BREAKING NEWS

Watsapp

Thursday, September 26, 2024

BERDEHEM/TANAHNUH

 

BERDEHEM/TANAHNUH


Di dalam kitab-kitab fiqih, berdehem disebut dengan tanahnuh. Secara umum, berdehem dalam shalat tidak membatalkan shalat jika seseorang tidak bisa mengendelikan dan menguasainya. Misalnya, untuk bisa melafalkan bacaan shalat dia harus berdehem, maka shalatnya tidak batal, meskipun ketika berdehem sampai mengeluarkan suara dua huruf.



Adapun jika seseorang masih bisa mengendalikan dan menguasainya, maka para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.


Pertama, jika seseorang berdehem sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya batal. Sebaliknya, jika tidak sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya tidak batal. Ini adalah pendapat yang paling shahih dan diikuti oleh kebanyakan ulama.



Kedua, berdehem tidak membatalkan shalat meskipun sampai mengeluarkan suara dua huruf. Ini adalah pendapat Imam al-Rafii.


Ketiga, jika seseorang berdehem dan mulutnya tertutup, maka shalatnya tidak batal, baik mengeluarkan suara dua huruf atau tidak. Namun jika berdehem dengan membuka mulut dan sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya batal. Jika tidak sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya tidak batal. Ini adalah pendapat Imam al-Mutawalli.


Penjelasan di atas telah disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu berikut;


وأما التنحنح فحاصل المنقول فيه ثلاثة أوجه الصحيح الذى قطع به المصنف والاكثرون ان بان منه حرفان بطلت صلاته والا فلا والثانى لا تبطل وان بان حرفان قال الرافعي وحكى هذا عن نص الشافعي والثالث ان كان فمه مطبقا لم تبطل مطلقا والا فان بان حرفان بطلت والا فلا وبهذا قطع المتولي


“Adapun berdehem, maka dari hasil nukilan pendapat ulama ada tiga pendapat. Yang paling shahih dan telah ditetapkan oleh mushannif (Imam Syairazi) dan kebanyakan ulama, jika seseorang berdehem sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya batal. Jika tidak sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka tidak batal.


Kedua, shalatnya tidak batal meskipun sampai mengeluarkan suara dua huruf. Imam al-Rafii berkata, ‘Ini dinukil dari pernyataan Imam Syafii.’ Ketiga, jika mulutnya tertutup, maka secara mutlak tidak batal. Namun jika tidak tertutup (terbuka) dan sampai mengeluarkan suara dua huruf, maka shalatnya batal. Jika tidak mengeluarkan suara dua huruf, maka tidak batal. Ini yang ditetapkan oleh Imam al-Mutawalli.”


https://t.me/+BOEnXHGuS7s2OWJl

Saturday, September 21, 2024

Batasan air sedikit dan air banyak


 ( فصل ) الماء قليل وكثير : القليل مادون القلتين ، والكثير قلتان فأكثر , القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير , والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه.


almaau Qoliilun Wa Katsiirun . Al-Qoliilu Maa Duunal Qullataini . Walkatsiiru Qullataani Fa Aktsaru Al-Qoliilu Yatanajjasu Biwuquu'innajaasati Fiihi Wain Lam Yataghoyyar Walmaaulkatsiiru Laa Yatanajjasu Illaa Idzaa Taghoyyaro Tho'muhu , Aw Lawnuhu , Aw Riihuhu .


Cara membaca/memaknai dalam bahasa Jawa:


(FASLUN) " Utawi Kila fasal " ALMAAU "utawi banyu" Iku QOLIILUN "anakalane banyu setitik" WA KATSIIRUN "lan anakalane banyu akeh" AL QOLIILU "utawi banyu setitik" Iku MAA DUU NALQULLATAINI "banyu kang kurang rong kolah" WAL KATSIIRU "lan utawi banyu akeh" Iku QULLATAANI "banyu kang rong kolah" FA AKTSARU "mangka luwih akeh" AL QOLIILU "utawi banyu setitik" iku YAA TANAJJASU "dadi mutanajis opo banyu setitik" BI WUKUU'INNAJAASATI "kelawan sebab ketibanan  najis" WA ILLAM YATAGHOYYAR "lan senajan ora berubah opo banyu" WALMAAUL KATSIIRU "lan utawi banyu akeh" iku LAA YATANAJJASU " ora dadi mutanajis opo banyu akeh" ILLA IDZAA TAGHOYARO "anging nalikane berubah" opo THO'MUHU "rasa ne banyu" AW LAUNUHU "atawa wernane banyu" AW RIhUHU "atawa ambu ne banyu."


Makna dalam bahasa Indonesia


air itu yaitu sedikit dan banyak . Yang sedikit adalah air yg kurang dari 2 kullah . Dan yang banyak yaitu 2 kullah atau lebih . Dan air yg sedikit menjadi najis ia dengan kejatuhan najis padanya walaupun tidak berubah rasa , warna , dan baunya . Dan air yg banyak tidaklah ia menjadi najis kecuali jika berubah rasa , atau warnanya , atau baunya .


Keterangan:


2 Kullah bila diukur dengan liter yaitu 216 liter kurang lebih , bila diukur wadahnya yaitu 60 cm X 60 cm x 60 cm . Air yang kurang dari 2 kullah menjadi musta'mal bila terciprat air bekas bersuci yaitu bila terciprat air basuhan yang pertama karena basuhan yang pertamalah yang wajib. Adapun bila air itu kurang dari 2 kullah maka lebih baik diambil dengan gayung, jangan dimasukkan dengan tangan (dikobok) .


**Macam-macam air dan pembagiannya.


1. Air yang suci dan mensucikan.


Air ini ialah air yang boleh diminum dan dipakai untuk menyucikan(membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap belum berubah keadaannya, seperti; air hujan air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air. 


Allah berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 11: “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu."


Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’. Walaupun perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang tiga(warna,rasa dan baunya) adalah sebagai berikut:


1. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.


2. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.


3. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau kiambang.


4. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air yang lainnya.


2. Air suci tetapi tidak menyucikan


Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk dalam kategori ini ada tiga macam air :


a. air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi, dan sebagainya.


b. Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya, lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai untuk menghilangkan hadas atau menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.


c. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu(air nira), air kelapa dan sebagainya.


3. Air yang bernajis


Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :


a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya sedikit atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.


b. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti urang dari dua kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan. 


Rasulullah bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah rasa, wana atau baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi). 


Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist)


4. Air yang makruh


Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau perak. Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam, dan tempat tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat. 


Sabda Rasulullah Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari. Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya , ‘Jangan engkau berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan menimbulkan sopak.(penyakit kulit)”(Riwayat Baihaqi)


wallohu alam

BAB TENTANG PENYUSUNAN ALQURAN (PART 1)

 BAB TENTANG PENYUSUNAN ALQURAN


PART 1


﴿ باب تأليف القرآن في زمن النبوة وجمعه في زمن الصديق واستنساخه في المصاحف في زمن عثمان رضوان الله عليهم أجمعين ﴾


"Bab tentang penyusunan Al-Qur'an pada masa kenabian dan pengumpulannya pada masa Abu Bakar As-Siddiq, serta penyalinannya dalam mushaf pada masa Utsman radhiyallahu 'anhum ajma'in."


اعلم أن تأليف القرآن في زمن النبوة , وجمعه في الصحف في زمن الصديق , والنسخ في المصاحف في زمن عثمان ابن عفان رضي الله عنهم أجمعين. 


"Ketahuilah bahwa penyusunan Al-Qur'an terjadi pada masa kenabian, pengumpulannya dalam lembaran-lembaran pada masa Abu Bakar As-Siddiq, dan penyalinannya dalam mushaf pada masa Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhum ajma'in."


 و قد كان القرآن كله مكتوباً في عهده عليه

الصلاة والسلام . لكن غير مجموع في موضع ولا مرتب السور , 


"Al-Qur'an seluruhnya sudah ditulis pada masa Rasulullah ﷺ, tetapi belum dikumpulkan di satu tempat dan belum tersusun surah-surahnya.


وأول من سمى المصحف مصحفاً أبو بكر رضی الله عنه. 


Orang pertama yang menamai kitab ini sebagai 'Mushaf' adalah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu,


 وأول من جمع القرآن أبو بكر الصديق رضي الله عنه , كذا أخرجه ابن سعد وابن أبي شيبة كذا في القسطلاني.


 dan orang pertama yang mengumpulkan Al-Qur'an adalah Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu 'anhu. Hal ini diriwayatkan oleh Ibn Sa'd dan Ibn Abi Shaybah sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Qasthalani."


 ومدة خلافة الصديق سنتان وأربعة أشهر . ومدة خلافة عمر عشر سنين ونصف شهر . ومدة خلافة عثمان عشر سنين إلا أياماً. ومدة خلافة علي أربع سنين وتسعة أشهر وأيام وفي رواية ستة أشهر رضي الله عنهم كذا في جامع الأصول.

 

🔸 "Masa kekhalifahan Abu Bakar As-Siddiq adalah dua tahun dan empat bulan. 

🔸Masa kekhalifahan Umar adalah sepuluh tahun dan setengah bulan. 🔸Masa kekhalifahan Utsman adalah sepuluh tahun kecuali beberapa hari. 🔸Masa kekhalifahan Ali adalah empat tahun sembilan bulan dan beberapa hari, dan dalam riwayat lain enam bulan. Radhiyallahu 'anhum. Demikian disebutkan dalam kitab Jami' al-Ushul."

 

( وروى) البخاري والترمذي عن زيد بن

ثابت رضي الله عنه أنه قال : أرسل أبو بكر إلى مقتل أهل اليمامة فإذا عمر جالس عنده. 


Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Tirmidzi dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata: Abu Bakar mengutusku ke tempat terbunuhnya para sahabat di Yamamah, dan ketika aku tiba, Umar sedang duduk bersamanya. 


 فقال أبوبكر: إن عمر جاءني فقال: إن القتل قد استحر يوم اليمامة أي في غزوة مسيلمة بقرأة القرآن .  

 

Lalu Abu Bakar berkata: "Umar datang kepadaku dan berkata: Sesungguhnya banyak yang terbunuh pada hari Yamamah (dalam perang melawan Musailamah) dari para pembaca Al-Qur'an, 


وإني أخشى أن يستحر القتل بالقرأة في كل المواطن فيذهب من القرآن كثير .  


dan aku khawatir jika pembantaian terus terjadi di setiap pertempuran, maka banyak bagian dari Al-Qur'an akan hilang. 


وإني أرى أن تأمر بجمع القران


Aku melihat bahwa engkau (Abu Bakar) sebaiknya memerintahkan pengumpulan Al-Qur'an."


 فقلت لعمر كيف نفعل ما لم يفعله رسول الله صلى الله عليه آله وسلم فقال عمر هو والله خير 

 

"Lalu aku berkata kepada Umar, 'Bagaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah ﷺ?' Umar berkata, 'Demi Allah, itu adalah hal yang baik.


فلم يزل عمر يراجعني فی ذلك حتی شرح 

الله صدري للذي شرح له صدر عمر ورأيت في ذلك الذي رأى عمر


' Umar terus mendesakku mengenai hal tersebut hingga Allah melapangkan dadaku untuk menerima apa yang telah Allah lapangkan dada Umar. Dan aku melihat pada hal tersebut apa yang Umar lihat."


 قال زيد فقال لي أبو بكر إنك رجل شاب عاقل لا يتهمك أحد قد كنت تكتب الوحي لرسول الله

وسلم فتتبع القرآن فاجمعه 


' Umar terus mendesakku mengenai hal tersebut hingga Allah melapangkan dadaku untuk menerima apa yang telah Allah lapangkan dada Umar. Dan aku melihat pada hal tersebut apa yang Umar lihat."


قال زيد فوالله لو كلفوني نقل جبل من الجبال ما كان أثقل علي مما أمرني به من جمع القرآن 


' Zaid berkata: 'Demi Allah, jika mereka memintaku memindahkan salah satu gunung dari pegunungan, itu tidak akan lebih berat bagiku daripada tugas yang diberikan kepadaku untuk mengumpulkan Al-Qur'an.



فقلت فكيف تفعلان شيئاً لم يفعله رسول الله ﷺ فقال أبو بكر ؛ هو والله خير فلم

يزل أبو بكر يراجعني حتى شرح الله صدري

للذي شرح له صدر أبي بكر وعمر


 Lalu aku berkata, 'Bagaimana kalian melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah ﷺ?' Abu Bakar menjawab, 'Demi Allah, itu adalah hal yang baik.' Abu Bakar terus mendesakku hingga Allah melapangkan dadaku untuk menerima apa yang telah Allah lapangkan dada Abu Bakar dan Umar.'"


 فتتبعت القرآن أجمعه مما عندي وعند غيري من الرقاع والعسب واللخاف وصدور الرجال حتى وجدت آخر سورة التوبة مع خزيمة أو أبي خزيمة الأنصاري لم أجدها مع غيره فكانت الصحف عند أبي بكر حتى توفاه الله تعالى

 

"Lalu aku meneliti seluruh Al-Qur'an yang ada padaku dan pada orang lain dari lembaran-lembaran, pelepah-pelepah, batu-batu tipis, serta hafalan para sahabat, sampai aku menemukan akhir Surah At-Tawbah bersama Khuzaimah atau Abu Khuzaimah Al-Anshari, dan aku tidak menemukannya bersama orang lain. Maka lembaran-lembaran Al-Qur'an itu disimpan oleh Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya.


ثم عند عمر عند حفصة بنت عمر رضي عنهم أجمعين كذا في البخاري.


Kemudian disimpan oleh Umar, lalu berada di tangan Hafshah binti Umar رضي الله عنهم أجمعين, sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Al-Bukhari."


والله اعلم بالصواب


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

Friday, September 20, 2024

TERJEMAH FATHUL MUIN PASAL SYARAT SYARAT SHOLAT BAGIAN 1⃣

 


TERJEMAH FATHUL MUIN

PASAL SYARAT SYARAT SHOLAT

BAGIAN 1⃣

فَصْلٌ: فِيْ شُرُوْطِ الصَّلَاةِ


الشَّرْطُ مَا يَتَوَقَّفُ عَلَيْهِ صِحَّةُ الصَّلَاةِ، وَ لَيْسَ مِنْهَا.


SYARAT adalah Suatu hal yang menjadikan sahnya shalat, namun bukan bagian dari shalat { 🔸1.}


 وَ قُدِّمَتِ الشُّرُوْطُ عَلَى الْأَرْكَانِ لِأَنَّهَا أَوْلَى بِالتَّقْدِيْمِ، إِذِ الشَّرْطُ مَا يَجِبُ تَقْدِيْمُهُ عَلَى الصَّلَاةِ وَ اسْتِمْرَارُهُ فِيْهَا. 

 

Syarat-syarat shalat lebih didahulukan daripada rukun-rukunnya sebab syarat lebih utama didahulukan karena syarat adalah hal yang wajib didahulukan atas shalat dan wajib harus selalu ada dalam shalat.


(شُرُوْطُ الصَّلَاةِ خَمْسَةٌ: أَحَدُهَا: طَهَارَةٌ عَنْ حَدَثٍ وَ جَنَابَةٍ الطَّهَارَةُ: لُغَةً)، النَّظَافَةُ وَ الْخُلُوْصُ مِنَ الدَّنَسِ. وَ شَرْعًا: رَفْعُ الْمَنْعِ الْمُتَرَتَّبِ عَلَى الْحَدَثِ أَوِ النَّجَسِ.


 Syarat-syarat shalat ada lima. Yang 1⃣pertama adalah suci dari hadats dan janabah.

 👉 Bersuci {🔸2} secara bahasa adalah bersih dan lepas dari kotoran. 

 👉Sedang secara syara‘ adalah menghilangkan penghalang yang berupa hadats atau najis.


فَالْأُوْلَى- أَيِ الطَّهَارَةُ عَنِ الْحَدَثِ: (الْوُضُوْءُ) هُوَ – بِضَمِّ الْوَاوِ – اسْتِعْمَالُ الْمَاءِ فِيْ أَعْضَاءٍ مَخْصُوْصَةٍ مُفْتَتَحًا بِنِيَّةٍ. 


وَ بِفَتْحِهَا: مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ. وَ كَانَ ابْتِدَاءُ وُجُوْبِهِ مَعَ ابْتِدَاءِ وُجُوْبِ الْمَكْتُوْبَةِ لَيْلَةَ الْإِسْرَاءِ.


Syarat Shalat Ke-

✅1⃣1 (Untuk yang pertama) yakni bersuci dari hadats adalah dengan cara (berwudhu’). 


Lafazh wudhu’ dengan membaca dhammah wāw-nya bermakna menggunakan air pada anggota-anggota tertentu yang diawali dengan sebuah niat. 


وَ بِفَتْحِهَا: مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ. وَ كَانَ ابْتِدَاءُ وُجُوْبِهِ مَعَ ابْتِدَاءِ وُجُوْبِ الْمَكْتُوْبَةِ لَيْلَةَ الْإِسْرَاءِ.


Dan dengan terbaca fatḥah wāw-nya bermakna sesuatu yang digunakan untuk berwudhu’. Awal diwajibkannya berwudhu’ adalah bersamaan dengan kewajiban shalat lima waktu pada malam Isrā’-nya Nabi s.a.w.


وَ شُرُوْطُهُ- أَيِ الْوُضُوْءِ كَشُرُوْطِ الْغُسْلِ خَمْسَةٌ.


 أَحَدُهَا: (مَاءٌ مُطْلَقٌ)، فَلَا يَرْفَعُ الْحَدَثَ وَ لَا يُزِيْلُ النَّجَسَ وَ لَا يَحْصُلُ سَائِرَ الطَّهَارَةِ – وَ لَوْ مَسْنُوْنَةً – إِلَّا الْمَاءُ الْمُطْلَقُ، 

 

Syarat Wudhu’ (Syarat-syaratnya wudhu’) seperti halnya syarat-syaratnya mandi berjumlah lima syarat. 

Syarat yang 

🔷1⃣pertama adalah (MENGGUNAKAN AIR MUTLAQ). Maka hadats dan najis tidak akan hilang, begitu pula tidak akan dapat membuahkan kesucian lain walaupun itu sunnah kecuali dengan menggunakan air yang mutlak. 


وَ هُوَ مَا يَقَعُ عَلَيْهِ اسْمُ الْمَاءِ بِلَا قَيْدٍ، 

 وَ إِنْ رَشَحَ مِنْ بِخَارِ الْمَاءِ الطَّهُوْرِ الْمُغْلَى، أَوِ اسْتُهْلِكَ فِيْهِ الْخَلِيْطُ، أَوْ قَيْدٍ بِمُوَافَقَةِ الْوَاقِعِ كَمَاءِ الْبَحْرِ.


AIR MUTLAK adalah sebuah penamaan air tersebut terikat dengan sebab mencocoki terhadap realita yang terjadi seperti AIR LAUT walaupun air tersebut menetes dari uap air suci yang mendidih atau larut di dalamnya sesuatu yang mencampuri. { 🔸3 }


 بِخِلَافِ مَا لَا يُذْكَرُ إِلَّا مُقَيَّدًا كَمَاءِ الْوَرْدِ،

 

Hal ini berbeda dengan air yang tidak disebut kecuali selalu terikat dengan nama lain {🔸 4  } seperti air mawar. 


٠ (غَيْرُ مُسْتَعْمَلٍ فِيْ) فَرْضِ طَهَارَةٍ، مِنْ (رَفْعِ حَدَثٍ) أَصْغَرَ أَوْ أَكْبَرَ، وَ لَوْ مِنْ طُهْرِ حَنَفِيٍّ لَمْ يَنْوِ،

 أَوْ صَبِيٍّ لَمْ يُمَيِّزْ لِطَوَافٍ.


AIR MUTLAK tersebut haruslah (belum digunakan untuk) kefardhuan bersuci,{ 🔸5  } yakni (DARI MENGHILANGKAN HADAS) kecil ataupun besar walaupun bekas bersuci dari madzhab Ḥanafiyyah yang tidak menggunakan niat.

atau dari seorang anak kecil yang belum tamyiz untuk ibadah thawāf


 (وَ) إِزَالَةِ (نَجَسٍ) وَ لَوْ مَعْفُوًّا عَنْهُ. 

 

(DAN AIR MUTLAK BELUM DI GUNAKAN UNTUK MENGHILANGKAN NAJIS) walaupun najis tersebut dima‘fuw 


(قَلِيْلًا) أَيْ حَالَ كَوْنِ الْمُسْتَعْمَلِ قَلِيْلًا، أَيْ دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ. 


(SEDANG KEADAAN AIR YANG  DIGUNAKAN TERSEBUT ADALAH AIR YANG JUMLAHNYA SEDIKIT) maksudnya adalah air yang kurang dari dua qullah. 


فَإِنْ جُمِعَ الْمُسْتَعْمَلُ فَبَلَغَ قُلَّتَيْنِ فَمُطَهِّرٌ، كَمَا لَوْ جُمِعَ الْمُتَنَجِّسُ فَبَلَغَ قُلَّتَيْنِ وَ لَمْ يَتَغَيَّرْ، وَ إِنْ قَلَّ بَعْدُ بِتَفْرِيْقِهِ.


Jika seandainya ada air musta‘mal dikumpulkan hingga mencapai dua qullah, maka air tersebut dihukumi suci dan mensucikan seperti halnya ada air yang terkena najis kemudian dikumpulkan hingga mencapai dua qullah dan sifat air menjadi sedikit dengan memisah-misahkannya. 


 فَعُلِمَ أَنَّ الْاِسْتِعْمَالَ لَا يَثْبُتُ إِلَّا مَعَ قِلَّةِ الْمَاءِ، أَيْ وَ بَعْدَ فَصْلِهِ عَنِ الْمَحَلِّ الْمُسْتَعْمَلِ وَ لَوْ حُكْمًا، كَأَنْ جَاوَزَ مَنْكِبَ الْمُتَوَضِّئِ أَوْ رُكْبَتَهُ، وَ إِنْ عَادَ لِمَحَلِّهِ أَوِ انْتَقَلَ مِنْ يَدٍ لِأُخْرَى.

 

Maka dari itu dapat diketahui, bahwa air musta‘mal tidak akan ada kecuali pada air yang jumlahnya sedikit dan setelah terpisahnya air dari tempat digunakannya air tersebut walaupun secara hukum saja seperti melampauinya air dari pundaknya orang yang berwudhu’ atau kedua lututnya walaupun air tersebut kembali ke tempat semula atau air berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. 


 نَعَمْ، لَا يَضُرُّ فِي الْمُحْدِثِ انْفِصَالُ الْمَاءِ مِنَ الْكَفِّ إِلَى السَّاعِدِ، وَ لَا فِي الْجُنُبِ انْفِصَالُهُ مِنَ الرَّأْسِ إِلَى نَحْوِ الصَّدْرِ مِمَّا يَغْلِبُ فِيْهِ التَّقَاذُفُ.


Benar bahwa air yang telah terpisah walaupun secara hukum dikatakan musta‘mal namun tidak masalah terpisahnya air dari telapak tangan menuju lengan bagi seorang yang hadats dan bagi orang mandi junub, dari kepala menuju semisal dada yakni dari setiap anggota yang secara umumnya air tersebut menetes. {🔸6}


-----------------

Catatan:


{🔸 1 }  Ini bukanlah pengertian dari syarat, namun hanya sekedar menjelaskan maksud syarat dalam bab shalat. Syarat secara istilah adalah sebuah kondisi yang akan tiada sebab tiadanya syarat dan tidak harus ada bila syaratnya telah ada dan tidak karena ketiadaan secara dzatiahnya. I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 36 

Darul-Fikr.


{ 🔸2 } Bersuci memiliki 4 wasilah dan 4 tujuan. 4 wasilah adalah 

🔸air, 

🔸debu, 

🔸batu dan 

🔸menyamak. 


4 tujuan adalah 

🔸wudhu’, 

🔸mandi, 

🔸tayammum dan 

🔸menghilangkan najis.


 I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 37 Darul-Fikr.


{ 🔸3 } Sekira tidak merubah kemutlakan nama air. I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 37 Darul-Fikr.


{ 🔸4 } Dengan disandarkan nama lain seperti air mawar.

 I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 37 Darul-Fikr.

 

{ 🔸5 }ۢ Maksudnya kefardhuan adalah sesuatu yang mesti harus menggunakan bersuci, baik berdoa bila ditinggalkan ataupun tidak, baik berupa ibadah ataupun tidak. 

I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 37 Darul-Fikr.


{ 🔸6 } Kesimpulannya bahwa syarat dari air musta‘mal ada empat: sedikitnya air, telah digunakan hal yang fardhu, terpisah dari anggota yang dibasuh, tidak adanya niat ightirāf.


 I‘ānah Thālibīn, Juz. 1 Hal. 38 Darul-Fikr


COPAS DARI APLIKASI FATHUL MUIN.

والله اعلم بالصواب

Sunday, September 15, 2024

RAJA YANG PERTAMA KALI MERAYAKAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMAD SAW

 *RAJA YANG PERTAMA KALI MERAYAKAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMAD SAW*





*Rahasiah raja Al-Muzhoffar Abu sai'd yang luas kekuasaannya nan abadi*


Raja pertama kali yang merayakan maulid nabi secara besar2an adalah raja Almuzhoffar bernama Abu said seorang punguasa negara irbil yg terletak di sebelah timur iraq pada abad ke tiga,seorang raja yg sangat gagah perkasa,pemberani,jujur dan adil,berkuasa sangat lama sampai dia meninggal dunia,kekuasaannya sampai ke eropa di kota Aka pada tahun 630.


Berkat merayakan maulid nabi secara besar-besaran,kekuasaannya sangat luas dan abadi sampai ahir hayatnya,kedudukannya sebagai raja tidak tergantikan.

Dari sejarah ini dapat dijadikan suatu ilmu,dimana jika seseorang ingin langgeng kedudukannya atau tahtanya,rahasiahnya adalah melakukan ritual perayaan peringatan maulid nabi muhamad saw.


Beliau meminta kepada seorang ulama yg bernama Ibnu dahyah agar mengarang kitab tentang maulid nabi yg diberi nama "Attanwir fi maulidil basyir annazdir" kemudian raja muzhofar memberinya hadiah sebesar 1000 dinar atau setara dengan kurs rupiah : 51000.000


"Assibtu Aljauzi" dalam kitab 'Mira'tu Azzaman" menceritakan informasi yg diterima dari sebagian orang2 yg menghadiri acara perayaan maulid nabi yg diselenggarakan oleh Almuzdoffar,menghidangkan 500.000 kepala kambing,10.000 ayam,100.000 mankok besar dan 30000 piring manisan,membakar buhur,mengundang para ulama sufi kemudian semuanya diberi hadiah,semuanya menghabiskan biyaya 300000 dinar,jika dirupiahkan rp : 15.266.373000. nominal yg sangat fantastis,karena yg dirayakan adalah kelahiran pemimpin dunia.


Berkata ibnu Aljauzi,sebagian faidah dari perayaan tersebut diantaranya,diberi keamanan dan keselamatan pada setahun itu,mendapat kegembiraan dengan cepatnya tercapai segala keinginan maupun cita-cita,dan atas kesungguhannya dlm membacakan maulid nabi,sangat terasa barokah yang mereka rasakan secara merata dgn segenap keutamaannya,lalu setelah itu tidak henti²nya umat islam di seluruh penjuru dunia merayakan peringatan maulid nabi saw sampai sekarang.


Ianatuttholibin juz 3 hal 414 - 415.


Penulis,jenal mutaqin

Ketus LBM PCNU KBB

Wednesday, September 4, 2024

MASA IDAH DAN PENJELASANNYA

Penjelasan 


Wanita diharuskan iddah karena 2 sebab

Pertama,..karena ditinggalkan mati oleh suami

Lamanya iddah ditinggal mati oleh suami adalah

1. Apabila sedang hamil maka iddahnya habis dengan melahirkan

2 Apabila sedang tidak hamil maka iddahnya selama 4 bulan 10 hari


Kedua, karena ditalak

Lamanya iddah ditalak adalah

1.Apabila sedang hamil maka iddahnya sampai melahirkan

2.Apabila masih haid maka iddahnya dengan 3 kali sucian

3.Apabila sudah tidak haid maka iddahnya 3 bulan


Masa iddah ini wajib diketahui karena dalam masa iddah ini ada aturan2 tertentu bagi si istri yang diantrnya haram menikah dengan laki2 lain


(والمعتدة على ضربين: متوفى عنها) زوجُها، (وغير متوفى عنها

فالمتوفى عنها) زوجها (إن كانت) حرة (حاملا فعدتها) عن وفاة زوجها (بوضع الحمل) كله حتى ثاني توأمين مع إمكان نسبة الحمل للميت ولو احتمالا، كمنفي بلعان. فلو مات صبي لا يولد لمثله عن حامل فعدتها بالأشهر، لا بوضع الحامل؛ (وإن كانت حائلا فعدتها أربعة أشهر وعشر) من الأيام بلياليها. وتعتبر الأشهر بالأهلة ما أمكن، ويكمل المنكسر ثلاثين يوما.

(وغير المتوفى عنها) زوجها (إن كانت حاملا فعدتها بوضع الحمل) المنسوب لصاحب العدة، (وإن كانت حائلا وهي من ذوات) أي صواحب (الحيض فعدتها ثلاثة قروء، وهي الأطهار). وإن طلقت طاهرا حائضا بأن بقي من زمن طهرها بقية بعد طلاقها انقضت عدتها بالطعن في حيضة ثالثة، أو طلقت حائضا أو نفساء انقضت عدتها بالطعن في حيضة رابعة، وما بقي من حيضها لا يحسب قرءا. (وإن كانت) تلك المعتدة (صغيرة) أو  كبيرة لم تحض أصلا ولم تبلغ سِنَّ اليأس أو كانت متحيرة (أو آيسة فعدتها ثلاثة أشهر) هلالية إن انطبق طلاقها على أول الشهر. فإن طلقت في أثناء شهر فبعده هلالان، ويكمل المنكسر ثلاثين يوما من الشهر الرابع؛ فإن حاضت المعتدة في الأشهر وجب عليها العدة بالأقراء، أو بعد انقضاء الأشهر لم تجب الأقراء.


[محمد بن قاسم الغزي، فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، ص ٢٥٣]

Sunday, September 1, 2024

TERJEMAH KITAB KHOZINATUL ASROR JALILATUL ADZKAR PART 12 0⃣3⃣

 TERJEMAH KITAB 

KHOZINATUL ASROR JALILATUL ADZKAR

PART 12


TERJEMAH KITAB 

KHOZINATUL ASROR JALILATUL ADZKAR


PART 12

0⃣3⃣


وزاده في المواهب مرتبة أخرى كلام الله في المنام كما في حديث الزهري  : أتاني في أحسن

صورة فقال يا محمد أتدري فيم يختصم الملأ الأعلى . 


"Dan Allah menambahkan kepadanya ( Nabi Muhammad ﷺ) derajat lainnya dalam keutamaan, yaitu firman Allah dalam mimpi sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Az-Zuhri: 'Dia (Allah) datang kepadaku dalam bentuk yang paling indah, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, tahukah kamu tentang apa yang diperdebatkan oleh para malaikat yang berada di langit tertinggi?'"


( وذكر ) الحليمي أن الوحي كان يأتيه على ستة

وأربعين نوعاً,  فذكرها وغالبها كما قال في فتح الباري من صفات حامل الوحي ومجموعها يدخل فيما ذكر

والله أعلم . 


"(Al-Halimi menyebutkan) bahwa wahyu datang kepadanya (Nabi Muhammad) dalam empat puluh enam jenis. Dia menyebutkan jenis-jenis tersebut, dan sebagian besar dari apa yang disebutkan dalam *Fath al-Bari* adalah mengenai sifat-sifat pembawa wahyu, dan keseluruhannya termasuk dalam apa yang telah disebutkan. 

Dan Allah lebih mengetahui."


وذكر ابن المنير : أن الحال كان يختلف في الوحي باختلاف مقتضاه , فإن نزل بوعد وبشارة نزل الملك بصورة الأدمي وخاطبه من غير كدوان  .


👉"Ibnu Al-Munir menyebutkan bahwa keadaan wahyu berbeda-beda sesuai dengan tuntutannya.

📌 Jika wahyu turun dengan membawa janji dan kabar gembira, malaikat turun dalam wujud manusia dan berbicara kepadanya tanpa kesulitan.


نزل بوعيد ونذارة كان حينئذ كصلصلة

 الجرس   .


📌Namun, jika wahyu turun dengan membawa ancaman dan peringatan, maka wahyu tersebut datang seperti suara gemerincing lonceng."


 . أخرج ابن مردويه عن ابن مسعود رضي الله تعالی عنه مرفوعا اذا تكلم الله بالوحی يسمع اهل 

السماء صلصلة كصلصلة السلسلة على الصفوان فيفزعون ويرون أنه من أمر الساعة . 


👉"Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu secara marfū' (yang disandarkan langsung kepada Nabi) bahwa ketika Allah berbicara dengan wahyu, penduduk langit mendengar suara gemuruh seperti suara rantai yang bergemerincing di atas batu yang halus, maka mereka merasa ketakutan dan mengira bahwa itu adalah tanda datangnya hari kiamat."


(وفي ) البخاري أنه يأتيه الملك في مثل صلصلة الجرس 

"Dan di (dalam kitab) Al-Bukhari disebutkan bahwa malaikat datang kepadanya (Nabi) dengan suara seperti gemerincingnya lonceng."


(وأخرج ) أحمد عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما سألت رسول الله صلى الله عليه واله  وسلم هل تحس بالوحي فقال: أسمع صلاصل ثم اسكت عند ذلك فما من مرة يوحى الی  إلا ظننت أن نفسي تقبض .


👉"Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ: 'Apakah engkau merasakan wahyu?' Beliau menjawab: 'Aku mendengar suara gemuruh, kemudian aku diam saat itu. Dan setiap kali wahyu diturunkan kepadaku, aku selalu mengira bahwa nyawaku akan dicabut.'"


(وقد ذكر ) ابن عادل في تفسيره أن جبريل عليه السلام نزل على النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أربعة وعشرين ألف مرة. 


👉Dan telah disebutkan oleh Ibn 'Adil dalam tafsirnya bahwa Jibril 'alaihis salam turun kepada Nabi Muhammad ﷺ sebanyak dua puluh empat ribu kali.


 ونزل على آدم اثنتي عشرة مرة وعلى إدريس أربع مرات وعلى نوح خمسين مرة وعلى إبراهيم اثنتين وأربعين مرة وعلى موسى أربعمائة مرة

وعلى عيسى عشر مرات.


 Dia (Jibril) turun kepada Adam sebanyak dua belas kali, kepada Idris empat kali, kepada Nuh lima puluh kali, kepada Ibrahim empat puluh dua kali, kepada Musa empat ratus kali, dan kepada Isa sepuluh kali."


 وأخرج الطبراني أنه قال نزل على آدم أربع عشرة مرة وعلى نوح خمسين اثنان في صغره والباقي في كبره .

 

👉"Dan diriwayatkan oleh Thabrani bahwa dia (Jibril) turun kepada Adam sebanyak empat belas kali, dan kepada Nuh sebanyak lima puluh kali; dua kali di masa kecilnya, dan sisanya ketika dia sudah dewasa."


وعلی عيسى عشر مرات ثلاث منها في صغره والباقي في كبره وعلى سيدنا محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم في صغره أربع عشرة مرة والله أعلم .


"Dan kepada Isa sebanyak sepuluh kali; tiga kali di masa kecilnya dan sisanya ketika dia sudah dewasa. Dan kepada Sayyidina Muhammad ﷺ di masa kecilnya sebanyak empat belas kali. 

Dan Allah lebih mengetahui."


 (وقد روي )  أن جبرائيل عليه السلام تبدى له صلى الله عليه وعلى آله وسلم في أحسن صورة وأطيب رائحة,  فقال يا محمد إن الله يقرئك

السلام ويقول لك أنت رسولي إلى الجن والإنس.


👉(Dan telah diriwayatkan) bahwa Jibril عليه السلام menampakkan diri kepada beliau صلى الله عليه وعلى آله وسلم dalam rupa yang paling indah dan dengan aroma yang paling harum, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepadamu dan berkata bahwa engkau adalah utusan-Ku kepada jin dan manusia.'"


 فادعهم إلى قول لا إله إلا الله محمد رسول الله ,  ثم ضرب برجله الأرض فنبعت عين ماء ,

 

Maka Jibril menyuruhnya untuk mengucapkan "La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" (Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Kemudian Jibril menghentakkan kakinya ke tanah hingga memancarlah mata air.


فتوضأ منها جبرائيل ثم أمره أن يتوضأ وقام جبرائيل يصلي وأمره أن يصلي معه .


فعلمه الوضوء والصلاة.


 Jibril pun berwudhu dari air tersebut, lalu menyuruh Nabi ﷺ berwudhu juga. Jibril berdiri untuk shalat dan menyuruh Nabi ﷺ  shalat bersamanya. Maka Jibril mengajarinya wudhu dan shalat. 

 

 ثم عرج إلى السماء,  ورجع رسول صلی الله عليه وعلى آله وسلم , لا يمر بحجر ولا مدر ولا شجر إلا وهو يقول السلام عليك يا رسول الله,  

 

  Setelah itu, Jibril naik ke langit.Rasulullah ﷺ kembali, dan setiap kali beliau melewati batu, tanah, atau pohon, semuanya mengucapkan, "Salam sejahtera untukmu, wahai Rasulullah,"

  

 حتى أتى خديجة فأخبرها فغشي عليها . من الفرح ثم أمرها فتوضأت وصلى بها كما صلى به جبرائيل 

 

hingga beliau tiba di rumah Khadijah dan memberitahukan hal itu kepadanya. Khadijah pun pingsan karena gembira. Kemudian beliau memerintahkan Khadijah untuk berwudhu, dan beliau shalat bersamanya sebagaimana Jibril telah mengajarinya. 


فكان ذلك أول فرضها ركعتين ثم إن الله أقرها في السفر كذلك وأتمها في الحضر 


 

Maka itu adalah kewajiban pertama yang diturunkan, dua rakaat. Setelah itu, Allah menetapkannya tetap dua rakaat dalam perjalanan dan empat rakaat di tempat tinggal.


وقال مقاتل كانت الصلاة أول فرضها ركعتين بالغداة وركعتين بالعشي لقوله تعالى وسبح بحمد ربك بالعشي والإبكار ) [غافر : ٥٥] .


"Muqotil berkata bahwa pada awalnya, shalat yang diwajibkan adalah dua rakaat di pagi hari dan dua rakaat di sore hari, sesuai dengan firman Allah Ta'ala: 'Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu di waktu sore dan pagi'. (Surah Ghafir: 55)."


( وأخرج ) الطبراني عن ابن عمر رضي الله عنهما قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول لقد هبط علي ملك من السماء ما هبط على نبي قبلي ولا يهبط على أحد بعدي


👉At-Tabarani meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam bersabda: 'Sungguh, telah turun kepadaku seorang malaikat dari langit, yang belum pernah turun kepada nabi sebelumku dan tidak akan turun kepada siapa pun setelahku.


 وهو إسرافيل فقال أنا رسول ربك أمرني أن أخبرك إن شئت نبياً عبداً وإن شئت   نبياً ملكاً فنظرت إلى جبريل فأوما إلي أن تواضع فلو أني قلت نبياً ملكاً لسالت الجبال .

معي ذهباً كذا في المواهب .


 Dia adalah malaikat Israfil. Dia berkata, "Aku adalah utusan Tuhanmu. Dia memerintahkanku untuk memberitahumu, apakah engkau menginginkan menjadi nabi hamba atau nabi raja?" Lalu aku melihat ke arah Jibril, dan dia memberi isyarat agar aku bersikap rendah hati. Seandainya aku mengatakan "nabi raja", niscaya gunung-gunung akan mengalirkan emas untukku.' Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Al-Mawahib."


والله اعلم بالصواب


MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI

SEMOGA BERMANFAAT

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes