BREAKING NEWS

Watsapp

Friday, October 6, 2023

MENABUH REBANA DI DALAM MASJID

 


MENABUH REBANA DI DALAM MASJID 


ulama yang melarang secara tegas adalah Imam Jalaluddin As-Suyuti. Menurutnya, seseorang yang bernyanyi atau mendendangkan lagu di dalam masjid dilarang secara keras (tidak boleh), bahkan perilaku tersebut dikategorikan bid’ah dan sesat, sehingga perlu diberi sanksi atau hukuman. Sebagaimana dinyatakan dalam kitabnya bertajuk Al-Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’, yaitu:


ومن ذلك: الرقص والغناء فى المسجد، وضرب الدف، أو الرباب، أوغير ذلك من آلآت الطرب. فمن فعلل ذلك فى المسجد، فهو مبتدع ضال، مستحق للطرد، والضرب، لأنه استخف بما أمر الله بتعظيمه.


“Di antaranya adalah menari, menyanyi di dalam masjid, memukul duf (rebana) atau rebab (sejenis alat musik), atau selain itu dari jenis-jenis alat musik. Maka, barang siapa yang melakukan itu di masjid di termasuk mubtadi’ (pelaku bid’ah) yang sesat, sehingga patut baginya diusir dan dipukul, karena dia telah meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid”. (Imam Jalaluddin As-Suyuti, Al-Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’, hal. 275)


Untuk memperkuat argumennya, Imam Suyuti menyitir Al-Quran Surat An-Nur ayat 36 sembari memberikan penjelasan:


(في بيوت أذن الله أن ترفع ” أي تعظم ” ويذكر فيها اسمه)، أي يتلى فيها كتابه. وبيوت الله هي المساجد؛ وقد أمر الله بتعظيمها، وصيانتها عن الأقذار، والأوساخ، والصبيان، والمخاط، والبزاق، والثوم، والبصل، وإنشاد الشعر فيها، والغناء والرقص؛ فمن غنى فيها أو رقص فهو مبتدع، ضال مضل، مستحق للعقوبة.


“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan” maksudnya diagungkan “dan disebut nama-Nya di dalamnya” Yaitu dibacakan kitab-Nya di dalamnya. Rumah-rumah Allah adalah masjid-masjid, dan Allah telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak, ingus (ludah), bawang putih, bawang merah, nasyid-nasyid dan syair di dalamnya, nyanyian dan tarian. Maka barang siapa yang bernyanyi di dalamnya atau menari dia adalah pelaku bid’ah sesat dan menyesatkan, dan berhak diberikan hukuman”. (hal, 275)


#####**

Adapun alasan yang membolehkan

ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺳﻨﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ - ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﺎ - ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ ‏« ﺃﻋﻠﻨﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﺍﻓﻌﻠﻮﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻭﺍﺿﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺪﻑ ‏» ﻭﻓﻴﻪ ﺇﻳﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﺿﺮﺏ ﺍﻟﺪﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻷﺟﻞ ﺫﻟﻚ ﻓﻌﻠﻰ ﺗﺴﻠﻴﻤﻪ ﻳﻘﺎﺱ ﺑﻪ ﻏﻴﺮﻩ


*ﺃَﻋْﻠِﻨُﻮﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻨِّﻜَﺎﺡَ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻠُﻮﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﺴَﺎﺟِﺪ،ِ ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟﺪُّﻓُﻮﻑِ*


“Umumkanlah pernikahan, dan lakukanlah di masjid, serta (ramaikan) dengan memukul duf (rebana).”


 (Sunan Turmudzi, no.1089).


Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam fatwa beliau yang termuat dalam kitab "Al-Fatawi

Al-Fiqhiyah Al-Kubro" menjelaskan:


hadits tersebut mengisyaratkan kebolehan memainkan rebana dalam acara pernikahan

didalam masjid, dan diqiyaskan pula kebolehan memainkan rebana untuk acara-acara lainnya. Syekh Al-Muhallab menyatakan bahwa semua pekerjaan yang dikerjakan didalam masjid apabila tujuannya demi kemanfaatan kaum muslimin dan bermanfaat bagi agama, boleh dikerjakan didalam masjid. Qodhi Iyadh juga menyatakan hal yang sama, beliau menambahkan, selama pekerjaan tersebut tidak merendahkan kemuliaan masjid maka boleh dikerjakan.

Kebolehan di atas dengan batasan selama tidak mengganggu kekhusukan orang-orang yang sedang mengerjakan ibadah didalam masjid dan dilakukan dengan cara yang tidak sampai merendahkan kemuliaan masjid, jika ketentuan tersebut dilanggar maka hukumnya haram.


*Al-Fatawi Al-Fiqhiyah Al-Kubro, Juz : 4 Hal : 356*

HUKUM MENYEMIR RAMBUT DAN JENGGOT

 


Dalam Madzhab Syafi'i tentang menyemir rambut dan jenggot memakai warna hitam memang ada dua pendapat. Ada yang tidak mengharamkan yakni sebatas hukum makruh seperti pendapat Imam Ghazali, Al Baghawi dan Ulama Syafi'iyah mutakhir. Namun pendapat yang benar adalah haram karena jelas larangannya disebutkan dalam hadits. Madzhab Syafi'i tidak membedakan hukumnya antara laki-laki dan perempuan. Adapun menurut sebagian Ulama boleh bersemir dengan warna hitam bagi perempuan yang bersuami yang bertujuan berhias untuk suaminya dan dalam rangka peperangan. Selain kedua kondisi tersebut tidak ada yang membolehkan bersemir dengan warna hitam.


فَرْعٌ)

اتَّفَقُوا عَلَى ذَمِّ خِضَابِ الرَّأْسِ أَوْ اللِّحْيَةِ بِالسَّوَادِ، ثُمَّ قَالَ الْغَزَالِيُّ فِي الْإِحْيَاءِ وَالْبَغَوِيُّ فِي التَّهْذِيبِ وَآخَرُونَ مِنْ الْأَصْحَابِ هُوَ مَكْرُوهٌ: وَظَاهِرُ عِبَارَاتِهِمْ أَنَّهُ كَرَاهَةُ تَنْزِيهٍ: وَالصَّحِيحُ بَلْ الصَّوَابُ أَنَّهُ حَرَامٌ: وَمِمَّنْ صَرَّحَ بِتَحْرِيمِهِ صَاحِبُ الْحَاوِي فِي بَابِ الصَّلَاةِ بِالنَّجَاسَةِ: قَالَ إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي الْجِهَادِ: وَقَالَ فِي آخِرِ كِتَابِهِ الْأَحْكَامِ السُّلْطَانِيَّةِ يَمْنَعُ الْمُحْتَسِبُ النَّاسَ مِنْ خِضَابِ الشَّيْبِ بِالسَّوَادِ إلَّا الْمُجَاهِدَ: وَدَلِيلُ تَحْرِيمِهِ حَدِيثُ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أتي بأبي قحافة والدأبي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيِّرُوا هَذَا وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ وَالثَّغَامَةُ بفتج الثَّاءِ الْمُثَلَّثَةِ وَتَخْفِيفِ الْغَيْنِ الْمُعْجَمَةِ نَبَاتٌ لَهُ ثَمَرٌ أَبْيَضُ وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُونُ قَوْمٌ يُخَضِّبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يُرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَغَيْرُهُمَا وَلَا فَرْقَ فِي الْمَنْعِ مِنْ الْخِضَابِ بِالسَّوَادِ بَيْنَ الرجل والمرأة: هذا مذهبنا: وحكي عن اسحق بْنِ رَاهْوَيْهِ أَنَّهُ رَخَّصَ فِيهِ لِلْمَرْأَةِ تَتَزَيَّنُ بِهِ لِزَوْجِهَا وَاَللَّهُ أَعْلَمُ


“Cabang Bahasan : Ulama sepakat atas tercelanya menyemir rambut dan jenggot memakai warna hitam. Kemudian Al Ghazali, Baghawi dan Ulama Mutakhir mengatakan makruh, Zhohir redaksi kitab mereka menyebutnya sebagai makruh tanzih. Adapun pendapat yang Shahih bahkan pendapat yang benar adalah haram. Yang menjelaskan keharamannya adalah pengarang kitab Al Haawi (Imam Al Mawardi) pada bab shalat dengan najis, beliau mengatakan kecuali dalam rangka jihad (peperangan) dan pada akhir kitabnya yang bernama Al Ahkaam As-Shulthoniyyah beliau berkata: Dilarang manusia menyemir ubannya dengan warna hitam kecuali bagi Mujahid. 


Adapun dalil keharamannya berdasarkan hadits Jabir Radhiallahu Anhu bahwa ia berkata: Abu Quhafah yaitu Ayah Abu Bakar telah datang pada hari penaklukan kota Mekkah rambut dan jenggotnya bak putih , lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: Ubahlah warna putih ini dan hindarilah warna hitam. Hadits Riwayat Imam Muslim.


Dari Ibn Abbas Radhiallahu Anhuma ia berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: "Ada suatu kaum yang bersemir pada akhir zaman dengan warna hitam seperti tembolok merpati yang mereka tidak akan mencium bau surga". (HR. Abu Dawud, Nasai dan selain keduanya)


Tidak ada perbedaan tentang larangan menyemir dengan warna hitam antara laki-laki dan perempuan, inilah Madzab kami (Syafi'iyah). Diceritakan dari Ishaaq bin Rahwaih yang memberi ruqshoh (keringanan) perempuan menyemir dengan warna hitam untuk berhias untuk suaminya. Wallahu A'lam”

[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab I/294]


Wallahu A'lamu Bis Showaab

HUKUM PAKAI BEHEL

 


HUKUM PAKAI BEHEL


*PERTANYAAN:*

Banyak artis yang berjilbab Makai behel, seperti Lesti,sebenarnya apa hukum Makai behel?


*JAWABAN:*


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمـنِ الرَّحِيْمِ


Hukum asal pakai behel adalah haram terlebih supaya terlihat indah (cantik), tetapi bila tujuannya untuk pengobatan atau memperbaiki aib tidak dihukumi haram. Adapun dalil haramnya pakai behel supaya terlihat indah adalah hadits berikut:


عن ابنِ مَسعُودٍ رضي عنْهُ قَال: لعنَ اللَّه الْواشِماتِ والمُستَوشمات والمُتَنَمِّصات، والمُتَفلِّجات لِلحُسْن، المُغَيِّراتِ خَلْق اللَّه، فَقَالَتْ لَهُ امْرأَةٌ في ذلكَ. فَقَالَ: وَمَا لِي لاَ ألْعَنُ مَنْ لَعَنَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَهُو فِي كِتَابِ اللَّه؟، قَالَ اللَّه تَعالى: {وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَما نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا} [الحشر: 7] . متفقٌ عليه.


Artinya: Dari Ibn Mas'ud Radhiallahu Anhu ia berkata: "Allah melaknat kepada orang-orang yang mencacah kulitnya serta yang meminta supaya dicacah kulitnya, juga orang yang meminta supaya rambut alisnya ditipiskan - agar tampak indah bagaikan bulan sabit, demikian pula orang yang merenggangkan gigi-giginya untuk maksud kecantikan yang semuanya itu mengubah-ubah keaslian kejadian makhluk Allah." Kemudian ada seorang wanita yang berkata dalam hal ini - seolah-olah menyanggah, lalu Ibnu Mas'ud berkata: "Bagaimanakah saya tidak akan melaknat kepada orang yang juga dilaknat oleh Rasulullah s.a.w. dan pelaknatan itu tercantum pula dalam Kitabullah - yakni al-Quran, Allah Ta'ala berfirman: "Dan apa-apa yang didatangkan oleh Rasul, maka ambillah itu dan apa-apa yang dilarang olehnya, maka tercegahlah dari melakukannya."

 (Muttafaq 'alaih)


وَيُقَالُ لَهُ أَيْضًا الْوَشْرُ لَعْنُ الْوَاشِرَةِ وَالْمُسْتَوْشِرَةِ وَهَذَا الْفِعْلُ حَرَامٌ عَلَى الْفَاعِلَةِ وَالْمَفْعُولِ بِهَا لِهَذِهِ الْأَحَادِيثِ وَلِأَنَّهُ تَغْيِيرٌ لِخَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى وَلِأَنَّهُ تَزْوِيرٌ وَلِأَنَّهُ تَدْلِيسٌ وَأَمَّا قَوْلُهُ الْمُتَفَلِّجَاتُ لِلْحُسْنِ فَمَعْنَاهُ يَفْعَلْنَ ذَلِكَ طَلَبًا لِلْحُسْنِ وَفِيهِ إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ الْحَرَامَ هُوَ الْمَفْعُولُ لطلب الحسن أما لواحتاجت إِلَيْهِ لِعِلَاجٍ أَوْ عَيْبٍ فِي السِّنِّ وَنَحْوِهِ فلابأس والله أعلم 


Al Mutafallijaat (merenggangkan) gigi juga disebut Al Wasyr (Meruncingkan) gigi, dilaknat Laki-laki dan wanita yang Meruncingkan giginya, yang melakukan ini haram bagi yang melakukan dan minta dilakukan berdasarkan hadits-hadits dan karena merubah ciptaan Allah dan karena pemalsuan dan penipuan, sedangkan sabda Nabi "Demikian pula orang yang merenggangkan gigi-giginya untuk maksud kecantikan" maknanya orang yang melakukan itu untuk membuat keindahan (Kebagusan), Naah, jika merenggangkan gigi untuk perbaikan (pengobatan) atau di giginya merupakan aib dan semisalnya maka tidak masalah, Allahu A'lam.


[Syarh an Nawawi ala Muslim XIV/107]


قَوْلُهُ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ يُفْهَمُ مِنْهُ أَنَّ الْمَذْمُومَةَ مَنْ فَعَلَتْ ذَلِكَ لِأَجْلِ الْحُسْنِ فَلَوِ احْتَاجَتْ إِلَى ذَلِكَ لِمُدَاوَاةٍ مِثْلًا جَازَ


"Demikian pula orang yang merenggangkan gigi-giginya untuk maksud kecantikan", dapat dipahami bahwa berdosa melakukan merenggangkan gigi itu dengan alasan Kebagusan (kecantikan, keindahan), Naah , jika merenggangkan gigi untuk pengobatan misalnya diperbolehkan.


[Fath Al Baari Li Ibn Hajar II/372]

حُكْمُ تَفْلِيجِ الأَْسْنَانِ:

12 - قَال الْعُلَمَاءُ: يَحْرُمُ التَّفَلُّجُ: وَهُوَ بَرْدُ مَا بَيْنَ الثَّنَايَا وَالرَّبَاعِيَاتِ مِنَ الأَْسْنَانِ، لِيَتَبَاعَدَ بَعْضُهَا عَنْ بَعْضٍ لِلْحُسْنِ وَالزِّينَةِ.


وَيُسَمَّى الْوَشْرَ، وَهُوَ تَحْدِيدُ الأَْسْنَانِ وَتَفْرِيجُ مَا بَيْنَهَا إِيهَامًا لِلْفَلَجِ الْمَحْمُودِ وَهُوَ مِمَّا قَدْ تَفْعَلُهُ الْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ، لِتُوهِمَ النَّاظِرَ أَنَّهَا شَابَّةٌ صَغِيرَةٌ.


وَهُوَ حَرَامٌ عَلَى الْوَاشِرَةِ وَالْمُسْتَوْشِرَةِ؛ لأَِنَّهُ تَبْدِيلٌ لِلْهَيْئَةِ وَتَغْيِيرٌ لِخَلْقِ اللَّهِ. قَال اللَّهُ تَعَالَى: {إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلاَّ إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلاَّ شَيْطَانًا مَرِيدًا لَعَنَهُ اللَّهُ وَقَال لأََتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا وَلأَُضِلَّنَّهُمْ وَلأُِمَنِّيَنَّهُمْ وَلآَمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأَْنْعَامِ وَلآَمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ} (1) الآْيَةَ.


وَلأَِنَّ هَذَا مِنْ بَابِ التَّدْلِيسِ وَالْغِشِّ، وَلِهَذَا لَعَنَ الرَّسُول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَفْعَلْنَهُ وَوَصَفَهُنَّ بِالْمُغَيِّرَاتِ لِخَلْقِ اللَّهِ، فِيمَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَال: لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَةٌ فِي ذَلِكَ، فَقَال: وَمَا لِي لاَ أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَهُ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي كِتَابِ اللَّهِ؟ قَال اللَّهُ تَعَالَى: {وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُول فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا} (1) .


وَمَحَل هَذَا إِنْ فَعَلَتْهُ لِلْحُسْنِ وَالزِّينَةِ، أَمَّا لَوِ احْتَاجَتْ إِلَيْهِ لِعِلاَجٍ أَوْ عَيْبٍ أَوْ نَحْوِهِمَا فَلاَ بَأْسَ بِهِ (2)

___________

(1) حديث ابن مسعود: " لعن الله الواشمات. . ". أخرجه البخاري (الفتح 8 / 630 - ط السلفية) ومسلم (3 / 1678 - ط. الحلبي) .

(2) القوانين الفقهية ص 449، تفسير القرطبي 5 / 392، أحكام القرآن لابن العربي 1 / 630، دليل الفالحين شرح رياض الصالحين 4 / 494، المغني لابن قدامة 1 / 93

[Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah XXV/274]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

TAJDIDUN NIKAH

 


Tajdid nikah


Hukum tajdid an-nikah adalah mubah dan tidak mengakibatkan nikah pertamanya batal serta tidak mengurangi hitungan talak dan juga tidak mewajibkan memberi mahar kembali.


قرة العين ص 164 

(حكم تجديد النكاح) سؤال : ما حكم تجديد النكاح ؟ الجواب : أنه إذا قصد به التأكيد فلا بأس به لكن الأولى تركه والله أعلم (تجديد عقد النكاح لايوجب مهرا جديدا) سؤال ما قولكم فيمن جدد يكاحه فهل يجب عليه أو يسن أن يعطيها الصداق مرة ثانية لذكره في العقد الجديد أول ؟ سواء طلقها الزوج بعد ذلك أو لا ؟ الجواب : لا يجب عليه أن يجيد صداقا وتجديد صيغة عقد النكاح فإنما هي للتأكيد والأولى والله سبحانه وتعالى أعلم 


ثمرة الروضة ص 165 

ما حكم تجديد النكاح هل هو جائز أم لا ؟ الجواب نعم هو جائز ولا ينقص يه عدد الطلاق كما في شرح المنهاج لشهاب ابن حجر ص: 391 من الجزء السابع خلافا لظاهر مـا فـي الأنوار - إلى أن قال - قلت الصحيح عندهم الشافعي أنه لا يكون فسخا كما قال الجمهور اهـ 


الأنوار الجزء الثاني ص 88 مكتبة التجارية 

ولو عقد بالسير بألف وفي العلانية بألفين وهما متفقان على بقاء العقد الأول فالمهر الف- إلى أن قال - ولو جدد رجل نكاح زوجته لزمه مهر آخر بأنه إقرار بالفرقة وينتقص يه الطلاق وتحتاج إلى التحليـل فـي المرة الثالثة اهـ 


فتاوى الشيخ إسماعيل الزين ص : 165 - 166 

إن مسألة تحديد النكاح الذي هو عبارة عن تكرير العقد لتحمل أو احتياط - إلى أن قال - ويؤخذ من أن العقود إذا تكررت اعتبر الأول مع ما يأتي أوائل الطلاق إن قول الزوج لولي زوجته زوجتي كنانة بخلاف زوجها فإنه صريح أن مجرد موافقة قول الزوج على صورة عقد ثان مثلا لا يكون اعترافا بالقضاء العصمة الأولى بل ولا كناية فيه وهو ظاهر ولا ينافيه ما يأتي قبيل الوليمة أنه لو قال كان الثاني تجديد لفظ لا عقدا لم يقبل لأن ذاك في عقدين ليس في ثانيهما طلب تجديد وافق عليه الزوج فكان الأصل اقتضاء كل المهر وحكمنا يوقوع طلقة لاستلزام الثاني لها وما هنا في مجرد تجديـد طـلـب مـن الـزوج لتحمل أو احتياط فتأمله انتهى كلام التحفة فاستفدنا من قوله (إن تكرر عقد إلخ) وقوله (إن مجرد إلخ) وقوله (وما هنا إلخ) إن تجديد النكاح الذي طلبه الولي من الزوج لنحو ما ذكر مباح شرعا وأن مجرد موافقـة الـروج على صورة عقد ثان أو ثالث وهذا لا يكون اعترافا منه بانقضاء العصمة الأولى صراحة ولا كناية


شرح الشهاب لابن حجر الجزء السابع ص 490 

ما حكم تحديد النكاح هل هو جائز أم لا؟ نعم هو جائز ولاينقص به عدد الطلاق لأن مجرد موافقة الزوج على صورة عقد كان مثلا لا يكون اعترافا بانقضاء العصمة الأولى بل ولا كناية فيه وهو ظاهر لأنه من مجرد تجديد طلب الزوج لتحمل أو الاحتياط اهـ

GIGI PALSU SI MAYAT

 


GIGI PALSU SI MAYAT 


Deskripsi Masalah :

Ada orang kecelakaan yang menyebabkan giginya rontok. Karena itu dia mengganti giginya yang rontok dengan gigi buatan. Namun, lama kelamaan kondisi kesehatannya terus berkurang yang pada akhirnya menyebabkan dia meninggal dunia.


Pertanyaan :

Bagaimana pandangan syarak tentang gigi buatan yang ada pada mayat.


Jawaban :

Apabila gigi palsu itu berupa gigi biasa, maka tidak boleh dicabut, karena berarti merusak kehormatan mayat. Apabila berupa gigi emas, maka harus dicabut karena termasuk tirkah (harta peningglan) mayat yang otomatis pindah menjadi hak milik ahli waris.


Referensi :

(روضة الطالبين, 1/659)


لاَ يَجُوزُ نَبْشُ القَبْرِ إلاَّ فيِ مَوَاضِعَ: وَمِنْهَا: لَوْ وَقَعَ فيِ القَبْرِ خَاتَمٌ أوْ غَيْرُهُ نُبِشَ وَرُدَّ. لَوْ ابْتَلَعَ مَالاً ثُمَّ مَاتَ وَطَلَبَ صَاحِبُهُ الرَّدَّ، شُقَّ جَوْفُهُ وَيُرَدُّ. قَالَ فيِ "العُدَّةِ": إلاَّ أنْ يَضْمَنَ الوَارِثُ مِثْلَهُ أوْ قِيْمَتَهُ، فَلاَ يُنْبَشُ عَلىَ الأصَحِّ. وَقاَلَ القَاضِي أبوُ الطَّيِّبِ: لاَ يُنْبَشُ فيِ كُلِّ حَالٍ-إلى ان قال-وَلَوْ ابْتَلَعَ مَالَ نَفْسِهِ وَمَاتَ فَهَلْ يُخْرَجُ؟ وَجْهَانِ: قَالَ الجُرْجَانِيُّ: الأَصَحُّ يُخْرِجُ


Copyright © 2021 IASS

MEMEBERI LAMPU DI ATAS KUBURAN

 


MEMEBERI LAMPU DI ATAS KUBURAN 


Deskripsi Masalah :

Di sebagian daerah ada kebiasaan, bila ada orang mati  di atas kuburannya diberi lampu selama 40 hari.


Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya memberi lampu tersebut?


Jawaban :

Hukumnya haram bila tidak ada yang mengambil manfaat, dan sunah apabila ada faedahnya.


Referensi :

(الفِقْهِ الإِسْلاَمِي وَأَدِلَّتِه, 1/526)


لاَ يَجُوْزُ اِتِّخَاذُ السِّرَجِ عَلَى القُبُوْرِ لِقَوْلِ النَّبِيِّ  لَعَنَ اللهُ زَوَارَاتِ القُبُوْرَ وَالمُتَّخِذِيْنَ عَلَيْهَا السِّرَجَ اهـ

(فقه السنة, 1/446)


(قَالَ صَاحِبُ المُغْنِي) وَلاَ يَجُوْزُ اِتِّخَاذُ المَسَاجِدِ عَلَى القُبُوْرِ لِقَوْلِ النَّبِيِّ : "لَعَنَ اللهُ زَوَارَاتِ القُبُوْرِ وَالمُتَّخِذَاتِ عَلَيْهَا المَسَاجِدَ وَالسِّرَجَ" وَلَوْ أُبِيْحَ لَمْ يَلْعَنِ النَّبِيُّ مَنْ فَعَلَهُ وَلِأَنَّ فِيْهَ تَضْيِيْعًا لِلْمَالِ فِي غَيْرِ فَائِدَةٍ وَإِفْرَاطًا فِي تَعْظِيْمِ القُبُوْرِ أَشْبَهَ تَعْظِيْمَ الأَصْنَامِ اهـ


(التحفة, 3/197), ومثلها في (البجيرمي, 1/449)

وَيُسَنُّ وَضْعُ جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى القَبْرِ لِلْإِتِّبَاعِ اهـ قال الشرواني: (قوله يُسَنُّ وَضْعُ جَرِيْدَةٍ إلخ) وَيَظْهَرُ أَنَّ مِثْلَ الجَرِيْدَةِ مَا اعْتِيْدَ مِنْ وَضْعِ الشَمْعِ فِي لَيَالِي الأَعْيَادِ وَنِحْوِهَا عَلىَ القَبْرِ اهـ


Copyright © 2021 IASS

ISTILAH DALAM KITAB

 


ISTILAH DALAM KITAB


✍️Dalam membicarakan kitab-kitab ada istilah-istilah :


🩸MATAN


✍️Matan ialah pokok karangan seseorang. Biasanya Matan ini pendek pendek dan ringkas-ringkas, diterangkan yang pokok-pokok saja. Umpamanya :

▪️ Matan Bina (sharaf), ▪️Matan Ajrumiyah (Nahwu)

▪️Matan

Ummul Barahin (Ushuluddin)

▪️Matan Sulam (Manthiq)

 dan lain-lain.


🩸SYARAH


✍️Syarah ialah uraian lebih panjang tentang Matan, biasanya syarah sesuatu Matan dibuat oleh orang lain dengan menyelipkan disela-sela Matan. Dan biasanya juga Matan diletakkan dalam tanda kurung (buka-tutup) dan

syarah diluar tanda kurung itu. Dan biasanya juga syarah lebih panjang dari Matan.


🩸HASYIYAH


✍️Hasyiyah ialah komentar-komentar kecil dari Matan atau dari Syarah yang ditulis oleh orang lain pula. Biasanya Hasyiyah itu diletakkan ditepi atau ditengah kitab dengan memakai tanda “qauluhu".


Dalam satu kitab kadang-kadang terdapat Matan, Syarah, Hasyiyah dan ada yang dua Hasyiyahnya.

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes