BREAKING NEWS

Watsapp

Wednesday, August 18, 2021

DAMAIKAN NEGERI DENGAN TOLERANSI


Pertemuan ke 1 tentang  pemahaman makna Q.S. Al-Hujurāt/49 : 13 Tentang Toleransi Dan Menghargai Perbedaan.

Dalam surat Al hujrat ayat 13 tersebut mengandung perintah untuk bertoleransi dan juga menghargai perbedaan sebab perbedaan itu adalah ketetapan Allah SWT bukan manusia atau makhluk lainnya. Oleh sebab itu beriman kepada Allah sudah tentu harus mengimani ketetapan-Nya termasuk penciptaan manusia yang berbeda beda.

Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Secara bahasa toleransi berarti tenggang rasa. Secara istilah, toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia. Allah Swt. menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut bisa menjadi kekuatan jika dipandang secara positif. Sebaliknya, perbedaan bisa memicu konflik jika dipandang secara negatif. Sebagai gambaran Jika kita memperhatikan salah satu unsur bangunan, misalnya tembok, maka tembok itu terdiri dari beberapa bagian: batu bata, besi, semen, dan pasir. Jika masing-masing bagian itu berdiri sendiri tanpa ada persatuan dan keterkaitan maka tidak akan mempunyai kekuatan. Setelah bagian-bagian itu dipersatukan, dicampur dengan air, dan disusun rapi, maka ia menjadi satu bangunan yang kokoh. Ini semua menggambarkan bahwa perbedaan merupakan sumber kekuatan apabila bersatu dan bekerja sama.

Oleh karena itu Islam mengajarkan untuk menghargai dan menghormati perbedaan. Apabila umat Islam tidak bersatu, maka kekuatan Islam akan lemah dan mudah goyah. Hal ini akan semakin parah jika umat Islam bersikap intoleransi, saling bermusuhan, dan saling bertengkar. Toleransi dalam Islam mencakup dua hal yaitu toleransi antar sesama muslim dan toleransi kepada nonmuslim. Toleransi antar sesama muslim berarti menghargai dan menghormati perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya, perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Sebagian umat Islam melaksanakan salat tarawih delapan rakaat ditambah tiga rakaat shalat witir, sebagian yang lain melaksanakan dua puluh rakaat ditambah tiga rakaat shalat witir. Kedua pendapat ini harus dihargai dan dihormati karena masing-masing memiliki dasar masing- masing.

Perbedaan-perbedaan dalam tubuh agama Islam masih bisa ditoleransi apabila terjadi dalam masalah furu’iyah (cabang), seperti jumlah rakaat tarawih, doa qunut, dan lain-lain. Namun, kita tidak boleh toleransi dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci al-Qur’ān, kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam tetapi kiblat shalatnya bukan di Ka’bah, kitab sucinya bukan Q.S. Al-Kafirun, nabinya bukan Muhammad saw. Maka kita harus menolak keras pendapat seperti ini, namun tidak boleh berbuat anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan.

Adapun yang dimaksud toleransi kepada nonmuslim yaitu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Rasulullah saw. telah mencontohkan toleransi antar umat beragama, baik ketika beliau di Mekah maupun di Madinah. Suatu ketika orang-orang kafir Mekah menawarkan toleransi kepada Rasulullah saw. Simaklah kisah berikut ini.

Beberapa tokoh kaum kafir di Mekah seperti Aswad bin Abdul Muthalib, Umayyah bin Khalaf, dan Al-Walid bin Al-Mughirah datang menemui Rasulullah saw. menawarkan kompromi dalam hal ibadah. Mereka mengusulkan agar Nabi saw. dan umat Islam mengikuti agama mereka dan mereka pun akan mengikuti agama Islam. Mereka berkata:”Wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah Tuhanmu selama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan kami selama setahun. Jika agamamu benar kami mendapat keuntungan, dan jika agama kami yang benar, kamu juga tentu memperoleh keuntungan.” Rasulullah saw. dengan tegas menjawab:”Aku berlindung kepada Allah agar tidak tergolong orang-orang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk mempertegas penolakan Rasulullah saw. tersebut, Allah Swt. menurunkan surat Q.S. Al-Kafirun. Setelah Rasulullah saw. menerima wahyu surat Q.S. Al-Kafirun, beliau mendatangi tokoh-tokoh kafir Mekah. Di tengah- tengah kerumunan orang-orang kafir yang sedang berkumpul di Masjidil Haram, Rasulullah saw. membacakan Q.S. Al-Kafirun ayat 1- 6 dengan mantap dan lantang. Terjemah Q.S. Al-Kafirun adalah sebagai berikut:

(1) Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
(2) aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
(3) dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
(4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
(5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
(6) Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Manusia dilarang keras merendahkan orang lain dan merasa dirinya paling unggul dibandingkan yang lain. Larangan ini jelas tertulis dalam Surat Al Hujurat ayat 13. Surat Al Hujurat merupakan surat ke-49 yang terdiri dari 18 ayat serta tergolong surat Madaniyah. Arti Al Hujurat sendiri adalah kamar-kamar, maksudnya adalah kamar-kamar tempat kediaman Rasulullah SAW dengan istri-istri beliau.

Secara khusus, ayat 13 dari Surat Al Hujurat juga menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk saling mengenal. Laki-laki maupun perempuan tidak bisa hidup sendirian karena membutuhkan bantuan orang lain.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Tafsir Al Hujurat Ayat 13.

Menjelaskan tafsir As-Sa’di karangan Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, melalui surat ini Allah SWT memberitahukan bahwa tujuan penciptaan Adam dan Hawa untuk mewariskan keturunan yang tersebar di muka bumi ini.

Kemudian Allah SWT menyebarkan laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak serta menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan mereka membentuk suku bangsa atau kelompok tertentu agar saling mengenal. Dengan mengenal satu sama lain, mereka bisa saling tolong-menolong, bantu-membantu, dan saling memenuhi hak-hak kerabat sekitar mereka.

Ayat ini secara gamblang juga menjelaskan bahwa manusia di mata Allah SWT adalah sama dan setara. Tidak dibenarkan jika ada yang saling merendahkan satu sama lain. Yang mampu membedakan manusia satu dengan manusia lainnya hanyalah derajat ketakwaannya.

Dapat disimpulkan melalui Surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT secara tegas melarang segala bentuk tindakan kebencian kepada sesama manusia dengan mengatasnamakan suku, ras, agama, dan lain sebagainya.

Pentingnya kesadaran dan meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama perlu diwujudkan agar manusia tidak semena-mena melakukan tindakan diskriminasi, rasisme, atau tindakan sejenis lainnya. Selain Islam melarangnya, tindakan ini justru akan memecah belah bangsa dan menimbulkan kekacauan.

Dari kisah di atas kita dapat memahami bahwa toleransi hanya terbatas pada masalah-masalah keduniaan saja, tidak boleh ada toleransi dalam bidang akidah dan ibadah.


MENANAMKAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEMBANGUN NEGERI


"Bersatu Dan Bersama Bekerja Keras Dan Nyata Mewujudkan Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh"

(Menanamkan Cinta Tanah Air Untuk Membangun Negeri)

Oleh : A. Hasanuddin. HR.

Tuesday, August 17, 2021

HIDUP JADI LEBIH DAMAI DENGAN IKHLAS, SABAR DAN PEMA'AF

 


 SENIN, 30 AGUSTUS 2021


A. Memahami isi kandungan untuk mencari tahu arti dari Q.S. An Nisa 146, Q.S.         Al Baqarah 153 dan Q.S. Al Imran 134.


4. Memahami Isi Kandungan Q.S. al-Nisa /4: 145- 146,  Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134 dan  Hadis tentang Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.

 

a. Q.S. al-Nisa /4: 145 - 146 


Kedua ayat ini menjelaskan tentang pengecualian dari orang orang yang memiliki perilaku munafik. Mereka adalah orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, mengikuti ajaran Allah Swt, serta  berbuat tulus dalam menjalankan perintah-Nya. 

 

Niat yang tulus mendorong keikhlasan. Hal ini dianggap penting  bagi seseorang untuk mencapai derajat mukhlisin, yaitu Keikhlasan karena Allah Swt. mendorong hati menjadi lebih  tenteram. Kita pun tidak merasa terbebani serta akan mendapatkan pahala terhadap perbuatan yang dilakukan. Seperti dalam tulisan motivasi berikut ini :


Apakah kalian dapat berbuat ikhlas? Semoga kita diberi petunjuk untuk dapat melakukannya. 

 

b. Q.S. al-Baqarah/2: 153 


Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang sabar selalu  disertai oleh Allah Swt. Kesabaran menjadi pengendali diri  untuk tetap istiqomah dalam melakukan perbuatan.

 

Kesabaran dapat  dimaknai menahan diri dari  kesusahan. Begitu pula,  kesabaran diarahkan untuk  menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik juga  menahan diri dari kemalasan. 


Kesabaran menimbulkan  dampak positif bagi diri.  Manusia yang sabar akan berlapang dada ketika menghadapi musibah dan kesulitan. Ia akan  tetap istiqomah dalam memperjuangkan kebenaran. Sikap dinamis  dan optimis yang terkandung dalam kesabaran akan mengantarkan  kebermaknaan dalam meraih masa depan. Melalui ayat ini pula, Allah  Swt. mendorong manusia untuk dapat mengatasi permasalahan  hidup dengan saling membantu antar sesama. 



Allah Swt. memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga sholat dengan istiqomah. Kedua hal ini merupakan sarana  meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah Saw. telah memberi contoh yang nyata dalam kehidupan  sehari-hari. 


Salah satu perwujudan sikap sabar adalah dalam menjalankan perintah-perintah Allah Swt. Beban berat yang ditanggungnya akan  terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan shalat. 

 

c. Kandungan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:134 


Salah satu ciri orang yang bertakwa pada ayat ini adalah pemaaf.Kita dituntut untuk meminta maaf dan saling memaafkan  sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah Saw. 

 

Sikap suka memaafkan orang lain adalah pemaaf. Sikap ini benci sedikitpun dan tidak ada  keinginan untuk membalas.  

Manusia tidak luput dari  kesalahan. Ia merupakan salah satu fitrah yang ada  pada dirinya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. bersabda,  “Setiap manusia pernah  melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera  bertobat kepada Allah Swt.”(H.R. Muslim).

 

Hadis ini menegaskan bahwa orang yang baik bukan orang  yang tidak pernah salah. Hal itu mustahil. Manusia yang terpelihara  dari kesalahan (ma’s|u>m) adalah Rasulullah Saw. Islam memandang  manusia yang baik adalah mereka yang sadar akan kesalahan dan  bertobat kepada-Nya. 

 


Memaafkan kesalahan orang lain yang menyakiti merupakan  perbuatan mulia. Memaafkan itu lebih utama dari sekadar menahan  amarah. Memaafkan berarti tidak ingin membalas dan tetap berbuat  baik pada yang berbuat jahat. Seseorang yang memiliki sikap pemaaf  hanya mengharapkan pahala di sisi Allah Swt., bukan balasan dari  manusia.

 

1. Bersama dengan teman satu kelompok, diskusikan makna Q.S. al Nisa>/4: 145-146, Q.S.

al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134! 

 

2. Tulislah pada buku tugas, apa pelajaran yang diambil dari Q.S. al-Nisa>/4:  145-146, Q.S.

al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134!



B. Tulis dibuku tulismu Membuat cerita dari gambar untuk mencari tahu arti dari Q.S. An Nisa 146, Q.S. Al Baqarah 153 dan Q.S. Al Imran 134. 

Diawali cerita renungan dibawah ini sebagai berikut :

Pada umumnya, kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di saat kita diuji oleh Allah Swt. dengan berbagai hal yang menyenangkan. Akan tetapi, saat diuji dengan kejadian yang tidak menyenangkan, seperti kesulitan hidup dan kehilangan sesuatu yang kita cintai, maka kebanyakan dari kita akan sulit menerimanya, bahkan tidak sedikit yang akhirnya putus asa yang pada akhir dinilai berbuat dosa.

Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan, musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memiliki bermacam-macam masalah dan beraneka ragam kesulitan yang menimpa. Hanya tinggal kitanya mau menerima ataupun tidaknya merupakan pembagian dari Allah SWT. Lalu kenapa tidak mau menerimanya? Tentu ini merupakan bagian dari nafsu manusia yang tertahankan oleh akal sehatnya. Anak anakku, perlu kita ketahui bersama setelah kita mengkaji ayat yang tertera diatas bahwa Tingkatan ujian dan masalah itu pun juga berbeda-beda.

Nah, selanjutnya tinggal bagaimana caranya kita dapat mengatasi berbagai masalah dan kesulitan itu. Bagaimana caranya? Kuncinya ada pada keikhlasan hati, kesabaran jiwa, dan pribadi yang pemaaf. Allah Swt. telah mengajarkan ketiga hal ini melalui ayat-ayatnya. Rasulullah juga telah memberikan contoh contoh yang nyata.Untuk itu amatilah gambar dibawah ini terkait dengan judul bab Hidup jadi lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. Silahkan untuk dibuat dan diceritakan sesuai gambar berikut ini.


HIDUP JADI LEBIH DAMAI DENGAN IKHLAS, SABAR DAN PEMA'AF

https://ayipzaenalaripin.blogspot.com/2021/08/blog-post.html 


Pertemuan Ke 2

Kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di saat kita diuji oleh Allah Swt. dengan berbagai hal yang menyenangkan. Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan, musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.

a. Mari Membaca Al-Quran

1. Q.S. An Nisa : 146 (AN-NISA ARTINYA PEREMPUAN)

اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا

Artinya : Kecuali orang-orang yang Taubat dan mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka Karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

2. Q.S. Al Baqarah : 153. (AL-BAQOROH ARTINYA SAPI BETINA)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

3. Q.S. Al Imran : 134 (AL-'IMRON ARTINYA KELUARGA IMRON)

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Artinya : Pemaaf : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.


b. Mengartikan Q.S. an-Nisa/4:146/ Q.S. al-Baqarah/2: 153/ Q.S. ali-Imran/3: 134.

Arti Mufrodat (arti kata/kalimat ) Q.S. an-Nisa/4: 146.

1). Arti Mufradat (arti kata/kalimat) Q.S. an-Nisa/4:146.

اِلَّا الَّذِيْنَ kecuali orang- orang فَاُولٰۤىِٕكَ maka mereka
تَابُوْا yang bertobat مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ bersama orang yang beriman
وَاَصْلَحُوْا yang memperbaiki diri وَسَوْفَ di atas
وَاعْتَصَمُوْا berpegang teguh يُؤْتِ اللّٰهُ Allah akan memberikan
بِاللّٰهِ agama Allah Swt اَجْرًا عَظِيْمًا pahala yang besar
وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ dengan tulus dalam beragama.


2). Arti Mufradat (arti kata/kalimat) Q.S. al-Baqarah/2: 153.


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْن wahai orang-orang بِالصَّبْرِ dengan sabar dan shalat
اٰمَنُوا orang yang beriman اِنَّ اللّٰهَ sesungguhnya Allah Swt.
اسْتَعِيْنُوْا mohonlah pertolongan مَعَ الصّٰبِرِيْنَ beserta orang-orang yang sabar.

3). Arti Mufradat (arti kata/kalimat) Q.S. ali-Imran/3: 134

الَّذِيْنَ orang-orang الْغَيْظَ amarah
يُنْفِقُوْنَ yang menafkahkan harta وَالْعَافِيْنَ, dan orang yang memaafkan
فِى السَّرَّۤاءِ di waktu lapang عَنِ النَّاسِۗ atas manusia
وَالضَّرَّۤاءِ dan di waktu sempit وَاللّٰهُ dan Allah Swt
وَالْكَاظِمِيْنَ dan orang yang menahan الْمُحْسِنِيْنَۚ mencintai orang yang berbuat baik.


TUGAS KE 2 SILAHKAN DIBACA

Mencari tahu arti dari Q.S. An Nisa 146, Q.S. Al Baqarah 153 dan Q.S. Al Imran 134. Dari ketiga surat itu buatkan contoh seperti skema dibawah ini untuk surat lainnya.

Tulis dibuku tulismu.

Monday, August 16, 2021

HIDUP JADI LEBIH DAMAI DENGAN IKHLAS, SABAR DAN PEMA'AF

Thursday, August 12, 2021

KLIK PENGAJIAN DIGITAL

Wednesday, August 11, 2021

BAB 1 OPTIMIS, IKHTIAR DAN TAWAKAL


KELAS IX SMT 1,

Klik Peta Konsep Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal 

Materi PAI Kelas 9 Bab 6  Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes