"Aku niat belajar dan mengajar, mengingat dan memperingatkan, memberi manfaat dan mencari manfaat, memberi keutamaan dan mencari keutamaan,
والحثّ على التمسك بكتاب الله وسُنَّةِ رسولِه، والدعاء إلى الهدى والدلالة على الخير، ابتغاءَ وَجْهِ الله ومرضاتِه، وقُرْبِهِ وثَوَابِه، سبحانه وتعالى.
menganjurkan untuk berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya, mengajak kepada Hidayah, menunjukkan kepada kebaikan, dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah, kedekatanNya serta pahala dariNya."
📑[مجموعة من المؤلفين، الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي، ٣٧/٦]
البيع بالتقسيط
وبالمناسبة نبيِّن أن البيع بالتقسيط لا مانع منه وهو صحيح، شريطة أن لا يذكر في صيغة العقد السعران، كما سبق، فيكون بيعتين في بيعة، وهو باطل كما علمت. أما لو تساوم المتبايعان على السعر قبل إجراء العقد، ثم اتفقا في نهاية المساومة على البيع تقسيطاً، وعقد العقد على ذلك، فإن العقد صحيح، ولا حرمة فيه ولا إثم، حتى ولو ذكر السعر نقداً أثناء المساومة، طالما أنه لم يتعرض له أثناء إنشاء العقد.
إنَّ ابْنَ الرّفعة نَقَلَ عَنِ الْقَاضِي أنَّ الْمَسْئَلَةَ مَفْرُوْضَةُُ على أنه أي المشتري قَبِلَ على الإبهامِ أما لو قال قبلت بألف نقدا أو بألفين بالنسيئة صح ذلك.
بل النظر بشهوة حرام لكل ما لا يجوز الإستمتاع به ولو جمادا كأن ينظر إلى العمود بشهوة
Bahkan melihat dengan syahwat hukumnya haram terhadap setiap sesuatu yang tidak boleh dijadikan pelampiasan nafsu birahi meskipun berupa benda mati seperti misalnya melihat tiang dengan syahwat.
حاشية البجيرمي على شرح المنهج ج ٣ ص ٣٢٦ مكتبة الشاملة
Adapun melihat dengan syahwat maka haram dengan tanpa khilaf terhadap setiap yang dilihat baik mahram atau yang lain selain istri dan budak perempuannya (syarah Imam Muhammad Romli). Syeikh Ali Syibromilisi berkata: keumuman obyek yang dilihat juga mencakup benda2 mati, maka haram melihatnya dengan syahwat.
حاشية الشبراملسي على نهاية المحتاج ج ٦ ص ١٨٩ مكتبة الشاملة
Dalam menjalani kehidupan atau menghadapi persoalan-persoalan, orang NU tidak boleh hanya bergantung pada kekuasaan Alloh (pasrah) atau sebaliknya hanya mengandalkan kemampuan akal (teori atau ilmu pengetahuan). Kaduanya harus dilakukan secara bersamaan.
b. Bidang Fikih (Ibadah)
Dalam memegangi hukum fikih, NU tidak boleh “HANYA” berpegang/berlandaskan pada pendapat-pendapat yang ada (qauly) tetapi juga harus memperhatikan dan mengetahui perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan (manhajiy). Motode berpikir ini diputuskan dalam MUNAS NU di Lampung dan prinsip ini ada dalam ungkapan :
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
“Tetap menjaga/ berpegang pada pendapat/tradisi lama (ulama’ terdahulu, salafussholih) yang baik (relevan), namun tetap mengambil pendapat-pendapat baru yang baik (yang lebih relevan/susuai dengan kondisi zaman dan ilmu pengetahuan)”.
Dalam beribadah warga NU juga harus berimbang antara ibadah mahdhoh (ritual, individual, vertikal) dan ibadah ghairu mahdhah (basyariyyah, insaniyyah, ijtimaiyyah, sosial, kemanusiaan, kemasyarakatan, horisontal.
c. Bidang Tashawwuf
Dalam menjalankan ibadah, warga NU harus menggabungkan antara hakikat dan syariat. Aturan-aturan fikih (syarat dan rukun) tetap harus dipenuhi, namun di sisi lain penghayatan terhadap isi, makna, hakikat, tetap harus diperhatikan.
Demikian juga dalam bertsahwwuf (menjalankan amaliyah dzikir/wirid, mengikuti thoriqat) tidak boleh melupakan urusan umat dan keluarga.
Adapun menjaga tradisi (amaliyah) para sabahat, oleh NU – dalam bidang ibadah- antara lain adalah dengan tetap mempertahankan Tarawih minimal 23 rakaat, adzan Jumat dua kali, dan lain-lain serta pola pikir/metode ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat Nabi terutama khulafaurrasyidun.
Mengikuti apa yang dilakukan oleh para sahabat, meskipun tidak dilakukan oleh Nabi, BUKAN BID’AH. Karena hadis di atas jelas bahwa Rosul memerintahkan agar berpegang kepada sunnahnya dan “sunnah” (amaliyah, tradisi, apa yang dilakukan) oleh para sahabat. Maka pengertian “bid’ah” dalam hadis وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ yang disampaikan oleh Rasul setelah فعليكم بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ berarti di luar yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat.
Puncaknya yang ingin dicapai NU dari asas ASWAJA AN-NAHDHIYYAH adalah prinsip tawasuth/moderat dan merawat sunnah Rasul dan “sunnah” para sahabat.
Wallohu a’lam
أما أهل السنة فهم أهل التفسير و الحديث و الفقه فإنهم المهتدون المتمسكون بسنة النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء بعده الراشدين وهم الطاءفة الناجية قالوا وقد اجتمعت اليوم في مذاهب أربعة الحنفيون والشافعيون و المالكيون والحنبليون
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat. Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.” (Hadrotu Syaikh Hasyim Asy'ari)
Demikian semoga bermanfaat buat anda SEMUA. Aamiin ya Rabbal Alamin
Imam Al-Mardawi (w. 885 H) dalam "Mandzhumah Al-Ādāb" meyampaikan beberapa pesan dan nasehat dalam memilih pasangan.
Beliau menulis,
وَلا تنْكحَنْ إنْ كنتَ شيخا فتِيَّةً
تَعِشْ في ضِرار العَيشِ أو ترْضَ بالرَّدي
"Jika engkau orang yg sudah tua (50 thn ke atas), maka janganlah menikahi perempuan muda. Engkau akan hidup dalam kesengsaraan atau engkau (harus) rela menemukannya melakukan hal keji"
"وذلك لقلة ما تجِدُ عندَكَ من بُغية النساء وطلبتهن، فإن غاية مقصود النساء الجماعُ الذي عجزتَ عنهُ لكِبَرِ سنكَ"
[غذاء الألباب، ٢\٣٠٥]
Kemudian Imam Al-Mardawi melanjutkan pesannya,
ولا تَنكحَنْ مِن نَسْمِ فوقِك رُتْبةً
تكنْ أبدًا في حُكْمِها في تَنَكُّدِ
"Janganlah menikahi perempuan yg pangkat dan martabatnya jauh di atasmu, engkau akan selamanya berada di bawah penguasaanya dalam keadaan tak berdaya"
ولا تَرغَبْ في مالِها وأثاثها
إذا كنتَ ذا فقرٍ تُذَلَّ وتُضْهَدِ
"Jika engkau miskin, jangan berharap dari istrimu harta dan barang-barangnya, engkau akan terhina dan tertindas"
ولا تَسْكُنَنْ في دارِها عند أهلها
تُسَمَّعْ إذن أنواعَ مَنٍّ متعدَّدِ
"Jangan engkau tinggal di rumahnya (rumah istrimu) bersama dengan keluarganya, engkau akan banyak mendengar dari mereka umpatan, celaan, dan kebaikan yg diungkit-ungkit"
___
Syeik Muhammad Al-Kurdi dalam "Tuhaftul Ibad" melanjutkan,
وإياك يا هذا وروضةَ دمنةٍ
سترجع عن قريب إلى أصلها الردي
"Jauhilah perempuan dari keluarga yg buruk, karena dalam waktu dekat ia akan kembali menampakkan sifat keluarganya yg jelek"
Dalam atsar disebutkan,
"انظر في أي شيء تضع ولدَك، فإن العِرقَ دسَّاسٌ"
"Perhatikanlah di mana engaku menaruh anakmu. Sesungguhnya sifat bawaan orang tua itu menurun ke anak-anaknya"
Dalam hadits riwayat Imam Ibnu Asakir, Nabi ﷺ bersabda,
"تخيروا لنطفكم، فإن النساء يلدن أشباه إخوانهن وأخواتهن"
"Pilihlah baik-baik di mana engkau akan menaruh manimu, karena sesungguhnya perempuan itu akan melahirkan anak-anak yg serupa dengan sudara-saudarinya"
__
عليكَ بذات الدين تظفر بالمُنى ال
ودودِ الولودِ الأصلِ ذاتِ التَعبُّدِ
"Hendaknya engkau mencari yg memiliki agama, penyayang, subur, dan rajin ibadah, maka engkau akan memperoleh keberuntungan.
حسيبةِ أصلٍ من كرامٍ تفُزْ إذنْ
بوُلْدٍ كرامٍ والبكارةَ فاقصدِ
"Cari juga yg punya nasab baik, maka engkau akan berbahagia dengan punya keturunan yg juga baik. Dan carilah yg perawan"
___
_*NB : apa yang disebutkan tentu tidak bermaksud menggeneralis semua perempuan yang punya sifat seperti itu. Tentu sang imam menyebutkan apa yang memang sering terjadi.*_
Adapun ghibah yang dibenarkan karena ada 6 sebab sebagai alasan diantaranya sebagai berikut:
اعلم أن الغيبة وإن كانت محرمة فإنها تباح في أحوال للمصلحة. والمجوز لها غرض صحيح شرعي لا يمكن الوصول إليه إلا بها ، وهو أحد ستة أسباب
Artinya, “Ketahuilah, ghibah–sekalipun diharamkan–dibolehkan dalam beberapa kondisi tertentu untuk suatu kemaslahatan. Hal yang membolehkan ghibah adalah sebuah tujuan yang dibenarkan menurut syar’i di mana tujuan tidak tercapai tanpa ghibah tersebut. Hal itu adalah satu dari enam sebab,”
Secara lebih rinci Imam An-Nawawi menyebutkan enam kondisi itu sebagai berikut:
Pertama, dalam sidang perkara di muka hakim. Seseorang boleh menceritakan penganiaya yang memperlakukannya secara zalim.
Kedua, dalam melaporkan pelanggaran hukum kepada aparat kepolisian atau otoritas terkait dengan niat mengubah kemungkaran tersebut.
Ketiga, dalam meminta fatwa kepada seorang mufti. Seseorang boleh menceritakan masalahnya untuk memberikan gamabaran yang jelas bagi ulama yang mengeluarkan fatwa. Tetapi kalau penyebutan nama secara personal tidak dibutuhkan, lebih baik tidak mengambil jalan ghibah.
Keempat, dalam mengingatkan publik agar terhindar dari kejahatan pihak baik personal maupun institusi. Hal ini dilakukan antara lain oleh para ahli hadits terhadap perawi-perawi bermasalah atau misalnya dalam konteks kekinian adalah travel umrah bermasalah.
Kelima, dalam kondisi di mana pihak-pihak tertentu melakukan kejahatan terang-terangan seperti meminum khamar, mengambil harta secara zalim, menarik upeti, mengambil kebijakan-kebijakan batil. Dalam kondisi ini, kita boleh mengghibahkan pihak tersebut sesuai dengan kejahatan yang diperlihatkannya. Tetapi kita haram menyebutkan aib lain pihak tersebut yang tidak dilakukan secara terang-terangan.
Keenam, menandai seseorang dengan kekurangan fisik atau gelar-gelar buruknya. Misalnya Abdullah. Orang bernama Abdullah tidak satu. Tetapi kita boleh menyebutnya tanpa maksud merendahkan, “Abdullah yang buta, Abdullah yang tuli, Abdullah yang bisu, dan lain sebagainya.” Baiknya sebutan itu didahului kata “maaf” untuk menghilangkan kesan merendahkan.
Demikian semoga menjadi sebuah pelajaran buat kita semua. Aamiin ya Rabbal Alamin
Jual beli ONLINE leat internet, bagaimana ya ? kok ga sesuai dengan contoh jual beli islam ?
JAWABAN :
Mbah Jenggot
Berikut ini adalah salah satu keputusan bahtsul masil diniyah waqi’iyah pada muktamar ke-32 di Makassar, 23-28 Maret 2010. (red)
Kemajuan teknologi dan Informasi telah mengantarkan pada pola kehidupan umat manusia lebih mudah sehingga merubah pola sinteraksi antar anggota masyarakat. Pada era teknologi dan informasi ini, khususnya internet, seseorang dapat melakukan perubahan pola transaksi bisnis, baik berskala kecil mapun besar, yaitu perubahan dari paradigma bisnis konvensional menjadi paradigma bisnis elektronikal. Paradigma baru tersebut dikenal dengan istilaH Electronic Commerce, umumnya disingkat E-Commerce.
Kontrak elektronik adalah sebagai perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem elektronik. Maka jelas bahwa kontrak elektronikal tidak hanya dilakukan melalui internet semata, tetapi juga dapat dilakukan melalui medium faksimili, telegram, telex, internet, dan telepon. Kontrak elektronikal yang menggunakan media informasi dan komunikasi terkadang mengabaikan rukun jual-beli (ba’i), seperti shighat, ijab-qabul, dan syarat pembeli dan penjual yang harus cakap hukum. Bahkan dalam hal transaksi elektronikal ini belum diketahui tingkat keamanan proses transaksi, identifikasi pihak yang berkontrak, pembayaran dan ganti rugi akibat dari kerusakan. Bahkan akad nikah pun sekarang telah ada yang menggunakan fasilitas telepon atau Cybernet, seperti yang terjadi di Arab Saudi.
Pertanyaan:
1. Bagaimana hukum transaksi via elektronik, seperti media telepon, e-mail atau Cybernet dalam akad jual beli dan akad nikah ?
2. Sahkah pelaksanaan akad jual-beli dan akad nikah yang berada di majlis terpisah ?
3. Bagaimana hukum melakukan transaksi dengan cara pengiriman SMS dari calon pengantin pria berisi catatan pemberian kuasa hukum (wakalah) kepada seseorang yang hadir di majlis tersebut ?
Jawaban:
1. Hukum akad jual beli melalui alat elektronik sah apabila sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat memenuhi mabi’ (barang yang diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun jual beli lainnya.
Sedangkan hukum pelaksanaan akad nikah melalui alat elektronik tidak sah, karena:
(a) kedua saksi tidak melihat dan mendengar secara langsung pelaksanaan akad;
(b) saksi tidak hadir di majlis akad;
(c) di dalam akad nikah disyaratkan lafal yang sharih (jelas) sedangkan akad melalui alat elektronik tergolong kinayah (samar).
2. Pelaksanaan akad jual-beli meskipun di majlis terpisah tetap sah, sedangkan pelaksanaan akad nikah pelaksanaan akad nikah yang berada di majlis terpisah di majlis terpisah tidak sah.
3. Hukum melakukan akad/transaksi dengan cara pengiriman SMS dari calon pengantin pria berisi catatan wakalah (pemberian kuasa hukum) kepada seseorang yang hadir di majlis tersebut hukumnya sah dengan syarat aman dan sesuai dengan nafsul-amri (sesuai dengan kenyataan).
Wa'alaikumsalam. Akad jual beli melalui alat elektronik hukumnya di tafshil sebagai berikut :
>> Jika mabi’ (barang yang dijual)-nya sudah dilihat dengan jelas oleh kedua belah pihak sebelum melakukan transaksi maka hukumnya sah.
>> Jika mabi’ belum dilihat dengan jelas maka hukumnya tidak sah, kecuali apabila mabi’ dijelaskan sifat dan jenisnya.
الثاني: التلفظ - بحيث يسمعه من بقربه عادة، وإن لم يسمعه المخاطب - ويتصور وجود القبول منه مع عدم سماعه، بما إذا بلغه السامع فقبل فورا، أو حمل الريح إليه لفظ الايجاب فقبل كذلك، أو قبل اتفاقا - كما في البجيرمي، نقلا عن سم - فلو لم يسمعه من بقربه لم يصح.
Yang kedua adalah melafadzkannya sekira didengar oleh orang didekatnya meskipun mukhothab tidak mendengarnya, dan dapat digambarkan adanya serah terima darinya meskipun tanpa mendengar suaranya dengan sesuatu yang dapat didengarkan oleh pendengar kemudian ia terima seketika atau suara ijabnya dibawa oleh angin kemudian juga ia terima seketika atau ia terima sesuai kesepakatan. [ I’aanah at-Thoolibiin III/9 ].
(Maka diperhitungkan apapun yang dapat menunjukkan pada lafadz/serah terima) artinya atau sesuatu yang sepadan pengertiannya dengan ucapan serah terima secara langsung seperti tulisan atau menduduki kedudukannya seperti isyaratnya orang bisu. [ Hasyiyah al-Jamal IV/301 ].
والعبرة في العقود لمعانيها لا لصور الألفاظ.... وعن البيع و الشراء بواسطة التليفون والتلكس والبرقيات, كل هذه الوسائل وأمثالها معتمدة اليوم وعليها العمل.
Yang dipertimbangkan dalam akad-akad adalah subtansinya bukan bentuk lafadznya, dan jual beli via telpon, teleks, telegram dan sejenisnya telah menjadi alternatif yang utama dan dipraktekkan. [ Syarh al-Yaaquut an-Nafiis II/22 ].
(وينعقد ) البيع من غير السكران الذي لا يدري ; لأنه ليس من أهل النية على كلام يأتي فيه في الطلاق (بالكناية) مع النية ...والكتابة لا على مائع أو هواء كناية فينعقد بها مع النية ولو لحاضر فليقبل فورا عند علمه ويمتد خيارهما لانقضاء مجلس قبوله . ( قوله : والكتابة إلخ ) ومثلها خبر السلك المحدث في هذه الأزمنة فالعقد به كناية فيما يظهر.
Dan sah jual beli dari selain orang yang mabuk yang tidak mengerti sebab ia tidak termasuk orang yang sah niatnya seperti keterangan dalam bab Talak yang akan datang dengan sighat kinayah dengan disertai niat.... Menulis yang tidak pada zat cair dan udara termasuk kinayah, maka jual beli dengannya disertai niat hukumnya sah, meskipun bertransaksi dengan orang yang hadir dalam majlis akad, maka ia harus segera menerima akad tersebut ketika mengetahuinya dan khiyar bagi mereka berdua berlaku hingga bubarnya majlis penerimaan akad. (Keterangan Ibn Hajar “dan menulis....”) dan sama dengannya berita via teknologi kabel -telepon- yang dikembangkan dizaman sekarang ini, maka akad dengannya termasuk kinayah menurut kajian yang kuat. [ Hawaasyi as-Syarwaani wal ‘Abbaadi ala at-Tuhfah IV/221-222 ].
Azay Nipira itu saya sebuah nama untuk dalam bermedia saja. Adalah terlahir dari seorang ibu yang cantik, baik, sholehah berdarah Sunda. Tentu saya adalah seorang manusia makhluk biasa yang senantiasa berdoa dan berusaha untuk terus berupaya dan untuk terus berdaya sekemampuan berbuat kebaikan untuk ibu, saudara saudari, seggenap keluarga, masyarakat, bangsa, negara sebagai perintah agama Islam yang saya yakini kebenarannya. Dengan tetap saling menghormati, menghargai, serta menjungjung tinggi siapapun orang untuk tetap saling mengenal satu sama yang lainnya. Ucapan terimakasih kepada siapapun yang telah memberikan ilmu ilmu kepada sayadan menjadi guruku, namun mohon ma'af saya tidak bisa membalasnya hanya saya selalu berdo'a untuk semua yang menjadi guruku dengan mendo'akan agar menjadi nilai tambah baginya sehingga mendapatkan balasan yang setimpal sepadan dari Allah SWT sebaik baiknya Dzat pemberi balasan kebaikan. Aamii..n. yaa..Rabbal Aalamiin....