BREAKING NEWS

Watsapp

Tuesday, January 11, 2022

PROPAGANDA DAN JARGON-JARGON YANG SEOLAH OLAH ISLAMI, TAPI SEBENARNYA TADHLILI (MENYESATKAN)

 


BACA & RENUNGKAN, KE-GELISAHAN AL-FAQIR SAAT INI | MAAF JIKA ADA YG TERSINGGUNG DENGAN TULISAN INI

Saat ini kita harus lebih berhati² dengan propaganda dan jargon-jargon yang seolah islami, tapi sebenarnya tadhlili (menyesatkan). Seperti jargon “Kembali Ke Al-Quran dan Al-Hadis”.

Al Faqir mengamati, jargon tersebut sebenarnya ingin menghancurkan konsep bermazhab yang telah terbangun lama dan merupakan suatu kewajiban bagi seseorang yang belum mencapai tingkat mujtahid.

Kegelisahan ini rupanya sudah dirasakan puluhan abad lalu oleh Imam Sufyan bin ‘Uyainah (w. 814 M):

الحديث مضلة إلاّ للفقهاء

“Hadits itu menyesatkan kecuali bagi fuqaha”

Statement beliau ini beberapa abad kemudian dikutip oleh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 1566 M). dalam karyanya al-Fatawa al-Haditsiyah.

Jadi.. seseorang yang hafal Al Quran dan ribuan hadist saja tanpa tahu asbabun nuzul, asbabul wurud, ‘am khas, mujmal mubayyan, takhshish dan seperangkat alat ijtihad lainnya tidak akan pernah mengerti apa maksud dan tujuan dari ayat atau hadis tersebut.

Al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H) dalam kitabnya, Nashihatu Ahli al-Hadits bercerita:

Suatu ketika al-A’masy seorang muhaddits, duduk bersama Imam Abu Hanifah seorang Imam ahli fiqih. Datanglah seorang laki-laki bertanya suatu hukum kepada al-A’masy. Al-‘Amasy berkata: “wahai nu’man (Imam Abu Hanifah), jawablah pertanyaan itu”. Akhirnya Imam Abu Hanifah menjawab pertanyaan itu dengan baik.

Al-A’masy kaget dan bertanya; “dari mana kamu dapat jawaban itu wahai Abu Hanifah?” Imam Abu Hanifah menjawab; “dari hadits yang engkau berikan kepada kami”. Al-A’masy menimpali:

نعم نحن صيادلة وأنتم أطباء

“Benar, kami ini apoteker dan kalian adalah dokternya”

Untuk memahami maksud dari sebuah hadits, kita harus bertanya kepada fuqaha (ahli fiqih), sebagaimana sudah disebutkan oleh Ibnu Hajar al-Haitami diatas. Kenapa bertanya kepada fuqoha? karena merekalah yang mampu meng-istinbath (menarik kesimpulan hukum) dari teks-teks syar’i baik itu al-Qur’an ataupun hadits Nabi.

Walhasil, bagi seseorang yang belum mencapai tingkat tersebut, kewajibannya adalah mengikuti para mujtahid dengan cara bermazhab. Dan bertaqlid sudah menjadi tradisi dari masa ke masa.

Gambar: Adalah keterangan para ulama ttg kewajiban bermadzhab dalam kitab Mizan Al-Kubra juz 1 hal 34.


Wednesday, January 5, 2022

KAJIAN SYARAH ALFIYYAH TENTANG STATUS HURUF TA'

 Soal:

Di Dalam contoh dibawah ini,

إذْ قال يوسف لأبيه يَا أَبَتِ إلخ.....

(Ketika nabi yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai ayahku...)


Apakah status huruf "Tak/ت nya?

Jawab:

Huruf tak di atas merupakan pengganti dari ya mutakallim( yak yang bermakna aku/saya).


Penjelasan:

-untuk menunjukan arti saya/ mutakallim pada fiil madhi, maka pakai huruf tak/تُ yang dibaca dhommah, ditaruh dibelakang.

contoh: ضَرَبْتُ (saya telah memukul).

-untuk menunjukan arti saya/mutakallim dalam fi'il mudhari, maka memakai hamzah( أ) yang ditaruh didepan.

contoh:  أََضْرِبُ ( saya sedang/ lagi memukul)

- untuk menunjukkan arti saya/ mutakallim  pada kalimat isim yaitu dengan menambahkan yak/ي , yang diletakkan di akhir, contoh:   كِتَابِيْ (kitabku).

Jadi di dalam lafadz يَاأَبَتِ bukanlah tak mutakallim, karna ta' mutakallim itu masuk dalam kalimah fi'il, akan tetapi huruf ta' biasa yang mengganti yak/ي , mutakallim.


Syarat pergantian yaa' mutakallim diganti menjadi ta' diantaranya:

-harus terjadi pada munada

-munadanya terkhusus lafal أَبٌ dan أُمّ

-pergantian tersebut bukanlah suatu kelaziman/kewajiban

-jika sudah diganti huruf ta, maka  haknya tidak boleh ditampilkan lagi,

Nb: huruf tak/ت itu diharokati 2 wajah, boleh fathah , boleh kasrah,

Sementara untuk pembacaan dommah  boleh menurut imam farro' dan abu ja'far   An nuhas, namun pendapat ini dicegah oleh imam Az Zujaj beliau menukil dari pendapatnya imam kholil dikatakan hukumnya simai.


Monday, January 3, 2022

KETIKA AL-QUR'AN MULAI DIANGKAT OLEH ALLAH


Syaikhina Maimoen Zubair dalam pengajian kitab Syajarotul Maarif Ramadhan 1437 H dan pada halaqah yang lain sering kali dawuh (berkata) :

"Biyen kapan ono wong apal Qur'an mesti dadi wong ngalim" (Zaman dahulu jika ada orang hafal Al-Qur'an, pasti menjadi orang alim).

Beliau memberikan sebuah fakta bahwa dulu setiap Ulama' sebelum menekuni sebuah bidang khusus seperti Ahli Fiqh, Ahli Ushul Fiqh, Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan sebagainya pastilah didahului dengan pondasi hafalan Qur'an.

Bahkan banyak di antara mereka yang hafal Al-Qur'an dari kecil seperti Al-Syafi'i, Al-Nawawi, Al-Ghozali, Al-Bukhori serta Ulama' lainnya.

Dalam pengajian kitab karya Syaikh Izzudin Ibnu Abdis Salam itu, Syaikhina Maimoen Zubair mencoba memberi perbedaan antara generasi dulu dengan generasi sekarang terkait hafalan Qur'an.

Beliau dawuh (berkata) yang kira-kira jika dibahasa-Indonesia-kan adalah sebagai berikut :

"Pada akhir zaman, Al-Qur'an itu nanti akan diangkat oleh Allah dan yang diangkat terlebih dahulu adalah makna atau artinya. Sehingga tidak ada yang mengetahui dan memahami makna dari lafadz yang dibacanya. Kemudian pada puncaknya, bacaan/lafadz dan naskahnya pun akan diangkat."

Beliau juga menyajikan fakta bahwa zaman sekarang Qur'an hanya untuk sema'an/perlombaan/ pentas dan lainnya, bukan seperti Ulama' dulu di mana Al-Qur'an dijadikan pondasi kuat dalam menjalani kehidupan .

Seperti dalam dawuh:

ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ

ﻭﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻭﺩﻟﻴﻼ

(Radhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warosula wabil qurani imama wa dalila)

Dari sini sebenarnya beliau berpesan kepada penghafal Qur'an untuk tetap mendalami fan Ilmu Agama seperti Fiqih, Tafsir, Hadits, Qiroah Sab'ah dan lain sebagainya .

Semoga kita bisa meneladani Ulama' kita dan tetap husnudzon dalam semua dawuh-dawuh beliau.

-Muhammad Maulana Shibghotullah-

Pada kesempatan yang lain beliau juga dawuh

Zaman akhir cah cilik apal Qur’an # waton apal koyo moco Koran

Cah cilik sing apal mung koyo wayang # munggah panggung mlebu tv dadi hiburan

Akeh sik moco Qur’an mung kerono duit# waton moco tanpo makhroj tanpo tajwid

Pondok dibangun mung kerono gengsi # megah mewah akeh santri tanpo isi

Akeh sik moco Qur’an nanging yo linglung # persis koyo Asu rebutan Balung

Ojo melu edan2nan lee

Manuto Gurumu, mbah Arwani

Syair berisi hikmah dan nasihat yang sangat dalam lagi menyentuh dari Syaikh Simbah Kyai Maimoen Zubair ini bisa dijadikan renungan untuk kita semua.

Jika diterjemahkan kurang lebih:

Di zaman akhir ini banyak kita dapati anak-anak kecil banyak yang menghafal Al Qur’an akan tetapi hanya sekedar hafal seperti halnya membaca koran atau majalah.

Anak-anak kecil yang hafal Al Qur’an diibaratkan seperti wayang kulit yang sering diikutkan perlombaan atau pertunjukan di panggung atau di tempat lain sampai masuk televisi sehingga menjadi sebuah hiburan.

Banyak yang membaca Al Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al Qur’an seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar.

Banyak juga dijumpai berdirinya pondok-pondok pesantren dengan tujuan dan niat gengsi demi persaingan dengan pondok-pondok lain, yang mana ukuran megahnya gedung dan banyaknya jumlah santri menjadi prioritas utama akan tetapi ilmu dan kualitas dari para santrinya dikesampingkan.

Dengan kondisi yang seperti itu sehingga banyak santri yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an akan tetapi lupa terhadap isi dan ajaran dari Al Qur’an yang diharapkan yaitu untuk mengamalkannya, sehingga seolah-olah diibaratkan layaknya anjing-anjing yang saling berebut tulang, yaitu dalam hal ibadah tapi demi tujuan dunia dan saling berlomba-lomba meraihnya.

Nasihat dari syair hikmah di atas harus kita jadikan pengingat (pepeling) dalam menata niat apa saja terutama mencari ilmu dan niat ibadah agar kita tujukan semuanya hanya lillahi ta’ala mengharap ridha Allah bukan untuk yang lainnya.

Karena belajar dan membaca apalagi menghafalkan Al Qur’an adalah hal yang sangat baik. Namun jika niatnya salah maka bukan pahala yang nantinya kita dapatkan.

Rasulullah Saw. bersabda:

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari 5027)

ﺍﻗْﺮَﺀُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻷَﺻْﺤَﺎﺑِﻪ

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804).

-Hilmi Fathurrahman-

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

Artinya: Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.

Semoga bermanfaat


Sunday, January 2, 2022

Bahasan utama dari kitab Tasawuf adalah menjernihkan hati, membersihkan jiwa atau menyucikan kalbu.

قال بعض الحكماء مثل القلب مثل بيت له ستة أبواب ثم قيل له احذر ألا يدخل عليك من أحد هذه الأبواب شئ فيفسد عليك البيت فالقلب هو البيت والابواب اللسان والسمع والبصر واليدان والرجلان والشم فمتى انفتح باب من هذه الأبواب بغير علم ضاع البيت

"Hati, ibaratnya adalah rumah dengan 6 pintu. Pintu-pintu tersebut harus dijaga. Demikian pula, hati memiliki 6 pintu, yakni mata, mulut, telinga, hidung, dua tangan dan kaki. Bila ada pintu yang tidak dijaga maka akan ada maling yang mencuri dar dalam rumah."

Syetan akan berupaya masuk ke dalam hati karena hati adalah pusat kendali dan kontrol. Jika hati baik maka baik seluruh anggota tubuh. Dan jika hati rusak maka rusak seluruh tubuh (HR Muslim)

Kewajiban mulut adalah bermata jujur baik saat senang atau marah. Menahan ucapan baik saat menyendiri atau banyak orang. Sebagaimana terdapat dalam hadis:

ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺑﻌﻤﻞ ﻳﺪﺧﻠﻨﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻭﻳﺒﺎﻋﺪﻧﻲ ﻋﻦ اﻟﻨﺎﺭ

"Wahai Rasulullah, beritahu kepadaku sebuah amalan yang dapat memasukkan ke surga dan menjauhkan dari neraka..."

Diantara jawaban Nabi shalallahu alaihi wa sallam:

ﻭﻫﻞ ﻳﻜﺐ اﻟﻨﺎﺱ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﺧﺮﻫﻢ ﺇﻻ ﺣﺼﺎﺋﺪ ﺃﻟﺴﻨﺘﻬﻢ

"Bukankah manusia dijerumuskan ke neraka tidak lain karena perangkap mulut mereka sendiri?" (HR Tirmidzi)

Mata juga memiliki tugas, yakni memejamkan mata dari hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang dirahasiakan agar tidak dilihat. Sebagaimana dalam hadis:

«اﻟﻨﻈﺮﺓ ﺳﻬﻢ ﻣﺴﻤﻮﻡ ﻣﻦ ﺳﻬﺎﻡ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻟﻌﻨﻪ اﻟﻠﻪ ﻓﻤﻦ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﺁﺗﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻳﺠﺪ ﺣﻼﻭﺗﻪ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ» 

Penglihatan adalah panah beracun dari iblis, semoga Allah melaknatnya. Barangsiapa meninggalkan pandangan (yang terlarang) karena takut kepada Allah maka Allah akan memberikan iman yang dapat ia rasakan manisnya iman dalam hatinya"

Syekh Dr Khaled Kharsah mengutip takhrij dari Syekh Abu Ghuddah terkait riwayat hadis tersebut:

هناك روايات عديدة في الحاكم والطبراني في الكبير باسانيد ضعيفة

Ada banyak riwayat tentang hadis tersebut dengan sanad yang dhaif (hal. 93)

Jika hati terlanjur sakit maka penyakit hati diobati (hal. 56)

1. Prasangka buruk

واحم القلب عن سوء الظن بحسن التأويل

Jagalah hati dari prasangka buruk dengan takwil yang bagus

2. Iri hati

وادفع الحسد بقصر الامل

Singkirkan iri hati dengan angan-angan yang pendek

3. Sombong

وانف الكبر بسلطان العز

Buang kesombongan dengan keagungan Allah

4. Menjaga amanah

واحفظ امانتك بطلب العلم

Jaga amanah dengan ilmu

5. Musibah

واستعد الصبر لكل موطن

Persiapkan sabar di semua tempat

6. Nikmat

واصحب النعمة بالشكر

Bersyukur atas nikmat

7. Selalu minta tolong kepada Allah

واستعن بالله في كل أمر

Minta pertolongan Allah dalam setiap hal

8. Tekun 

وكل عمل تحب تلقاه به فألزم به نفسك

Setiap amal yang engkau senangi untuk menghadap kepada Allah maka teguhkan hatimu

9. Menghindari keburukan orang lain

وكل أمر تكرهه لغيرك فاعتزله من اخلاقك

Jika tidak senang dari orang lain maka hindarilah.

10. Selektif memilih teman

وكل صاحب لا تزداد به خيرا في كل يوم فانبذ عنك صحبته

Jika ada teman yang tidak menambah kebaikan bagi mu maka jangan berteman dengannya.

11. Menerima kesalahan orang

وحصن عملك باداب أهل الحلم

Jaga amalmu dengan akhlak mulia 

12. Memaafkan

وخذ بحظك من العفو والتجاوز

Sediakan pintu maaf

Semoga bermanfaat...

Friday, December 31, 2021

MEMAHAMI DILUAR AHLI SUNNAH MERUPAKAN TITIK AWAL MENGETAHUI TENTANG KEBENARAN

 5 ALASAN KENAPA W4H4B1 TAK PATUT DIIKUTI

Ada banyak alasan kenapa w4h4b1/Salafi tak patut diikuti, tentu saja tulisan ini bukan serta merta dibuat dengan mengedepankan kebencian, tetapi lebih pada pengalaman berinteraksi dengan mereka, membaca tulisan mereka, menonton kajian-kajian mereka yang tersebar di mana-mana, bahkan refleksi dari membaca buku-buku yang mengulas mereka hingga yang sering dikutip oleh mereka.

Berikut beberapa alasan kenapa kita tidak diperbolehkan mengikuti W4h4b1:

[1]. Seperti yang kita ketahui bahwa Salafus Shalih adalah orang yang hidup pada abad ke 1-3 Hijriyah. Banyak ulama yang hidup pada masa itu dan mereka menggali, menelaah hingga meneliti ajaran Rasulullah saw. kemudian Ulama-ulama itu mengkodifikasi ilmunya dalam suatu sistem tertentu, setiap sistem kodifikasi memiliki ciri khasnya masing-masing. 

Tiap ciri itu dinisbatkan pada imam masing-masing. 

Yang terkenal dan bertahan hingga sekarang adalah, dalam Fiqih ;

1. Madzhab Hanafi, 

2. Madzhab Maliki, 

3. Madzhab Syafi'i dan 

4. Madzhab Hanbali. 

Dan dalam Tauhid / Teologi / Kalam ;

1. Imam Asy'ari dan 

2. Maturidi. 

Dan dalam Thariqah / Tasawuf banyak Ulama-ulama Tasawuf yang menjadi panutan dan 2 diantaranya adalah yang paling masyhur, yaitu ;

1. Imam Al-Ghazali dan 

2. Imam Junaid Al-Baghdadi. 

Dan sayangnya, W4h4b1 tidak mau bermadzhab, sehingga tidak memiliki pedoman tetap dalam istinbath hukum. 

[2]. Untuk bisa memiliki otoritas meng-istinbath hukum, seseorang harus memiliki kualifikasi dalam berbagai ilmu pengetahuan yang mendukung untuk itu, dalam banyak literatur disebutkan bahwa seseorang agar bisa memiliki otoritas memutuskan suatu hukum harus memahami dan menguasai 12 fan keilmuan Islam, yang nantinya orang tersebut disebut dan dijuluki "Al-Mutafannin".

Selain itu dalam memutuskan suatu hukum butuh proses yang panjang sebagaimana terdapat dalam Ushul Fiqh, hal itu dibuktikan dalam beberapa kisah ulama salaf bahwa Imam Malik tak bisa (langsung) menjawab beberapa pertanyaan karena membutuhkan kajian yang dalam. Pernah juga Imam Syafi'i tidak tidur semalam suntuk di rumah Imam Ahmad bin Hambal karena memikirkan suatu masalah yang membutuhkan keputusan hukum.

Berbeda dengan Ustadz W4h4b1 yang menjawab secara spontan dan ringan pertanyaan sepiring penuh hanya dalam hitungan menit. 

Oleh karenanya patut disebut bahwa telaah mereka terhadap Nushush (teks agama: Al-Qur'an dan Hadits) sangat dangkal.

[3]. Telaah mereka terhadap Nushush (teks agama: Al-Qur'an dan Hadits) sangat dangkal, mengapa...? Karena mereka tak menggunakan kaidah penggalian hukum sebagaimana yang banyak Ulama Ushul lakukan dari jaman ke jaman. Sehingga banyak dari mereka yang berubah-ubah pendapatnya ketika selang beberapa waktu kemudian. 

Selain itu juga mereka membatasi diri dengan hanya menerima Ulama yang cocok dengan pemikiran mereka saja, seperti :

1. Muhammad bin Abdul Wahhab, 

2. Al-Utsaimin, 

3. Al-AlBani, 

4. Al-Khajandi, 

5. Ibnu Taimiyah, 

6. Ibnu Jauzi 

7. Dan lain-lain.

Sedangkan ulama yang lainnya mereka pukul rata menjadi sesat dan menyesatkan.

[4]. Dakwah kaum w4h4b1 ini merebak kemana-mana pasca perkembangan teknologi, terutama di Media Sosial dan Video semacam Youtube. 

Tetapi tahukah anda bahwa W4h4b1 ini tak bisa masuk secara masif dan berkembang di Pesantren dan PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam)?, bahkan terkesan ciut dan mati kutu. Mengapa.....?

Jawabannya adalah karena Pesantren tempat dimana santri hidupnya, dari bangun tidur sampai hendak tidur, selalu berdampingan dengan kitab-kitab klasik (Kitab-kitab yang ditulis dan dicetak di masa sebelum munculnya w4h4b1), dimana propaganda yang dibawa oleh w4h4b1 adalah tema basi di pesantren. 

Lalu bagaimana dengan sulitnya mereka menembus PTAI? Lembaga tersebut sulit dimasuki oleh w4h4b1 karena dosen-dosen yang terdapat di PTAI adalah santri, santri yang juga melakukan rihlah keilmuan lewat jalur formal (ijazah), walaupun begitu santri yang ilmunya mumpuni banyak yang tak memiliki ijazah dan mereka selow saja dengan itu. 

Oleh karenanya w4h4b1 hanya subur di lembaga pendidikan umum semacam SMP, SMA dan PTU (Perguruan Tinggi Umum) karena mereka hanya mengenal Al-Qur'an dan tak pernah menelaahnya secara dalam. Sehingga mereka menjadi sasaran empuk propaganda W4h4b1, dengan Jargon "KEMBALI KE ke AL-QUR'AN dan HADITS".

[5]. Sebagai manusia, W4h4b1 juga butuh bersosial dengan masyarakat, tetapi karena pemahamannya yang salah maka mereka suka menuduh orang lain yang tidak sepaham dengan mereka, dengan sebutan "SYIRIK", "KAFIR", "SESAT", "AHLUL BID'AH", "SYIAH", "KUBURIYUN", "MUNAFIK" dan lain-lain. Padahal perilaku mereka ini sangat berbeda sekali dengan Salafus Shalih yang mentoleransi perbedaan yang sifatnya Furu'i.


MANDI MANDI YANG DISUNNAHKAN




 MANDI MANDI YANG DISUNNAHKAN 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَی : ﻭَاﻟْﻤَﺴْﻨُﻮْﻥُ ﻛَﺜِﻴْﺮٌ ﻣِﻨْﻪُ 

Mandi-mandi yang disunnahkan itu banyak, diantaranya sebagai berikut :

ﻏُﺴْﻞُ اﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَالْاِﺳْﺘِﺴْﻘَﺎءِ ﻭَاﻟْﻜُﺴُﻮْﻑِ ﻟِﻠﺸَّﻤْﺲِ ﻭَاﻟْﺨُﺴُﻮْﻑِ ﻟِﻠْﻘَﻤَﺮِ ﻟِﻤَﻦْ ﺃَﺭَاﺩَ ﺣُﻀُﻮْﺭَ صَلَاﺗِﻬَﺎ ﻓِﻲ الْأَﺭْﺑَﻌَﺔِ ﻭَﻏُﺴْﻞُ اﻟْﻌِﻴْﺪِ ﻭَﻏُﺴْﻞُ اﻟْﻜَﺎﻓِﺮِ ﺇِﺫَا ﺃَﺳْﻠَﻢَ ﻭَاﻟْﻐُﺴْﻞُ ﻣِﻦْ ﻏُﺴْﻞِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَاﻟْﻐُﺴْﻞُ ﻣِﻦَ اﻟْﺤِﺠَﺎﻣَﺔِ ﻭَاﻟْﻐُﺴْﻞُ ﻋِﻨْﺪَ ﺇِﺭَاﺩَﺓِ اﻟْﺨُﺮُﻭْﺝِ ﻣِﻦَ الْحَمَامِ ﻭَالْأَﻭْﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺑِﻣَﺎءٍ ﻣُﻌْﺘَﺪِﻝٍ ﺑَﻴْﻦَ اﻟْﺤَﺮَاﺭَﺓِ ﻭَاﻟﺒُﺮُﻭْﺩَﺓِ ﻭَاﻟْﻐُﺴْﻞُ ﻣِﻦْ ﻧَﺘْﻒِ الإِﺑْﻂِ ﻭَﻣِﻦْ ﺇِﺯَاﻟَﺔِ اﻟْﻌَﺎﻧَﺔِ ﻭَﻣِﻦْ ﺣَﻠْﻖِ اﻟﺮّﺃْﺱِ ﻭَﻣِﻦَ الْإِغْمَاءِ ﻭَﻣِﺜْﻠُﻪُ اﻟْﺠُﻨُﻮْﻥُ ﻭَﻣِﻦَ اﻟْﺒُﻠُﻮْﻍِ ﺑِﺎﻟﺴِّﻦِّ ﻭَلِلْإِﺣْﺮَاﻡِ ﺑِﺎﻟْﺤَﺞِّ ﺃَﻭِ اﻟْﻌُﻤْﺮَﺓِ ﻭَﻟِﺪُﺧُﻮْﻝِ اﻟْﺤَﺮَﻡِ ﻭَﻟِﺪُﺧُﻮْﻝِ ﻣَﻜَّﺔَ ﻭَﻟِﻠْﻮُﻗُﻮْﻑِ ﺑِﻌَﺮَﻓَﺔَ ﻭَﻟِﻠْﻤَﺒِﻴْﺖِ ﺑِﻤُﺰْﺩَﻟِﻔَﺔَ ﻭَﻟِﻠْﻮُﻗُﻮْﻑِ ﺑِﺎﻟﻤَﺸْﻌَﺮِ اﻟْﺤَﺮَاﻡِ ﻏَﺪَاﺓَ اﻟﻨَّﺤْﺮِ ﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦِ اﻏْﺘَﺴَﻞَ ﻟِﻠْﻮُﻗُﻮْﻑِ ﺑِﻌَﺮَﻓَﺔَ ﻭﺇِلَّا ﻛَﻔَﻰ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻭَﻟِﺮَﻣِﻲ الجماﺭ ﻓِﻲْ ﻛُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡِ اﻟﺘَّﺸْﺮِﻳْﻖِ الثَّلَاﺛَﺔِ ﻭَﻟِﺘَﻐَﻴُّﺮِ اﻟْﺒَﺪَﻥِ ﻭَﻟِﺤُﻀُﻮْﺭِ ﻛُﻞِّ ﻣَﺠْﻤِﻊٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺠَﺎﻣِﻊِ اﻟْﺨﻴْﺮِ ﻭَلِلْاِﻋْﺘِﻜَﺎﻑِ ﻭَﻟِﺪُﺧُﻮْﻝِ اﻟْﻤَﺪِﻳْﻨَﺔِ اﻟْﻤُﺸَﺮَّﻓَﺔِ ﻭَﻟِﻜُﻞِّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﻋِﻨْﺪَ سَيْلَاﻥِ اﻟْﻮَاﺩِﻱ 


1. Mandi jum'at 

2. Mandi Istisqa

3. Mandi gerhana matahari

4. Mandi gerhana bulan

Bagi orang yang hendak menghadiri shalatnya di dalam 4 perkara itu.

5. Mandi hari ied

6. Mandinya orang kafir apabila masuk islam

7. Mandi dari memandikan mayit

8. Mandi dari bekam

9. Mandi ketika hendak keluar dari kamar mandi.

Yang paling utama menggunakan air yang sedang diantara panas dan dingin.

10. Mandi dari mencabut ketiak

11. Mandi dari menghilangkan bulu pada bagian bawah perut

12. Mandi dari mencukur kepala

13. Mandi dari pingsan. Dan menyamainya kegilaan.

14. Mandi dari baligh dengan sebab umur

15. Mandi untuk ihram dan umroh

16. Mandi untuk memasuki tanah haram

17. Mandi untuk memasuki mekkah

18.  Mandi untuk wuquf di padang arafah

19. Mandi untuk bermalam di muzdalifah

20. Mandi untuk wuquf di Masy'aril haram pada waktu pagi hari An Nahr jika tidak mandi untuk wuquf di arafah. Kecuali jika sudah mandi untuk wuquf di arafah maka sudah cukup darinya.

21. Mandi untuk melempar jumroh di setiap hari pada hari-hari tasyriq yang 3 hari.

22. Mandi karena bau badan.

23. Mandi untuk menghadiri tempat perkumpulan dari tempat-tempat perkumpulan kebaikan.

24. Mandi untuk i'tikaf.

25. Mandi untuk memasuki Madinah.

26. Mandi di setiap malam di bulan Ramadhan.

27. Mandi ketika air lembah mengalir.


ﻭَﺁﻛَﺪُ ﻫَﺬِﻩِ الْأَﻏْﺴَﺎﻝِ ﻏُﺴْﻞُ اﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﺛُﻢَّ ﻏُﺴْﻞُ ﻏَﺎﺳِﻞِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ

Dan yang paling kuat kesunahannya diantara mandi mandi ini adalah mandi jum'at dan mandi orang yang memandikan mayit.

ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَاﺩَ غُسْلًا ﻣَﺴْﻨُﻮْﻧًﺎ ﻧَﻮَﻯ ﺑِﻪِ اﻟﺴَّﺒَﺐَ ﻛَﺄَﻥْ ﻳَﻨْﻮِﻱ اﻟْﻐُﺴْﻞَ اﻟْﻤَﺴْﻨُﻮْﻥَ ﻟِﻠْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﺃَﻭْ ﻟِﻠْﻌِﻴْﺪِ مَثَلًا ﺇِلَّا ﻏُﺴْﻞُ الْإِﻓَﺎﻗَﺔِ ﻣِﻦَ اﻟْﺠُﻨُﻮْﻥِ ﺃَﻭِ الْإِﻏْﻤَﺎءِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ُﻳَﻨّﻮِﻱْ ﺭَﻓْﻊَ اﻟْﺠَﻨَﺎﺑَﺔِ ﻭَلَا ﻓَﺮْﻕَ ﻓِﻲْ ﺫَﻟِﻚَ ﺑَﻴْﻦَ اﻟْﺒَﺎﻟِﻎِ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤُﻌْﺘَﻤَﺪِ

Orang yang hendak mandi yang disunnahkan maka dia berniat menyertakan sebab melakukannya seperti berniat mandi yang disunnahkan untuk hari jum'at atau hari Ied misalkan. Kecuali mandi sembuh dari kegilaan atau pingsan, maka dia berniat menghilangkan junub, dan tidak ada perbedaan di dalam hal demikian itu antara yang sudah baligh dan selainnya menurut pendapat mu'tamad.

Sumber referensi :

📚 Kitab Nihayatuz Zain - Syaikh Nawawi Al Bantani Halaman : 31


RENUNGAN MUHASABAH DIMALAM AKHIR (2021) MENUJU PERGANTIAN TAHUN BARU (2022)


Jum'at, 31 Desember 2021 M/ 27. Jumadil Awal 1443 H.

"Demi Masa..."

(Muhasabah Di Penghujung  Tahun 2021 Masehi.)

Waktu atau sering pula disebut masa yang dijalani dalam kehidupan (usia) manusia adalah merupakan bagian dari pokok-pokok ni'mat Allah yang akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

"...akan ditanyakan kepadanya tentang usianya, untuk apa dihabiskan?..." (HR.Turmudzi dari Abi Barzah).

Waktu atau masa yang telah berlalu akan hilang dan tak pernah kembali lagi. Kata Hasan Al-Bashri :

" Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu adalah bilangan hari-hari. Apabila telah pergi satu hari (darimu) maka hilang pula lah sebagian (usiamu." (Hilyatul Auliya. hal. 148).

Luqmanul Hakim memberikan nasehat yang amat berharga kepada putranya tentang perjalanan waktu:

"Wahai anakku! Sesungguhnya ketika engkau telah lahir ke dunia ini berarti engkau telah berjalan untuk meninggalkan dunia ini menuju akhirat. Maka sesungguhnya desa (akhirat) yang engkau tuju itu lebih dekat daripada desa (dunia) yang telah engkau tinggalkan." (Hasyiyah Ash-Showi. Juz. III. hal. 256).

Saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2021 Masehi yang akan segera kita tinggalkan, dan ان شاء الله  kita akan segera menyambut  tahun baru 2022 Masehi yang segera akan datang.

Dalam surah Al-'Ashr, Allah تعالى telah mengingatkan bahwa manusia dari waktu ke waktu yang dilaluinya selalu berada dalam kerugian, kecuali manusia-manusia yang selalu melakukan empat perkara dalam menjalani kehidupannya, yaitu:

1- Iman.

2- Amal Sholeh.

3- Suka mengingatkan kepada kebenaran.

4- Suka mengingatkan kepada kesabaran.

Mereka ini lah manusia-manusia yang akan terhindar dari kerugian. (QS. Al-'Ashr (103) : 1-3 /Hasyiyah As-Showi. Juz. IV. hal. 248)

Sahabat -Sahabat رحمكم الله   

Bagi seorang Muslim, pokok hartanya dalam kehidupan dunia ini adalah "waktu yang sangat singkat", hembusan nafas yang terbatas, dan bilangan-bilangan hari yang terhitung...

Maka keberuntunganlah baginya bila dia mampu menghasilkan kebaikan dalam waktu dan masa yang  singkat itu. Dan siapa orang yang menyia-nyiakan waktunya dan melalaikannya "sungguh dia telah merugi" dalam masa yang tidak akan pernah kembali lagi kepadanya selama-lamanya. (Dikutip dari muqaddimah kitab: Al-Waktu Anfasul La Ta'uddu")

Karena usia manusia tidak bisa dinilai dengan sesuatu apapun di dunia ini. (Hasyiyah As-Showi. Juz  IV. hal. 248)

Dalam sebuah hadits telah diingatkan:

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya." (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Bakrah)

"Mari Kita Isi Momen Pergantian Tahun Baru Masehi Ini Dengan Melakukan Muhasabah, Berdzikir Dan Berdo'a, Agar Kita Terhindar Dari Golongan Orang-Orang Yang Merugi. Dan Semoga Allah تعالى Jadikan Tahun Baru 2022 Masehi Yang Akan Datang Ini Menjadi Tahun Yang Lebih Baik Bagi Kita Semua Dari Tahun-Tahun Yang Telah Berlalu, Dalam Semua Urusan Dunia Dan Agama Kita, Dan Allah Jadikan Kita Semua Kedalam Golongan Hamba-Hamba-Nya Yang Terbaik Dan  Beruntung Serta Selamat Dan Bahagia Di Dunia Dan Akhirat." امين يارب العالمين

  Sumber referensi

A. Hasanuddin. HR.


 

 
Copyright © 2014 anzaaypisan. Designed by OddThemes