرعا بشرط أن لا يكون فيها يخالف نصوص الشريعة الصريحة أو يخرج على مبادئها العامة وروح التشريع فيها وإلا فهي باطلة بطلانا مطلقا. اهـ٠


Artinya : Undang-undang keputusan dan program Pemerintah dianggap sebagai program penyempurna Syari’at Islam karena Syari’at memberikan hak kepada Pemerintah untuk membuat undang-undang yang menyentuh kemaslahatan dan memberikan manfaat kepada individu dan kelompok.


Kekuasaan perundang-undang dalam Negeri Islam manapun diperbolehkan untuk memberikan sanksi hukum terhadap perbuatan mubah (yang dilakukan Masyarakat), ketika kemaslahatan umum menuntut demikian.......sampai pada perkataan........undang-undang keputusan dan program yang dikeluarkan kekuasaan perundangan merupakan hal berlaku dan wajib ditaati secara Syar’i dengan syarat tidak bertentanggan dengan nash-nash yang jelas, prinsip-prinsip umum dan subtansi Syari’at. Apabila bertentangan dengan hal-hal yang disebutkan terakhir, maka undang-undang keputusan dan program Pemerintah tersebut batal.


  والله أعلم بالصواب

BAB MUAROFAT DALAM KITAB MANTEQ

 



[1/11 15.21] Gauri/Asmara Lautan Api: Bismillahirrahmanirrahim


فَصْلٌ في المُعَرِّفاتِ


Lughot 

Utawi iku Iki Hale tetep,ing dalem mertelakeun pirang pirang ta'rif


▶️ bait awal 


مُعَرِّفٌ إِلى ثَلاثَةٍ قُسِمْ #

حَدٌّ وَرَسْمِيٌّ وَلَفْظِيٌّ عُلِمْ


فَالحَدُّ بِالجِنْسِ وَفَصْلٍ وَقَعا# وَالرَّسْمُ بِالجِنْسِ وَخاصَّةٍ مَعا


Lughot 

مُعَرِّفٌ

Utawi ta'rif

إِلى ثَلاثَةٍ 

ing atase telu

قُسِمْ

Iku den bagi ie مُعَرِّفٌ


حَدٌّ

Suwuji ta'rif had


وَرَسْمِيٌّ 

Lan ta'rif rosm


وَلَفْظِيٌّ

Lan ta'rif lafadzi

عُلِمْ

Kang den kina weruhi ie ( lafdzi)


فَالحَدُّ

Mangka utawi had tam 

بِالجِنْس

Kalawan jinis Qorib 


ِ وَفَصْلٍ 

Lan fashal Qorib 


وَقَعا 

Iku tumiba inih ( فَالحَدُّ)


وَالرَّسْمُ 

Lan utawi ta'rif rosm 


بِالجِنْسِ 

Iku tetep kalawan jinis Qorib


وَخاصَّةٍ 

Lan khossoh syamilah lazimah 

مَعا

Hale bare


▶️ Lanjut bait


وَناقِصُ الحَدِّ بِفَصْلٍ أَوْ مَعا# جِنْسٍ بَعيدٍ لا قَريبٍ وَقَعا


Lughot 


وَناقِص الحَدِّ

Lan utawi ta'rif had naqis 


 بِفَصْل

Kalawan fashal Qorib


ٍ أَوْ مَعا جِنْسٍ بَعيدٍ 

Atawa serta jinis ba'idz


لا قَريبٍ 

Ora Nana jinis Qorib 

وَقَعا

Iku tumiba inih 

(َناقِصُ الحَدِّ )


▶️ Lanjut bait 


وَناقِصُ الرَّسْمِ بِخَاصَّةٍ فَقَطْ #

أَوْ مَعَ جِنْسٍ أَبْعَدْ قَدِ ارْتَبَطْ


Lughot nyah 


وَناقِصُ الرَّسْمِ

Lan utawi ta'rif rosm naqish 

 بِخَاصَّةٍ 

Iku tetep kalawan KHOSSOH syamilah lazimah 


فَقَطْ 

Balaka 


أَوْ مَعَ جِنْسٍ أَبْعَدْ

Atawa serta jinis ba'idz 

 قَدِ ارْتَبَطْ

Kang temen temen hubungan ini ( jinis ab'adz)


▶️ Lanjut bait 


وَمَا بِلَفْظِيٍّ لَدَيْهِم شُهِرا #

تــَـبْديلُ لَفْظٍ بِرَديفٍ أَشْهَرا


Lughot 


وَمَا 

Lan utawi ta'rif


بِلَفْظِي

Kalawan kang bangsa lafadzi 

ٍّ لَدَيْهِم

Munguh ahli manteq 

 شُهِرا 

Kang den bilang " mahsyur inih si (ma)


تــَـبْديلُ لَفْظٍ

Iku ngagenti akeun lafadz 

 بِرَديفٍ

Kalawan lafadz kang nisbat tarodzup

 أَشْهَرا


Kang lebih masyhur Tinimbang saking lafadz kang awal


وَشَرْطُ كُل


Utawi syarat saban saban suwinine ta'rif


ٍّ أَنْ يُرى 

Yenta den ningali 


مُطَّرداً

Ing kang kacegah saking pirang " ijenan ,kang ora manjing ing dalem mu'arof 


  مُنْعَكِساً

Tur kang ing ngumpulakeun 

 وَظاهِراً

Lan ing kang pertela

 لا أَبْعَدا


Orana lewih adoh saking ( nyatanya lebih samar)


▶️ Lanjut bet 


وَلا مُساوِياً وَلا تَجَوَّزا # 

بِلا قَرِيْـنَةٍ بِها تَحَرَّزا

وَلا بِما يُدْرَى بِمَحْدُودٍ وَلا # مُشْتـــَـرِكٍ مِنَ القَرينَةِ خَلا


Lughot


وَلا مُساوِياً


Lan ora Nana kang mapadane tarif kalawan mua'rof ing damel samare


 وَلا تَجَوَّزا 

Lan ora make lafadz majazi 


بِلا قَرِيْـنَةٍ 

Kalawan ora Nana qorenah OPO 

بِها

 kalawan qorenah 


 تَحَرَّزا

Den ango ngaraksa


وَلا بِما 

Lan ora Nana kalawan takrif 


يُدْرَى

Kang den kinawaruhi 


 بِمَحْدُودٍ 

Kalawan mua'rof


وَلا مُشْتـــَـرِكٍ 

Lan ora Nana lafadz musytaroq

مِنَ القَرينَةِ 

Saking qorenah 

خَلا

Kang sepi inih ( مُشْتـــَـرِكٍ)


FENNN

[1/11 15.23] Gauri/Asmara Lautan Api: Bismillah 


 مُعَرِّفٌ إِلى ثَلاثَةٍ قُسِمْ حَدٌّ#  وَرَسْمِيٌّ وَلَفْظِيٌّ عُلِمْ


✒️ syurah dikit ,,di sinih menjelaskan pembagian ta'rif hakeki a'la sabilil hakekat,, nyaitu 


مُعَرِّفٌ إِلى ثَلاثَةٍ قُسِمْ


Adapun ta'tif itu terbagi tiga 


حَدٌّ وَرَسْمِيٌّ وَلَفْظِيٌّ عُلِمْ


Yakni ta'rif had ,ta'rif rosm dan ta'rif lafdzi yang ma'lum 


*- dari ta'rif HAD di bagi lagi 

- ada had tam

- ada had naqis 


*- begitupula ta'rif rosm 

Ada rosm 

Tam dan naqish 


✍🏻 ber arti ta'rif POKOK utama di bagi 3 bagian 

1 takrif had 

2 takrif rosm dn 

3 takrif lafadzi


▶️ tapi dari takrif had di bagi nyaitu 


فَالحَدُّ بِالجِنْسِ وَفَصْلٍ وَقَعا#  وَالرَّسْمُ بِالجِنْسِ وَخاصَّةٍ مَعا


✒️ Syurah nyah 


Adapun yang di sebut dengan takrif had tam nyaitu ,,

وَقَعا بِالجِنْسِ وَفَصْلٍ 


Takrif yang jatuh memakai jinis Qorib dan fashal Qorib 


✍🏻 simpulnya 

Setiap tiap takrif yang memakai jinis Qorib dan fashal Qorib,,itu di namakan takrif HAD TAM


Apa itu jinis Qorib dan fashal Qorib??


Di dalam bet 


وَالكُـلِّـيَّاتُ خَمْسَةٌ دُونَ انْتِقاصْ # جِنْسٌ وَفَصْلٌ عَرَضٌ نَوْعٌ وَخاصْ


✒️ yang di namakan jinis Qorib dan fashal Qorib itu 


Ma shodaqo fii jawabi ma huwa a'la kastiriinaa mukhtalifiina bil haqiqoh 


Sperti 


Al -insanu hayawanun natiqun


Nah inih ▶️ Al insanu hayawanun natiqun itu terdiri dari jinis Qorib 


*- Jinis Qorib nyah ▶️ hayawann

*- Fashal Qorib nyah ▶️ natiqun 


Ber arti inih di namakan takrif HAD TAM,,


Atau 

Al -himar hayawanun nahiqun 


Jinis Qorib nyah ▶️ hayawan 

Fashal Qorib nya ▶️ nahiq 


Nah inih takrif had tam 


Atau sperti na'rifkan nikah 

Apa itu nikah ??


عقد يتضمن إباحة وطء بلفظ نكاح أو تزويج أو ترجمته


Jinis Qorib nyah lafadz ▶️ عقد

Fashal Qorib nyah lafadz ▶️


 يتضمن إباحة وطء


Lanjut bait 


 وَالرَّسْمُ بِالجِنْسِ وَخاصَّةٍ مَعا


✒️ dan takrif rosm Tam ,,itu mengunakan jjnsi Qorib dn khossosah syamilah lazimah


Jadi setiap tiap ta'rif yang memakai jinis Qorib dn khossosah syamilah lazimah,,itu di namakan takrif rosm Tam


Sperti 


Al -insanu hayawanun dzhohiqun


Jinis Qorib nyah ▶️insan

Khossosah syamilah lazimah ▶️dzohiq


Wallohu a'lam bishowab

  Fen segituh dulu


✍🏻 sullamul munawaroq



 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes